Anda di halaman 1dari 6

CARCINOMA MAMMAE

Dr. Sumitro Puskesmas Ponjong I Kabupaten Gunungkidul I. Kasus A. Identitas Pasien Nama Jenis kelamin Umur Berat badan Tinggi badan Status perkawinan Pekerjaan Agama Alamat Tanggal Pemeriksaan

: : : : : : : : : :

Nn. J Perempuan 40 tahun 47 kg 150 cm Tidak Kawin Wiraswasta Islam Umbulrejo, Ponjong, Gunungkidul 27 Maret 2013

B. Anemnesis 1. Keluhan utama 2. Riwayat Penyakit Sekarang

: :

Benjolan di payudara kiri Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan ada benjolan di payudara kirinya sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Pada awal mulanya benjolan dirasakan hanya sebesar kelereng dan cepat membesar hingga saat ini sebesar bola pingpong, serta menyebar ke arah ketiak. Kadang terasa pegel dan kemeng Riwayat haid pertama kali pada umur 13 tahun. Riwayat minum minuman alcohol (+), riwayat merokok (+). 2 tahun yang lalu operasi struma Tidak ada keluarga pasien yang menderita kanker

3.

Riwayat Penyakit Dahulu

4. 5.

Riwayat Penyakit Keluarga Family Tree (Genogram)

: :

40
1

6.

7.

System a. Cerebrospinal b. Cardiovascular c. Respiratori d. Gastrointestinal e. Urogenital f. Musculoskeletal g. Integument h. Lymp node i. Mata j. THT Latar Belakang Bio-PsycoSosial

: : : : : : : : : : : :

8.

Latar Belakang Sosial ekonomi

9.

Latar Belakang Lingkungan

Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak sesak nafas Mual (-), muntah (-), BAB normal Tidak ada keluhan Benjolan di payudara kiri, melebar kea rah ketiak Kulit di atas benjolan kemerah-merahan Pembesaran kelenjar di ketiak Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Pasien tinggal seorang diri, tidak menikah. Sebelumnya pasien bekerja di Jakarta, sejak 2 tahun yang lalu pulang kampong karena PHK. Pasien merasa cemas dengan penyakitnya, dia kawatir kalau penyakitnya kanker payudara, karena seorang temannya di tempat dia bekerja dulu juga menderita kanker dan akhirnya harus dioperasi dan diterapi sinar sehingga membutuhkan biaya yang besar. Sebelumnya pasien bekerja di Jakarta sebagai pelayan diskotik. Sejak 2 tahun yang lalu di PHK, dan memulai kehidupannya dengan membuka warung kelontong. Pasien tidak memiliki jaminan kesehatan, karena tidak masuk data base dalam KK miskin. Pasien tingggal di desa seorang diri menempati rumah warisan orang tuanya. Sebelumnya pasien tinggal di Jakarta, bekerja sebagai pelayanan diskotik. Saat ini pasien sebagai peroko aktif, dan sesekali minum minuman beralkohol.kebiasaan ini sudah berhenti sejak 2 tahun yang lalu.

C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum 2. Vital Sign

3. 4. 5.

Kepala Leher Thorax Mamma Dextra

: : : :

Baik, compos mentis TD : 110/70 mmHg Nadi : 80 x/ menit, reguler RR : 18 x/ menit Temp : 36,70 C Mesocephal, conjunctiva tak anemis, sclera tak ikterik Lnn tak teraba, JVP tak meningkat Simetris, retraksi (-) Tidak ada kelainan

Mamma Sinistra - Inspeksi

: :

- Palpasi

6. 7.

Jantung Paru Abdomen Ekstremitas

: :

Terlihat benjolan tidak beraturan di regio kiri atas,menyebar kea rah axilla, retraksi kulit di daerah benjolan, kulit tanpak memerah, tidak tampak retraksi papila Teraba benjolan dengan ukuran 5 cm, permukaan tidak rata, melekat di kulit, konsistensi padat, tidak terasa nyeri, tidak hangat Suara jantung I-II Normal, Suara tambahan (-) Sonor +/+, vesikuler (N), ST (-) Dindang perut sejajar dinding dada, Supel, Persitaltik (N), Hepar dan Lien tidak teraba Simetris, akral hangat, edema -/-, teraba lnn di axilla kiri sebesar kelereng, terfiksir

D. Pemeriksaan Penunjang Belum dilakukan

E. Diagnosis Working Diagnosis

Suspek Ca. Mammae Std.IIB dengan faktor resiko tidak kawin, pemakai alkohol dan merokok, dengan faktor bio-psycososial cemas dan kesulitan faktor ekonomi

F. Terapi 1. Konsul ke dokter bedah untuk pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis dan rencana tindakan selanjutnya. 2. - Terapi psikologis agar pasien siap dengan segala kemungkinan - Diet seimbang yaitu makanan rendah lemak, serta memperbanyak sayuran dan buah G. Edukasi Pasien dan Konseling 1. Mengeksplor keluhan-keluhan pasien, serta ekspektasi pasien dari pengobatan yang diberikan dokter 2. Setelah diketahui adanya beban psikologis yang berat yaitu kecemasan terhadap penyakit dan biaya pengobatan, memberikan empati dan berupaya menenangkan pasien dengan pendekatan religius 3. Menjelaskan kemungkinan penyakitnya, dan pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis pasti serta kemungkinan-kemungkinan proses pengobatannya 4. Meminta kepada pasien agar pada kunjungan berikutnya ditemani oleh keluarga terdekatnya Membantu pasien tentang tata cara pengurusan jamkesda dan COB dengan jamkessos mengingat kemungkinan biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan cukup besar

H. Monitoring 1. Kondisi psikologis dan fisik pasien 2. Gambaran mamografi dan histologi I. Prognosis Dubia, karena belum diketahui diagnosis pasti Short Term Plan 1. Rujukan ke dokter bedah untuk mengetahui jenis tumor dan stagenya, serta rencana penanganan 2. Pasien kembali dengan membawa hasil pemeriksaan dan rekomendasi dokter spesialis bedah

J.

K. Long Term Plan 1. Targets and Commitments of Care-Plan: 2. Family Empowerment

Pasien mengikuti rencana dokter untuk dirujuk ke dokter spesialis bedah, dan dengan segera kembali ke dokter keluarga dengan menunjukkan hasil pemeriksaan yang dilakukan di Rumah sakit Pada kunjungan berikutnya pasien didampingi keluarga, hal ini untuk membangun komitmen keluarga yang lain dalam memberikan dukungan proses pengobatan dan penanganan beban psikologisnya jika ternyata massa tersebut ganas

L. Six Principles of Family Medicine (EURACT, 2005) Principles of Family Medicine (EURACT- Yang saya lakukan untuk melaksanakan prinsip tersebut 2005) 1. Person-centred care - Menanyakan keluhan pasien, perasaan pasien sehubungan dengan penyakitnya - Mengeksplore faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan penyakitnya. - Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dengan lebih menekankan yang berhubungan dengan keluhan pasien - Dari keluhan dan hasil pemeriksaan fisik didapatkan suspek karsinoma mamma, untuk memastikan diagnosisnya, maka disampaikan kepada pasien untuk merujuk kepada dokter spesialis bedah. Keputusan bersedia tidaknya untuk dirujuk serta dokter spesialis bedah dan RS yang dipilih diserahkan kepada pasien. - Memberi informasi kepada pasien tentang

2. Holistic Care (Bio-psychosocial)

3. Comprehensive Care (Coordinative care)

kemungkinan terbaik dan terburuk akan tumor tersebut. Menyiapkan mental OS akan kemungkinan hal terburuk Melakukan pemeriksaan fisik mulai dari tanda vital dan memfokuskan pada tumor di payudara sesuai keluhan pasien Menyiapkan kondisi mental pasaien akan kemungkinan hal terburuk Meminta kepada pasien agar pada kunjungan berikutnya dating bersama keluarga terdekatnya, hal ini untuk mempersiapkan dukungan kepada pasien untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari penyakitnya. Memberikan rujukan ke dr SpB., agar segera mengetahui diagnosis pasti tumor sehingga bisa dilakukan penanganan segera sesuai dengan jenis tumor dan stagenya. Meminta kepada pasien agar setelah mendapat kepastian akan jenis tumor datang kembali ke Puskesmas sambil membawa hasil pemeriksaan sehingga saya sebagai dokter yang merujuk dapat mengetahui perkembangan penyakit dan melakukan memanajemen pemeriksaan / tindakan selanjutnya

a. Primary Prevention - Health promotion - Spesific protection b. Secondary Prevention - Early detection/ prompt teretment c. Tertiary Prevention - Disability limitation Rehabilitation

- Menu seimbang rendah lemak dan tinggi serat - Dilakukan screening dengan mammografi bagi saudara yang lain atau keponakan perempuannya - Menyampaikan kemungkinan pemeriksaan dilakukan meliputi USG/ Mammografi yang

4. Community Oriented Care

5. Specific Problem Solving Care

- Memberikan gambaran kemungkinan terapi yang diberikan jika itu kanker payudara - Mempersiapkan program jangka panjangnya untuk exercise post op - Diperlukan penyuluhan /penyebaran informasi kepada masyarakat luas tentang tumor payudara, faktor-faktor resiko, dan skreening - Masalah urgen pada pasien ini adalah perlunya mengetahui dengan segera jenis tumor pada payudara, sehingga penyelesaian masalahnya adalah dengan

6. First-Contact Management)

(Primary

Care

merujuk ke dr Sp.B Pada kunjungan pertama, merumuskan permasalahan pasien. Untuk mendapatkan kepastian diagnosis perlu rujukan kepada dr SPb. Memberikan informasi kepada pasien tentang penyakitnya, membantu pasien mendapatkan pelayanan lebih lanjut Mengadvokasi pasien untuk mendapatkan jaminan kesehatan daerah.

II.

DISCUSSION a. Questions & Answers : : Apa saja faktor resiko carcinoma mamma? Q : A Ref : Q : Apakah Tumor pada bagian tubuh yang lain juga merupakan faktor resiko carcinoma mamma?

1.

2.

3.

Ref Q A Ref

: : : :

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya carcinoma mamma bagi orangorang yang memiliki factor resiko?

b. Group Raising Questions 1. Q : : A Ref : 2. Q Ref c. : : Feedbacks and answers from clinical consultant

Anda mungkin juga menyukai