Anda di halaman 1dari 17

Disusun Oleh : No 1 2 3 4 5 Nama Suranto Anisa Nuraini E.

S Irwansyah Erdika Prasetya Jenal Arifin Nim 13060414 13060412 13060410 13060416 13060415

Jurusan : Teknik Komputer Kelas : TK 3A Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata kuliah Laboratorium Tehnik dengan Tema Kapasitor dan Transformator dengan lancar. Kami selaku penulis menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan tugas ini untuk itu saran dan kritik kami butuhkan demi kesempurnaan penulisan tugas ini. Harapan kami semoga ringkasan ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang berminat dan memerlukannya.

Penulis

KAPASITOR

I. Pengertian Kapasitor
Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya

Prisip dasar kapasitor Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika. Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).

Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (F), jadi 1 F = 9 x 105 cm. Satuan-satuan sentimeter persegi (cm) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah: 1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad) 1 F = 1.000.000 pF (piko Farad) 1 F = 1.000 nF (nano Farad)

1 nF = 1.000 pF (piko Farad) 1 pF = 1.000 F (mikro-mikro Farad)

Adapun cara memperluas kapasitor atau kondensator dengan jalan: Menyusunnya berlapis-lapis. Memperluas permukaan variabel. Memakai bahan dengan daya tembus besar.

II. Wujud dan Macam Kondensator


Berdasarkan kegunaannya kondensator kita bagi dalam: 1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah) 2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco) 3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah-ubah)

1. Kondensator Tetap
Suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah-ubah. Kondensator tetap ada tiga macam bentuk: 1.A. Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor) Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau, coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.

Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF = 20 KpF = 0, 02 F. Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF = 0,005 F

1.B. Kondensator Polyester Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.

1.C. Kondensator Kertas Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang dipakai pada sirkuit oscilator antara lain: Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave / MW) = 190 meter - 500 meter. Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave / SW) SW 1 = 40 meter - 130 meter. Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4, = 13 meter - 49 meter. Nilai kapasitasnya ada yang tertulis langsung ada juga ada pula yang memakai kode warna. salah satu jenis dari Kondensator Kertas:

Table Perkalian Kondensator Kertas


Warna Nomor Faktor Perkalian Toleransi Voltase maksimum

Hitam

20%

Coklat

101

100V

Merah

102

250V

Jingga

103

250V

Kuning 4

104

400V

Hijau

105

400V

Biru

630V

Ungu

630V

Abu-abu 8

630V

Putih

10%

630V

2. Kondensator Elektrolit

Bermacam-macam bentuk Kondensator elektrolit (Electrolytic Condenser) Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (sering disingkat Elco) adalah kondensator yang biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif, ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 F (mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga ribuan volt. Berbagai macam lambang gambar untuk Kapasitor Elektrolit pada skema elektronika :

Tampak pada gambar diatas polaritas negatif pada kaki Kondensator Elektrolit. Selain kondensator elektrolit yang mempunyai polaritas pada kakinya, ada juga kondensator yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum. Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah: Kering (kapasitasnya berubah)

Konsleting Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.

3. Kondensator Variable
Kondensator variabel dan trimmer adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng. 3.A. Kondensator Variable Kondensator variabel terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum sekitar 100 pF (pikoFarad) sampai 500 pF (100pF = 0.0001F). Kondensator variabel dengan spul antena dan spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap.

Lambang gambar untuk Kondensator Variable pada skema elektronika

Gambar diatas dua diantara bermacam Kondensator Variabel, gambar kiri biasanya untuk rangkaian radio penerima sedangkan gambar kanan untuk pemancar radio

3.B. Kondensator Trimer


Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel kondensator berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi tersebut. Kondensator trimer mempunyai kapasitas dibawah 100 pF (pikoFarad). Lambang gambar untuk Kondensator Trimer pada skema elektronika:

Gambar dibawah salah satu contoh fisik dari Kondensator Trimer berbentuk kecil kira-kira sebesar tablet

Kerusakan umumnya terjadi jika: 1. Korsleting 2. Setengah korsleting (penangkapan gelombang pemancar menjadi tidak normal)

III. Membaca Kapasitansi


Pada kapasitor yang berukuran besar, nilai kapasitansi umumnya ditulis dengan angka yang jelas. Lengkap dengan nilai tegangan maksimum dan polaritasnya. Misalnya pada kapasitor elco dengan jelas tertulis kapasitansinya sebesar 22uF/25v. Kapasitor yang ukuran fisiknya mungil dan kecil biasanya hanya bertuliskan 2 (dua) atau 3 (tiga) angka saja. Jika hanya ada dua angka satuannya adalah pF (pico farads). Sebagai contoh, kapasitor yang bertuliskan dua angka 47, maka kapasitansi kapasitor tersebut adalah 47 pF. Jika ada 3 digit, angka pertama dan kedua menunjukkan nilai nominal, sedangkan angka ke-3 adalah faktor pengali. Faktor pengali sesuai dengan angka

nominalnya, berturut-turut 1 = 10, 2 = 100, 3 = 1.000, 4 = 10.000 dan seterusnya. Misalnya pada kapasitor keramik tertulis 104, maka kapasitansinya adalah 10 x 10.000 = 100.000pF atau = 100nF. Contoh lain misalnya tertulis 222, artinya kapasitansi kapasitor tersebut adalah 22 x 100 = 2200 pF = 2.2 nF. Selain dari kapasitansi ada beberapa karakteristik penting lainnya yang perlu diperhatikan. Biasanya spesifikasi karakteristik ini disajikan oleh pabrik pembuat didalam datasheet. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi penting tersebut.

IV. Tegangan Kerja (working voltage)


Tegangan kerja adalah tegangan maksimum yang diijinkan sehingga kapasitor masih dapat bekerja dengan baik. Para elektro- mania barangkali pernah mengalami kapasitor yang meledak karena kelebihan tegangan. Misalnya kapasitor 10uF 25V, maka tegangan yang bisa diberikan tidak boleh melebihi 25 volt dc. Umumnya kapasitor-kapasitor polar bekerja pada tegangan DC dan kapasitor non-polar bekerja pada tegangan AC.

V. Temperatur Kerja
Kapasitor masih memenuhi spesifikasinya jika bekerja pada suhu yang sesuai. Pabrikan pembuat kapasitor umumnya membuat kapasitor yang mengacu pada standar popular. Ada 4 standar popular yang biasanya tertera di badan kapasitor seperti C0G (ultra stable), X7R (stable) serta Z5U dan Y5V (general purpose). Secara lengkap kode-kode tersebut disajikan pada table berikut.
Kode karakteristik kapasitor kelas I
Koefisien Suhu Simbol C B A M P PPM per Co 0.0 0.3 0.9 1.0 1.5 Faktor Pengali Toleransi Koefisien Suhu Koefisien Suhu PPM per Simbol Pengali Simbol Co 0 -1 G +/-30 1 -10 H +/-60 2 -100 J +/-120 3 -1000 K +/-250 4 -10000 L +/-500

ppm = part per million

Kode karakteristik kapasitor kelas II dan III


suhu minimum Simbol Z Y X Co +10 -30 -55 kerja suhu maksimum Simbol 2 4 5 6 7 8 9 Co +45 +65 +85 +105 +125 +150 +200 kerja Toleransi Kapasitansi Simbol A B C D E F P R S T U V Persen +/- 1.0% +/- 1.5% +/- 2.2% +/- 3.3% +/- 4.7% +/- 7.5% +/- 10.0% +/- 15.0% +/- 22.0% +22% / -33% +22% / -56% +22% / -82%

VI. Toleransi
Seperti komponen lainnya, besar kapasitansi nominal ada toleransinya. Tabel diatas menyajikan nilai toleransi dengan kode-kode angka atau huruf tertentu. Dengan table di atas pemakai dapat dengan mudah mengetahui toleransi kapasitor yang biasanya tertera menyertai nilai nominal kapasitor. Misalnya jika tertulis 104 X7R, maka kapasitasinya adalah 100nF dengan toleransi +/-15%. Sekaligus diketahui juga bahwa suhu kerja yang direkomendasikan adalah antara -55Co sampai +125Co (lihat tabel kode karakteristik)

VII. Insulation Resistance (IR)


Walaupun bahan dielektrik merupakan bahan yang non-konduktor, namun tetap saja ada arus yang dapat melewatinya. Artinya, bahan dielektrik juga memiliki resistansi. walaupun nilainya sangat besar sekali. Phenomena ini dinamakan arus bocor DCL (DC Leakage Current) dan resistansi dielektrik ini dinamakan Insulation Resistance (IR). Untuk menjelaskan ini, berikut adalah model rangkaian kapasitor.

model kapasitor
C = Capacitance ESR = Equivalent Series Resistance L = Inductance IR = Insulation Resistance

Jika tidak diberi beban, semestinya kapasitor dapat menyimpan muatan selama-lamanya. Namun dari model di atas, diketahui ada resitansi dielektrik IR(Insulation Resistance) yang paralel terhadap kapasitor. Insulation resistance (IR) ini sangat besar (MOhm). Konsekuensinya tentu saja arus bocor (DCL) sangat kecil (uA). Untuk mendapatkan kapasitansi yang besar diperlukan permukaan elektroda yang luas, tetapi ini akan menyebabkan resistansi dielektrik makin kecil. Karena besar IR selalu berbanding terbalik dengan kapasitansi (C), karakteristik resistansi dielektrik ini biasa juga disajikan dengan besaran RC (IR x C) yang satuannya ohm-farads atau megaohm-micro farads.

VIII. Menguji Kapasitor dengan Multimeter


Menguji Kapasitor Untuk mengetahui kapasitor bocor atau tidak, kita dapat menggunakan Ohm meter. Jika Kapasitor dalam keadaan baik, maka jarum ohm meter akan menunjukan simpangan. Besar kecilnya simpangan jarum tergantung pada nilai kapasitansi dari kapasitor yang diukur.

TRANSFORMATOR

I.

Pengertian Transformator
Transformator adalah sebuah peranti yang terdiri dari dua lilitan atau lebih yang tergandeng secara induktif. Tranformator banyak digunakan dalam elektronika. Paling banyak Transformator terdiri atas dua satu lebih kumparan yang dililitkan pada inti besi bersama. Secara umum, kumparan-kumparan trafo tidak terhubung secara langsung secara elektrik. Satu-satunya hubungan antara kumparan berupa gandengan fluk magnetic yang berada pada inti besi. Transformator digunakan secara luas baik pada bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator pada system tenaga, misalnya untuk mengubah level tegangan pada penyaluran tenaga listrik. Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dengan beban, untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkaian lain, dan filter arus searah. digunakan untuk mengubah besar kecil tegangan.

II. Konstruksi Transformator


Trafo tersusun dari dua atau lebih kumparan yang dililitkan pada inti besi. Kumparan Primer adalah kumparan yang terhubung ke sumber. Kumparan Sekunder (tersier, dan seterusnya) adalah kumparan yang terhubung ke beban. Berdasar cara lilitan pada kumparan inti dikenal dua tipe transformator: tipe inti (core type) dan tipe cangkang (shell type). Pada tipe inti, inti berupa batangan segi empat dengan kumparan dililitkan pada dua sisi inti. Sementara inti trafo tipe cangkang terdiri dari tiga lengan dengan kumparan dililitkan pada lengan tengah inti. Inti trafo disusun atas lapisan-lapisan tipis yang diisolasi secara elektrik antara satu lapisan dengan yang lain untuk meminimalkan arus eddy.

III. Prinsip Operasi Transformator


Transformator bekerja berdasarkan prinsip energi dapat dipindahkan melalui induksi magnetik dari satu lilitan ke lilitan lain oleh fluks magnetik yang berubah-ubah. Fluks magnet ini dapat dihasilkan oleh sumber tegangan AC. Kumparan trafo yang terhubung dengan sumber AC disebut kumparan primer, dan kumparan yang menyalurkan tegangan induksi ke beban disebut kumparan sekunder.

IV. Prinsip Kerja Transformator


Ketika tegangan bolak-balik diterapkan pada kumparan primer, arus bolak-balik akan mengalir pada kumparan. Arus ini memagnetisasi inti, sehingga pada inti timbul fluks magnet yang nilainya sebanding dengan nilai arus. Karena nilai arus setiap saat berubah-ubah maka besar fluks magnet juga berubah. Fluks bolak-balik akan mengalir pada rangkaian magnetik (inti besi) menginduksikan tegangan pada kumparan primer dan sekunder. Karena kedua kumparan digandeng oleh fluks yang sama, maka tegangan induksi per lilitan adalah sama besarnya. Tegangan induksi ini arahnya berlawanan dengan tegangan yang diterapkan pada kumparan primer. Sebuah trafo mempunyai rasio tegangan 1:5 berarti setiap 1 volt tegangan pada sisi primer, maka akan menjadi 5 volt pada sisi sekunder dan sebaliknya. Trafo dengan tegangan sekunder lebih besar dari tegangan primer dinamakan trafo step up Sementara trafo dengan tegangan sekunder lebih rendah dari tegangan primer dinamakan tarfo step down.

V. Menguji Transformator dengan Multimeter


Gulungan Primer Selector Avo diletakkan pada posisi 10 ohm meter Alat ukur menunjukan harga ohm yang agak besar dibandingkan pada gulungan sekunder Hasil pengukuran tidak boleh nol ( shot) dan tidak boleh tak terhubung. Dalam pengukuran ini trafo tidak boleh diberi tegangan.

Gulungan Sekunder Selector diletakan pada posisi R x 1ohm meter

Alat ukur menunjukan harga ohm meter yang relatif kecil dibandingkan pada gulungan primer

Gulungan Primer/ Sekunder dengan Inti Besi


Alat ukur harus menunjukan harga tak hingga ohm

Antara Primer dengan Sekunder


Alat ukur harus menunjukan harga tak hingga ohm

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kondensator 2. http://www.tutor.com.my/tutor/arkib2002.asp? e=PMR&s=SCI&b=OGO&m=2&t=1&r=m&i=NOTA 3. http://www.electroniclab.com/index.php?action=html&fid=30 4. http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener36.html 5. http://209.85.135.104/search? q=cache:9_G7IAKyL4J:seitc.net/~elektro/file/melis/8.ppt+transformator&hl=i d&ct=clnk&cd=6&gl=id 6. http://seitc.net/~elektro/file/melis/8.pdf.

Anda mungkin juga menyukai