Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

Skizofrenia Paranoid

Pembimbing: Dr. Prasetyawan, Sp.KJ


Disusun oleh :

Anggia Prathama. Ayu Putrie Turissia W 030.07.040 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA Dr. MARZOEKI MAHDI PERIODE 17 Desember 2012 s/d 19 Januari 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA
2013

STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS


Nama Jenis kelamin Usia Tempat, tanggal lahir Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Status pernikahan Alamat Diantar oleh Masuk IGD Psikiatri II. RIWAYAT PSIKIATRI Autoanamnesa di Ruang Arimbi RSMM pada tanggal 4 Januari 2013. : Ny. K : Perempuan : 30 tahun : Cirebon, 16 Juni 1983 : Islam : Sunda : SD : IRT : Sudah Menikah :Kunciran jaya,banten : Saudara : 31 Desember 2012

A. Keluhan Utama Pasien sering mengaji keras-keras sejak 1 bulan SMRS . Keluhan Tambahan Pasien sering menyanyi, menyetel musik gambus keras-keras, sering mendengar suara hantu, hanya memakai pakaian dalam keluar rumah, sering merasa sakit, marahmarah dan mudah tersinggung, tidak bisa tidur. B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang diantar saudaranya karena sering mengaji keras-keras sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengatakan alasan pasien mengaji keras-keras karena sering mendengar suara hantu perempuan dan laki bergantian, serta pocong. Hantu perempuan terdengar merintih sedangkan pocong seperti menarik-narik kaki pasien. Pasien merasa diganggu hal tersebut setiap hari terutama pada malam hari, sehingga mengaji, menyanyi nyanyian

islam dan menyetel musik gambus keras-keras. Setelah melakukan hal itu pasien merasa aman dan tenang. Apabila sering merasa kecewa, pasien juga melakukan hal yang sama agar merasa tenang. Menurutnya, keluarga dirumah maupun tetangganya merasa terganggu akibat perbuatan pasien sehingga pasien diikat dan dibawa ke rumah sakit. Pasien sekarang merasa takut dengan jubah putih, karena menurutnya itu adalah hantu-hantu yang mengganggunya, kemudia dia mengganti mukena putihnya dengan warna cokelat, dan membakar baju yang berwarna putih. Pasien sering marah-marah dan cepat tersinggung bila ada sesuatu yang mengganggunya. Pasien juga tidak bisa tidur sebelum dirawat dirumah sakit, sering melamun namun pasien tidak mau mengatakan apa yang ada didalam pikirannya. Pasien sering merasa sakit-sakitan, kemudian berobat ke orang pintar. Orang pintar tersebut mengatakan bahwa dia terkena guna-guna dan pasien percaya akan hal itu. Namun pasien mengatakan tidak pernah punya musuh selama ini. Pasien pernah hanya memakai pakaian dalam saja keluar rumah dan menhampiri tukang bantal, pasien menyadari hanya memakai pakaian dalam namun tidak dapat mengontrol dirinya untuk keluar rumah. Kemudian pasien di paksa masuk kedalam rumah dan diikat oleh saudaranya. Setelah itu pasien malu menyadari perbuatannya tersebut. Pasien mengatakan ingin mempunyai nama Puspita, nama tersebut diambilnya dari alquran. Saat itu listrik 1 desa padam, kemudian dia meneriakkan nama puspita, dalam sekejap listrik desa tersebut menyala. Pasien percaya bahwa dialah yang menyebabkan listrik menyala. Sekarang pasien hanya ingin pulang dan berkumpul dengan keluarga, pasien tidak merasa sakit dan tidak betah selama berada di rumah sakit. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya Selama 1 tahun ini pasien pernah dirawat 3x di RSMM karena sering mengamuk dan mehancur-hancurkan barang. Alasan pasien mengamuk adalah karena ibunya sering marah-marah tanpa alasan yang jelas. Pasien juga pernah merasa dipukul orang saat berada dijalanan, kemudian pulang sambil mengadu dan menangis kepada ibunya namun ibunya memarahi dan memukulinya. Pasien merupakan korban pemerkosaan selama 2x, hamil 2x, dan menikah 2x, namun sekarang ditinggal begitu saja oleh suaminya. Pasien tidak bercerai dan merasa tidak sedih saat ditinggal suami-suaminya karena dia sebenarnya tidak

ingin menikah tetapi ingin melanjutkan cita-citanya menjadi guru ngaji. Sekarang suaminya telah menikah dengan perempuan lain. Pasien tidak teratur minum obat karena tidak mempunyai uang, jauh untuk membelinya dan merasa sudah sembuh. 2. Riwayat Penyakit Medis Lainnya Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan, terjatuh atau terbentur yang mengakibatkan luka / cedera pada daerah kepala. Os tidak pernah mengalami demam tinggi sampai kejang, penyakit berat lainnya seperti diabetes melitus maupun darah tinggi. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan obat obatan seperti pil BK, esstacy ataupun jenis obat-obatan terlarang yang lain. Pasien mengatakan tidak pernah meminum minuman alkohol Pasien mengatakan tidak pernah merokok. D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan perinatal Selama mengandung pasien, ibu rajin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah sakit yang menyebabkannya dirawat maupun operasi. Pasien lahir cukup bulan, spontan, dan normal dengan pertolongan bidan Puskesmas. 2. Masa Kanak Awal (0 3 tahun) Pasien tumbuh dan berkembang sehat sesuai dengan usianya seperti anak lainnya. Pasien menerima ASI dari ibu selama 1 tahun. Ia tinggal dan mendapatkan kasih sayang yang cukup terutama dari ibu. 3. Masa Kanak Pertengahan (3 11 tahun) Pasien mulai sd sejak usia 6 tahun, tidak pernah tinggal kelas dan selalu mendapat ranking 10 besar di kelasnya. Pasien bergaul dan mempunyai banyak teman. Pasien sering dimarahi dan dipukuli ibunya karena menurut ibunya pasien adalah anak yang nakal. 4. Masa Kanak Akhir (pubertas dan remaja) a. Hubungan Sosial

Pasien cukup dekat dengan saudara kandungannya dan memiliki cukup banyak teman di lingkungan sekitarnya.

b. Riwayat Pendidikan Pasien SD di sekolah cirebon. Pasien tidak pernah tinggal kelas dan selalu mendapat rangking 10 besar. c. Perkembangan kognitif dan motorik Pasien dapat membaca dan menulis dengan cukup baik. Tidak terdapat disfungsi otak dan ganguan perkembangan spesifik.

d. Problem emosi atau fisik khusus remaja Pasien tidak menggunakan obat obatan seperti pil BK , esstaccy maupun obat obat terlarang. Pasien tidak pernah merokok Pasien tidak pernah mengkonsumi minuman berakohol.

e. Riwayat Psikoseksual: Pasien tidak pernah berpacaran karena dalam islam tidak diperbolehkan. f. Latar Belakang Agama Pasien merupakan pemeluk agama Islam. Rajin melaksanakan ibadah sholat lima waktu dan mengaji di mushola semasa kecilnya. Pasien mendapatkan pendidikan agama dari sekolah madrasah yang diikuti pasien setiap pagi di SD nya. 5. Masa dewasa a. Riwayat Pekerjaan Setelah lulus SD pasien bekerja sebagai buruh di pabrik, namun pindah-pindah pabrik karena merasa bosan. Sekarang pasien hanya sebagai ibu rumah tangga b. Aktivitas sosial Pasien sejak sakit sudah tidak pernah bergaul dengan tetangga dan teman-temannya lagi karena merasa seperti dijauhi. c. Kehidupan Seksual masa dewasa Pasien menjadi korban pemerkosaan 2x kemudian dinikahkan 2x. Sekarang pasien ditinggal suaminya menikah lagi.

d. Riwayat kemiliteran Pasien tidak mempunyai riwayat pendidikan militer.

E. Riwayat Keluarga Pasien merupakan anak ke 2 dari 5 bersaudara. Semua saudaranya wafat karena sakit , pasien sekarang hanya tinggal bersama ibu dan saudaranya. Pohon Keluarga:

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan Atau : meninggal dunia

: yang mengalami gangguan jiwa F. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama ibu dan saudaranya. Tinggal di lingkungan rumah cukup padat. Dengan rumah yang sangat sederhana. Sumber pendapatan hanya berasal dari saudara yang bekerja sebagai karyawan swasta. G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Dan Kehidupan 1. impiaan: Pasien ingin kembali berkumpul bersama keluarganya terutama bertemu dengan anaknya. Pasien ingin melanjutkan cita-citanya menjadi guru ngaji. 2. Fantasi: 3. Sistem nilai: Pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit 4. Dorongan kehendak: Ingin pulang ke rumah dan menjadi guru ngaji 5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat bahagia atau senang: Pasien merasa terganggu bila mendengar suara-suara hantu yang mengganggunya Pasien sedih tidak bertemu dengan anaknya Pasien senang dan tenang jika mengaji dan menyetal musik gambus keras-keras II. STATUS MENTAL Dilakukan pada tanggal 4 Januari di ruang Arimbi RSMM pada pukul 14.00 WIB A. Deskripsi Umum 1. Kesadaran Compos Mentis

2. Penampilan Umum Pasien seorang wanita 30 tahun, berpenampilan lebih dari umurnya, berpenampilan tidak terawat. Badan atletikus, rambut pendek berwarna hitam kemerahan, berkulit sawo matang.

Pada saat pemeriksaan pasien memakai baju berwarna abu-abu, rok panjang berwarna hitam dan rambut yang terurai. Kebersihan dan kerapihan diri kurang baik

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik Sebelum wawancara, pasien sedang tidur didalam ruangan Arimbi. Selama wawancara pasien berbicara terbatas dan hanya menjawab saat ditanya. Kontak mata dengan pemeriksa adekuat namun lebih sering melihat kearah lain. Setelah wawancara, pasien kembali ke ruangan untuk tidur.

4.Pembicaraan Pasien berbicara dengan suara yang pelan, lemah, sedikit, dan dapat dimengerti. 5.Sikap Terhadap Pemeriksa : Cukup kooperatif.

B. Alam Perasaan 1. Afek 2. Mood 3. Keserasian 4. Empati C. Fungsi Intelektual 1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan : Taraf Pendidikan Pengetahuan Umum : SD : Baik (pasien dapat menyebutkan nama nama presiden indonesia saat ini) : Menyempit : Hipotym : Serasi antara emosi dan isi pembicaraan. : Tidak dapat diraba rasakan

Kecerdasan

: Baik (pasien bisa membaca dan menulis)

2. Daya konsentrasi

: kurang (pasien kesulitan dalam menghitung pengurangan

100 dikurangi 7 sampai tahap ke 5. 3. Orientasi : Daya Orientasi Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan sekarang pagi, siang atau malam) Daya Orientasi Tempat : Baik (pasien mengetahui dimana ia berada sekarang. Pasien berkata di rumah sakit) Daya Orientasi Personal : Baik (pasien 4.Daya ingat: Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien dapat menceritakan masa kecil sampai masa dewasanya ketika ditanya oleh pemeriksa. Pasien hanya menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pemeriksa.) Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat hari ini makan sudah berapa kali dan makan dengan lauk pauk apa saja) Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengingat nama pemeriksa beberapa menit setelah kenalan) mengetahui siapa yang memeriksanya).

5. Pikiran Abstrak

: Kurang

(Saat wawancara pasien bisa tidak bisa mengartikan bunyinya) 6. Kemampuan Menolong Diri sehari-hari sendiri.) D. Gangguan Persepsi Halusinasi : Halusinasi auditorik ( Pasien mendengar suara-suara berupa Halusinasi taktil (pasien merasa ditarik-tarik oleh pocong) Ilusi Depersonalisasi Derealisasi E. Proses Pikir 1. Arus Pikir Produktivitas Kontinuitas Pikiran : Kurang Pasien hanya berbicara jika ditanya, dan terbatas. : Terganggu assosiasi longgar Setiap jawaban yang diberikan, pasien menjawab namun terkadang jawabannya tidak tepat dengan maksud / pertanyaan. Hendaya Berbahasa : Tidak ada. Pasien tidak menggunakan bahasa yang tidak dimengerti/kata kata baru yang hanya pasien mengerti (neologisme) atau pasien mengunakan bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa. 2. Isi Pikir Preokupasi Waham : Tidak ada : Waham kejar (pasien merasa terus diganggu oleh : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada hantu perempuan yang merintih ) : Baik (pasien dapat melakukan aktivitas tong kosong nyaring

hantu sehingga takut dengan jubah putih, pasien yakin diguna-guna oleh orang lain) dan

waham kebesaran (pasien menganggap dirinya adalah penyebab listrik menyala saat meneriakkan nama puspita)

F. Pengendalian Impuls G. Daya Nilai 1. Daya nilai sosial

: Baik. ( selama wawancara pasien duduk tenang.)

Tidak terganggu, pasien tahu kalau menggunakan pakaian dalam kemudian keluar rumah itu salah saya malu ketika menyadari hanya memakai pakaian dalam keluar rumah 2. Uji daya nilai Tidak dilakukan 3. Penilaian realita Terganggu, karena terdapat halusinasi auditorik dan adanya waham kejar dan waham kebesaran H. Tilikan : Derajat I Pasien tidak menyadari kalau pasien mengalami ganguan jiwa. I. Taraf Dapat Dipercaya IV. STATUS FISIK Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 4 Januari 2013 pukul 14.00 WIB A. Status Internus Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah : Baik : Compos mentis : 110/80 mmHg : Dapat dipercaya

Frekuensi napas Frekuensi nadi Suhu Status gizi Kulit Kepala Rambut Mata THT Gigi dan mulut Leher Jantung Paru Abdomen Ekstremitas B. Status Neurologis GCS Kaku kuduk Pupil

: 24x/menit : 84 x/menit : Afebris : Kesan gizi cukup (normal) TB: 143 cm BB = 46 kg : Sawo matang : Tidak ada deformitas : Hitam kemerahan, panjang sebahu : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik : Dalam batas normal : higiene kurang, gigi seri atas patah : Pembesaran KGB (-) : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-) : Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/: Datar, supel, bising usus normal, hepatomegali (-) : Akral hangat, edema (-)

: 15 (E4,V5,M6) : (-) : Bulat, isokor : (-) : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi

Kesan parase nervus kranialis Motorik

Sensorik Reflex fisiologis Reflex patologis Gejala ekstrapiramidal

: Tidak ada gangguan sensibilitas : Normal : (-) : (-)

Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal Stabilitas postur tubuh Tremor di kedua tangan : Normal : (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien datang diantar saudaranya karena sering mengaji keras-keras sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengatakan alasan pasien mengaji keras-keras karena sering mendengar suara hantu perempuan dan laki bergantian, serta pocong. Hantu perempuan terdengar merintih sedangkan pocong seperti menarik-narik kaki pasien. Pasien merasa diganggu hal tersebut setiap hari terutama pada malam hari, sehingga mengaji, menyanyi nyanyian islam dan menyetel musik gambus keras-keras. Setelah melakukan hal itu pasien merasa aman dan tenang. Apabila sering merasa kecewa, pasien juga melakukan hal yang sama agar merasa tenang. Menurutnya, keluarga dirumah maupun tetangganya merasa terganggu akibat perbuatan pasien sehingga pasien diikat dan dibawa ke rumah sakit. Pasien sekarang merasa takut dengan jubah putih, karena menurutnya itu adalah hantu-hantu yang mengganggunya, kemudia dia mengganti mukena putihnya dengan warna cokelat, dan membakar baju yang berwarna putih. Pasien sering marah-marah dan cepat tersinggung bila ada sesuatu yang mengganggunya. Pasien juga tidak bisa tidur sebelum dirawat dirumah sakit, sering melamun namun pasien tidak mau mengatakan apa yang ada didalam pikirannya. Pasien sering merasa sakit-sakitan, kemudian berobat ke orang pintar. Orang pintar tersebut mengatakan bahwa dia terkena guna-guna dan pasien percaya akan hal itu. Namun pasien mengatakan tidak pernah punya musuh selama ini. Pasien pernah hanya memakai pakaian dalam saja keluar rumah dan menhampiri tukang bantal, pasien menyadari hanya memakai pakaian dalam namun tidak dapat mengontrol dirinya untuk keluar rumah. Kemudian pasien di paksa masuk kedalam rumah dan diikat oleh saudaranya. Setelah itu pasien malu menyadari perbuatannya tersebut. Pasien mengatakan ingin mempunyai nama Puspita, nama tersebut diambilnya dari alquran. Saat itu listrik 1 desa padam, kemudian dia meneriakkan nama puspita, dalam

sekejap listrik desa tersebut menyala. Pasien percaya bahwa dialah yang menyebabkan listrik menyala. Sekarang pasien hanya ingin pulang dan berkumpul dengan keluarga, pasien tidak merasa sakit dan tidak betah selama berada di rumah sakit. Selama 1 tahun ini pasien pernah dirawat 3x di RSMM karena sering mengamuk dan mehancur-hancurkan barang. Alasan pasien mengamuk adalah karena ibunya sering marah-marah tanpa alasan yang jelas. Pasien juga pernah merasa dipukul orang saat berada dijalanan, kemudian pulang sambil mengadu dan menangis kepada ibunya namun ibunya memarahi dan memukulinya. Pasien merupakan korban pemerkosaan selama 2x, hamil 2x, dan menikah 2x, namun sekarang ditinggal begitu saja oleh suaminya. Pasien tidak bercerai dan merasa tidak sedih saat ditinggal suami-suaminya karena dia sebenarnya tidak ingin menikah tetapi ingin melanjutkan cita-citanya menjadi guru ngaji. Sekarang suaminya telah menikah dengan perempuan lain. Pasien tidak teratur minum obat karena tidak mempunyai uang, jauh untuk membelinya dan merasa sudah sembuh. Pasien semasa kecilnya sering dimarahi dan dipukuli ibunya. Pada status mental ditemukan : Kesadaran : Compos Mentis Penampilan Umum : Pasien seorang wanita 30 tahun, berpenampilan lebih dari umurnya, berpenampilan tidak terawat. Badan atletikus, rambut pendek berwarna hitam kemerahan, berkulit sawo matang. Kebersihan dan kerapihan diri kurang baik. Pembicaraan : Pasien berbicara dengan suara yang pelan, lemah, sedikit, dan dapat dimengerti. Alam Perasaan : Halusinasi Proses Pikir Afek Mood Keserasian Empati : Menyempit : Hipotym : Serasi antara emosi dan isi pembicaraan. : Tidak dapat diraba rasakan

Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik dan Halusinasi taktil

Arus Pikir : Produktivitas kurang, pasien hanya berbicara jika ditanya, dan terbatas. Kontinuitas Pikiran terganggu assosiasi longgar. Isi Pikir : Waham kejar dan waham kebesaran

Daya Nilai : Daya nilai sosial Tidak terganggu Penilaian realita terganggu, karena terdapat halusinasi auditorik dan adanya waham kejar dan waham kebesaran Tilikan derajat I Taraf Dapat Dipercaya

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Diagnosis Aksis I Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien menderita Gangguan Psikotik karena terdapat hendaya berat dalam kemampuan daya nilai realitas akibat terdapatnya halusinasi auditorik dan waham kejar dan waham kebesaran pada pasien. Gangguan psikotik pada pasien ini termasuk Gangguan Psikotik Fungsional oleh karena: Tidak ada penurunan kesadaran neurologik. Tidak ada fungsi organik spesifik dengan gangguan tersebut Jenis gangguan psikotik fungsional pada pasien ini adalah Skizofrenia karena gejala dari pasien ini sesuai dengan pedoman diagnostik Skizofrenia menurut PPDGJ III yaitu: Halusinasi auditorik yang menetap yang terjadi setiap hari Pembicaraan tidak relevan dan terdapatnya asosiasi longgar pada pasien Gejala-gejala negatif : respon emosi tumpul/terbatas Diagnosis lebih diberatkan pada F20.0 Skizofrenia Paranoid karena yang dinilai memiliki hubungan etiologi

memenuhi pedoman diagnostik skizofrenia paranoid menurut PPDGJ III yaitu:

Pasien memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia adanya halusinasi auditorik , waham kejar dan waham kebesaran yang menonjol. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan. Pada pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif dan tidak ditemukan tanda tanda penggunaan zat psikotik pada pemeriksaan fisik, Sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.

Diagnosis aksis II : Tidak ada retardasi mental dan gangguan kepribadian Diagnosis aksis III Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan tak ada diagnosis pada aksis III. Diagnosis aksis IV Tidak ditemukan faktor pencetus atau stressor

Diagnosis aksis V Skala GAF : GAF Fungsi pekerjaan Fungsi sosial/keluarga Fungsi perawatan diri : 60-51 (Gejala sedang moderat, disabilitas sedang) :pasien saat ini tidak bekerja. :pasien mengalami gangguan dalam komunikasi dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya. : pasien tidak dapat merawat dirinya sendiri.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : Skizofrenia tipe paranoid : Tidak ada diagnosis : Tidak ada diagnosis : Tidak ditemukan faktor pencetus atau stressor : GAF 60-51 (Gejala sedang moderat, disabilitas sedang) VIII. DAFTAR PROBLEM Organobiologis Psikologis Sosiobudaya IX.PROGNOSIS Ad vitam Ad fungtionam Ad sanationam : Bonam : Dubia ad bonam : Dubia : Tidak terdapat faktor herediter : Waham kejar dan waham kebesaran halusinasi auditorik : Hendaya dalam fungsi sosial

X. PENATALAKSANAAN Psikofarmaka Haloperidol Trihexyphenidyl Clorilex Psikoterapi : : 3x1,5mg 3x2mg ( jika terdapat gejala ektrapiramidal ) 1x25mg

Psikoterapi suportif: Memberikan pasien kesempatan untuk menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup menghadapi masalah yang ada. Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan jangan bosan untuk minum obat karna obat yang diberikan merupakan

pengontrol agar tidak timbulnya gejala atau bisa mengurangi gejala yang dirasakan pasien. Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar gejala yang dialami pasien bisa terkontrol dan pasien bisa menjalani kegiatan sehari hari seperti sebelum sakit. Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali melakukan aktivitas seperti sebelum sakit kalau gejala yang dirasakan pasien bisa terkontrol. Sosioterapi :

Memberi saran kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien. Mengikut sertakan pasien dalam kegiatan RSMM agar dapat berinteraksi dengan baik, dengan orang lain, Menganjurkan pasien untuk lebih mendalami agama sesuai dengan kepercayaannya Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Puskesmas yang terdekat dan mengambil obat secara teratur Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikannya Memberikan informasi pentingnya aktivitas daily living dalam kehidupannya sehari-hari karena bisa mengalihakan perhatiaan pasien kepada hal hal yang positif.

Meyakinkan pasien agar mau melaksanakan kegiatan kegiatan yang bermanfaat bagi pasien.

Anda mungkin juga menyukai