Anda di halaman 1dari 9

1

Mengalirkan Lumpur Secara Optimal


oleh: RIrawan 06 April 2007

0.

DEFINISI OPTIMAL.

Tujuan dari upaya mencari cara mengalirkan lumpur dengan metode yang: paling terjamin berfungsi 30 tahun lebih, paling lancar, tanpa resiko endapan, paling sedikit memerlukan lahan, paling sedikit memakai energi, paling ekonomis beayanya.

Jika lumpur di atas permukaan dapat ditangani secara optimal seperti tujuan diatas, dengan sendirinya akan menghadirkan perasaan aman, memulihkan kekecewaan dan semangat yang terlanjur pudar akibat ancaman ekonomi dan sosial, sehingga masyarakat di sana dapat bangkit dan berusaha kembali.

I.

MASALAH PENGENDAPAN.

Padatan lumpur diketahui cepat mengendap. Akibat kohesi molekular, lumpur bersifat dilatant. Artinya, diperlukan tenaga (F) besar guna melakukan gerakan-gerakan mengaduk lumpur. Lumpur seolah-olah makin kental atau viskositasnya ( )naik apabila kepadanya dilakukan gerakan dengan tegangan-geser ( ) yang besar, yang menyebabkan lumpur bergolak (turbulen), sehingga tidak cepat terjadi endapan atau waktu mengendapnya diperpanjang. Sebaliknya, jika lumpur diam atau alirannya tenang dan lambat (laminer), maka butiran padat akan mengendap dengan kecepatan turun: m us d =

4.d.g 3 . cS

S m 1

us

Koeffisien-geser cs adalah fungsi dari Bilangan-Reynold (Re = u.d/), sehingga u dapat dihitung dengan mempergunakan acuan Tabel-empiris Willy Bohl untuk koeffisien-geser butiran bulat padat untuk Re < 2.105. Dengan pengandaian, bahwa rapat-jenis padatan (S) 20% lebih besar daripada rapat-jenis lumpur ratarata (m), maka diperolehlah waktu-pengendapan (t): t 17 detik/meter t 293 detik/meter untuk d 0,6 mm untuk d 0,002 mm Fu

Jika lumpurnya mengalir dengan suatu kecepatan (u), maka butiran padat akan memperoleh gaya keatas: Fu = m . u . b . yang disebabkan oleh rotasi butiran padat dalam aliran horisontal paralel, yang dikenal sebagai Magnus-Effect =

u _

ds

2
Fu + FF Aliran itu dapat terjadi atau dipercepat, jika dasar aliran miring dengan suatu sudut elevasi (), sehingga butiran padat memperoleh tambahan gaya-luncur: W.sin W H L FF = f (W . sin )

u _

Perhitungan komplex dapat dilakukan melalui persamaan gaya pada simulasi model matematis atas profil melayang dalam medium cair. Aliran akan bebas pengendapan, jika terjadi berat padatan kalah terhadap resultan gaya-gaya keatas: W Fu + FF

Metode lebih sederhana telah ditunjukkan oleh Osborne Reynold melalui bilangan tak berdimensi: Re = u . D / yang menunjukkan secara empiris, bahwa aliran akan bersifat turbulen, setelah angka Re melebihi 2320. Namun agar aliran bebas dari endapan, yang intensitasnya ditentukan oleh faktor-endapan: = W . us . cos ; maka harus dihitung pula perbandingan vektor-vektor kinetik yang dinyatakan sebagai koeffisienturbulen: = (s/m) . (us/u) / sin sehingga sifat aliran akan bebas dari endapan, jika terpenuhi kriteria: Re > . 2320

II.

DISAIN SALURAN PENGALIR LUMPUR PALING OPTIMAL.

Lumpur yang keluar dari Banjar Panji 1 tidak dianjurkan dialirkan melalui pipa, karena: Lumpur akan mengendap di pipa, jika aliran berhenti atau bersifat laminer. Endapan cepat menjadi liat dan keras, sehingga sangat sulit untuk dikeruk atau dibuang keraknya. Endapan lumpur akan membuat penyempitan lubang pipa, sehingga aliran menjadi tidak efektif. Aliran lumpur menimbulkan geseran besar terhadap seluruh bidang bagian dalam pipa. Diperlukan tekanan dan energi yang sangat besar untuk dapat mengalirkan lumpur melalui pipa. Oleh sebab itu, maka aliran lumpur akan lebih ideal lewat Kanal-terbuka, dengan keuntungan: Endapan lebih mudah diatasi. Seluruh aliran dapat dilihat dan dimonitor. Fluida dapat mengalir diatas endapan, sehingga endapan tidak langsung menyebabkan penyempitan. Bidang geser aliran hanya diderita oleh fluida terhadap bidang alas kanal. Geseran terhadap udara di bagian atas aliran sangat kecil. Energi yang diperlukan lebih kecil. Kanal terbuka yang umum dibuat dengan aliran gravitasi alam, dapat disketsakan sbb:

L C u H h A w

3
Agar aliran pada kanal diatas dapat berlangsung dari hulu ke hilir (L) dengan serapan energi sekecil mungkin dan tanpa endapan, harus dipenuhi syarat-syarat sbb.: Format penampang trapesium dari kanal harus menghasilkan rugi-geser sekecil mungkin. Hal ini dapat dicapai, apabila luas penampang (A) mencapai maximum dan sebaliknya bidang geser ( C) harus sekecil mungkin. a) Berapa sudut () yang optimal? w = A/h h.cot C = w + 2.h/sin C mencapai minimal, jika:

}
cos =

C = A/h - h.cot + 2.h/sin

dC/d = h/sin - 2h.cos/sin = 0 optimal = 60

b) Selanjutnya dasar kanal (w) akan meningkatkan optimalisasi A/ C, jika bentuknya bukan lurushorisontal, melainkan cekung ke bawah merupakan potongan segmen lingkaran. r A A h r

= =

. w / sin. h.w + .h.3 + r(1 cos.) . {3.r(1 cos.) + 4.w} / 6.w

C w r 60 C = =

f1(;h;A) f2(;h;A)

Dengan A yang ditentukan oleh debit (Q) aliran lumpur dan syarat kecepatan (u0 = Q/A) minimum agar aliran bebas endapan, maka:

C mencapai minimal, jika dC/d = 0

optimal = 120

Selanjutnya kanal terbuka dengan bentuk paling optimal itu disebut KANAL-V. c) Berapa lebar dasar (w) yang optimal dai KANAL-V? r = w/3

A = .h.(2.w + 2.h/3) + .r . {3.( .r) + 4.w} / (6.w) = h.w + h/3 + 17 . w 483

h + h.w.3 + ( 17/48.w - A3 ) = 0 h = - .w.3 + ( .w - 17/48.w + A3 ) = - .w.3 + ( A.3 + 19/48.w )

.r .r

120 w

60

4
C = = 2.2.h/3 + 2/3..r = 4.h/3 + 2..w/(33)

( 2. - 2 ) . w + ( 16.A/3 + 19/9.w) 3 3 ( 2. - 2 ) + . ( 16.A/3 + 19/9.w)- . 38/9 . w 3 3 2 . ( - 2 ) . ( 16.A/3 + 19/9.w ) 3 3 = = ( 16.A/3 + 19/9.w ) 16.A/3 + 19/9.w

Lebar Dasar (w) yang optimal dari KANAL-V dicapai, apabila bidang geser (C) mencapai minimal: dC/dw = = 0

- 19/9 . w =

2,669587733 . w 7,126698667 . w woptimal hoptimal roptimal = = =

1,357121621 A 0,393483834 A 0,783534533 A C = 2,549742879 A

III.

SUDUT ELEVASI KANAL-V PALING OPTIMAL.


L u0 Untuk sementara perhitungan pada periode percepatan dari awal peluncuran hingga tercapainya kecepatan-luncur (u0) optimal ditunda untuk didisain dan dihitung terpisah.

Maka tinggi-elevasi (H) atau sudut-kemiringan () dari KANAL-V pertama-tama dipahami khusus setelah tercapainya kecepatan-luncur (u0) yang optimal dalam keadaan equilibrium, yakni setelah segenap sisa energi-potensial (mg H) seimbang dengan rugienergi-geser (mghr). Karena geseran aliran terhadap udara di permukaan jauh lebih kecil daripada geseran aliran terhadap dasar KANAL-V, maka berlaku: H dh : = Hr = . L . u0 / (2 . g . dh) sin = H/L = . . u0 / ( g . dh ) C.L./A = 4 . L . / dh

garis-tengah pipa-setara, dengan karakteristik geser yang sama dengan KANAL-V

dh

dh H

= =

4.A/C . L . u0 . C 8 . g ..A

u0

>

8 . H . A . g .L.C

u0

8 . A . g . sin .C

Seperti telah dibahas di atas, sifat aliran akan bebas endapan, jika terpenuhi kriteria: Re/ sin u0 . dh > 2320 2320 . . (s/m) . u0 . dh (us/u0) us = = (s/m) . (us/u0) / sin

>

s . us . L . 2320 m . u0 . H

4.d.g 3 . cS

S m 1

5
Jika ditentukan, bahwa seluruh butiran-padat < 2 mm, dengan ratio Specific-Gravity terhadap air < 2,9, tidak boleh mengendap sepanjang KANAL-V, maka s/m d cs = 2,9 = 2,0 mm = 0,45

}
=

us = 0,332288 m/detik

Koeffisien-geser () KANAL-V dapat ditentukan melalui rumus empiris sebagai berikut: 1 3,4 - 2 . log 0,32 Re .

Dengan Re = u0 . dh

k dh

)
(beton pracetak),

dan asumsi rata-rata kekasaran dasar-kanal:

k = 10 mm

selanjutnya dapat dilakukan perhitungan algoritma numerik dengan hasil sebagai berikut:

w L h + r u0 H

60

120

.r

Viskositas () = 20 cStk Debit Aliran Lumpur Lebar Dasar KANAL-V Jari-jari Lingkar Alas Tinggi Aliran Lumpur Elevasi Minimum Sudut Elevasi Minimum Panjang Max., H = 8 m Tinggi Min., L = 2000 m Kecepatan Aliran Kanal Q w r h + .r Sin (H/L) (minimum) L (maximum) H (min.) u0 100.000 0,821 0,474 0,475 0,02224 1,28 360 44 3,16

(Tanpa Endapan > 2 mm) 125.000 0,907 0,524 0,525 0,02041 1,17 392 41 3,24 150.000 0,984 0,568 0,569 0,01903 1,10 420 38 3,30 175.000 1,054 0,608 0,610 0,01793 1,03 446 36 3,36 200.000 1,118 0,646 0,647 0,01704 0,98 470 34 3,41 m/hari m m m m m m m/detik

Viskositas () = 40 cStk Debit Aliran Lumpur Lebar Dasar KANAL-V Jari-jari Lingkar Alas Tinggi Aliran Lumpur Elevasi Minimum Sudut Elevasi Minimum Panjang Max., H = 8 m Tinggi Min., L = 2000 m Q w r h + .r Sin (H/L) (minimum) L (maximum) H (min.) 100.000 0,786 0,454 0,455 0,02825 1,62 283 57

(Tanpa Endapan > 2 mm) 125.000 0,869 0,501 0,503 0,02592 1,49 309 52 150.000 0,942 0,544 0,545 0,02416 1,39 331 48 175.000 1,009 0,583 0,584 0,02277 1,31 351 46 200.000 1,071 0,618 0,620 0,02163 1,24 370 43 m/hari m m m m m

6
Kecepatan Aliran Kanal u0 3,45 3,53 3,60 3,66 3,72 m/detik

Viskositas () = 60 cStk Debit Aliran Lumpur Lebar Dasar KANAL-V Jari-jari Lingkar Alas Tinggi Aliran Lumpur Elevasi Minimum Sudut Elevasi Minimum Panjang Max., H = 8 m Tinggi Min., L = 2000 m Kecepatan Aliran Kanal Q w r h + .r Sin (H/L) (minimum) L (maximum) H (min.) u0 100.000 0,767 0,443 0,444 0,03253 1,87 246 65 3,62

(Tanpa Endapan > 2 mm) 125.000 0,847 0,489 0,490 0,02984 1,71 268 60 3,71 150.000 0,919 0,531 0,532 0,02781 1,60 288 56 3,79 175.000 0,984 0,568 0,570 0,02621 1,51 305 52 3,85 200.000 1,045 0,603 0,605 0,02490 1,43 321 50 3,90 m/hari m m m m m m/detik

IV.

MENGALIRKAN LUMPUR DARI BPJ1 KE KALI PORONG.

Lumpur segar langsung dari Banjar Panji 1 yang masih panas memungkinkan pengaliran/ peluncurannya untuk jarak jauh tanpa resiko pengendapan pada KANAL-V, sebab viskositas () nya kecil (20 cStk) jika temperaturnya masih tinggi. Penelitian laboratorium diperlukan untuk memastikan parameter-parameter karakteristik viskositas () lumpur segar.

= k.e

T+b

T [oC]

Dengan asumsi lumpur segar dari BPJ1 memiliki viskositas ( ) = 20 cStk, maka dengan Pond-Susun (model Syahraz: http://lapindo.topcities.com/), lumpur dapat dialirkan langsung dari ketinggian 39 m menuju Kali Porong yang berjarak L = 2000 m, dengan keuntungan sebagai berikut: Sama sekali tidak memerlukan mesin apapun (pompa, alat berat, dll). Pond-Susun-Syahraz berfungsi untuk memanfaatkan energi dari dalam bumi berupa lumpur yang menyembur ke atas. Energi itu dikonversikan dan dihimpun dalam lumpur yang posisi ketinggiannya dinaikkan menjadi energi potensial (mgh). Pada ketinggian 39 m lumpur dapat meluncur turun oleh gravitasi bumi. Beaya relatif murah, hanya KANAL-V, lebar 1 m, terbuat dari beton-pracetak. Ringan, tidak memerlukan sistim penyangga yang besar dan mahal. Batuan padat tidak mengendap (lihat tabel di bawah), sedangkan yang lebih besar daripada dmax akan mengendap, tetapi dapat dikeruk dengan relatif mudah.. A = Q/u0 = 0,21651 m + (w + h/3) . h 1m
h
h +0,289 m 60 0,289 m 0,577 m 120 0,577 m

h = - .w.3 + {.w + (A 0,21651 m).3} 39 m 2000 m

7
sin = 39/2000 = 0,0195 Dengan sudut elevasi yang tetap (sin = 0,0195), maka Debit (Q) akan menentukan kecepatan aliran (u0), yang akan menentukan tingkat bilangan Reynold (Re). Selanjutnya Re akan menentukan kecukupan gaya-keatas pada butiran padat, sehingga semua padatan yang lebih kecil diameternya daripada d max tidak akan mengendap, melainkan akan seluruhnya ikut mengalir sampai ke Kali Porong. dmax s/m = . Re . sin . u0 . cS 2320 . (s/m) . g . (s/m 1) 2,9 cS 0,45

39 m
Kali Porong

2000 m

Tabel komputasi perhitungan menunjukkan, bahwa lumpur segar dari BPJ1 akan dapat dialirkan langsung ke Kali Porong korelasi antara Debit (Q), Kecepatan (u 0) dan Diameter-maximum (dmax) dari padatan yang tidak akan mengendap sepanjang KANAL-V:

Aliran KANAL-V (lebar dasar: w = 1 m ; radius dasar: r = 0,577 m) dari Pond-Susun Syahraz ke Kali Porong
Panjang KANAL-V = 2000 meter Elevasi = 39 meter

Debit
Q [m/hari] 105.000 120.000 135.000 150.000 165.000 180.000 195.000 210.000

Tinggi Aliran
h+.r [m] 0,453 0,487 0,520 0,550 0,579 0,607 0,634 0,660

Kecepatan Arus
u0 [m/det] 3,064 3,171 3,267 3,355 3,435 3,510 3,579 3,644

Re
152957 166533 179343 191509 203122 214254 224965 235301

Bebas Endapan
< dmax [mm] 1,470236 1,714519 1,960128 2,206723 2,454079 2,702038 2,950490 3,199356

Meskipun metode sistim desain ini dapat mengalirkan seluruh lumpur dari BPJ1 secara efektif, murah dan aman hingga ke Kali Porong, namun sesungguhnya membuang lumpur ke Kali Porong TIDAK DIANJURKAN DAN MERUPAKAN TINDAKAN YANG TIDAK BIJAKSANA UNTUK JANGKA PANJANG, karena: Kecepatan aliran Kali Porong tidak cukup cepat untuk menghasilkan tingkat turbulensi yang cukup, sehingga endapan pasti terjadi di sepanjang 17 Km hingga ke muara, apalagi jika debit aliran Kali Porong kurang dari 60 m/detik. Pendangkalan Kali Porong bakal berakibat banjir pada areal yang luas hingga 40 Km ke hulu. Endapan yang cepat memenuhi Kali Porong (20 juta m /tahun padatan) bakal sangat mengganggu keseimbangan biota sungai dan tambak di sekitarnya, seshingga berdampak negatif bagi penduduk sekitar.

V.

METODE KASKADE UNTUK PENANGANAN JANGKA PANJANG.

Metode ini mengalirkan lumpur segar langsung dari BPJ1 ke arah Timur atau Timur-Laut sepanjang 18 20 Km hingga ke Selat Madura, secara KASKADE, dengan rincian sebagai berikut: Menggunakan KANAL-V dari beton pra-cetak yang sama seperti diatas (lebar dasar: w = 1 m). Tidak memerlukan lahan yang lebar, maximum 3 m, termasuk untuk penyanggah KANAL-V. Panjang (L) tiap KASKADE adalah 300 500 m, ditentukan berdasarkan hasil uji laboratorium tentang viskositas lumpur pada varian suhu aktual dan besarnya padatan yang harus mengalir tanpa endapan. Tinggi elevasi-optimal (H) dianjurkan 8 m per KASKADE, terbagi 2, hulu KASKADE naik 4 m di atas permukaan tanah, hilir KASKADE turun hingga 4 m di bawah permukaan tanah. Tiap stasiun KASKADE memerlukan pompa (bisa terdiri atas 3 pompa, 2 jalan, 1 cadangan), yang berfungsi menaikkan posisi level lumpur setinggi 8 m. Konsumsi energi yang diperlukan pada metode KASKADE ini sangat minimum, sebab memanfaatkan disain optimal format KANAL-V dan gravitasi bumi. Kebutuhan perawatan dan pembuangan endapan (butiran besar) relatif mudah dan murah. u0

8m
Pompa

KASKADE dengan KANAL-V (lebar 1 m)

Level Tanah

Perhitungan optimasi matematik menunjukkan, bahwa metode KASKADE ini merupakan cara paling efisien dan paling andal bagi penanganan lumpur untuk dialirkan terus-menerus ssepanjang 30 tahun lebih.

VI.

KESIMPULAN.

Pemaparan konsep di atas merupakan awal dari suatu metode yang didasarkan optimasi perhitungan matematik. Tetapi untuk tiba pada tahap pelaksanaan, masih diperlukan sederetan langkah-langkah berikutnya, yakni: 1. Konfirmasi uji ukur dan uji lab atas semua asumsi data-data fisik. 2. Perhitungan lanjutan untuk periode percepatan pada awal aliran di KANAL-V. 3. Disain kolom dan perhitungan kolom elevasi, format kanal luncur pada periode percepatan. 4. Disain dan perhitungan prerotation guna pemanfaatan energi kinetis di level terrendah. 5. Disain pintu-pintu pengalih aliran menuju ke pompa-pompa elevasi. 6. Penelitian dan pemilihan jenis pompa elevasi yang cocok.

9
7. Pengujian dan pengenalan rinci atas sifat dilatansi dari lumpur pada interval suhu dan konsistensi. 8. Pembuatan miniatur KANAL-V untuk simulasi uji empiris. Fakta dan hasil perhitungan lebih rinci dan luas yang diperoleh dari ke-8 langkah in akan menyempurnakan disain dan angka-angka di atas, sehingga keberhasilan dan kelancaran kerja penanganan lumpur untuk jangka panjang dapat diprediksi dengan tingkat kepastian yang sangat tinggi, namun dengan resiko kegagalan yang sangat kecil atau hampir mendekati nihil.

Catatan: Perhitungan model optimasi ini pertama-tama kupersembahkan kepada sahabat karibku, yang pertama kalinya mengemukakan ide KASKADE, yang muncul dari kerja keras berpikir dan kecerdasan kreatifnya, tetapi terutama dipacu oleh kepedulian dan kegalauan lubuk hatinya atas beban yang harus dipikul oleh rakyat di Jatim, khususnya Porong, akibat semburan lumpur yang luar biasa ini.

Daftar Pustaka: 1) Fluid Mechanics,Andreas Alexandrou. 2) Physics for scientists and engineers, Paul A. Tipler. 3) Fundamental of physics, Halliday. 4) Conceptual physics, Paul G. Hewitt. 5) Mekanika Fluida, Frank M. White. 6) Technische Stroemungslehre, Willi Bohl. 7) Fluids dynamics with hydrodynamics, M.D. Raisinghania. 8) A textbook of hydraulics, R.S. Khusmi. 9) Mathematical modelling and optimation, W.L. Bauer. 10) Optimation Procedure, H. Tolle. 11) A user-oriented optimation program for dynamical problems, BAsselmeyer and RIrawan. 12) Optimation program with the gradient procedure, RIrawan.

Anda mungkin juga menyukai