dr. Chairul Radjab Nasution, Sp.PD, KGEH, M.Kes Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan
Sosialisasi Peraturan Alat Kesehatan dan PKRT Pontianak, 20 22 Mei 2013
2009 2010
:Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. :Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. :Master Manajemen Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. : Health Services Management, Royal Melbourne Institute of Technology, Australia. :Konsultan Gastroenterohepatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. :Fellow of The Indonesian Society of Internal Medicine, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta. :Fellow of The American College of Physician PENGALAMAN ORGANISASI Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta. Wakil Ketua Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia Jakarta Raya. Ketua Indonesian Association for The Study of the Liver (InaASL), Cabang Jakarta. Ketua Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, Cabang Jakarta. Ketua Perkumpulan Digestive-Endoscopy Indonesia, Cabang Jakarta. Wakil Ketua PB PDMMI (Persatuan Dokter Managemen Medis Indonesia). Sekretaris Jenderal PB PAPDI
JABATAN SEBELUMNYA 1992 :Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP Fatmawati, Jakarta. 1996 :Kepala Bagian Sekretariat RSUP Fatmawati, Jakarta. 2003 :Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUP Fatmawati, Jakarta. 2003 :Konsultan Pelayanan RSUP Fatmawati, Jakarta. 2005 :Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati, Jakarta. 2006 :Kepala Komite Etik dan Hukum RSUP Fatmawati, Jakarta. 2008 :Direktur Utama RS Djamil Padang. 2008 :Direktur Utama RSUP Fatmawati, Jakarta
SEKILAS SJSN
SUB POKJA FASKES, INFRASTRUKTUR DAN 1. DIRJEN BUK RUJUKAN 2. Dr. Chairul R. Nasution, Sp PD
TRACK 5: PENYIAPAN PROVIDERS Penyiapan providers Proyeksi kebutuhan dan pemenuhan fasyankes
TRACK 6: PENGUATAN PELAYANAN PRIMER DAN RUJUKAN Penguatan pelayanan kesehatan primer
Penguatan sistem rujukan dan rujuk balik TRACK 7: IT/SIM BPJS KESEHATAN
Penggunaan NIK
Pengembangan Infrastruktur IT
Dalam proses
BPJS Kesehatan
Pemerintah
Regulasi Sistem Pelayanan Kesehatan (rujukan, dll)
***Regulasi (standarisasi) Kualitas Yankes, Nakes, Obat, Alkes
Regulator
Memberi Pelayanan
Mencari Pelayanan
Fasilitas Kesehatan
Sistem Rujukan
-Perluasan dan Pengembangan faskes dan nakes secara komprehensif -Evaluasi dan penetapan pembayaran
KEGIATAN-KEGIATAN:
Jumlah mencukupi Distribusi merata Sistem rujukan berfungsi optimal Pembayaran dengan cara prospektif dan harga keekonomian untuk semua penduduk
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Implementasi roadmap: pengembangan faskes, nakes, sistem rujukan dan infrastruktur lainnya.
Kajian berkala tahunan elijibilitas Faskes, kredensialing, kualitas layanan dan penyesuaian besaran pembayaran harga keekonomian
Implementasi pembayaran Kapitasi dan INA-CBGs serta penyesuaian besaran biaya dua tahunan dengan harga keekonomian
Sebelum SJSN
Implementasi Kebijakan Sistem Rujukan lambat
Pasca SJSN
Jaminan Kesehatan Nasional Berjalan
Provinsi memiliki sistem rujukan sendiri-sendiri (tidak sinkron satu sama lain)
Keterbatasan Transportasi
PENDAHULUAN
Alat kesehatan tidak hanya terkait dengan prosedur/tindakan diagnosa, kuratif, rehabilitatif tetapi juga mencakup promotif, preventif, dan paliatif. Alat kesehatan adalah produk teknologi yang bebas dari resiko yang dapat membahayakan pasien, tenaga kesehatan dan lingkungan. Faskes berkewajiban menjamin alat kesehatan yang dimiliki bermutu, aman dan laik pakai sebagaimana dimanatkan UU RS, Standar dan Akreditasi RS. Alat kesehatan dan bangunan merupakan aset yang besar nilai investasinya. Ruang lingkup pengendalian alat kesehatan mulai Pre, On dan Post-Market melibatkan banyak pemangku kepentingan.
LINGKUP
1. Alat Kesehatan
URAIAN
Jumlah dan jenis Perkembangan teknologi Pemenuhan standar sesuai klasifikasi SOTK SPO termasuk pencatatan, pelaporan Ketersedian dokumen/manual alkes Perencanaan, pengadaan, penerimaan, pemanfaatan, Pemeliharaan dst.
2. Tata Kelola
Ruang kerja, simpan dokumen dan alkes Alat kerja pemeliharaan Alat kalibrasi internal
4. Anggaran
Pemeliharaan termasuk suku cadang Pengujian dan kalibrasi Pengembnagan SDM berkelanjutan
Kompetensi Jumlah dan distribusi Pelatihan, Tubel Karir dan penghargaan
DASAR HUKUM
1. 2. 3. 4. UU No. 36 thn 2009 tentang Kesehatan. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Kepmenkes No. 394 tahun 2001 tentang Institusi Penguji. Peraturan Kepala Bapeten Nomor 8/2011 Tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik Dan Intervensional. 5. Peraturan Kepala Kepala Bapeten Nomor 9/2011 Tentang Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik Dan Intervensional. 6. Permenkes No. 363 tahun 1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
Pasal 98 1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau.
Pasal 104 1) Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan
Peralatan medis tertentu yang akan digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit harus melalui penapisan teknologi.
Pasal 7
1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.
.
1)
Pasal 16
2) 3)
4) 5) 6) 7)
Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan , keselamatan dan laik pakai. Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, standar yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pasal 17
Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 16 tidak diberikan izin mendirikan, dicabut atau
Kriteria Peralatan Yang Wajib Dikalibrasi (Pasal 2 Ayat 2) a. belum mempunyai sertifikat dan/atau tanda; b. sudah berakhir jangka waktu sertifikat dan tanda; c. diketahui penunjukan atau keluarannya atau kinerjanya perfomance) atau keamanannya (safety) tidak sesuai lagi walaupun sertifikat dan/atau tanda masih berlaku lagi walaupun sertifkat dan tanda masih berlaku. d. telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku; e. telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku.
1.
Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi. Standar pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan.
Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
2.
3.
(1) Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan RS (2) Klasifikasi RS Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. Rumah Sakit umum kelas A; b. Rumah Sakit umum kelas B c. Rumah Sakit umum kelas C; d. Rumah Sakit umum kelas D. (3) Klasifikasi RS Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas a. Rumah Sakit khusus kelas A; b. Rumah Sakit khusus kelas B; c. Rumah Sakit khusus kelas C. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
Kelas B
Kelas C
Kelas D
Kelas A
Kelas B
Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang terbatas.
Rumah Sakit Khusus kelas C adalah Rumah Sakit Khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan paling sedikit pelayanan medik spesialis dan pelayanan medik subspesialis sesuai kekhususan yang minimal
Kelas C
PERALATAN
KRITERIA
KETERANGAN
Peralatan medis di Instalasi Gawat Darurat Peralatan medis di Instalasi Rawat Jalan Peralatan medis di Instalasi Rawat Inap Peralatan medis di Instalasi Rawat Intensif Peralatan medis di Instalasi Tindakan Operasi Peralatan medis di Instalasi Persalinan Peralatan medis di Instalasi Radiologi Peralatan medis di Instalasi Anestesi Peralatan medis Laboratorium Klinik Peralatan medis Farmasi Peralatan medis di Instalasi Pelayanan Darah Peralatan medis Rehabilitasi Medik Peralatan medis di Instalasi Gizi Peralatan medis Kamar Jenazah
PUSAT
DAERAH
RS
PROSES
Good corporate gov. Good clinical gov. Kendali mutu & biaya Patient Safety Pembinaan dan pengawasan
OUTPUT
Kinerja klinik NDR/ GDR RS BOR/LOS/TOI Angka Infeksi Nosokomial Kinerja keuangan Tingkat kepuasan
19
PERSYARATAN PERIZINAN
Usulan dari UPT Kementerian Kesehatan Usulan Pemda Melalui E-Planning Program Prioritas Kesehatan : - Poned, Ponek, HIV - Revitalisasi Puskesmas - SJSN Peralatan Canggih Jenis Alkes diperbaharui secara berkesinambungan
Rumah Sakit Kelas A : harus mempunyai alat kesehatan untuk paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis dasar, 5 pelayanan spesialis penunjang medik, 12 pelayanan medik spesialis lain dan 13 Pelayanan medik sub spesialis
Rumah Sakit Kelas B : harus mempunyai alat kesehatan untuk paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis dasar, 4 pelayanan spesialis penunjang medik, 8 pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 Pelayanan medik sub spesialis dasar
Rumah Sakit Kelas C : harus mempunyai alat kesehatan untuk paling sedikit 4 pelayanan medik spesialis dasar, 4 pelayanan spesialis penunjang medik.
Rumah Sakit Kelas D : harus mempunyai alat kesehatan untuk paling sedikit 2 pelayanan medik spesialis dasar
Kawasan Ciayumajakuning
Dalam rangka penguatan regionalisasi sistem 9,1 juta jiwa rujukan pemerintah harus melengkapi alat-alat kesehatan untuk Rumah Sakit Rumah Sakit yang ditunjuk sebagai RS Rujukan Regional di Setiap Propinsi.
5/21/2013
24
Administratif = Terdiri dari 12 Kab, 2 kota Ketersediaan Faskes: a. Rumah Sakit = 34, RSU Tipe B ada 2 di Pontianak, 1 di Singkawang b. PKM = 235 c. Jumlah TT = 4,160 d. Kekurangan TT = 2,444
46Km
67 Km B
RSUD Dr 61720 Abdul 11 Aziz RSU dr. CARLOS DJAAFARA, B M.Kes
136 Km
Legend :
36 Km
Batas Provinsi
B
RSU Dr. 6106 Agusdjam 016 Ketapang RSU C Drg.Y.L. RIHY PATTIPEILOHI, MPH
Saran Kami : Kalbar dapat dibagi setidaknya dalam 3 Regional : Regional 1 (Warna kuning) RSU Tipe B di Singkawang Regional 2 (Warna Merah) (perlu dikembangkan) RSU Tipe B di Sintang Regional 3 (Warna Biru) RSU Tipe B di Pontianak
Jumlah Penduduk Indonesia s/d akhir Des 2010 = 237.641.326 Jiwa (BPS) Jumlah Penduduk Miskin s/d akhir Des 2010 = 31.026.400 Jiwa Jumlah Penduduk Sasaran Jamkesmas : 76.400.000 Jiwa Jumlah TT saat ini : 128.343 TT Jumlah TT Kelas 3 : 61.794 TT Unit Cost untuk 1 TT (Bangunan + Alat) = Rp. 42 Juta
Rasio Ideal Rasio Ideal 1:500 1:1000 (SWAsembada) (Menurut WHO) Kebutuhan TT TOTAL
Kebutuhan TT Jamkesmas Kekurangan TT TOTAL Kekurangan TT JAMKESMAS
475.283
152.090 346.940 90.296
237.641
76.045 109.298 14.251
Jika dihitung (Kekurangan TT TOTAL menurut WHO), maka dibutuhkan anggaran 109.298 TT x Rp. 42 Juta = Rp. 4,5 T)
30
Alat di RS harus mengikuti Perkembangan Ilmu dan Teknologi Kedokteran Dilakukan Health Technology Assessment (HTA) dalam Pelayanan Medik di Indonesia (dimanfaatkan oleh direksi dalam investasi peralatan)
Standar kebutuhan alat kesehatan berdasarkan strata fasilitas pelayanan kesehatan (primer, sekunder, tersier). Usulan kebutuhan dari Instalasi/Departemen/Unit Kerja Pelayanan :
Pemenuhan standar, pengembangan, peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Tingkat pemanfaatan alat kesehatan internal dan rujukan. Jumlah dan jenis kompetensi SDM Kesiapan sarana dan prasarana termasuk listrik
Perkembangan teknologi kesehatan Ketersediaan dan kesinambungan layanan purna jual dan suku cadang. Kajian ekonomi (Total Life Cycle Cost). Sumber pembiayaan/anggaran.
Uji Coba Operator yang telah mengikuti training menoperasikan pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan.
Kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat.
Investasi alkes yang berkualitas, sesuai perkembangan teknologi alkes dan kebutuhan masyarakat Mempertahankan usia pakai alkes Mempertahankan mutu dan keamanan alkes Memperkecil tingkat risiko alat kesehatan Efisiensi biaya operasional dan investasi
UU RS Pasal 16
.. peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai
PEMELIHARAAN ALKES
Post-Market Surveillance Post-Market Surveillance adalah kegiatan pengumpulan informasi mengenai kualitas, keamanan dan kinerja peralatan kesehatan secara proaktif setelah ditempatkan di pasar/ digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Vigilance (kewaspadaan) Vigilance (kewaspadaan} terjadinya insiden peralatan kesehatan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga dapat menyebabkan cedera atau kematian.
Meningkatkan kualitas, keamanan dan kinerja peralatan kesehatan. Melakukan recall peralatan kesehatan yaitu : memperbaiki atau mengganti sebagian atau menarik sebagian atau seluruh produksi peralatan kesehatan tersebut.
Vigilance Melindungi kesehatan dan keselamatan pasien dan petugas, Mencegah terulangnya insiden;
MENKES
YANFAR BUK
PRINCIPAL DISTRIBUTOR
HASIL KALIBRASI
IPSRS
DOKTER
NAKES
INSIDEN
KEMKES
KOMNAS ALKES
TIM AHLI
DINKES PROVINSI
PRINCIPAL/ DISTRIBUTOR
DINKES KAB/KOT
RUMAH SAKIT, PKM DAN FASKES LAIN
PUSAT DAERAH - TNI POLRI - SWSATA
HASIL KALIBRASI
IPSRS
DOKTER
NAKES
INSIDEN
TUGAS
Menyusun kebijakan nasional alat kesehatan o Pre, On dan Post Market o Peningkatan mutu dan daya saing produk alkes dalam negeri Melaksanakan HTA Menyusun SNI alat kesehatan Mengembnagkan Sistem Monitoring mutu, keamanan alat kesehatan pre dan post market Rekomendasi penarikan alat kesehatan Dalam pelaksanaan tugas dapat membentuk ...................
KEWAJIBAN
Menyusun laporan pelaksanaan tugas secara berkala kepada Menteri Kesehatan melalui Direktorat Jenderal yang bertanggung jawab melaksanakan pembinaan dan pengawasan alat kesehatan
Informasi Penyedia Alat Kesehatan ( Rekanan ) Informasi Alat Kesehatan Informasi Insiden
Informasi Pasien
6. 7.
8. 9.
10. 11.
Informasi Fasilitas Pelayan Kesehatan Tanggapan dari Pabrikan ( Laporan Awal / Tindak Lanjut ) Hasil Investigasi Final dari Produsen
DAFTAR ALAT ESENSIAL PELAYANAN BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN BALITA
Draft Pedoman Pemeliharaan Peralatan Medik bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita
Pelayananan Medik Esensial Bayi baru lahir Bayi dan balita RS RS RS Puskes Puskes RS mas mas Kls D Kls C Kls D Kls C
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama alat Timbangan bayi Lampu periksa Alat Pengukur Panjang Bayi dan Tinggi Anak Stetoskop neonatus Stetoskop pediatrik Laryngoskop neonatus Laryngoskop bayi dan balita Tensimeter Anak Thermometer klinik Breast pump Flow meter neonatus (low flow) Flow meter anak (high flow) Oxygen Concentrator Baby Suction Pump portable Infant T piece resuscitator CPAP (Continous Positive Airways Pressure ) Oxygen + udara kompres set
Lanjutan ....
Pelayananan Medik Esensial Bayi baru lahir Bayi dan balita RS RS RS Puskes Puskes RS mas mas Kls D Kls C Kls D Kls C (balon
No
Nama alat
18 Blander 19 Resusitator bayi mengembang sendiri) 20 infant inkubator 21 Inkubator Transport 22 Infant warmer sederhana 23 Infant warmer lengkap 24 Therapy Sinar (Foto therapy) 25 Elektrocardiograp (EKG) 26 Nebulyzer 27 Pulse Oxymeter dengan sensor untuk neonatus/bayi 28 Syringe Pump 29 Infuse Pump 30 Bedside Monitor 31 Kompresor udara medis 32 Resusitasi, kit 33 Sterilisator 34 Vaccine Refrigerator 35 Vaccine carrier
PENUTUP
SPA dipenuhi berdasarkan kebutuhan pelayanan di setiap strata faskes guna menjamin kontinuitas pelayanan Kebutuhan jenis alkes disesuaikan perkembangan teknologi kesehatan dengan memperhatikan mutu, keamanan, efisiensi & efektifitas Bangunan kesehatan disesuaikan dengan strata faskes dan kapasitas pelayanan, keamanan berwawasan lingkungan serta memperhatikan kondisi setempat Faskes bergerak dan sarana transportasi rujukan disesuaikan kondisi daerah.
Izin operasional SPA tetentu sesuai peraturan perundang undangan Biaya pemeliharaan dan ketersedian suku cadang alkes
Pengadaan peralatan canggih harus mempertimbangkan rencana pemanfaatan/utilisasi internal RS dan rujukan Penerimaan alat harus disertai dokumen (al. Petunjuk Pengoperasian, Pedoman/Manual Pemeliharaan, Jaminan Purna Jual ) dan Uji Fungsi oleh SDM Kompeten.
Kompetensi SDM dalam mengelola dan memelihara alat kesehatan perlu ditingkatkan secara berkesinambungan. Dinkes Provinsi, Kabupaten/Kota secara berkala melaksanakan pembinaan dan pengawasan alat kesehatan di Rumah Sakit dan fasyankes lainnya. Pemetaan ketersediaan fasilitas dan kemampuan pelayanan kesiapan SDM dan alat kesehatan sangat mendesak dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2014. Peningkatan koordinasi Dinkes Provinsi, Kabupaten/Kota dan RSUD, Puskemas, Balai dalam :
TERIMA KASIH