Anda di halaman 1dari 20

SKRINING KANKER OVARIUM

Kanker ovarium tercatat sebanyak 3% dari seluruh kanker pada wanita di Amerika, menjadi penyebab teratas dari kematian akibat kanker ginekologi dan peringkat ke 5 kematian wanita akibat kanker. The American Cancer Society memperkirakan sebanyak 21.650 kasus baru dari kanker ovarium terdiagnosis dan 15.520 wanita mati akibat penyakit ini pada tahun 2008 di Amerika Serikat. 1 Di Amerika Serikat, resiko terjadinya kanker ovarium mendekati 1,4% (1 dari 71), dan resiko terjadinya kematian dari penyakit ini sekitar 1 dari 95. Dua per tiga dari kasus kanker ovarium terdiagnosis pada wanita usia di atas 55 tahun. Adanya riwayat anggota keluarga yang menderit kanker ovarium atau kanker payudara meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium sampai 3 kali lipat. 2 Faktor risiko juga meningkat pada wanita pembawa mutasi gen BRCA, dengan faktor risiko sebesar 39 sampai 46% pada wanita dengan mutasi gen BRCA 1 dan sebesar 12 sampai 20% pada wanita dengan mutasi gen BRCA 2. Faktor risiko menurun pada wanita yang pernah mengonsumsi kontrasepsi oral, pernah hamil, atau pernah menyusui. Lebih dari 2 per 3 kasus kanker ovariumbaru terdiagnosis ketika penyait ini telah mencapai stadium III atau IV dan telah melibatkan kavum peritoneal atau organ lainnya.3 Gejala yang dihubungkan dengan kanker ovarium tidaklah spesifik dan biasanya gejala yang timbul tidak dikenali sampai penyakit ini telah ada di stadium lanjut. Dalam satu studi kasus control, peneliti mengembangkan sebuah indikator untuk menjelaskan hubungan antara gejala dengan diagnosis

kanker ovarium. Jika wanita berusia 50 tahun atau lebih dilaporkan mengeluh nyeri perut atau nyeri pinggul, frekuensi dan urgensi berkemih, peningkatan lingkar perut, atau kesulitan dalam makan dan perut terasa penuh lebih dari 12 kali dalam 1 bulan, indikator tersebut memiliki sensitivitas sebesar 67% dan spesifisitas sebesar 90%. Angka sensitivitas lebih rendah pada stadium penyakit yang lebih rendah (awal), yaitu sebesar 57% dan spesifisitas juga lebih rendah pada wanita usia muda, yaitu sebesar 87%.4 Penatalaksanaan yang ada sampai saat ini termasuk reseksi pembedahan (debulking), yang diikuti dengan kemoterapi, biasanya melibatkan agen platin dan taxane yang diberikan secara intravena atau intraperitoneal. Faktor yang menentukan prognosis dari penyakit ini meliputi stadium dan level dari pemeriksaan histologi ketika didiagnosis, ada atau tidaknya dari sisa kanker setelah pembedahan pertama, usia dan status umum pasien, ada dipakai atau tidaknya kemoterapi menggunakan agen platin. Ketika kanker ovarium terdeteksi dan diobati saat masih dalam stadium 1, angka keselamatan hidup dalam 5 tahun mendekati 90%, sangat kontras ketika angka keselamatan tersebut menjadi 33% ketika penyakit ini didiagnosis pada stadium III dan IV (tabel 1). Memandang bahwa kanker ovarium sering kali terdiagnosis pertama kali saat sudah di stadium lanjut, ketika prognosis penyakit ini buruk walaupun dengan terapi yang agresif, metode skrining yang dapat memfasilitasi diagnosis kanker ovarium lebih awal telah dikembangkan secara aktif.

Stadium Tumor I II III IIIA IIIB IIIC Hasil dari pembedahan awal Tidak terdapat sisa

Jumlah pasien yg terdiagnosis (%) 37 8 44 3 5 36

Angka keselamatan 5 tahun 83-90 65-71 47 42 33

Tak tercatat

63

tumor Terdapat sisa tumor Optimal debulking (nodul ukuran <2cm) Suboptimal debulking

Tak tercatat Tak tercatat

33 25

(nodul ukuran 2cm) IV 11 19 Tabel 1. Stadium kanker ovarium yang terdiagnosis dan angka keselamatan dalam jangka waktu 5 tahun Data berasal dari Heintz et al. 3 Stadium III terbagi menjadi 3 berdasarkan apakah pasien telah mengalamai metastasis mikroskopik ke rongga peritoneum di sekitar pelvis (stadium IIIA) atau metastasis ke panggul yang berukuran 2 cm atau kurang (stadium IIIB) atau lebih dari 2 cm dengan atau tanpa metastasis limpa nodi sekitar. Data mengenai hasil pembedahan awal dari masing-masing institusi masih tidak jelas, dimana angka kisaran dari prosedur optimal debulking adalah antara 3085%.

Skrining Rutin

Kriteria untuk skrining sebuah penyakit telah dijelaskan oleh WHO (tabel 2). Beberapa dari kriteria ini dapat ditemukan pada kasus kanker ovarium, dimana kondisi penyakit ini dapat berakhir fatal, penatalaksanaan yag efektif pada stadium awal penyakit tersedia dan meningat bahwa intervensi yang lebih awal akan meningkatkan hasil akhir dari kanker ovarium ini. No. Kriteria 1 Kondisi yang akan diskrining merupakan penyebab utama kematian dan 2 3 4 5 6 7 8 9 memiliki prevalensi yang bermakna dalam populasi Perjalanan alami penyakit, mulai dari awal sampai menjadi penyakit yang mematikan harus jelas tergambarkan di setiap tingkatannya Harus ada terapi yang jelas terhadap stadium awal penyakit sehingga akan meningkatkan hasil akhir dari penyakit ini Metode skrining harus dapat diterima oleh populasi Efektifitas terapi harus tetap tinggi untuk pengidap penyakit yang telah dalam stadium lanjut Fasilitas untuk terapi dan skring harus tersedia dan mudah didapatkan Harus ada persetujuan antara klinikus dengan penderita yang akan diobati Biaya yang dibutuhkan untuk skring harusnya terjangkau Metode skrining harus memiliki angka perkiraan positif yang tinggi, angka

perkiraan negative, sensitifitas dan spesifisitas Tabel 2. Kriteria WHO untuk skrining sebuag penyakit Data berasal dari Wilson dan Junger. 5 Bagaimanapun juga, beberapa penjelasan mengenai kanker ovarium harus dicermati terlebih dahulu. Pertama, waktu transisi dari kanker ovarium stadium I sampai stadium III tidak jelas berapa lama, lebih jauh lagi, karena tidak ada lesi precursor yang jelas, skrining harus focus pada deteksi dini dari kanker yang invasif. Faktor risiko selain usia, riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium atau kanker payudara, dan terdapatnya mutasi gen BRCA masih kurang dipahami,

dan sekitar 90% dari kanker ovarium timbul secara sporadis. Selanjutnya, algoritma skrining harus dapat dipergunakan untuk keseluruhan populasi wanita. Karena hanya sedikit kasus kanker ovarium yang terjadi pada wanita premenopouse, sebagian besar pemeriksa membatasi skrining anker ovarium hanya dilakukan pada wanita post menopause. Lebih lanjut lagi, dikarenakan kasus dari kanker ovarium itu prevalensinya rendah ( 40 kasus per tahun per 100.000 wanita berusia lebih dari 50 tahun), skrining yang ada harus memiliki angka spesifisitas dan sensitivitas yang sama-sama tinggi untuk dapat digunakan secara klinis. Diperkirakan bahwa sebuah metode skrining kanker ovarium setidaknya harus memiliki angka sensitivitas sebesar 75% dan angka spesifisitas lebih dari 99,6% untuk memperoleh setidaknya 10% angka perkiraan yang positif (angka minimum yang ditetapkan oleh sebagian besar epidemiologist untuk mendukung sebuah metode skrining). Sejak penegakan diagnosis pasti dari kanker ovarium diketahui adalah melalui eksisi pembedahan dari ovarium dan tuba falopi, sebuah metode skrining dengan angka perkiraan positif 10% dapat menunjukkan hasil positif dalam 10 kali pembedahan untuk setiap kasus kanker yang terdeteksi. Saat ini, metode skrining yang ada untuk kanker ovarium harus mempertimbangkan dari beberapa kenyataan di atas.

Ultrasonografi Pencitraan dari ovarium telah diusulkan sebagai metode untuk mengetahui perubahan ukuran dan arsitektur ovarium yang mungkin didapatkan saat pemeriksaan pelvis. USG transvaginal lebih baik digunakan dibandingkan dengan

USG per abdominal untuk dapat mengetahui struktur dan ukuran ovarium. Penelitian yang melibatkan wanita yang sehat menunjukkan hasil bahwa batas maksimal dari volume ovarium adalah sebesar 20 cm3 pada wanita premonopouse dan 10 cm3 pada wanita premenopouse. 6 Selain ukuran, karakteristik morfologi dari ovarium juga digunakan untuk membedakan antara neoplasma jinak dan ganas. 7 Pada satu penelitian, dimana menentukan volume ovarium, karakteristik, dan ada tidaknya septum telah digunakan untuk menghitung angka risiko, nilai sensitifitasnya adalah 89% dan nilai spesifisitasnya sebesar 70% (table 3). Ideks morfologi lainnya telah dilaporkan memiliki angka sensitifitas 100% dan spesifisitas 83% dalam membedakan lesi jinak atau ganas. 8 Bagaimanapun juga, terdapat variasi interpretasi dan skoring pencitraan ultrasonografi dari pemeriksa. 9 Selain itu juga, peningkatan aliran darah di ovarium pada pemeriksaan Doppler mengindikasikan adanya lesi yang ganas, namun penemuan ini masih tidak pasti dan juga terbatasnya pencitraan Doppler pada mesin USG konvensional. 10-13 0 Variabel Struktur dinding kista Volume tumor Struktur septum Halus (tebal mm) <10 cm3 Tidak berseptum 1 Halus <3 (tebal mm) 10-50 cm3 Septum Indeks Morfologi 2 Gambaran 3 papilar (diameter <3mm) >50-200 cm3 Septum 3 4 Dominan padat

Gambaran papilar (diameter 3mm) >200-500 cm3 Bagian

>500 cm3 Dominan

tipis (tebal tebal (tebal padat (tebal padat <3 mm) 3-10 mm) 10 mm)

Tabel 3. Indeks morfologi untuk identifikasi ultrasonografi kanker ovarium. Data dari DePriest et al. 7 nilai indeks morfologi lebih dari 5 sangat sugestif untuk kanker (sensitifitas 89%, spesifisitas 70%, angka perkiraan positif 46%) Beberapa penelitian telah mengevaluasi pemeriksaan ultrasonografi pelvis untuk kanker ovarium pada wanita yang tidak menunjukkan gejala. Pada salah satu penelitian, 5479 wanita berusia di atas 45 tahun diskrining menggunakan USG trans abdominal.
14

9 kanker ovarium (5 dalam stadium I) telah terdeteksi

dalam periode 3 tahun. Bagaimanapun juga, terdapat 317 hasil positif palsu (nilai prediksi positif 1,5%). Beberapa penelitian15-22 yang menggunakan pemeriksaan USG transvaginal yang melibatkan lebih dari 136.000 wanita menunjukkan hasil yang beragam. Angka perkiraan positif pada penelitian ini berkisar antara 1.0%27%.18 Interpretasi dari hasil penelitian ini masih membingungkan karena kriteria inklusi dari penelitian-penelitian ini tidak seragam, dimana sebagian penelitian hanya memasukkan wanita dengan risiko tinggi kanker ovarium saja (berdasarkan kepada riwayat penyakit keluarga), 16,19 sebagian lagi menggunakan subyek wanita dengan tingkat risiko rata-rata15,20-22 dan yang lainnya menggunakan kedua kriteria inklusi di atas. 17,18 Dalam penelitian prospektif yang besar, sebanyak 25.327 wanita (termasuk di dalamnya yang berusia di atas 50 tahun dimana memiliki risiko ratarata dan wanita usia di atas 25 tahun yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker ovarium) telah dilakukan skrining dengan menggunakan metode USG transvaginal.
18

Jika ukuran ovarium yang membesar terdeteksi,

kemudian

morfologi ovarium juga akan dijelaskan (gambaran kistik, gambaran padat,

septum, pappil, nodul, atau adanya cairan bebas intraperitoneal). 7 Diantara wanita yang dicurigai menderita kanker ovarium, reseksi melalui pembedahan dilakukan pada 364 pasien, 29 pasien diketahui memiliki kanker ovarium yang invasif, diantaranya 14 pasien (48%) berada dalam stadium I penyakit ini. 9 pasien didiagnosis kanker ovarium setelah 12 bulan sebelumnya telah dinyatakan negative melalui pemeriksaan USG. Dengan kriteria dasar yang ketat dalam pemeriksaan USG (contohnya jika hanya ditemukan kista ovarium tunggal yang berukuran kurang dari 5 cm tidak dikategorikan dalam kecurigaan kanker ovarium), angka perkiraan positif dari pemeriksaan ultrasonografi adalah sebesar 27%, dan sensitifitasnya adalah 85%. Bagaimanapun juga, faktanya bahwa banyak pasien yang termasuk dalam risiko tinggi memiliki ankga perkiraan positif yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi keseluruhan. Diantara wanita dimana kanker ovariumnya terdeteksi dengan skrining, angka keselamatan hidup dalam 5 tahun sebesar 77%, dibandingkan dengan angka 49% pada kelompok kontrol pada institusi yang sama dimana kanker ovariumnya tidak terdeteksi lebih awal dengan skrining.

PenandaTumor CA-125 Penanda tumor (Tumor Marker) dalam serum telah dipelajari untuk menjadi bahan deteksi awal kanker ovarium. Metode ini sangat menguntungkan dimana pemeriksaan penanda tumor ini tersedia secara luas, dapat diulang dengan interval waktu yag ditentukan, dan sangat minimal invasif terhadap pasien.

Sebagai tambahan, metode ini juga tidak tergantung dan terpengaruh oleh interptretasi pemeriksa dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan pemeriksan ultrasonografi. Dalam sebuah laporan, antigen kanker 125 (CA-125), sebuah protein yang ditemukan dalam konsentrasi yang lebih tinggi pada sel kanker ovarium dibandingkan sel lainnya, ditemukan meningkat dalam serum mendekati 80% pada wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut dan hanya 1-2% dalam populasi yang normal. 23 Namun, beberapa pembatasan yang ada dalam penerapan metode ini menurunkan antusiasme dari pemeriksa untuk menerapkannya sebagai metode skrining kanker ovarium. Meskipun CA-125 sering kali meningkat pada kanker ovarium stadium lanjut, protein ini meningkat kurang dari 50% pada kanker ovarium stadium I. 24,25 Lebih lanjut, spesifisitas dari metode ini rendah, karena beberapa kasus keganasan maupun yang masih jinak menunjukkan hasil berupa peningkatan palsu terhadap nilai CA-125 (tabel 4). Non-Kanker Kanker Endometriosis Payudara Fibroid Pankreas Penyakir radang panggul Kolon Hepatitis Paru-paru Kehamilan Endometrium Menstruasi Peritonitis Pembedahan perut yang baru dilakukan Tabel 4. Kondisi yang dihubungkan dengan peningkatan kadar CA-125

Dalam sebuah analisa retrospektif terhadap sample serum dari 5550 wanita yang telah dilibatkan dalam sebuah populasi penelitian di Swedia, 26 175 wanita mengalami peningkatan angka CA-125. Kanker ovarium terdiagnosis pada 6 dari

wanita tersebut dan 3 wanita terdiagnosis kanker ovarium dengan kadar CA-125 yang normal. Angka spesifisitas dari pemeriksaan ini adalah 98,5% untuk wanita dengan usia di atas 50 tahun tetapi menurun menjadi 94,5% untuk wanita dengan usia di bawah 50 tahun. Wanita yang terdiagnosis kanker ovarium diketahui mengalami peningkatan yang progresif terhadap adar CA-125 ini. Pemeriksaan kadar CA-125 yang dilakukan berulang dari waktu ke waktu (dibanduingkan hanya dengan 1 kali pemeriksaan) diketahui meningkatkan perkiraan faktor risiko pasien terhadap kanker ovarium.
27

Dalam sebuah

penelitian retrospektif dari 32.621 sample serum yang diambil dari 9.233 wanita, yang menggunakan algoritma untuk menetukan kecenderungan kadar CA-125 dari waktu ke waktu, peningkatan kadar CA-125 memiliki angka sensitifitas 86% untuk mendeteksi kanker ovarium,
28

dibandingkan dengan sensitifitas sebesar

62% dari pemeriksaan kadar CA-125 yang hanya dilakukan satu kali saja. Algoritma ini, disebut ROC (Risk of Ovarian Cancer), diketahui memiliki angka perkiraan positif yang tinggi (19%) dalam sebuah penelitian prospektif awal yang melibatkan lebih dari 13.000 wanita post menopause. 29

Penanda lain Lebih dari 30 penanda tumor dalam serum telah dievaluasi untuk dikombinasikan dengan CA-125 dalam kepentingan untuk penanda tumor, dengan tujuan untuk meningkatkan sensitivitas, spesifisitas, dan angka perkiraan positif. 30 Penggunaan dari penanda tumor dalam serum didasarkan pada bahwa peningkatan satu kadar penanda tumor dapt lebih bermakna bila dihubungkan dengan

peningkatan kadar penanda lainnya karena saling berhubungan, dibandingkan dengan hanya melihat peningkatan dari satu penanda tumor saja. Secara umum, penggunaan metode ini telah meningkatkan angka sensitifitas sebesar 5-10% di atas angka sensitifitas yang didapat jika memeriksa hanya kadar CA-125 sendiri saja, namun juga dihubungkan dengan penurunan dari angka spesifistasnya. Dalam sebuah penelitian, panel penanda tumor yang meliputi CA-125, leptin, prolaktin, osteopontin, faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin II, dan faktor penghambat migrasi makrofag, dibandingkan dengan pemeriksaan CA-125 tunggal, memberikan hasil yaitu peningkatan angka sensitivitas dan spesifisitas terhadap deteksi kanker ovarium. 31 Model dari panel penanda tumor (disusun oleh LabCorp dibawah nama OvaSure) secara benar telah megklasifikasikan 221 dari 224 spesimen dalam set percobaannya (98,7%). Namu secara metodologi, penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan dapat memungkinkan terjadinya hasil yang overestimated,
32,33

dalam penelitian ini ditemukan nilai dari angka

perkiraan positif adalah sebesar 99,3% didasarkan pada prevalensi kanker adalah 50%. Setelah dihitung kembali, nilai dari angka perkiraan positif hanya sebesar 6,5% setelah prevalensi sebenarya dari kanker ovarium dalam populasi dimasukkan.34 Panel penanda tumor belum dievaluasi secara prospektif dalam populasi yang besar, dan penggunaannya dalam deteksi dini kanker ovarium belum dapat digunakan secara sendiri.

Percobaan skrining yang sedang berjalan

Percobaan acak yang dirancang untuk menetukan apakah skrining kanker ovarium dapat meningkatkan angka keselamatan telah banya dilakukan. Di dalam Prostate, Lung, Colon and Ovarian (PLCO) Cancer Screening Trial, 34.261 wanita sehat berusia di antara 55 sampai 74 tahun telah diikuti secara acak untuk pemeriksaan kadar CA-125 ditambah dengan pemeriksaan USG transvagina.
20

Dikatakan positif jika ditemukan kadar CA-125 lebih dari 35 U per milliliter atau dari USG transvagina ditemukan volume ovarium yang abnormal atau adanya kista ovarium dengan bentukan papil atau adanya bagian padat. Selama skrining dalam waktu 4 tahun, 3.388 wanita diketahui positif berdasarkan kriteria yang telah disebutkan sebelumnya. 1.170 (34,5%) dari wanita ini menjalani prosedur ooforektomi, 60 (5,1%) wanita ditemukan mengalami kanker ovarium, 72% dari tumor ini berada dalam stadium III dan IV, sebagai tambahan, 29 kasus kanker ovarium yang terdiagnosis selama penelitian ini, tidak terdeteksi melalui skrining. Angka perkiraan positif dari skring tes positif ini adalah sebesar 1,0-1,3% selama kurun waktu skrining 4 tahun. Hasil dari kelompok control dan keseluruhan angka keselamatan belum dilaporkan. Dalam United Kingdom Collaborative Trial of Ovarian Cancer Screening, 202.638 wanita postmenopouse berusia antara 50 sampai 74 tahun yang diketahui memiliki risiko kanker ovarium rata-rata secara acak telah dimintai kesediaannya untuk dilakukan pemeriksaan panggul (kelompok kontrol), pemeriksaan USG transvagina (kelompok USG), atau pemeriksaan dari kadar CA-125 serum (dievaluasi berulang sesuai dengan algoritma ROC) ditambah dengan

pemeriksaan USG transvagina pada kasus dimana mengalami peningkatan kadar

CA-125 (kelompok multimodal). 35 Wanita yang diketahui hasil pemeriksaannya tidak normal kemudian dievaluasi oleh ginekologis dan dilakukan prosedur ooforektomi pada kasus dimana prosedur tindakan pembedahan diperkenankan. Dalam laporan pemantauan selama 4 tahun terhadap kelompok USG dan kelompok multimodal, didapatkan hasil bahwa prosedur pembedahan dilakukan pada 845 dari 48.230 wanita (1,8%) di dalam kelompok USG, 24 diantaranya diketahui mengidap kanker ovarium yang invasif; sebagai perbandingan, pembedahan dilakukan pada 97 dari 50.078 wanita (0,2%) di dalam kelompok multimodal, 34 diantaranya diketahui mengidap kanker ovarium yang invasif. Dari 58 wanita pengidap kanker ovarium yang invasif dalam ke dua kelompok tersebut, 28 (48%) berada dalam stadium I atau II, dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna diantara kelompok tadi. Setahun setelah dilakukan skrining, kanker ovarium terdiagnosis pada 13 wanita yang saat dilakukan skrining menunjukkan hasil yang negatif (8 pada kelompok USG dan 5 pada kelompok multimodal). Dibandingkan dengan skrining dengan hanya

menggunakan metode ultrasonografi saja, skrining multimodalitas memiliki nilai spesifisitas yang jauh lebih tinggi (99,8% dibandingkan dengan 98,2%) dan angka perkiraan positif yang lebih tinggi (35,1% dibandingkan dengan 2,8%) (P<0,001); angka sensitifitas tidak berbeda secara bermakna diantara kedua kelompok tersebut.

Skrining untuk wanita berisiko tinggi

Wanita yang diketahui memiliki risiko tinggi mengidap kanker ovarium termasuk wanita pembawa mutasi gen BRCA atau yang memilki riwayat keluarga yang mengidap kanker payudara atau ovarium, kanker yang terdiagnosis pada masa premenopouse dan anggota keluarga lain yang mengidap kanker ovarium seharusnya dianjurkan untuk melakukan konseling genetik. Pengukuran CA-125 dan pemeriksaan USG transvagina setiap 6 bulan telah direkomendasikan oleh National Comprehensive Cancer Network,36 meskipun evindance-nya masih kurang untuk dikatakan bahwa skrining ini bermakna dalam memberikan hasil yang ebih pada kelompok wanita berisiko tinggi ini. 37-41 National Comprehensive Cancer Network juga merekomendasikan pertimbangan yang kuat untuk menurunkan risiko ini melalui salfingo-ooforektomi bilateral pada wanita berusia antara 35 sampai 40 tahun, dalam kasus dimana diketahui ada anggota keluarga lain dari wanita tersebut yang terdiagnosis kanker ovarium pada usia yang lebih awal. 36 Dimana diketahui bahwa hasil dari penelitian secara acak yang dilakukan pada populasi yang lebih besar masih belum ada, ini mengakibatkan ketidak pastian apakah skrining kanker ovarium dapat menurunkan mortalitas atau tidak.
20,35

Komplikasi pembedahan pada wanita yang menunjukkan hasil positif palsu

dari skrining kanker ovarium masih belum dilaporkan. Risiko dari pembedahan (termasuk komplikasi anestesi dan cidera usus, kandung kemih, ureter dan pembuluh darah yang mungkin terjadi) dan faktor biaya yang tinggi harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Peran dari panel penanda tumor

yang baru dan metode proteonomik dalam memperkirakan risiko kanker ovarium juga masih belum jelas penerapan dan hasilnya. 31,42-44

Pedoman Skrining rutin dalam populasi keseluruhan untuk kanker ovarium tidak direkomendasikan oleh organisasi professional manapun.36,45-47 Skring yang direkomendasikan saat ini dari organisasi professional terlampir dalam tabel 5. Organisasi Profesional Rekomendasi U.S. Preventive Tidak merekomendasikan skrining rutin; Services Force45 American Society46 Task Cancer Tidak merekomendasikan skrining rutin; mungkin

dilakukan skrining terhadap wanita yang memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium, meskipun tidak diketahui secara jelas seberapa besar metode skrining

membantu dalam meningkatkan angka keselamatan American College of Tidak merekomendasikan skrining rutin; menganjurkan Obstetricians Gynecologist47 and evaluasi terhadap gejala dan tanda dari kanker ovarium ( contonya massa di pelvis, nyeri perut atau panggul, frekuensi atau urgensi berkemih, peningkatan lingkar National Comprehensive Cancer Network36 perut, kesulitan dalam makan dan perasaan penuh di perut) Tidak merekomendasikan skrining rutin; merekomendasikan skrining terhadap wanita dengan risiko tinggi ( mereka yang memiliki riwayat keluarga yang

mengidap kanker ovarium atau payudara dan yang diketahui mengalami mutasi BRCA) dengan USG transvagina dan pengukuran kadar CA-125 setiap 6 bulan, dimulai pada usia 35 tahun atau 5-10 tahun sebelum usia relatif terkena kanker yang ovarium, kuat merekomendasikan untuk dilakukan

pertimbangan

salpingoooforektomi yang bertujuan untuk menurunkan risiko/ pencegahan terhadap wanita dengan mutasi BRCA Tabel 5. Rekomendasi untuk skrining kanker ovarium

Kesimpulan dan Rekomendasi Kanker ovarium yang terdiagnosis berdasarkan gejalanya sering kali sudah dalam stadium lanjut. Deteksi dini, yang dihungungkan dengan peningkatan angka keselamatan penderita, tergantung pada efektifitas dari metode skring yang ada. Banyak penelitian menunjukkan bahwa skrining dengan menggunakan penanda tumor (khususnya CA-125), pencitraan ovarium dengan ultrasonografi transvagina, atau strategi lain dengan menggunakan multimodalitas dapat mendeteksi kanker ovarium dalm stadium yang lebih awal, namun penelitian yang telah diselesaikan tidak memasukkan kelompok control sebagai pembanding, dan belum ada penelitian yang menunjukkan peningkatan angka keselamatan secara keseluruhan untuk wanita yang menjalani skrining. Belum selesainya 2 penelitian besar20,35 yang sedang dilakukan secara acak dan terkontrol sehingga dianjurkan bahwa skrining kanker ovarium harus dilakukan pada wanita dengan risiko mengidap kanker ovarium seperti yang dijelaskan dalam vignette.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jemal A, Siegel R, Ward E, et al. Cancerstatistics, 2008. CA Cancer J Clin 2008; 58:71-96. 2. Whittemore AS. Characteristics relating to ovarian cancer risk: implications for prevention and detection. Gynecol Oncol 1994;55:S15-S19. 3. Heintz APM, Odicino F, Maisonneuve P, et al. Carcinoma of the ovary. Int J Gynaecol Obstet 2006;95:Suppl 1:S161-S192. 4. Goff BA, Mandel LS, Drescher CW, et al. Development of an ovarian cancer symptom index: possibilities for earlier detection. Cancer 2007;109:221-7. 5. Wilson JMG, Junger G. Principles and practice of screening for disease. Geneva: World Health Organization, 1968. 6. Pavlik EJ, DePriest PD, Gallion HH, et al. Ovarian volume related to age. Gynecol Oncol 2000;77:410-2. 7. DePriest PD, Varner E, Powell J, et al. The efficacy of a sonographic morphology index in identifying ovarian cancer: a multiinstitutional investigation. Gynecol Oncol 1994;55:174-8. 8. Sassone AM, Timor-Tritsch IE, Artner A, Westhoff C, Warren WB. Transvaginal sonographic characterization of ovarian disease: evaluation of a new scoring system to predict ovarian malignancy. Obstet Gynecol 1991;78:70-6. 9. Mol BW, Boll D, De Kanter M, et al. Distinguishing the benign and malignant adenxal mass: an external validation of prognostic models. Gynecol Oncol 2001; 80:162-7. 10. Carter JR, Lau M, Fowler JM, Carlson JW, Carson LF, Twiggs LB. Blood flow characteristics of ovarian tumors: implications for ovarian cancer screening. Am J Obstet Gynecol 1995;172:901-7. 11. Fleischer AC, Cullinan JA, Kepple DM, Williams LL. Conventional and color Doppler transvaginal sonography of pelvic masses: a comparison of relative histologic specificities. J Ultrasound Med 1993; 12:705-12.

12. Stein SM, Laifer-Narin S, Johnson MB, et al. Differentiation of benign and malignant adnexal masses: relative value of gray-scale, color Doppler, and spectral Doppler sonography. AJR Am J Roentgenol 1995;164:381-6. 13. Valentin L. Pattern recognition of pelvic masses by gray-scale ultrasound imaging: the contribution of Doppler ultrasound. Ultrasound Obstet Gynecol 1999; 14:338-47. 14. Campbell S, Bhan V, Royston P, Whitehead MI, Collins WP. Transabdominal ultrasound screening for early ovarian cancer. BMJ 1989;299:1363-7. 15. Sato S, Yokoyama Y, Sakamoto T, Futagami M, Saito Y. Usefulness of mass screening for ovarian carcinoma using transvaginal ultrasonography. Cancer 2000;89:582-8. 16. Bourne TH, Campbell S, Reynolds KM, et al. Screening for early familial ovarian cancer with transvaginal ultrasonography and colour blood flow imaging. BMJ 1993;306:1025-9. 17. van Nagell JR Jr, DePriest PD, Reedy MB, et al. The efficacy of transvaginal sonographic screening in asymptomatic women at risk for ovarian cancer. Gynecol Oncol 2000;77:350-6. 18. van Nagell JR Jr, DePriest PD, Ueland FR, et al. Ovarian cancer screening with annual transvaginal sonography: findings of 25,000 women screened. Cancer 2007; 109:1887-96. 19. Fishman DA, Cohen L, Blank SV, et al. The role of ultrasound evaluation in the detection of early-stage epithelial ovarian cancer. Am J Obstet Gynecol 2005;192: 1214-21. 20. Partridge E, Kreimer AR, Greenlee RT, et al. Results from four rounds of ovarian cancer screening in a randomized trial. Obstet Gynecol 2009;113:77582. 21. Hayashi H, Yaginuma Y, Kitamura S, et al. Bilateral oophorectomy in asymptomatic women over 50 years old selected by ovarian cancer screening. Gynecol Obstet Invest 1999;47:58-64. 22. Tabor A, Jensen FR, Bock JE, Hgdall CK. Feasibility study of a randomised trial of ovarian cancer screening. J Med Screen 1994;1:215-9. 23. Bast RC Jr, Klug TL, St John E, et al. A radioimmunoassay using a monoclonal antibody to monitor the course of epithelial ovarian cancer. N Engl J Med 1983; 309:883-7.

24. Jacobs I, Bast RC Jr. The CA125 tumour- associated antigen: a review of the literature. Hum Reprod 1989;4:1-12. 25. Woolas RP, Xu FJ, Jacobs IJ, et al. Elevation of multiple serum markers in patients with stage I ovarian cancer. J Natl Cancer Inst 1993;85:1748-51. 26. Einhorn N, Sjvall K, Knapp RC, et al. Prospective evaluation of serum CA 125 levels for early detection of ovarian cancer. Obstet Gynecol 1992;80:14-8. 27. Skates SJ, Xu FJ, Yu YH, et al. Toward an optimal algorithm for ovarian cancer screening with longitudinal tumor markers. Cancer 1995;76:Suppl:2004-10. 28. Skates SJ, Menon U, MacDonald N, et al. Calculation of the risk of ovarian cancer from serial CA-125 values for preclinical detection in postmenopausal women. J Clin Oncol 2003;21:Suppl:206s-210s. 29. Menon U, Skates SJ, Lewis S, et al. Prospective study using the risk of ovarian cancer algorithm to screen for ovarian cancer. J Clin Oncol 2005;23:7919-26. 30. Bast RC Jr, Badgwell D, Lu Z, et al. New tumor markers: CA125 and beyond. Int J Gynecol Cancer 2005;15:Suppl 3:274- 81. 31. Visintin I, Feng Z, Longton G, et al. Diagnostic markers for early detection of ovarian cancer. Clin Cancer Res 2008;14: 1065-72. [Errata, Clin Cancer Res 2008;14: 5308, 7158.] 32. Greene MH, Feng Z, Gail MH. The importance of test positive predictive value in ovarian cancer screening. Clin Cancer Res 2008;14:7574. 33. McIntosh M, Anderson G, Drescher C, et al. Ovarian cancer early detection claims are biased. Clin Cancer Res 2008;14:7574. 34. Visintin I, Feng Z, Longton G, et al. Correction: Diagnostic markers for early detection of ovarian cancer. Clin Cancer Res 2008;14:5308. 35. Menon U, Gentry-Maharaj A, Hallett R, et al. Sensitivity and specificity of multimodal and ultrasound screening for ovarian cancer, and stage distribution of detected cancers: results of the prevalence screen of the UK Collaborative Trial of Ovarian Cancer Screening (UKCTOCS). Lancet Oncol 2009;10:32740. 36. National Comprehensive Cancer Network Practice Guidelines in Oncology: ovarian cancer and genetic screening. (Available at http://www.nccn.org/ professionals/physician_gls/PDF/genetics_screening.pdf.)

37. Jacobs IJ, Skates SJ, MacDonald N, et al. Screening for ovarian cancer: a pilot randomised controlled trial. Lancet 1999; 353:1207-10. 38. Hogg R, Friedlander M. Biology of epithelial ovarian cancer: implications for screening women at high genetic risk. J Clin Oncol 2004;22:1315-27. 39. van der Velde NM, Mourits MJ, Arts HJ, et al. Time to stop ovarian cancer screening in BRCA1/2 mutation carriers? Int J Cancer 2009;124:919-23. 40. Gaarenstroom KN, van der Hiel B, Tollenaar RA, et al. Efficacy of screening women at high risk of hereditary ovarian cancer: results of an 11-year cohort study. Int J Gynecol Cancer 2006;16:Suppl 1:54-9. 41. Olivier RI, Lubsen-Brandsma MA, Verhoef S, van Beurden M. CA125 and transvaginal ultrasound monitoring in high-risk women cannot prevent the diagnosis of advanced ovarian cancer. Gynecol Oncol 2006;100:20-6. 42. Zhang Z, Yu Y, Xu F, et al. Combining multiple serum tumor markers improves detection of stage I epithelial ovarian cancer. Gynecol Oncol 2007;107:526-31. 43. Skates SJ, Horick N, Yu Y, et al. Preoperative sensitivity and specificity for earlystage ovarian cancer when combining cancer antigen CA-125II, CA 15-3, CA 72-4, and macrophage colony-stimulating factor using mixtures of multivariate normal distributions. J Clin Oncol 2004;22:4059-66. 44. Nossov V, Amneus M, Su F, et al. The early detection of ovarian cancer: from traditional methods to proteomics can we really do better than serum CA125? Am J Obstet Gynecol 2008;199:215-23.

45. U.S. Preventive Services Task Force. Screening for ovarian cancer: recommendation statement. Am Fam Physician 2005; 71:759-62. 46. American Cancer Society. Detailed guide: ovarian cancer can ovarian cancer be found early? (Accessed June 12, 2009, at http://www.cancer.org/docroot/ CRI/content/CRI_2_4_3X_Can_ovarian_ cancer_be_found_early_33.asp?rnav=cri.) 47. ACOG Committee on Gynecologic Practice. The role of the generalist obstetrician- gynecologist in the early detection of ovarian cancer. Gynecol Oncol 2002; 87:237-9.

Anda mungkin juga menyukai