PENYAJIAN KASUS
IDENTITAS Nama : An. SP Usia : 8 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Jln. Parwasal Gg. Kalisari RT1 RW26 Siantan Tengah Pontianak No. RM : 789780 Tanggal MRS : 15-04-2013
Tiga hari sebelum kejang, os demam naik turun. Demam tidak menggigil, dan demam turun dengan minum obat penurun panas dari mantri. Semenjak demam, os sering mengeluh sakit kepala dan sakit perut. Keluhan ini juga diserati muntah 3-4 kali per hari setiap makan dan minum. Pada saat masuk RS, os tidak ada muntah lagi. Keluhan batuk pilek disangkal. Buang air besar tidak ada selama sakit. BAK biasa. Riwayat trauma disangkal.
Riwayat penyakit dahulu Os tidak pernah kejang sebelumnya, pada saat demam maupun tidak demam. Riwayat Keluarga Ibu dan kakak pasien memiliki riwayat kejang pada saat masih bayi.
Riwayat Kehamilan Ibu Os adalah anak kedua dari 2 bersaudara. Ibu kontrol kehamilan setiap bulan. Ibu sering minum jamujamuan selama hamil. Riwayat menderita penyakit disangkal. Riwayat Kelahiran Os lahir pada tanggal 27 November 2005. Lahir cukup bulan. Ditolong dukun. Pada saat lahir langsung menangis. BB lahir 3000 gr. PB lahir tidak diketahui.
Riwayat Imunisasi Menurut pengakuan ibu pasien, pasien mendapatkan imunisasi lengkap, namun ibu pasien tidak ingat semua jenis imunisasi yang diberikan dan berapa kali telah diberikan. Ibu pasien hanya ingat pasien pernah mendapatkan imunisasi campak 1 kali
Riwayat Tumbuh-Kembang Ibu pasien hanya ingat os bisa bicara usia 9 bulan dan berjalan usia 1 tahun. Riwayat Pemberian Makanan Pasien masih mendapat ASI sampai usia 2 tahun. Mulai dikasi susu formula promina pada usia 40 hari dan mulai makan makanan keluarga pada usia 1 tahun. Riwayat Sosioekonomi Pasien dirawat dengan pembayaran Jamkesmas. Ibu pasien tidak bekerja. Pekerjaan bapak pasien adalah swasta.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Tanda vital - Nadi : 80 kali/menit, teratur - Pernapasan : 20 kali/menit, teratur, tipe torako-abdominal - Suhu : 37,1oC
Antropometri : Antropometri : Berat Badan : 22 kg Tinggi Badan : 119 cm BB/U (22/25) x 100% = 88% Interpretasi : Gizi baik TB/U (119/128) x 100% = 96,87% Interpretasi : Normal BB/TB : (22/21) x 100% = 104% Interpretasi : Normal
Status generalis : Kulit : turgor kulit kembali cepat dan elastis Kepala : pembesaran KGB (-) Mata : mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Telinga : tidak ada sekret Hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret Mulut : mukosa bibir tidak kering, bibir tidak sianosis
Tenggorokan : faring tidak hiperemis Leher : kaku kuduk (+) Dada : bentuk simetris, pergerakan simetris, retraksi suprasternal, retraksi intercostae, retraksi epigastric tidak ditemukan Jantung : S1, S2 tunggal, regular
Paru :simetris, sonor, suara dasar vesikuler, tidak ada ronki, tidak ada wheezing Abdomen Inspeksi : datar, tidak ada distensi Auskultasi : bising usus 8 kali/menit Palpasi : turgor kembali cepat dan elastisitas baik, tidak ada nyeri tekan. Hepar-lien tidak teraba, tidak teraba massa abnormal. Perkusi : timpani
Genitalia : tidak diperiksa Anus : tidak diperiksa Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, tidak pucat, tidak ada edema tungkai. Refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil CT scan kepala dengan kontras tanggal 15/04/13 Kesimpulan: tak tampak kelainan pada CT scan kepala dengan kontras Hasil lab tanggal 16/04/13 GDS 102 mg/dL (N 7-150) Natrium 140 mmol/I (N 135-155) Kalium 4,0 mmol/I (N 3,6-5,5) Kalsium 9,6 mg/dL (N 8,1-10,4) Klorida 103,3 mmol/L (95-108)
Hasil urinalisis tanggal 17/04/13 Makroskopis : warna keruh, jernih, bau normal Kimia : bilirubin (-), protein (-), keton (+), blood (-), pH 6,0, BB 1,030, leukosit (-) Mikroskopis : leukosit (-), eritrosit (-), lainlain normal
Hasil lab tanggal 17/04/2013 GDS 49 mg/dL WBC 11,6 K/uL RBC 4,32 M/uL Hgb 11,1 g/dL HCT 32,7% PLT 258 K/uL
RESUME
Pasien datang dengan keluhan kejang yang terjadi satu kali selama kurang lebih 15 menit. Kejang muncul tiba-tiba pada saat os sedang tidur. Saat kejang, badan os tidak panas. Kejang tonik klonik generalisata. Setelah kejang, os tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke RS Soedarso
Tiga hari sebelum kejang, os demam naik turun. Ada keluhan sakit kepala dan sakit perut. BAB (-), BAK biasa. Muntah 3-4 kali per hari setiap makan minum. Pada saat masuk RS, os tidak ada muntah lagi. Riwayat trauma disangkal. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran kompos mentis, nadi 80 x/menit, napas 20 x/menit, T 37,10C, BB 22 kg, TB 119 cm. Kaku kuduk (+), reflex fisiologis (+), refleks patologis (-).
Daftar Masalah Kejang Muntah Demam naik turun Sakit kepala kuat Kaku kuduk (+)
Diagnosis kerja : Meningitis Diagnosis banding : Ensefalitis Meningoensefalitis Kejang demam kompleks
TERAPI
- O2 2lpm. - IVFD RL 10 tpm: D5% 10 tpm - Inj. Ceftriaxone 2x750 mg IV - Inj. Dexamethasone 2x4 mg IV - Manitol 3x11 gr (55cc) - Inj. Ranitidine 2x25 mg IV - Inj. Antrain 3x220 mg IV k/p - Inj. phenytoin 220 mg IV bila kejang, 12 jam kemudian 45 mg - Rawat di PICU
Prognosis ad vitam : dubia ad bonam ad sanctionam : dubia ad bonam ad fungsionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
A. 15/04/13 pukul 21.00 WIB S : Pasien kejang berulang, kejang 30 detik, kejang tonik klonik generalisata, pasien tidak sadar setelah kejang O : GCS E1M4V2, nadi 140x/menit, napas 28x/menit, T 38,10C, Refleks pupil (+/+) isokor A : meningitis P : - Inj. phenytoin 220 mg IV, 12 jam kemudian 45 mg - O2 2lpm. - IVFD RL 10 tpm: D5% 10 tpm - Inj. Ceftriaxone 2x750 mg IV - Inj. Dexamethasone 2x4 mg IV - Manitol 3x11 gr (55cc) - Inj. Ranitidine 2x25 mg IV - Inj. Antrain 3x220 mg IV k/p
B. 16/04/13 S : Kejang (-), meracau (+) O : E3M4V2, nadi 120 x/menit, napas 28 x/menit, T 36,80C, balance cairan -130cc A : Meningitis P : Lanjut inj. fenitoin 45 mg/12 jam IV, dosis manitol 3x5,5 gr. Terapi lain lanjut. Program cek elektrolit.
C. 17/04/13 S : Kejang (-), demam (-), gelisah (-) O : GCS E4V5M6, nadi 90x/menit, napas 28x.menit, T36,2C, Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor (+/+), RCL (+/+), deviasi konjugat (-/-), kaku kuduk (-), refleks fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-), klonus (-/-), paru dbn A : Meningitis P : Terapi lanjut.
D. 18/04/13 S : Pindah ke ruang anak. Kejang (-), demam (-) O : Kes CM, E4V5M6, nadi 100x/mnt, regular, napas 31x/mnt, GI puasa (+), abd: distensi (-), BU (+) normal, NT (-), urine output 500 cc/12 jam, IWL 440 cc/hari, fluid input 1440 cc/hari, balance 0 cc, T37,20C, kulit pucat (-), CRT <2detik, akral hangat, ikterik (-), kaku kuduk (+), ref. patologis (-), Lab: urinalisis: keton (+), bilirubin (+), pH 6,0, BJ >1030. GDS 49 mg/dL. A : Meningitis P : Manitol stop. IVFD asnet, pasien boleh makan. Terapi lain lanjut
E.19/04/13 S : Kejang (-), demam (-), puasa (-), kembung (-), muntah (-), BAB (+) O : Kes. CM GCS E4V5M6, nadi 95x/mnt, regular, napas 24x/mnt, regular, vesicular (+/+), GI distensi (-), BU (+) N, NT (-), Kulit pucat (-), CRT <2detik, akral hangat, ikterik (-), CNS kaku kuduk (-), ref. patologis (-) A : Meningitis P : Pasien minta pulang APS
TINJAUAN PUSTAKA
Meningens: Duramater Arakhnoid Pia mater
DEFINISI
Meningitis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi pada membran yang melapisi otak atau medulla spinalis
ETIOLOGI
Bakteri dan virus, kanker, trauma kepala, reaksi obat, penyakit sistem imun atau agen infeksius lainnya seperti jamur (cryptococcal meningitis) atau parasit Bakteri >> virus Infeksi dapat mengurangi kemampuan BBB melindungi otak bocor kuman masuk inflamasi jaringan otak membengkak dan aliran darah berkurang
penyebaran dari infeksi berat di sekitarnya, seperti infeksi telinga (otitis media) atau infeksi sinus nasal (sinusitis). Bisa juga pada kasus trauma kepala atau setelah operasi kepala
PATOFISIOLOGI
Penyebaran secara hematogen atau melalui penyakit-penyakit seperti sinusitis, mastoiditis, otitis media, atau melalui operasi seperti fraktur tulang kepala. Pembuluh darah meningeal menjadi hiperemi penyebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear ke dalam ruang subarakhnoid, kemudian terbentuk eksudat
pembentukan limfosit dan histiosit dan sel-sel plasma. Lalu terbentuk eksudat. Pada meningitis yang disebabkan oleh virus, cairan serebrospinal tampak jernih dibandingkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri
Gejala biasa dan klasik yang sering muncul pada bayi dibawah usia 3 bulan, diantaranya: Kurang minum Muntah Ruam Kaku kuduk Peningkatan iritabilitas Letargi Frontanel menonjol Kejang
Gejala klasik pada anak lebih dari 1 tahun Mual dan muntah Sakit kepala Peningkatan sensitifitas terhadap cahaya Demam Perubahan status mental Letargi Kejang Kaku leher atau nyeri leher Tanda brudzinski positif Tanda kernirg positif Ruam
Gejala meningitis viral kebanyakan mirip dengan gejala flu (demam, nyeri otot, batuk, sakit kepala tetapi satu atau beberapa gejala dari meningitis bacterial mungkin dapat ditemui), tetapi gejalanya lebih ringan
PEMERIKSAAN
TTV sumber infeksi fokal, menilai perubahan status mental, dan menentukan adanya meningitis Pungsi lumbal Urinalisis Foto polos X-ray CT scan
TATALAKSANA
Mulai terapi sebelum semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya keluar. Intubasi bila perlu Monitoring jantung dan pernapasan harus digunakan Pemasangan IV line Kateter urin Rawat PICU
PROGNOSIS
Tergantung penyebab dan beratnya penyakit
PEMBAHASAN
Anak, 8 tahun, BB 22 kg datang dengan keluhan kejang. Kejang satu kali selama kurang lebih 15 menit. Kejang muncul tiba-tiba. Kejang generalisata, dan setelah kejang, os tidak sadarkan diri. Sebelumnya, ada keluhan demam yang naik turun, tapi pada saat kejang, badan tidak panas. Os sering mengeluh kepala pusing dan muntah. Riwayat trauma disangkal.
Pusing, riwayat demam naik turun, muntah, kejang, penurunan kesadaran sugestif meningitis pemeriksaan darah rutin, gula darah sewaktu, elektrolit, urinalisis dalam batas normal scan kepala dengan kontras tak tampak kelainan
Tanda dan gejala (klinis) meningitis Terapi ceftriaxone antibiotik pilihan untuk meningitis Dexamethasone memperbaiki permeabilitas BBB dan antiiflamasi Manitol mengurangi tekanan intrakranial Phenitoin kejang Prognosis dubia ad bonam
TERIMA KASIH