BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN - RSHS BANDUNG 2007
IDENTITAS PASIEN Keterangan Umum Nama Umur Alamat Pendidikan Pekerjaan Agama Nama Suami Umur Suami Tgl Masuk ANAMNESIS Dikirim oleh : Bidan : Ny. S : 19 thn : Kp. Hujung Utama, Cimahi Selatan, Cimahi : SMP : Ibu Rumah Tangga : Islam : Tn.S : 27 thn : 12-12-2007
Dengan keterangan : Post Partum 13 hari + Endometritis Keluhan utama Anamnesis khusus : Perut membesar :
P1 A0 (AH 17hari) ,mengeluh perut membesar sejak 17 hari SMRS. Riwayat benjolan di perut tidak diketahui. Riwayat perdarahan jalan lahir tidak dirasakan ibu. Sebelumnya ibu melahirkan ditolong paraji. Lahir bayi , 2300gr, spontan, langsung menangis. Ari-ari dikatakan lahir lengkap. Dua minggu sebelum bersalin, ibu mengalami demam yang bersifat naik turun. Demam bertambah pada malam hari dan berkurang pada pagi hari. Kemudian ibu berobat ke bidan dan diberi antibiotik, obat penghilang nyeri dan vitamin penambah darah. Setelah minum obat keadaan ibu menjadi lebih baik walupun demam masih dirasakan ibu hingga saat bersalin. Pada tanggal 22 Nov 2007 pukul 17.00 ketuban pecah. Ibu langsung
dibawa ke paraji. Pukul 17.30 ibu langsung dipimpin meneran kerana pembukaannya lengkap dan pukul 18.05 lahir bayi . Kemudian dilakukan peregangan tali pusat, plasenta dikatakan lahir lengkap (paraji dikatakan pernah mendapat pelatihan tentang asuhann persalinan). Selama 3 hari pasca salin ibu mengalami demam. Ibu kemudian dibawa ke bidan dan diberi suntikan. Setelah 2 minggu ibu dirujuk ke rumah sakit kerana demam yang tidak turun dan perut membesar. Selama demam pasca salin gangguan nyeri saat berkemih disangkal ibu. Urin dikatakan dalam jumlah normal. Sesak nafas dan batuk disangkal ibu. Demam naik turun disertai nyeri kepala hebat dan mengigil disangkal. Gangguan buang air besar disangkal. Riwatay Obstetri 1, paraji, premature, 2300gr, spontan, ,17 hari, hidup Keterangan Tambahan: Riwayat menikah: 26 tahun, SMA, Swasta 18 tahun, SMA, IRT Lama menikah: 1 tahun Pernikahan pertama
STATUS PRAESENS (tanggal 20 November 2007) Keadaan Umum Tanda vital Kepala Leher Thorax Abdomen : : : : : : Komposmentis T: R: 90/60 mmHg 20x menit N : 112x/menit S : 36,5
konjungtiva anemis KGB tidak teraba mambesar Tiroid tidak teraba membesar Jantung : BJ murni reguler Paru : VBS ki=ka hepar/lien tidak teraba membesar bising usus (+) normal
Ekstremitas
Status Ginekologikus Pemeriksaan luar : abdomen: cembung lembut. 2 jari di bawah pusat teraba massa kistik sebesar bola volley, permukaan rata, gerak terbatas, ascites (-) Inspekulo : Fluksus (+), lochia berbau V/V Portio OUE CU : t.a.k : besar,konsistensi biasa, NG : (-) : 1 jari : ~ gravida 16-18 minggu Lochia bau (+) Ka/ki Uterus teraba massa kistik ukuran 15x15x10cm Cavum douglas : menonjol (-),
Pemeriksaan dalam :
LABORATORIUM Hb Leukosit Hematokrit Trombosit PEMERIKSAAN USG USG : uterus dalam batas normal. Suspek abses intraperitoneal (pelvicperitonitis) : 7,9 gr/dl : 11,400 mm3 : 26 % : 281.000 /mm3
RENCANA PENGELOLAAN Infus RL Cross match dan sedia darah Cefotaxime 2 x 1 gr/IV Metronidazole 2 x 500mg/IV Gentamycin 2 x 80 mg
Infeksi Nifas (Infeksi Puerpuralis) I. Pengertian Infeksi alat genital dalam masa nifas yang ditandai dengan meningkatnya suhu 38oC yang terjadi selama 2 hari berturut-turut dalam 10 hari pertama pasca salin, kecuali 24 jam pertama pascasalin. II. Etiologi Mikroorganisme penyebab infeksi puerperalis dapat berasal dari luar (eksogn) atau dari jalan lahir penderita sendiri (endogen). Mikroorganisme endogen lebih sering menyebabkan infeksi. Mikroorganisme yang tersering menjadi penyebab ialah golongan streptokokus, basal koli, dan stafilokokus. Akan tetapi, kadang-kadang mikroorganisme lain memegang peranan, seperti Clostridium Welchii, Gonococcus, Salmonella typhii atau Clostridium tetani. III. Cara infeksi Kemungkinan besar penolong persalinan membawa kuman ke dalam rahim penderita, yakni dengan membawa mikroorganism yang telah ada dalam vagina ke atas, misalnya dengan pemerikasaan dalam. Mungkin juga tangan penolong atau alat-alatnya masuk membawa kuman-kuman dari luar dan dengan infeksi tetes. Oleh karena itu, sebaliknya penolong persalinan memakai masker dalam kamar bersalin dan pegawai dengan infeksi jalan napas bagian atas hendaknya ditolak bekerja di kamar bersalin. Kadang-kadang sumber infeksi berasal penolong sendiri misalnya, jika ada luka pada tanganya yang kotor atau dari pasien lain seperti pasien dengan infeksi puerperalis, luka operasi yang meradang, carcinoma uteri, atau dari bayi dengan infeksi tali pusat disebabkan koitus pada bulan terakhir. IV. Faktor Predisposisi 1. Partus lama
2. Ketuban pecah dini 3. Persalinan traumatis 4. Pelepasan plasenta secara manual 5. Infeksi intra uterin 6. Infeksi kandung kemih 7. Anemi 8. Pertolongan persalinan yang tidak bersih 9. Perdarahan V. Diagnosis Klinis : Febris Nadi cepat Nyeri peut bagian bawah Sub involusi rahim : lokia berbau : uterus dan parametrium nyeri pada perabaan
Inspekulo PD
VI. Pemeriksaan Penunjang Kultur bakteri aerob dan anaerob dari bahan yang bersal dari cervix, uterus dan darah. Faktor-faktor pembekuan darah USG jika dicurigai adanya abses
VII. Pengelolaan Antibiotik spektrum luas Selanjutnya pemberian tergantung hasil kultur dan resistensi Jika tidak ada perbaikan dalam waktu 72 jam pikirkan kemungkinan trombophlebitis pelvic, abses dan septik emboli
Septik emboli walaupun jarang terjadi tapi merupakan komplikasi yang paling berbahaya. Hal ini perlu dipertimbangkan supaya tidak ada respon terhadap pemberian antibiotik dan adanya nyeri dada akut atau manifestasi paru lain nya
Bila ada abses harus dilakukan insisi drainase. Jika abses Douglas lakukan kolpotemi posterior disertai pemasangan drain. Jika abses terdapat intra abdomen lakukan laparatomi. Jika uterus merupakan fokus infeksi terutama pada kasus persalinan dengan seksio sesarea dan terdapat dehisensi luka lakukan histerektomi. Syok septik ditandai leh suhu tinggi, status kardiovaskular tidak stabil, penurunan lekosit. Pengobatan : rawat di ICU, O2, terapi cairan, transfusi darah, antibiotik, kortokostreiod, vasopresor/digitalis serta anti koagulan jika diperlukan.
VIII. Prognosis Terutama bergantung pada virulensi kuman dan daya tahan tubuh penderita.