Anda di halaman 1dari 4

I. Memahami dan menjelaskan otot otot yang berperan pada posisi fraktur os femur Otot otot M.iliopsoas, M.

pectineus, M.rectus femoris, M.adductor longus, M.adductor brevis, M.adductor magnus, M.gluteus, M.semitendinis, M.semimembranosus, M.biceph femoris, M.piriformis, M.sartorius, M.tensor fascia lata, M.gracilis, M.obturatum, M.quadratus femoris, , M.piriformis, M.gamelli, M.obturator externus

II. Memahami dan menjelaskan jenis jenis fraktur Berdasarkan penyebab Fraktur patologik : terjadi pada tulang yang sebelumnya telah mengalami proses patologik. Seperti tumor tulang atau Krista tulang Fraktur stress : disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus menerus biasanya berupa fisura. Seperti fraktur tibia pada penari balet atau fraktur fibula pada atlet lari Fraktur trauma : terjadi karena adanya trauma seperti jatuh, pukulan, tekanan, tahanan, dll yg terjadi secara spontan dan berat yang dapat menyebabkan dislokasi sendi Berdasarkan hubungan dengan dunia luar Fraktur terbuka : fraktur dengan adanya luka pada kulit Fraktur tertutup : fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit Berdasarkan patahanya Fraktur komplit : patah pada seluruh garis tengah tulang, luas, dan melintang, biasanya disertai dengan dislokasi Fraktur greenstick : patah pada salah satu sisi tulang sedangkan sisi lainya bengkok Fraktur transversal : patah sepanjang garis tengah tulang Fraktur obliq : patah yang membentuk sudut dengan garis tengah tulang Fraktur spiral : patah memuntir seputar batang tulang

Fraktur komunitif : patah yang menyebabkan tulang pecah menjadi beberapa fragmen Fraktur depresi : patah dengan fragmen patahan terdorong ke dalam (calvaria) Fraktur kompresi : patah dimana tulang megalami kompresi/ mengkerut (vertebra) Fraktur avulse : patah dengan tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendo pada perlekantanya Fraktur epifisial : patah melalui epifisis Fraktur impaksi : patah dimana fragmen tulang terdorong kef ragmen tulang lain III. Memahami dan menjelaskan gambar radiologis pada fraktur femur Syarat foto rontgen pada pemeriksaan patah tulang Patah tulang di pertengahan foto Foto dibuat antero-posterior dan lateral Persendian proksimal dan distal harus turut di foto Sinar menembus secara tegak lurus Di buat dua lembar foto dengan arah bersilangan 90 Hal hal yang harus di perhatikan pada pemeriksaan foto rontgen Dimana lokasi fraktur Jenis fraktur dan kedudukan fragmen Bagaimana struktur tulang (biasa/ patologik) Bila dekat/ pada persendian adakah dislokasi, fraktur epifisis, dan pelebaran sela sendi karena efusi ke dalam rongga sendi Fraktur kolum femoris terutama terjadi pada orang tua dan yang tulang nya porosis. Bila fraktur intrakapsuler, hal ini sering mengakibatkan nekrosis avaskular kaput femur karena terputusnya aliran darah ke kaput femur. Pembentukan kallus pada fraktur kolum femur biasanya sedikit. Penentuan konsolidasi terutama didasarkan adanya kontinuitas trabekula melalui garis fraktur.

IV. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan fraktur terbuka os femur

Penanganan dini Luka harus di tutup hingga pasien tiba di kamar bedah. Antibiotika diberikan secepat mungkin, tak peduli sebarapa kecil laserasi itu, dan di lanjutkan hingga bahaya infeksi terlewati. Pada umumnya pemberian kombinasi benzilpenisilin dan fluklosasin tiap 6 jam selama 48 jam akan mencukupi, jika luka amat terkontaminasi untuk mencegah organism Gram negative dengan menambah gentamisin atau metronidazol dan melanjutkan terapi selama 4 atau 5 hari. Debridement Operasi bertujuan untuk membersihkan luka dari bahan asing dan dari jaringan mati, memberikan persendiaan darah yang baik di seluruh bagian itu. Dalam anastesi umum seluruh pakaian pasien di lepas, sementara itu asisten mempertahankan traksi pada tungkai yang mengalami cedera dan menahanya agar tetap diam. Pembalut yang sebelumnya digunakan pada luka dig anti dengan bantalan yang steril dan kulit disekelilingnya di cukur dan dibersihkan. Kemudian bantalan itu di angkat dan luka di irigasi seluruhnya dengan garam fisiologis, irigasi akhir dapat disertai obat antibiotika misalnya basitrain. Turkinet tidak di gunakan karena akan lebih jauh membahayakan sirkulasi dan menyulitkan dalam melihat struktur yang mati. Jaringan itu kemudian di tangani sebagai berikut: Kulit Di usahakan sedikit mungkin kulit di eksisi, lalu pembalut dan bahan asing lain dilepas Fascia Fascia di belah secara meluas hingga sirkulasi tidak terhalang Otot Otot-otot yang mati sangat berbahaya karena merupakan makanan bagi bakteri. Otot yang mati ini biasanya dapat di kenal melalui perubahan warna yang keungu-unguan, konsistensinya yang buruk, tidak dapat berkontraksi bila dirangsang dan tak berdarah bila di potong. Semua otot mati harus di eksisis Pembuluh darah Pembuluh darah yang banyak mengalami perdarahan diikat dengan cermat tetapi untuk meminimalkan jumlah benang yang tertinggal dalam luka, pembuluh yang kecil dijepit dangan gunting tang arteri dan di pilin Saraf

Saraf yang terpotong sebaiknya dibiarkan saja. Tetapi bila luka itu bersih dan ujung saraf tidak terdiksesi, selubung saraf di jahit dengan bahan yang tidak dapat di serap agar dapat mudah terlihat dikemudian hari Tendon Biasanya tendon yang terpotong juga dibiarkan saja seperti hal nya saraf Tulang Permukaan fraktur di bersihkan secara perlahan dan di tempatkan kembali pada posisi yang benar. Bila ada fragmen kecil boleh dibuang Sendi Cedera sendi di terapi dengan pembersihan luka, penutupan sinovium dan kapsul, dan antibiotika sistemik, drainase atau irigasi sedotan hanya di gunakan jika terjadi kontaminasi hebat

Anda mungkin juga menyukai