Anda di halaman 1dari 2

Kebutuhan Pengasuh Insan Paska Stroke Semakin Tinggi Sebagai Rumah Sakit yang memiliki fasilitas pananganan dan

pelayanan stroke yang cukup besar dan memadai, Yastroki Pusat bekerjasama dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) untuk menyelenggarakan pelatihan Pengasuh Insan Paska Stroke (IPS) yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Saat ini stroke menjadi pembunuh No 3 setelah jantung dan kanker. Bukan hanya itu stroke juga menjadi penyebab kecacatan nomor satu, dimana sebagian anggota tubuh seorang yang terserang stroke akan menjadi lumpuh. Karena ketidak berdayaannya ini, mereka seringkali merasa putus asa, bahkan tidak sedikit diantaranya yang mengalami depresi, untuk meminimalkan kondisi yang lebih berat lagi menimpa IPS mereka butuh bantuan terutama dari kalangan keluarga sendiri maupun orang lain dala m membantu kebutuhan hidupnya. Menurut Kepala Bidang Litbang dan Diklat Yastroki Pusat Sugito Suwito,MA ketika menutup Pelatihan Pengasuh Insan Paska Stroke (Care Giver), pelatihan ini merupakan realisasi dari salah satu misi Yastroki, yaitu mendorong dan berpartisipasi dalam rangka rehabilitasi IPS. Namun Yastroki tidak memiliki kapasitasuntuk melaksanakan pelatihan itu, sehingga harus mengadakan kerjasama dengan RSPAD, karena RSPAD memiliki peralatan medis yang relatif lengkap serta para pengajar yang berpengalaman dan profesional. Saat ini kebutuhan akan pengasuh Insan Paska Stroke (IPS) semakin tinggi, mengingat jumlah penderita stroke yang semakin meningkat. Sebagai contoh di luar negeri seorang pengasuh IPS saat ini mampu mempunyai penghasilan yang cukup tinggi. Terlebih bila mereka memiliki keterampilan dan kecakapan untuk mengurus IPS. Bukan hanya itu, pengasuh IPS juga dapat dijadikan sebagai lahan lapangan pekerjaan bagi mereka yang masih belum mendapat pekerjaan. Untuk meningkatkan keterampilan Pengasuh IPS yang cenderung tempramental, Yastroki Pusat bekerjasama dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto menyelenggarakan pelatihan bagi pengasuh IPS. Pelatihan yang diikuti oleh 33 peserta ini, akan diberi berbagai keterampilan, diantaranya keterampilan melatih dan mengenal obat-obat anti stroke, dan berbagai keterampilan lainnya, termasuk menampa psikologis mereka saat menghadapi IPS, sehingga mereka menjadi terbiasa dan berlaku sabar dalam menghadapinya. Sementara itu Direktur Utama RSPAD Beigjen TNI Dr Mardjo Sibiandono mengatakan, langkah yang diambil Yastroki cukup positif dan perlu didukung semua pihak termasuk RSPAD mengingat kasus stroke setiap tahunnya meningkat sejalan dengan perubahan gaya dan pola hidup masyarakat. Ironisnya, saat ini stroke juga telah menyerang usia produktif dan bukan lagi hanya menyerang mereka yang berusia tua, karenanya bila semakin banyak anggota masyarakat yang mengerti dan paham mengenai stroke, maka jumlah penderita stroke dapat diminimalkan. Kepada para peserta yang dinyatakan lulus dalam pelatihan ini akan menerima sertifikat resmi

dari Yastroki dan RSPAD yang ditandatangani Ketua Umum Yastroki dan Kepala RSPAD. ? Para Perawat IPS yang menerima sertifikat tersebut agar selalu menjaga nama baik Yastroki dan RSPAD yang telah mendidik mereka menjadi perawat/pengasuh IPS yang terdidik dan terlatih atau stroke care giver yang bersertifikat,?kata Sugito. Tindak lanjut penempatan para care giver ini di rumah tangga pasien atau IPS akan diatur oleh Sekertariat Yastroki Pusat. Pengurus Yastroki telah mengirim surat kepada beberapa rumah sakit yang memiliki unit stroke dan bagian rehabilitasi medik untuk memberitahukan tersedianya care giver di Yastroki yang siap mambantu keluarga yang memerlukan. Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan Pengasuh Insan Paska Stroke Kolonel CKM dr Supadmadi,SpS mengatakan, mereka yang sudah lulus pelatihan ini memiliki keterampilan yang cukup memadai untuk membantu IPS dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Bahkan sebelum mereka lulus saja ada beberapa keluarga yang siap menampung mereka untuk membantu IPS yang ada di keluarga mereka. RIS

Anda mungkin juga menyukai