Anda di halaman 1dari 139

BAB3

ANALISIS UNTUK PEMBANGUNAN SISTEM EMPLOYEE YELLOW PAGES

3.1

Gambaran Umum World Vision Indonesia (WVIDN)

3.1.1

Sejarah

3.1.1.1

Sejarah World Vision World Vision adalah organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan dengan

prioritas mempromosikan pelayanan pada peningkatan kualitas hidup masyarakat terutama anak-anak. Didirikan tahun 1950 dengan tujuan awal merawat anak-anak yatim piatu,

World Vision kemudian

berkembang

untuk

menangani

masalah

pengembangan dan advokasi kepada si miskin dengan misi menolong anak-anak dan keluarganya membangun masa depan yang lebih cerah. Bekerja di enam benua, World

Vision adalah salah satu organisasi Kristen dan pengembangan masyarakat yang
terbesar di dunia. Inti kerja dari World Vision adalah relief, pengembangan dan advokasi yang membangun masyarakat ke arah hubungan yang lebih sehat dan kuat. Keberadaan hubungan ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Alasan World

Vision fokus kepada anak-anak karena mereka adalah salah satu indikator yang
menunjukkan komunitas yang sehat. Pada saat anak-anak diberi makan, per!indungan, sekolah, dihargai dan dicintai, maka rnasyarakat tersebut berkembang.

Organisasi World Vision juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan baik yang bersifat tanggap darurat (penanggulangan bencana, pasca perang maupun konflik), advokasi dan pengembangan masyarakat ke arah yang lebih sehat dan kuat. Organisasi

'.

---- - -----------------------90

ini adalah lembaga non pemerintah yang melayani semua orang tanpa melihat Jatar belakang suku, agama, ras, budaya dan antar golongan.

Awal mulanya berdirinya World Vision adalah ketika pada perang Korea di tahun 1950, seorang misionaris berkebangsaan Amerika bemama Bob Pierce

mengunjungi

Semenanjung Korea yang pada saat itu situasi politiknya sedang

memanas dan melihat penderitaan anak-anak yang kehilangan orang tuanya yang menjadi korban perang. Sepulangnya ke Amerika pada bulan Agustus 1950, Bob Pierce dan kawan-kawannya mendirikan World Vision Incorporated yang pada awalnya

berkedudukan di Portland, Oregon dengan Bob Pierce ditunjuk sebagai presiden World Vision yang pertama. Pecahnya perang saudara di Korea menyebabkan penderitaan masyarakat semakin parah dan mengakibatkan banyak anak menjadi yatim-piatu dan sangat membutuhkan dukungan secara khusus untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Maka dari itu lahirlah program child sponsorship (santunan anak) pada tahun 1953

yang akhirnya terus diterapkan dalam pelayanan World Vision.

Setelah pelayanan di Korea mulai berjalan lancar, Bob Pierce mulai merintis pelayanan yang sama di negara-negara Asia lainnya. Bob Pierce mulai membuka pelayanan World Vision di Taiwan, Filipina, Vietnam, dan Indonesia.

3.1.1.2 Sejarah World Vision Indonesia (WVIDN) Melalui kunjungan Bob Pierce ke Indonesia pada tahun 1957, Bob Pierce mulai melakukan kerja sama dengan beberapa tokoh agama. Pada tahun 1959, Bob Pierce meminta Germann Edey untuk membantu merintis pelayanan World Vision di Indonesia dan pada bulan April 1960 pelayanan World Vision di Indonesia pun dimulai di

91

Kecamatan Batu, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dulu nama World Vision lebih dikenal dengan nama LEPKI yang dikepalai oleh German Eddey. Saat itulah pelayanan pun dimulai dengan mengadakan sponsorship panti asuhan di Jawa, Sulawesi Utara, Bali, dan Sumba, serta membantu korban bencana alam. Pada tahun 1972-1973, Lepki mulai membuka program pengembangan

masyarakat untuk meningkatkan kehidupan masyarakat rniskin dan tertinggal. Proyek pertama dibuka di dusun Loksado di pedalaman Kalimantan Selatan yang kemudian

diikuti dengan proyek-proyek sejenis di Kuala Kapuas di Kalimantan Tengah dan Lerak Batu Ahim (Sungai Kajang) di Kalimantan Barat. Beberapa tahun kemudian lebih dari 300 program dibuka di 22 provinsi. Pada tahun 1979, World Vision memutuskan untuk sepenuhnya pindah ke Jakarta, sedangkan Lepki akan tetap melanjutkan pelayanan di Malang. World Vision diputuskan akan berkonsentrasi penuh terhadap pelayanan sosial-kemanusiaan sedangkan Lepki

akan lebih memfokuskan diri pada pelayanan di bidang agama. Pada tahun 1980 setelah

World Vision menandatangani MOU

dengan

Departemen Sosial sebagai wadah untuk ikut memerangi kemiskinan dan melakukan pemberdayaan masyarakat maka secara resmi nama yang digunakan World Vision di Indonesia pada saat itu adalah

World Vision International-Indonesia atau sering


lewat dukungan pada panti asuhan,

disingkat WVll atau WVIDN. Program bantuan

pengembangan keluarga dan masyarakat mencapai puncaknya pada tahun 1980-an.

World Vision Indonesia (WVIDN) mendirikan pusat pelatihan yang dikenal dengan
nama Pusat Pengembangan Pelatihan Nasional (National Development Training CenterNDTC) di Jakarta. NDTC menjadi Iokasi penting untuk memperlengkapi serta melatih

92

para kader proyek bersama staf yang akan bekerja dengan masyarakat di lapangan. Selain itu, World vision juga mengelola Development Assistant Center (DAC) atau Pengembangan Motivator Terpadu. Sepanjang dekade 1980 ini, World vision menawarkan bantuan di bidang pendidikan, pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi. Tahun 1993, dalam rangka merespon pertumbuhan pelayanan dan kebutuhan akan manajemen yang lebih profesional, World Vision membentuk Dewan Penasehat untuk memberikan pandangan serta arahan bagi pelayanan World vision di Indonesia di masa mendatang. Pendekatan Program Pengembangan Wilayah atau Area Development Program (ADP) sebagai konsep bam pendekatan family to family mulai

diimplementasikan pada tahun 1994/95. Tahun 1995, World Vision mendukung pembentukan sebuah organisasi lokal yang bernama Wahana Visi Indonesia guna memastikan keberlanjutan transfer pengetahuan dan kapasitas dari organisasi internasional kepada organisasi lokal. Melalui ADP, World Vision secara simultan memfasilitasi peningkatan program pendidikan, kesehatan dasar, air bersih, kebersihan lingkungan, gizi, ekonomi, pengolahan lahan, intensifikasi pertanian, usaha kecil, pembentukan kelompok-kelompok swadaya masyarakat, dan kegiatan lainnya. Di periode ini, World vision memperoleh kepercayaan dari lembaga donatur, khususnya lembaga donatur pemerintahan asing, untuk menyediakan bantuan khusus di bidang kesehatan dasar. Salah satu program kesehatan tersebut adalah Kesehatan Wanita dan Anak (Women's and Their Children's Health-WATCH) yang dilaksanakan di beberapa desa di kabupaten Jayawijaya, Papua Program kesehatan tersebut kemudian

dikembangkan di Sanggau, Alor, Landak, Merauke, dan daerah-daerah lainnya.

93

Pada tahun 1997-2007, ketika berbagai bencana baik karena faktor alam atau karena ulah manusia melanda Indonesia, bayak donatur yang mempercayakan

sumbangannya untuk disalurkan oleh World Vision Indonesia (WVIDN) untuk meringankan kehidupan para korban. Program bantuan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi skala besar dilaksanakan di Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua, Sumatra Utara dan Aceh. Program bantuan untuk tsunami di aceh adalah yang terbesar yang pernah dilakukan WVIDN. Tahun 2000, World Vision terus mendistribusikan bantuan kepada masyarakat tidak mampu akibat krisis yang berkepanjangan. Didukung oleh World Vision Global Center, WVIDN dipercaya oleh lembaga-lembaga donasi seperti AusAID, CIDA, USAID, WFP, flCA, UNICEF, DFID, ECHO, pemerintah Jerman dan Belanda, untuk menyalurkan bantuan darurat dan rehabilitasi di Indonesia. World Vision juga mulai mengimplementasikan sebuah program baru yang disebut Indonesia Micro

Enterprise Development (IMED) di Jakarta Timur untuk membantu mengembangkan usaha kecil di tengah masyarakat tidak mampu. Pada tahun 2007-2010, WVIDN memberi prioritas lebih tinggi pada upaya mitigasi bencana dengan melakukan pelatihan-pelatihan tanggap bencana di Jawa, NTT, Sumatra, Kalimantan dan Papua agar wakil-wakil masyarakat dan pemerintah dapat menekan jatuhnya korban dan kerugian materi. World Vision juga secara lebih intensif melakukan advokasi untuk meningkatkan kesejahteraan anak dan menekan laju

penyebaran H1V dan AIDS, terutama di Jawa dan Papua. Selain melakukan tanggap darurat di Jakarta, Jawa Barat, Bengkulu dan Sumatra Barat, WVIDN terus

meningkatkan efektivitas pelayanan di ADP-ADP agar sebanyak mungkin masyarakat

94

mampu

meningkatkan

kualitas

kehidupannya

terutama

kehidupan

anak-anaknya.

WVIDN juga mengembangkan sayap program pengembangan masyarakat jangka panjang ke lebih dari 40 proyek di 9 provinsi pada tahun 2010 dalam usaha untuk memberdayakan lebih banyak lagi masyarakat tidak mampu agar mandiri.

3.1.2

Area Development Program (ADP)

ADP

menggunakan

pendekatan

transformasi

anak

yang

berfokus

pada

pengembangan masyarakat atau lingkungan geografi disekitar tempat tinggal anak dalam jangka panjang untuk meningkatkan tumbuh kembang anak-anak perempuan dan lakilaki serta berusaha untuk mengurangi dan memerangi kemiskinan.

ADP bertujuan untuk memberdayakan dan membantu meningkatkan kemampuan masyarakat agar mandiri sehingga masyarakat sendiri mempunyai rasa memiliki terhadap proses pengembangan tersebut. Masyarakat menentukan apa yang harus mereka prioritaskan dalam pengembangan dan bersama-sama dengan World vision mewujudkan tujuan mereka.

ADP terintegrasi secara holistik dan terlibat dalam proyek-proyek kesehatan, pendidikan, agrikultur, air, in:frastruktur, pertanahan, kepemimpinan, jender dan

pengolahan pendapatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. ADP beijalan dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun dan ditujukan untuk daerah yang paling miskin di masyarakat tersebut. Tujuan utama ADP adalah mewujudkan masyarakat yang mandiri, dimana masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan kebutuhan anak-anaknya.

95

Saat ini World Vision Indonesia melayani di 44 ADP yang terdapat di bebe j.Pil propinsi
.. i,

di Indonesia, yaitu:

1. Regio Jawa : ADP Surabaya 1, ADP Surabaya 2, ADP Cilincing, ADP Kebon

Pala, ADP Susukan, ADP Cawang, ADP Jatinegara, ADP Penjaringan, ADP Nias 1, ADP Nias 2. 2. Regio Kalimantan : ADP Pontianak, ADP Urban Pontianak, ADP Singkawang, ADP Sanggau, ADP Sambas, ADP Sekadau, ADP Landak. 3. Regio NTT : ADP Sumba Barat, ADP Kupang, ADP TTU, ADP Rote, ADP Sumba Timur 1, ADP Sumba Timur 2, ADP Alor, ADP Flores Timur, ADP Manggarai, ADP Sikka. 4. Regio Sulawesi Maluku : ADP Banggai, ADP Poso, ADP Tobelo, ADP Ternate, ADP Parigi Moutong, ADP Touna. 5. Regio Papua : ADP Eruwok, ADP Boven Digul, ADP Maro, ADP Pantai Kausari, ADP Port Numbay, ADP Kurulu, ADP Kurima, ADP Kerom, ADP Karubaga, ADP Jayapura, ADP Jayawijaya.

3.1.3

Fokus Aktivitas Sosial World Vision Indonesia (WVIDN)

3.1.3.1 Paparan Aktivitas Sosial World Vision Indonesia (WVIDN) World Vision Indonesia (WVIDN) berfokus pada enam aktivitas sosial yang meliputi:
1. Pengembangan Transformatif

96

Pengembangan transformatif meliputi proses di mana anak-anak, keluarga dan masyarakat dapat mengenali dan mengatasi hambatan penyebab kemiskinan melalui sejumlah program yang dapat mendorong teljadinya perubahan dan meningkatkan kesejahteraan. WVIDN berusaha agar anak perempuan dan laki-laki dapat memperoleh pelayanan kesehatan, mengakses fasilitas air bersih dan sanitasi, dijaga dan ditingkatkan kondisi nutrisinya, memiliki ketahanan rumah tangga, memperoleh pendidikan dasar 12 tahun, memiliki keterampilan hidup, dan memiliki hubungan yang baik dengan orangtua, sesama, lingkungan dan Tuhan. WVIDN membantu masyarakat untuk mengenali sumber daya seperti keahlian yang ada di dalam diri mereka, mendapatkan dan menggunakan ide yang ada di pikiran mereka untuk berpindah dari kemiskinan menuju kemandirian. WVIDN mengusahakan timbulnya tanggung jawab sosial dan WVIDN memobilisasi sumber daya untuk mengusahakan transformasi masyarakat. Selain itu, WVIDN mengusahakan partisipasi masyarakat dan keberlanjutan sosial dari usaha

pembangunan mengusahakan partisipasi masyarakat dan keberlanjutan sosial dari usaha pembangunan.

Program-program pengembangan transformatif mencakup : a. Penyantunan Program penyantunan anak adalah dengan dengan berbagi sumber daya, harapan dan pengalaman dalam menanggulangi kemiskinan sehingga

membangun hubungan yang baik antara anak, keluarga mereka, donatur dan staf World Vision Indonesia (WVIDN).

97

b. Kesehatan Dengan melakukan kerja sama bersama masyarakat, pemerintah dan para mitra untuk meningkatkan kesehatan anak melalui pencegahan seperti menerapkan gizi yang baik, ASI, kebersihan, dan vaksinasi sehingga anak-anak untuk dapat tumbuh sehat. c. Pendidikan Dengan melakukan kerja sama bersama guru, sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan pembelajaran agar anak-anak dapat memiliki akses pendidikan berkualitas mendatang. d. Air dan Sanitasi Dengan melakukari kerja sama bersama masyarakat seperti menggali sumur, memasang pompa, membangun kakus dan mengairi lahan pertanian untuk pemberdayaan ekonomi yang lebih baik. e. Respons HIV dan AIDS Dengan bekerjasama dengan anak-anak, masyarakat dan pemimpin agama memobilisasi bantuan bagi anak-anak yatim piatu dan anak-anak yang rentan terkena HIV dan AIDS, serta mencegah penyebaran HIV dan AIDS lebih lanjut. f. Pemberdayaan Ekonomi Dengan membantu para keluarga untuk mengakses pinjaman, produk tabungan, keahlian dalam bidang keuangan, akses pasar dan teknologi yang dapat memberikan kesempatan untuk mengubah perekonomian keluarga yang lebih baik. sehingga dapat menciptakan kehidupan produktif di masa

98

2.

Tanggap Darurat

World Vision Indonesia (WVIDN) berusaha untuk mengurangi dampak


kejadian darurat yang tetjadi dalam kehidupan masyarakat dengan merespon dampak bencana dan membantu masyarakat untuk bertahan, pulih serta menghindari bencana alam di masa mendatang. Program-program tanggap darurat : a. Persediaan Bantuan Persediaan bantuan sebenarnya telah dipersiapkan World vision terdapat di tiga benua yang cepat dijangkau, namun terkadang dalam bencana skala besar yang dimana bantuan sulit untuk disediakan di daerah setempat maka

World vision's Global Pre-Positioning Resource Network akan memobilisasi


persediaan tersebut. Selain itu didukung oleh stafterlatih untuk mendampingi pengiriman bantuan dan memaksimalkan pemanfaatan persediaan bantuan. b. Respon

World Vision Indonesia (WVIDN)

merespon cepat dan tepat

dengan

mengirimkan bantuan mendasar seperti makanan, air, sanitasi, tempat perlindungan sementara dan perlindungan kemanusiaan serta

mengembangkan kapasitas masyarakat sendiri dalam menanggapi bencana. c. Rehabilitasi

World

Vision Indonesia

(WVIDN)

melibatkan

masyarakat

dalam

membangun kembali modal sosial, fisik, manusia dan keuangan setelah bencana tetjadi sehingga dapat memperbaiki sumber penghidupan dengan cepat dan memperkecil dampak bencana.

99

d. Mitigasi Bencana World Vision Indonesia (WVIDN) membuat program-program yang dapat mendukung mekanisme penanggulangan untuk meningkatkan ketahanan sosial dan ekonomi serta pengembangan masyarakat jangka panjang. 3. Promosi Keadilan World Vision Indonesia (WVIDN) bekerja untuk memberdayakan masyarakat agar mengetahui dan membela hak-hak mereka dengan mengaktifkan suara masyarakat miskin dan tertekan agar sampai kepada para pembuat keputusan yang memiliki kekuatan untuk mengubah kebijakan dan praktek-praktek yang tidak adil. Dalam semua usaha pengembangan yang WVIDN lakukan, WVIDN mengusahakan perubahan sistern, struktur, dan kebijakan untuk lebih mendukung terpenuhinya hak-hak anak dan mereka yang tertindas agar anak-anak dapat memperoleh identitas legal, bebas dari eksploitasi, tinggal di lingkungan yang aman dan berkesinambungan, dapat bebas mengemukakan pendapatnya, bebas berkumpul, dan dapat menjadi agen pembaharu. Program promosi keadilan ini mencakup : a. Kesehatan World Vision Indortzsia (WVIDN) mengadvokasi kualitas layanan kesehatan bagi semua orang dengan secara khusus berfokus pada kesehatan yang lebih baik untuk anak.

100

b. Pendidikan

World Vision Indonesia (WVIDN)

mengadvokasi terciptanya pendidikan

berkualitas untuk semua anak, terutama anak-anak yang rentan, perempuan, anak-anak cacat dan anak-anak di situasi krisis. c. Mata pencaharian

World Vision Indonesia (WVIDN) membantu memastikan masyarakat miskin


memiliki mata pencaharian yang berkelanjutan serta mendesak masyarakat nasional dan internasional untuk mengatasi akar penyebab kemiskinan, ancaman kekurangan pangan, perdagangan yang tidak adil, kurangnya

investasi dan kerusakan lingkungan. d. Hak dan perlindungan anak

World Vision Indonesia (WVIDN) bekerja sama dengan masyarakat untuk


mempromosikan dan melindungi hak-hak anak dari kekerasan dan

penganiayaan serta mempersiapkan anak-anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

4.

Inisiatif Strategis

World Vision Indonesia (WVIDN) berusaha mendukung, mendorong dan


memperkuat para pemimpin masyarakat, termasuk pemuka agama, melalui konferensi, konsultasi dan kesempatan edukasi dalam rangka mengatasi kemiskinan, mengembangkan kepemimpinan melayani orang lain serta

memiliki pemahaman dan komitmen untuk mengatasi kemiskinan. World

--r-------

101

Vision Indonesia (WVIDN) membuka kesempatan kemitraan dengan gerejagereja dan menghargai keragaman yang ada dalam berbagai gereja. 5. Penyadaran Publik

World Vision Indonesia (WVIDN) meningkatkan kesadaran akan kebutuhan


sesama manusia melalui sejumlah program dan kampanye, menciptakan kemitraan dan pemahaman di antara manusia dari berbagai belahan dunia sehingga World Vision Indonesia (WVIDN) dapat bekerja dalam kesatuan rasa untuk mencapai tujuan bersama. 6. Akuntabilitas

World Vision Indonesia (WVIDN) bertanggung jawab kepada orang-orang


yang di Jayani, kepada masyarakat yang ikut menjadi bagian dalam World

Vision Indonesia

(WVIDN),

kepada

donatur

World Vision Indonesia

(WVIDN), dan kepada staf World Vision Indonesia (WVIDN). Sebagai bentuk penerapan pada nilai-nilai dasar,

World

Vision Indonesia

(WVIDN)

memastikan efektivitas dan pemanfaatan berbagai sumber daya yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan tujuan awal yang diberikan.

3.1.4

Visi dan Misi WVIDN

3.1.4.1 Visi World Vision "Visi kami untuk setiap anak, Hidup utuh sepenuhnya; Doa kami untuk setiap hati, Tekad untuk mewujudkannya." Dasar dari visi World vision diatas adalah untuk berkomitmen terhadap

kesejahteraan

anak-anak melalui tanggap bencana,

pengembangan

dan

102

advokasi yang didasarkan pada lingkup kesehatan, pendidikan, tanggap darurat dan pengembangan ekonomi.

3.1.4.2

Misi World Vision "Kami bermitra dengan semua yang terpanggil melayani, khususnya dengan yang miskin dan tertindas, untuk mewujudkan transformasi masyarakat

melalui peningkatan kualitas hidup anak perempuan dan anak laki-laki yang bermartabat, berkeadilan, damai dan pengharapan demi kemuliaan Allah.

3.1.5

Sasaran Strategi World Vision Indonesia (WVIDN) 2008-2011 Strategi World Vision Indonesia (WVIDN) terdiri dari :

1. Meningkatkan kompetensi dan komitmen karyawan khususnya dari akar dan


sektor kunci (pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi) untuk

meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik. 2. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan cara memperkuat intervensi yang berfokus pada kehidupan yang lebih baik untuk anak-anak dalam kesehatan, pendidikan, dan perekonomian Langkah-langkahnya seperti meningkatkan

persentase imunisasi anak-anak usia 12-23 tahun, mengurangi persentase dari anak-anak yang pertumbuhannya terhambat usia 6-59 tahun, meningkatkan

persentase rumah tangga untuk akses ke sumber air yang aman, meningkatkan persentase pemuda usia 15-24 tahun yang untuk mendapatkan informasi yang memadai dan tepat tentang HIV dan AIDS, meningkatkann persentase anakanak antara usia 6-15 yang terdaftar dalam wajib belajar 9 tahun pendidikan,

103

meningkatkan kualitas pendidikan untuk anak perempuan dan laki-laki, meningkatkan kesejahteraan kehidupan rumah tangga, dan lain-lain. 3. Meningkatkan respon tanggap darurat yang efekti World Vision Indonesia
(WVIDN) mempunyai team HEA yang berkornitmet

dan berkompeten untuk

melaksanakan peringatan darurat yang efektif dan efisien, mempersiapkan dan menanggapi bencana kategori 2 level 1 di Indonesia dan membekali

komunitas di area ADP bagaimana merespon tanggap darurat 4. Pertumbuhan NRD (National Resource Development) dalam meningkatkan kapasitas penggalangan dana lokal dan jumlah donatur lokal hingga 25-30%. 5. Meningkatkan pendapatan nasional hingga 10%-15% dari sponsorship setiap tahun sehingga dapat mendukung pertumbuhan layanan. 6. Meningkatkan efektifitas advokasi anak-anak tentang hak anak dan perubahan kebijakan publik di daerah dan nasional. Advokasi yang dilakukan terutama dalam hal meningkatkan kelahiran, meningkatkan persentase regulasi anak-anak lingkungan yang memiliki untuk sertifikat dan

anak-anak

kerniskinan, dan lainnya. 7. Meningkatkan kepemimpinan keija manajemen yang efektif dan kuat untuk memperkuat inti organisasi dan berkontribusi untuk memperluas kemitraan atau partnership.

104

3.1.6

Struktur Organisasi World Vision Indonesia (WVIDN)

3.1.6.1

Struktur Organisasi World Vision Indonesia (WVIDN) Secara Umum

Nill::lruiOIIdor

UROOII' ar

.Ops. OIB:tar

Ct.

comn.olracl.or
'MQSOiracba

fii51!Mgml illr

HR.'OD Dli'<ielar

Cm!fa!aetaJ

AC'I'.Oiliel:or

l%rfll.. ..-:

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi World Vision Indonesia (WVIDN)

3.1.6.2 Uraian Togas dan Wewenang Adapun togas dan tanggung jawab dari masing-masing posisi, divisi dan departemen yang ada adalah sebagai berikut :

1. National Director
National Director bertindak atas nama WVIDN dan mewakili WVIDN secara sah di luar dan di dalam peradilan. National Director memimpin dan merencanakan

105

kegiatan operasional WVIDN untuk mencapai tujuan- tujuan strategis WVIDN.

106

2. Internal Audit Unit

Internal Audit Unit bertanggung jawab untuk menjalankan proses audit internal perusahaan secara menyeluruh dan berkelanjutan secara financial dan operasional, serta berkoordinasi dengan lembaga audit eksternal jika diperlukan untuk akuntabilitas perusahaan.

3. Admin Support Assistant

Admin Support Assistant bertanggung jawab untuk menyediakan dukungan administratifbagi National Director.

4. Divisi Mitra Masyarakat Sejahtera Divisi Mitra Masyarakat Sejahtera merupakan unit keuangan mikro WVIDN yang memberikan pelayanan dalam bentuk pemberian bantuan keuangan bagi keluarga dan komunitas di mana WVIDN melayani.

5. Divisi National Resource Development (NRD) Divisi National Resource Development (NRD) merupakan divisi WVIDN yang bertanggung jawab terhadap kegiatan penggalangan dana lokal di Indonesia. NRD terdiri dari 4 departemen, yaitu :

5.1. Product Development Departemen Product Development bertugas untuk mengembangkan produk program dan paket-paket bantuan yang memudahkan donatur untuk

- ---, -------------- ---106

menyalurkan

sumbangannya

kepada

anak-anak

dan

komunitas

yang

ditangani WVIDN.

5.2. Donor Acquisition Departemen Donor Acquisition bertugas untuk mempromosikan kegiatan WVIDN untuk menarik caJon donatur dan mendapatkan donatur baru.

5.3. Donor Relationship

Departemen Donor Relationship bertugas untuk menjaga hubungan antara WVIDN dengan para donatur dengan memberikan pelayanan yang baik pada donatur.

5.4. Finance Departemen Finance dari divisi NRD ini bertugas menerima donasi dan mengalokasikannya pada pelayanan WVIDN, serta menyediakan laporan pertanggungjawaban penggunaan donasi untuk pihak-pihak yang

berkepentingan, terutama donatur.

6. Divisi Operational

Divisi Operational merupakan divisi WVIDN yang bertanggung jawab atas pelayanan yang dilakukan WVIDN. Divisi Operational ini terdiri dari 4 departemen, yaitu :

107

6.1. Ministry Quality Service (MQS)

Departemen MQS bertanggung jawab untuk mendukung dan memastikan kualitas pelayanan yang dilakukan dalam

Area Development Program

(ADP) yang diselenggarakan di seluruh Indonesia,

6.2. Humanitarian Emergency Affair (HEA)

Departemen HEA WVIDN dalam melakukan

bertanggung jawab dalam bentuk penanggulangan dan kapasitas

pelayanan yang dilakukan

recovery

bencana

serta untuk

pengembangan

persiapan

masyarakat

menghadapi bencana.

6.3. Advocacy Departemen Advocacy bertanggung jawab dalam pelayanan WVIDN yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap hak-hak anak dan melakukan kajian terhadap kebijakan publik terutama yang berkaitan dengan hak-hak anak.

6.4. Transformational Development (TD)

Departemen pelayanan

Transformational Development
WVIDN terkait

bertanggung jawab ADP, semua

dalam

program-program daya WVIDN dalam

Departemen

TD

mengkoordinasikan sumber pelaksanaan ADP, mulai

langkah terkait

dari proses

assesment,

design, monitoring,

108

evaluation, reflection, dan transition. Departemen TD juga bertugas untuk


menentukan arah strategis dari perencanaan ADP tahunan dan 5 tahunan.

7. Divisi Organizational Effectiveness Divisi

Organizational Effectiveness merupakan divisi di WVIDN yang

bertanggung jawab atas efektivitas organisasi yang didukung oleh 5 departemen, yaitu:

7.1. Communication Departemen Communication bertanggung jawab atas pencitraan WVIDN

secara keseluruhan di mata publik dan melakukan advertising, serta menjadi representatifWVIDN di mata publik

7.2. Human Resource I Organizational Development Departemen

Human Resource bertanggung jawab atas kegiatan seleksi,


karyawan WVIDN, pembayaran gaji serta

perekrutan dan pemberhentian

pengembangan komitmen dan kapasitas karyawan WVIDN. Departemen ini terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian Personalia dan bagian Learning and

Organizational Development.
Bagian personalia bertanggung jawab untuk merencanakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan perkembangan organisasi, serta mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan rekrutmen dan seleksi untuk memastikan tersedianya tenaga ke!ja yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan dan

109

kualifikasi yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Selain itu juga bertanggung jawab untuk membuat kebijakan kompensasi terhadap karyawan, penempatan dan pemutusan hubungan ketja karyawan, serta melapor ke bagian Finance & Admin mengenai gaji yang perlu dibayar.

Sedangkan bagian Learning and Organizational development bertanggung jawab terhadap kinerja departemen sumber daya manusia dan pengembangan kompetensi karyawan.

7.3. Financial & Administration Departemen Financial & Administration bertanggung jawab atas keuangan dan administrasi organisasi WVIDN secara keseluruhan.

7.4. Information Technology (IT) Departemen IT bertugas untuk memberikan dukungan teknologi informasi untuk memastikan kelancaran kegiatan operasional. Departemen IT juga bertugas untuk mengembangkan sistem informasi WVIDN sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

7.5. Procurement Departemen

Procurement bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan

pengadaan dan penyaluran sumber daya yang dibutuhkan WVIDN dalam kegiatan operasionalnya, baik untuk pemberian bantuan, maupun untuk kebutuhan internal WVIDN.

110

8. Divisi Strategy Management Divisi Strategy Management merupakan divisi di WVIDN yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi strategi yang dijalankan WVIDN.

8.1. Risk Management


Departemen Risk Management bertugas untuk melakukan identifikasi dan

penilaian terhadap resiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan operasional WVIDN, lapangan. baik dalam internal organisasi maupun pada pelayanan di

8.2. Cross Sector Partnering Departemen Cross Sector Partnering bertugas untuk membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga baik lembaga profit maupun non-profit, dalam dan luar negeri, dalam mendukung pelaksanaan projek-projek ADP WVIDN.

8.3. Corporate Planning I Project Management Departemen Cross Planning I Project Management bertugas untuk

melakukan perencanaan, implementasi, pengawasan dan evaluasi strategi yang dijalankan WVIDN, baik pada level strategik maupun strategi

pelaksanaan projek di lapangan.

111

8.4. Strategic Initiatives

Departemen Strategic Initiatives bertugas untuk membangun kerjasama WVIDN khusus dengan lembaga keagamaan di Indonesia. 8.5. Knuwledge & Performance Management Departemen Knowledge & Performance Management bertanggung jawab atas pengelolaan identifikasi pengetahuan yang dibutuhkan perusahaan hingga pemanfaatannya bagi kepentingan perusahaan dan memonitor

corporate performance plan dengan menggunakan balanced scorecard.

3.2

Proses Bisnis Secara Umum Kegiatan proses bisnis World Vision Indonesia (WVIDN) mengandalkan

jaringan dalam mengembangkan pelayanannya di Indonesia. Gambaran proses bisnis secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

---1.ldentifikasi ISUI---

..-..!. Bantuan Dana dan Barang-

Komunitas

WVIDN

Donatur

. Pertanggungjawaban-----'t

Gambar 3. 2 Proses Bisnis World Vision Indonesia (WVIDN) Secara Umum

112

Penjelasan mengenai proses bisnis pada Gambar 3.2 adalah sebagai berikut: 1. World Vision Indonesia (WVIDN) akan mengidentifikasi isu permasalahan yang sedang dihadapi komunitas di daerah. 2. Setelah mengetahui isu permasalahan yang terjadi,

World Vision Indonesia

(WVIDN) akan melakukan penggalangan dana untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi komunitas untuk menarik para donatur dengan melakukan promosi. 3. Donatur yang berminat untuk berpatisipasi akan memberikan donasi ke World

Vision Indonesia (WVIDN) untuk disalurkan ke komunitas.


4. Setelah donasi terkumpul maka

World Vision

Indonesia (WVIDN)

akan

menyalurkan bantuan tersebut ke komunitas. 5. Setelah World Vision Indonesia (WVIDN) menyalurkan donasi maka World

Vision Indonesia (WVIDN) akan memberikan


donatur atas donasi yang telah mereka berikan.

pertanggungjawaban

kepada

3.3

Analisis Value network

Value network digunakan untuk menganalisis organisasi yang berfokus pada


pelayanan jasa ke customer yang mengandalkan jaringan, seperti misalnya organisasi asuransi dan bank. Analisis value network merupakan cara yang sisternatik untuk mempelajari semua kegiatan yang dilakukan organisasi serta bagaimana kegiatankegiatan tersebut berinteraksi dan melihat dengan jelas nilai dan manfaat yang diterima dari setiap komponen yang terlibat dalam bisnis.

113

World Vision Indonesia (WVIDN) merupakan organisasi nirlaba yang mengandalkan


servis atau layanan ke customer (komunitas yang dilayani dan donatur). Dalam memberikan layanan, WVIDN mengandalkan jaringan untuk memberikan layanan dan memperluas layanan, maka dari itu analisis yang paling tepat menggunakan value

network analysis.
Pada value network analysis, analisis akan dilakukan dari semua aspek internal dan ekstemal organisasi yang memberikan nilai bagi organisasi agar dapat menganalisa dengan jelas manfaat yang diterima semua komponen yang terlibat dalam proses bisnis. Hasil dari value network analysis ini diharapkan dapat melihat nilai dan manfaat dari hubungan yang ada sehingga dapat membantu dalam merancang strategi untuk di

selaraskan dengan strategi organisasi yang telah ada. Pembahasan value network World

Vision Indonesia (WVIDN) ditujukan

untuk

menjelaskan aktivitas-aktivitas dalam

organisasi serta mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang ada.

3.3.1

Proses Inti Value network


Inti proses bisnis dari World Vision Indonesia (WVIDN) dalam value network

terdiri dari tiga aktivitas utama dan empat aktivitas pendukung yang masing-masing dari aktivitas memberikan value bagi organisasi. Aktivitas utama terdiri dari network

promotion and contract management, service provisioning dan infrastructure operation


serta akitifitas pendukung terdiri dari firm injrastucture, Jmman resources, technology dan procurement. Berikut rangkuman value World Vision Indonesia (WVIDN) yang

114

dijabarkan pada Tabel 3.1 yang diperoleh melalui aktivitas utama dan aktivitas pendukung beserta prosedur-prosedur keija yang diuraikan dibawah ini :

Tabel3. 1 Value network Diagram WVIDN


Support Activities Firm Infrastructure 1. Meningkatkan akuntanbilitas internal 2. Meningkatkan pemahaman staf terhadap strategi organisasi 3. Dukungan finansial yang kuat dari World vision Internasional Human Resources Management : 1. Mendapatkan SDM dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi 2. Meningkatnva kineria dan kompetensi karvawan Technology Development : Menin9:k tkan lavanan teknologi informasi Procurement : Pengadaan barang untuk bantuan dan operasional perusahaan secara efektif dan efisien Primary Activities Network Promotion and
Contract Management

I
Service Provisioning
Memberikan pilihan donatnr untnk memberikan bantnan Meningkatoya pelayanan aktivitas secara profesional kepada komunitas dan donator Memberikan pelayanan keluhan yang baik dan aknrat. Memberikan penanganan tanggap damrat yang cepat dan tepat Meningkatkan pengaruh organisasi terhadap kebijakan pemerintah

I
lnjrastucture OperatUm

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kegiatan


WVIDN

MeningkatkantecyalUlnya kecyasarna yang baik dengan partoer

Meningkatkan pelayanan agar lebih maksimal dengan cabang yang tersebar di 6 wilayah (Jawa, Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya, Kalimantan, NTI) di seluruh Indonesia

I
115

Terdapat tiga aktivitas utama pada World Vision Indonesia (WVIDN) berdasarkan value network analysis : I. Network promotion and contract management Untuk organisasi yang bergerak di bidang distribusi, salah satu aktivitas utama dalam pengembangan jaringan yang dimiliki adalah menjaga promosi dalam jaringan dan mengelola kontrak yang sesuai untuk menguatkan jaringan yang dimiliki. 1) Proses Promosi Aktivitas kegiatan yang dilakukan organisasi untuk mengembangkan jaringan promosi meliputi melakukan promosi di media-media.

L-------.r"" Special Event:.-----'

F!nancial & Admlnistra&J

Gambar 3. 3 Proses Promosi di media Proses promosi di media pada Gambar 3.3 dapat dijabarkan sebagai berikut:

116

1) Bagian communication terlebih dahulu melakukan analisis dan pemilihan media yang efektifuntuk melakukan promosi. Setelah itu maka bagian communication membuat dan memberikan proposal keija sama ke media yang menjadi pihak yang akan membantu World Vision Indonesia (WVIDN) dalam melakukan promosi. 2) Media akan memberikan konfirmasi persetujuan terhadap proposal kerja sama tersebut. Jika proposal keija sama disetujui maka kerja sama antara media dan bagian communication akan berjalan, namun jika media menolak proposal keija sama tersebut maka keija sama tidak dapat berjalan. 3) Setelah media menyetujui proposal kerja sama lalu bagian communication dan media akan bersama-sama membuat dan menandatangani MOU (Memorandum

of Understanding) sebagai tanda kesepakatan dalam melakukan kerja sama.


4) Bagian communication akan membuat dan memberikan laporan ke bagian

financial and administration. Laporan tersebut berisi mengenai isi kerja sama
dengan pihak media seperti hak dan kewajiban uang yang harus dibayarkan ke media. 5) Setelah menerima laporan tersebut dan melakukan pengecekan maka bagian

financial and administration akan memberikan dana yang dibutuhkan untuk


melakukan promosi pada bagian communication. 6) Setelah menerima dana dari bagianfinancial and administration maka bagian

communication akan langsung melakukan pembayaran ke media.

117

7) Setelah media menerima pembayaran dari bagian communication maka media akan memberikan tanda terima ke bagian communication pembayaran yang telah dilakukan 8) Selanjutnya media akan membantu World Vision Indonesia
(WVIDN)

sebagai bukti

melakukan promosi dengan media sesuai dengan yang telah disepakati dan tertera di dalam MOU meliputi : a) Iklan di website-website b) Iklan di media cetak c) Special Event Special event ini merupakan promosi yang diadakan dengan keija sama antara bagian communication WVIDN dengan media. Special event

meliputi aktivitas pelayanan-pelayanan yang dilakukan World Vision Indonesia (WVIDN) terhadap komunitas yang dilayani yang diliput oleh media. 9) Setelah media melakukan promosi, maka media akan memberikan laporan dan bukti bahwa promosi telah dilakukan sesuai dengan

kesepakatan dalam MOU.

Promosi yang dilakukan baik melalui website, iklan dan event-event tertentu di mall pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan pengenalan masyarakat terhadap hasil pelayanan yang telah dilakukan World Vision Indonesia
(WVIDN) selama ini,

dan memperluas jangkauan pemasaran untuk menggaet adalah

donatur lebih luas. Adapun value yang dihasilkan dari aktivitas di atas

-------------------

118

meningkatkan pengenalan masyarakat terhadap aktivitas pelayanan yang telah dilakukan World Vision Indonesia (WVIDN). masyarakat diharapkan Dengan meningkatnya pengenalan

secara tidak langsung akan membangun brand awareness di

mata masyarakat, dan memperluas jangkauan pemasaran untuk menggaet donatur lebih luas.

2) Aktivitas penandatanganan kontrak Proses yang ditetapkan oleh organisasi untuk melakukan penandatangan kontrak keijasama mendapatkan dengan para mitra lembaga profit dan kegamaan bertujuan untuk kontrak kesepakatan kerjasama yang jelas dan akurat antara

organisasi dengan mitra yang sesuai dengan visi dan misi World Vision Indonesia (WVIDN). Aktivitas penandatangan kontrak dapat dilihat pada Gambar 3.5 di bawah ini:

6 a. Data rembaga profit --,


1a.

a:n::

r 4=.
...---

o a d"" ""'"""'
Internet dan pusat inf rmasi
ti'_,-._-_.-_ -

Mengajukan proposal.kerja sa
4aKonfirmaSI

- ---

.._persetujuanproposal+dataSa, buat kantrak + Cross Sector .-Ianda tangan _.,.. Partnering Specia6st

1-

r'-_'; .I

J:
-

.;

,_

lembaga Profit

-2b.datadiri lembaga---Transf01mational Development

I J.;-p -6a Data lembaga


keagamaan

Internet dan pusat informasi


---3b. Mengajukan proposal kerja sarra--1Konfimrasi persetujuan proposal+ data_

.Yo
f -; .
;
lembaga-lembaga
keagamaan

_ Strategic Initiatives Mgr.

--5b,buatkontrak+

tamla tangan

Gambar 3. 4 Aktivitas Penandatanganan Kontrak

119

Proses aktivitas penandatanganan kontrak pada Gambar 3.4 dapat dijabarkan sebagai berikut : I. Bagian Transformational Development yang bertugas untuk menjalankan project yang sudah ditetapkan memberikan informasi mengenai inisiatif project yang akan dijalankan kepada Cross Sector Partnering Specialist dan Strategic Inisiatives Manager. 2. Lalu bagian Cross Sector Partnering Specialist akan mencari informasi mengenai lembaga profit di internet dan pusat-pusat informasi yang selanjutnya akan dilakukan analisis berdasarkan syarat-syarat

pembentukan keija sama yang telah ditetapkan World Vision Indonesia


(WVIDN) untuk menentukan lembaga profit mana yang berpotensial dan

memenuhi syarat untuk bekeija sama. Begitu juga dengan bagian Strategic Inisiatives Manager akan mencari informasi mengenai lembaga profit di internet dan pusat-pusat informasi lembaga keagamaaan yang selanjutnya akan dilakukan analisis

berdasarkan syarat-syarat pembentukan kerja sama yang telah ditetapkan World Vision Indonesia
(WVIDN)

untuk

menentukan

lembaga

keagamaaan mana yang berpotensial dan memenuhi syarat untuk diajak keijasama 3. Setelah bagian Cross Sector Partnering Specialist memutuskan lembaga profit mana yang akan diajak keija sama maka Cross Sector Partnering Specialist akan membuat proposal keija sama yang ditujukan ke lembaga profit tersebut.

120

Begitu juga dengan bagian Strategic Inisiatives Manager,

setelah

memutuskan lembaga keagamaaan mana yang akan diajak kerja sama maka bagian Strategic Inisiatives Manager akan membuat proposal kerja sama proposal kerja sama yang ditujukan ke lembaga keagamaaan tersebut. 4. Selanjutnya lembaga profit akan memberikan konfmnasi persetujuannya berserta data lengkap ke bagian Cross Sector Partnering Specialist yang kemudian akan dilakukan analisis ulang untuk memastikan bahwa lembaga profit tersebut memenuhi syarat-syarat pembentukan kerja sama yang telah ditetapkan World Vision Indonesia (WVIDN). Begitu juga dengan lembaga keagamaaan juga akan memberikan

konfirmasi persetujuan dan data lengkap ke bagian Strategic Inisiatives Manager. Strategic Inisiatives Manager akan melakukan analisis ulang untuk memastikan bahwa lembaga keagamaan tersebut memenuhi syaratsyarat pembentukan kerja sama yang telah ditetapkan World Vision Indonesia (WVIDN). 5. Setelah mendapat konfirmasi persetujuan dari lembaga profit maka bagian Cross Sector Partnering Specialist bersama-sama dengan lembaga profit tersebut akan membuat kontrak kerja sama dan

menandatanganinya. Begitu juga dengan bagian Strategic Inisiatives Manager, setelah mendapat konfirmasi persetujuan dari lembaga lembaga

keagamaan maka bagian Strategic Inisiatives Manager dan

---,---- ---------------121

keagamaan akan bersama-sama membuat kontrak ketja sama dan menandatanganinya. 6. Setelah bagian Cross Sector Partnering Specialist dan bagian Strategic Inisiaffves Manager telah membuat kontrak ketja sama maka data lembaga profit dan keagamaan untuk akan diberikan ke bagian lembaga-

Transformational

Development

menginformasikan

lembaga mana yang ikut bekerja sama dalam project yang akan dijalankan.

Dengan adanya aktivitas penandatanganan kontrak ketja sama, diharapkan kegiatan tersebut dapat memberikan dan meningkatkan nilai dari jaringan yang dimiliki organisasi yaitu meningkatkan terjalinnya kerja sama yang baik antara World Vision Indonesia (WVIDN) dengan partner. Partner kerja sama tersebut diharapkan dapat berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan terhadap komunitas yang dilayani.

2. Service Provisioning Organisasi yang bergerak dalam distribusi pelayanan yang mengandalkan jaringan penting untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pihak yang terlibat langsung dalam proses pelayanan yang dilakukan organisasi. Pihak yang terlibat langsung tersebut adalah donatur dan komunitas yang dilayani. 1) Aktivitas penyaluran donasi dari donatur

122

Untuk memastikan aktivitas dijalankan dan terlaksana sesuai tata aturan yang diharapkan, organisasi menyusun suatu tatanan prosedur. Prosedur dalam aktivitas ini untuk menata aktivitas penyaluran donasi dari donatur sehingga dapat disalurkan dalam berbagai bentuk meliputi donasi langsung, sponsorship dan gift in kind. Masing-masing prosedur dari aktivitas tersebut meliputi :
1. Penerimaan donasi langsung

Untuk donasi langsung, donatur memberikan donasi tidak dalam kurun waktu yang rutin, namun hanya untuk event-event tertentu seperti misalnya ketika ada bencana yang melanda. A.ktivitas dalam donasi langsung meliputi :

Gambar 3. 5 A.ktivitas Donasi Langsung Proses aktivitas donasi langsung pada Gambar 3.5 dapat dijabarkan sebagai berikut :

123

1) Donatur

yang

ingin

menyalurkan

donasinya

terlebih

dahulu

memberikan data dirinya kepada bagian NRD (National Resource Development). 2) Lalu bagian NRD (National Resource Development) akan

melakukan pengecekan dan memberikan konfirmasi kepada donatur. Jika disetujui maka donatur dapat memberikan sumbangannya,

namun juga tidak disetujui karena alasan tertentu maka donatur tidak dapat memberikan sumbangannya. 3) Jika disetujui maka donatur akan memberikan donasi sejumlah uang ke bagian NRD (National Resource Development). 4) Setelah bagian NRD (National Resource Development) menerima donasi, maka bagian NRD (National Resource Development) akan memberikan tanda terima ke donatur tersebut. 5) Lalu setelah donasi terkumpul maka NRD (National Resource Development) akan memberikan donasi yang telah terkumpul

tersebut ke bagianfinancial and administration. 6) Bagian financial and administration akan memberikan donasi

tersebut ke bagian Community Development untuk pengembangan masyarakat komunitas dan ke bagian HEA (Humanitarian

Emergency Affair) untuk korban bencana. 7) Bagian Community Development akan menya!urkan donasi tersebut ke komunitas yang membutuhkan dan bagian HEA (Humanitarian

124

Emergency bencana.

Affair)

akan

menyalurkan

ke

masyarakat

korban

8) Setelah menyalurkan donasi maka bagian Community Development akan melakukan observasi ke lapangan untuk mengetahui seberapa besar pengembangan masyarakat atas donasi yang telah disalurkan. Bagian HEA (Humanitarian Emergency Affair) juga akan

melakukan observasi untuk melihat pemulihan atas bencana yang teljadi. 9) Setelah melakukan observasi maka bagian Community Development dan HEA (Humanitarian Emergency Affair) akan memberikan

laporan pertanggung jawaban atas donasi yang telah disalurkan ke komunitas dan korban bencana ke bagian financial and

administration. lO)Lalu laporan pertanggung jawaban itu oleh bagian financial and administration akan diberikan ke bagian NRD (National Resource Development). ll)Bagian NRD (National Resource Development) akan memberikan

laporan pertanggung jawaban atas donasi dan memberikan informasi mengenai pembangunan yang berhasil dilakukan dari donasi yang telah terkumpul.

125

2. Sponsorship Untuk sponsorship, donatur dapat memberikan donasi secara berkala terhadap anak asuh yang dapat dipilihnya. Santunan tersebut digunakan untuk memberikan pendidikan yang berkelanjutan dan kehidupan yang layak pada anak agar di masa depan anak asuh tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan tarafhidupnya.

<----4. Konfirmasl donor----------3. Data Profile Donor_..

2.ProfileGalonAnakAsuh-

<t-----5. Profile Galon Anak Asuh-<-18 ---6. PJihan AnakAsuh-----+ +---20a. Laporan sponsorship--t --7. Kontrak Sponsorship- > ------ll..Donasi-' ---+

1 La:;,::::::an- ::;'::: :::::.:_ .


l.-'.

<t------9.Tanda terima donasi+--16. Laporan hasi pemfldikan-+--19. Sural untuk Dooatur--

NRD

KoordinalorSponsorship

Anak Awh

Dooaflr ._22.laporan PeMlggungjawaban-

11.Dooasi

_..---->

["'1. Laporan Pf !ggunaan 10.0ooasi Donlas

i
14.laporan
J

1
Financial&

/--- r r
20b. L aporan .

13.Pendidikan

Administrasi WVION

Gambar 3. 6 Aktivitas Sponsorship Proses aktivitas sponsorship pada Gambar 3.6 dapat dijabarkan sebagai berikut: I) Anak yang akan menjadi anak asuh memberikan profile lengkap data diri kepada bagian koordinator sponsorship sebagai

koordinator sponsorship.

126

2) Lalu profile anak asuh tersebut oleh koordinator sponsorship akan diserahkan ke bagian NRD (National Resource Development) untuk dimasukkan dalam data daftar anak asuh yang perlu diberi bantuan. 3) Donatur yang ingin menyalurkan donasinya terlebih dahulu

memberikan

data dirinya yang lengkap kepada bagian NRD

(National Resource Development). 4) Lalu bagian NRD (National dan Resource memberikan donatur Development) konfmnasi dapat akan kepada

melakukan donatur.

pengecekan Jika disetujui

maka

memberikan

sumbangannya, namun juga tidak disetujui karena alasan tertentu maka donatur tidak dapat memberikan sumbangannya. 5) Jika disetujui, maka bagian NRD (National Resource Development) akan menunjukkan dan memberikan daftar anak asuh yang perlu diberi bantuan. 6) Dari daftar tersebut, donatur akan memilih salah satu atau beberapa anak yang akan disantunnya dan diberitahukan NRD (National Resource Development). 7) Lalu donatur dan NRD (National Resource Development) akan membuat dan menandatangani kontrak sponsorship berupa surat perjanjian mengen,ai hak dan kewajiban donatur dalam memberikan bantuan. Dalam kontrak ini tidak ada kesepakatan atau perjanjian bahwa donatur akan memberi bantuan dalam kurun waktu tertentu,

--

127

karena donasi yang disumbangkan didasarkan pada kesukarelaan donatur. 8) Lalu donatur akan memberikan donasi berupa uang ke bagian NRD (National Resource Development). 9) Setelah bagian NRD (National Resource Development) menerima donasi, maka bagian NRD (National Resource Development) akan memberikan tanda terima ke donatur tersebut. 10) Setelah donasi terkumpul maka bagian NRD (National Resource Development) akan memberikan donasi tersebut ke bagianfinancial and administration. 11) Lalu bagianfinancial and administration akan menyalurkan donasi tersebut ke bagian koordinator sponsorship. 12) Dengan donasi tersebut maka koordinator sponsorship akan

menyalurkannya untuk pendidikan ke sekolah- sekolah yang dekat dengan tempat tinggal anak asuh yang disantun. 13)Lalu sekolah akan memberikan pendidikan kepada anak-anak yang disantun. 14) Sekolah akan memberikan laporan pendidikan yang sudah dijalani oleh anak asuh di sekolah ke koordinator sponsorship. Laporan pendidikan itu bisa berupa nilai raport atau prestasi yang berhasil dicapai anak asuh. 15) Laporan pendidikan itu selanjutnya akan diserahkan ke bagian NRD (National Resource Development).

128

16) Selanjutnya bagian NRD (National Resource Development) akan memberikan laporan pendidikan anak yang disantun oleh donatur tersebut ke donatur. 17) Anak asuh dapat menulis surat sebagai ucapan terima kasih dan mempererat hubungan nya dengan donatur. Dalam menulis surat ini anak asuh akan didampingi oleh koordinator sponsorship, karena dalam menulis surat tersebut pun isinya harus memenuhi beberapa kriteria tertentu yang sudah ditetapkan misalnya dalam menulis surat anak asuh tidak boleh meminta barang seperti mainan kepada donatur. Setelah surat selesai ditulis selanjutnya akan diberikan ke koordinator sponsorship. 18) Setelah surat terkumpul seluruhnya maka akan diserahkan ke bagian NRD (National Resource Development). 19)Bagian NRD (National Resource Development) akan menyalurkan surat-surat anak asuh tersebut ke donatur. 20) Koordinator sponsorship akan memberikan laporan sponsorship yang telah dilakukannya ke bagian NRD (National Resource Development) dan memberikan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan donasi ke bagian.financia/ and administration. 21) Bagian financial and administration akan memberikan laporan penggunaan donasi tersebut ke bagian NRD (National Resource Development).

129

22)Lalu

bagian

NRD info

(National

Resource

Development) yang

akan telah

memberikan

mengenai

laporan

sponsorship

dilakukan dan laporan pertanggungjawaban atas donasi ke donatur.

3. Gift in Kind Untuk gift in kind, donatur dapat memberikan donasi kepada anak asuh dan komunitas dengan memberikan donasi berupa uang. Donasi tersebut akan disalurkan ke komunitas dan anak asuh berupa barang yang dipilih oleh donatur sendiri.

konlilmasi donatur Bantuan bamng ,- -. _

'''''"""'""

--5. Barang bantu g, Lepon n .

andalerimabarang-Donalur .-10. Laponm portanggunjjawaban-

PM>""''"
I'IFID bantuan Procurement -

Sb. Laporan banluan bencana

Gambar 3. 7 Aktivitas Gift In Kind Proses aktivitas gift in kind pada Gambar 3.7 dapat dijabarkan sebagai berikut:

130

I) Donatur yang tertarik ingin memberik:an bantuan maka ia akan memberikan data dirinya beserta kode pilihan barang atau hadiah yang ingin diberikan. 2) Bagian NRD (National Resource Development) akan melakukan pengecekan dan disetujui memberikan konfrrmasi kepada donatur. Jika

maka donatur dapat memberikan sumbangannya, namun

juga tidak disetujui karena alasan tertentu maka donatur tidak dapat memberikan sumbangannya. 3) Jika disetujui maka donatur akan memberikan donasi berupa barang ke NRD (National Resource Development). 4) Setelah bagian NRD (National Resource Development) menerima donasi, maka bagian NRD (National Resource Development) akan memberikan tanda terima barang ke donatur tersebut. 5) Selanjutnya bagian NRD (National Resource Development) memberikan barang bantuan dari donatur tersebut akan

ke bagian

procurement.
6) Lalu bagian procurement akan mengepak dan menyiapkan barang tersebut dan diberikan ke organizational developmentdan HEA. 7) Bagian organizational tersebut ke

development
yang

takan

memberikan bantuan dan HEA akan

komunitas

membutuhkan

memberikan bantuan tersebut pada korban bencana.

131

8) Selanjutnya bagian organizational developmentdan HEA akan membuat dan memberikan laporan pertanggung jawaban atas

bantuan yang telah disalurkannya ke bagian Procurement. 9) Lalu bagian Procurement WVIDN akan memberikan laporan pertanggung jawaban atas bantuan yang telah disalurkan ke NRD
(National Resource Development).

I0) Bagian NRD (National Resource Development) akan memberikan laporan pertanggung jawaban atas donasi dan memberikan

informasi mengenai penyaluran bantuan yang telah diberikannya ke donatur.

Dengan adanya aktivitas penyaluran donasi dari donatur, diharapkan kegiatankegiatan tersebut dapat memberikan dan meningkatkan nilai dari jaringan yang dimiliki organisasi yaitu

memberikan pilihan donatur dalam

memberikan bantuan. Dengan aktivitas ini donatur dapat menentukan


pilihan dalam menyalurkan donasinya yaitu dengan donasi langsung,

sponsorship dan gift in kind sesuai dengan keinginannya.

2)

Aktivitas dalam LEAP (Learning Evaluation Accountability Planning) LEAP merupakan kerangka kerja dalam membangun project berkualitas yang selaras dengan strategi organisasi dalam melakukan pelayanan terhadap komunitas yang dilayani dan partner. Aktivitas LEAP terbagi menjadi tiga tahapan yaitu :

132

a) Tahap Planning!Perencanaan
1. plan ning pr ec --------

Tim Lapangan

=.:

S"N'oy---_f

L-. ---. --10.ReslkoProjoot-

" ' " r La=; l


Jo
Transtomllltlonal

CPn>M

cross Soctor

Pertnerlng SpecleUst

Devek>

DOOQin

ProJect

Sponsor & Roles

M :

9 Laporan
survoy

Ij

7. L...ponm Survoy

l _j
LOcal Partners

20

ary 16. Menear\ , Lol<al Partn 9.Mengajukan

"'"""

Ministry Quality support

'2 MB " "m"'


.
' Oonatur -13. Menjadl nonatur &

-_:j..

..-,yum >an : - . '

'
NRO

Lembagalembe.ga
kOBgamaan

Gambar 3. 8 Aktivitas Dalam Tahap Planning!Perencanaan LEAP

Proses aktivitas LEAP dalam planning pada Gambar 3.8 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. CP/PM

(Corporate

Planning

and

Project

Management)

merencanakan strategi yang akan dijalankan dan melaporkan strategi tersebut ke TD (Transformational Development).

I .

133

2.

TD (Transformational untuk

Development) akan meminta tim lapangan dan identifikasi isu di daerah-daerah

melakukan survey

komunitas. 3. Tim Lapangan akan melakukan survey untuk mengidentifikasi isu atau masalah sosial yang ada di daerah komunitas dan membangun kemitraan dengan masyarakat untuk membantu mewujudkan

pengembangan secara mandiri. 4. Setelah melakukan survei maka tim lapangan akan membuat dan memberikan laporan survey ke bagian TD {Transformational

Development). 5. TD (Transformational Development) akan memberikan laporan

survey tersebut kepada Risk Management agar dapat diukur potensi resiko yang mungkin teljadi dalam operasi di lapangan. 6. TD (Transformational Development) akan memberikan laporan

survey tersebut kepada Cross Sector Partnering Specialist agar dapat mencari dan membangun kelja sama dengan partner untuk

mendukung inisiatifproject yang akan dilaksanakan. 7. TD (Transformational Development) akan memberikan laporan

survey tersebut kepada Strategic lniatives agar dapat membangun kerja sama dengan lembaga-lembaga keagamaan. 8. TD (Transformational Development) akan memberikan laporan survey tersebut kepada NRD (National Resource Development) untuk

:---- ---------------------134

melakukan penggalangan dana untuk mendukung project yang akan dilaksanakan ke daerah komunitas. 9. TD (Transformational Development) akan memberikan laporan

survey tersebut kepada Ministry Quality Support untuk mendukung kualitas pelayanan yang akan dilakukan dalam project. 10. Lalu Risk Management akan memberikan informasi mengenai resikoresiko project yang akan dijalankan di daerah komunitas tersebut kepada TD (Transformational Development). 1L Ministry Quality Support akan memberikan standar kualitas

pelayanan project kepada TD (Transformational Development) 12. NRD (National Resource Development) akan melakukan pencarian dana ke donatur-donatur. 13. Lalu donatur yang berminat akan menjadi donatur project dan memberikan Development) 14. NRD (National Resource Development) akan memberikan laporan dana yang telah diterimanya dari donatur ke TD (Transformational Development) 15. Strategic lniatives akan mencari profil lembaga keagamaan yang selaras dengan pelayanan yang akan dilakukan dan berpotensi untuk keija sama jangka panjang dengan WVIDN dan mengajukan keija sama dengan lembaga-lembaga keagamaan beserta pemberitahuan role-role yang berlaku dalam WVIDN. sumbangan dana ke NRD (National Resource

135

16. Lembaga-lembaga keagamaan akan memberikan konfirmasi akan bekerja sama atau tidak ke Strategic Iniatives. 17. Strategic lniatives akan memberikan mengenai laporan ke TD

(Transformational

Development)

lembaga-lembaga

keagamaan yang bekerja sama dalam project. 18. Cross Sector Partnering Specialist akan mencari profillocal partner yang selaras dengan pelayanan yang akan dilakukan dan berpotensi untuk kerja sama jangka panjang dengan WVIDN dan mengajukan kerja sama dengan local partner beserta pemberitahuan role-role yang berlaku dalam WVIDN. 19. Lalu calon partner yang berminat akan mengajukan diri untuk bekerjasama dengan memberikan profile ke Cross Sector Partnering Specialist. 20. Cross Sector Partnering Specialist akan melakukan eliminasi dari semua calon partner yang ingin bekerjasama. Eliminasi ini dilakukan untuk menjamin bahwa misi dan visi dari calonpartner dan WVIDN tidak bertolak belakang. Eliminasi dilakukan berdasarkan syaratsyarat yang telah ditetapkan WVIDN seperti partner tidak

berkecimpung dalam bisnis minuman keras, tidak mempekerjakan anak-anak yang usianya kurang dari 18 tahun, dan lain-lain. 21. Setelah melakukan eliminasi akan terpilih beberapa calon partner, selanjutnya calon partner yang terpilih tersebut akan memberikan

136

konfirmasi persetujuan untuk mendukung project dan membuat kesepakatan mengenai aturan-aturan yang berlaku. 22. Cross Sector Partnering Specialist akan memberikan laporan ke TD

(Transformational

Development)

mengenai

partner-partner

yang

bekeija sama dalam project 23. Transformational Development akan membuat desain project untuk

mengatasi permasalahan yang sedang dialami komunitas. Lalu setelah desain project selesai dibuat maka Transformational Development akan memberikan laporan design project ke local partner 24. Selanjutnya partner dapat memberikanfeedback masukan mengenai

design

project

yang

telah

dibuat

ke

TD

(Transformational

Development)
25. Lalu TD (Transformational Development) akan mempertimbangkan

feedback dari partner dalam design project, lalu setelah design project selesai
maka TD (Transformational

Development) akan

memberikan briefing mengenai project yang akan dijalankan serta fokus utama dari permasalahan isu yang akan ditangani terlebih dahulu.

137

b) Tahap Implementasi

lliml
Communities

M
Local Partners

_
I
5. LaPomn

CMlSociety

I
1

t
I

1
I

Project

2 Project

8. E:va1uas1 Hasll Project


Oijalankan

. Oljalankan
'
1

10. Laporan Final Project

6. Feedback Evaluasi

pr
,

- ---------- ------1.Briefing Project & Seleksi lsu-.,------ ----,._ .,..... - ---- ----3. Monitor Kerja berdasalkan lndokator--------

I
I

.-=: q

[_

lim Lapangan

----- - =::.: ::::

------9.Laporan Hasil Project& Evaluasi-----------;>

=:

I
-

---

--

Transformational
Development

Gambar 3. 9 Aktivitas dalam Tahap Implementasi LEAP Proses aktivitas LEAP dalam tahap implementasi pada Gambar 3.9 dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Setelah project telah direncanakan di tahap planning maka TD (Transformational Development) akan memberikan briefing dan

menyeleksi serangkaian isu-isu apa yang akan diselesaikan terlebih dahulu melalui project tersebut ke tim lapangan. 2. Lalu tim lapangan akan melaksanakan project tersebut ke komunitas. 3. TD (Transformational Development) akan memonitor keija tim

lapangan dalam melaksanakan project berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. 4. Tim Lapangan akan memberikan laporan jalannya project ke TD

138

(Transformational Development).

I '

- ------

------------------------------

138

5. Setelah TD (Transformational

Development) menerima

laporan

tersebut maka akan diberikan ke local partner. 6. Local partner setelah menerima laporan dapat memberikanfeedback mengenai project yang telah dijalankan tersebut ke TD

(Transformational Development) 7. TD (Transformational Development) akan menerima feedback dari local partner dan mempertimbangkan feedback mana yang dapat menjadi masukan untuk project dapat lebih baik. Lalu TD

(Transformational Development) akan memberikan briefing kembali ke tim lapangan mengenai jalannya project ke komunitas sehingga dapat lebih baik. 8. Tim Lapangan selanjutnya akan menjalankanproject yang lebih baik dan mengevaluasi hasil project yang telah dijalankan ke komunitas. 9. Laporan tersebut selanjutnya oleh tim lapangan akan diberikan ke TD (Transformational Development) 10. TD (Transformational Development) akan memberikan laporan final tersebut ke Local Partner.

139

c) Tahap Evaluasi

6. t.aporan Hun Kerja-----

12- Lapon n Hasll Kerja ------

4. Mal11njutkan Translsi

,i I'

'

CPIPM

l.
1

-= - = ;::! - Jan- _-
,-----j

i I l
r

r---1. l"eedbaCk l'te1181<51 project----i

Tim Lapangan

6. t.aporan Hasll Kerja i Tranllformatlonal

,- ---,
!
!

t.oeal Ffartnets
I

Do natur

w-

7. Laporan

l
c)
NRD

'

Development

I 10. Lapomn HasiL

s. LapoJ.n Hasll Kell!l

pertanggungjawaban

Kalrjrl

P"""r"'"
11.Laporan cro..Sector Partnarlng Specialist

L
Strategic lnltkltlves Lembagc lambaga keagamaan

Gambar 3. lO Aktivitas dalam Tahap Evaluasi LEAP Proses aktivitas LEAP dalam tahap evaluasi pada Gambar 3.10 dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Setelah project dijalankan maka Local Partner akan memberikan feedback ke TD (Transformational Development) mengenai bagian dari project mana yang dapat menjadi bahan refleksi. 2. Tim Lapangan juga akan memberikan ke TD (Transformational Development) mengenai bagian project mana yang dapat menjadi bahan refleksi. 3. TD (Transformational Development) akan memberitahukan untuk menyerahkan bangunan atau barang yang ada dalam project untuk komunitas melalui tim lapangan.

140

4. Tim Lapangan selanjutnya akan mentransisikan bangunan dari basil project yang telah dijalankan ke komunitas 5. TD {Transformational Development) akan memberikan laporan

pertanggung jawaban hasil kerja ke CP/PM. 6. TD {Transformational Development) akan memberikan laporan

pertanggung jawaban hasil keija ke NRD untuk sebagai laporan pertanggung jawaban ke donatur. 7. Selanjutnya NRD akan memeriksa lalu memberikan laporan

pertanggungjawaban ke donatur. 8. TD {Transformational Development) akan memberikan laporan

pertanggung jawaban hasil keija ke Strategic lniatives. 9. Strategic Iniatives akan memeriksa lalu memberikan laporan

pertanggung jawaban ke lembaga keagarnaan yang bekeija sama dalam pelaksanaan project ke komunitas. 10. TD {Transformational pertanggung Specialist. 11. Cross Sector Partnering Specialist dari laporan hasil keija yang telah diterimanya akan diperiksa lalu memberikan laporan pertanggung jawaban ke local partner. jawaban Development) hasil kerja ke akan memberikan laporan

Cross Sector Partnering

Dengan adanya aktivitas dalam LEAP yang terbagi menjadi tiga bagian diharapkan kegiatan-kegiatan tersebut bisa memberikan dan

141

meningkatkan nilai dari jaringan yang dimiliki organisasi yaitu Meningkatnya pelayanan aktivitas secara profesional kepada

komnnitas dan donator.

3)

Aktivitas dalam menanggapi tanggap darurat Dalam menghadapi bencana yang sulit untuk diprediksi sangatlah perlu WVIDN menjalankan aktivitas tanggap darurat sehingga pelayanan

pemberian bantuan dapat dilakukan cepat dan tepat agar dampak dari bencana tersebut tidak semakin meningkat, aktivitas dalam menanggapi tanggap darurat dapat dilihat pada Gambar 3.11 di bawah ini

1 L Oae r
een=na9 Donadan

r
NRO

...
Y!j

pul
Donatur

5. Donas!

I
2. Permlntaan Penggalangan Dana

Baing

----Oonasl----

7, Pennlntaan eantuan
Humanitarian Emergency
At'ralr Director

1
.
-{
Financial &

Baranjg

--

8. eantuan.
Barang-

Procurement

Gambar 3. 11 Gambar Aktivitas Dalam Tanggap Darurat Bencana

142

Proses aktivitas dalam tanggap darurat bencana pada Gambar 3.11 dapat dijabarkan sebagai berikut :

143

1. HEA (Humanitary Emergency Affair) mendapatkan info mengenai bencana yang terjadi di suatu daerah dari pusat informasi. 2. Berdasarkan informasi mengenai bencana yimg tetjadi, letak daerah yang terkena bencana dan dampak dari daerah yang terkena bencana tersebut maka HEA (Humanitary Emergency Affair) memberikan informasi tersebut ke bagian NRD dan meminta melakukan

penggalangan dana dari bencana yang telah tetjadi. 3. Lalu NRD (National Resource Development) akan melakukan

promosi untuk penggalangan donasi untuk menarik para donatur untuk memberikan donasi yang akan disalurkan ke daerah bencana. 4. Donatur akan memberikan bantuan donasi ke bagian NRD (National Resource Development). 5. Setelah donasi terkumpul maka NRD (National Resource

Development) akan memberikan donasi tersebut ke bagian Financial and Andministration. 6. Setelah bagian Financial and Andministration mendapatkan donasi dari NRD (National Resource Development), maka akan langsung diserahkan ke HEA (Humanitary Emergency Affair). 7. Selain itu jika daerah korban bencana membutuhkan bantuan berupa barang maka HEA (Humanitary Emergency Affair) akan melakukan permintaan bantuan barang kepada bagian procurement. 8. Bagianprocurement akan memberikan bantuan barang sesuai dengan yang diminta ke HEA (Humanitary Emergency Affair).

144

9. Setelah HEA (Humanitary Emergency Affair) mendapatkan donasi dan barang yang dibutuhkan daerah terkena bencana maka HEA (Humanitary Emergency Affair) akan menyerahkan bantuan berupa donasi dan barang tersebut ke komunitas korban bencana.

Dengan adanya aktivitas dalam tanggap darurat bencana diharapkan kegiatan tersebut bisa memberikan dan meningkatkan nilai dari jaringan yang dimiliki organisasi yaitu Memberikan penanganan tanggap darurat yang cepat dan tepat.

4)

Aktivitas dalam menanggapi keluhan dan pengukuran kepuasan donatur Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada donatur maka penanganan keluhan pelanggan sangatlah penting untuk meningkatkan kepuasan donatur dan membina hubungan yang lebih baik terhadap donatur. Aktivitas dalam menanggapi keluhan dan pengukuran kepuasan donatur terlihat pada gambar 3.12

-----6. Hasll survey kepuasanOonatur Donor Relationship

---s . SuNey kepue.san

-1.""""'" "' ml'""""'

7. Laporan keluhan dan_ hasil S4.1fWIY kepuasan

-- .

2. Info mengenal keluhan pelanggan

NRO Director

pmyd"'''"'"""'"
3. Penyelesalan atas keluhan;--_.]

DIY. Operaslonal

Gambar 3. 12 Aktivitas Penanganan Keluhan dan Pengukuran Kepuasan

145

Proses aktivitas penanganan keluhan dan pengukuran kepuasan pada Gambar 3.12 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Donatur yang hendak mengajukan keluhan, saran dapat langsung

akan dilayani oleh stcif.f Donor Relationship. 2. Setelah keluhan didapat maka staff Donor Relationship tidak akan langsung memberikan jawaban kepada donatur. Stqff Donor

Relationship akan mengkonfrrmasi terlebih dahulu kepada Divisi Operasional untuk meljjamin keakuratan solusi yang diberikan kepada donatur. 3. Lalu divisi operasional akan memberikan konfirmasi yang berkaitan dengan penyelesaian atas keluhan dengan segera menghubungi

donatur dan menjawab keluhan donatur. 4. Setelah keluhan dari donatur terselesaikan maka divisi operasional akan membuat dan memberikan laporan penyelesaian keluhan ke bagian donor relationship. 5. Lalu donor relationship akan melakukan survey kepuasan kepada donatur misalnya dengan mengedarkan kuesioner dan diisi oleh donatur. 6. Dari hasil survey tersebut maka akan terkumpul hasil dari survey kepuasan tersebut. 7. Lalu bagian donor relationship akan memberikan laporan mengenai keluhan dan hasil survey kepuasan tersebut ke NRD Director.

146

Dengan adanya aktivitas dalam menanggapi

keluhan dan pengukuran

kepuasan donatur, diharapkan kegiatan tersebut bisa memberikan dan meningkatkan nilai dari jaringan yang dimiliki perusahaan yaitu :

Memberikan pelayanan keluhan yang baik dan akurat.

5)

Aktivitas advokasi Dalam aktivitas advokasi terbagi menjadi dua bagian yaitu : a) Memberikan program penyuluhan kepada masyarakat mengenai isu yang beredar di komunitas masyarakat seperti isu mengenai gempa bumi dengan memberikan program penyuluhan mengenai antisipasi tindakan yang hams dilakukan jika gempa bumi terjadi.

3.Program

_...

-1.00" :::.:: -

...

-'''Masyarkat

"--_

---,Penyuluhan

Advokasi

---, 6.laporan ...Hasil Pen}\lluhan

Tim Lapangan

.....Observa,,;.-..

Masyarakat

Gambar 3. 13 Aktivitas Advokasi Dalam Program Penyuluhan Proses aktivitas advokasi dalam program penyuluhan pada Gambar 3.13 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Tim Lapangan melakukan observasi terhadap isu-isu yang beredar

di masyarakat.

147

2.

Setelah mengetahui isu-isu apa yang beredar di masyarakat maka Tim Lapangan membuat laporan dan memberikannya ke bagian advokasi.

3.

Atas laporan isu masyarakat tersebut maka bagian advokasi akan memberikan program penyuluhan kepada tim lapangan.

4. Selanjutnya

berdasarkan

program

penyuluhan

yang

telah

diberikan maka Tim Lapangan akan memberikan penyuluhan mengenai isu-isu yang beredar tersebut kepada masyarakat. 5. Setelah diberikan penyuluhan maka tim lapangan akan melakukan observasi ulang untuk mendapatkan informasi mengenai isu-isu setelah penyuluhan dilakukan. 6. Lalu dari informasi tersebut tim lapangan akan membuat laporan dan memberikan laporan hasil setelah penyuluhan dilakukan ke bagian advokasi. b) Melakukan kajian terhadap kebijakan pemerintah dan publik yang terkait dengan hak anak-anak.

Kcbl)akan
P11m11rintah

Advokasl

2. Lap oran l su Pe ng gala gan

r ]"'n
.

4.P r:am

-1. Observasl lsu Masyara -5. AJakan Petlsl & Geraka

-a.Oukungan Masya

akat.-

11m Lapangan

Masyarakat

148

Gambar 3. 14 Aktivitas dalam Advokasi Kebijakan Pemerintah dan Publik

149

Proses aktivitas dalam advokasi kebijakan pemerintah dan publik pada Gambar 3.14 dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Tim Lapangan melakukan observasi terhadap isu-isu yang beredar di masyarakat. 2. Setelah mengetahui isu-isu apa yang beredar di masyarakat maka Tim Lapangan membuat laporan dan memberikannya ke bagian advokasi. 3. Selanjutnya bagian advokasi akan mengkaji kebijakan pemerintah dan publik mengenai isu yang tengah beredar di masyarakat tersebut. 4. Jika bagian advokasi menemukan kebijakan yang dianggap sebagai tidak adil terutama pada anak-anak maka bagian advokasi akan membuat program pegalangan dukungan dengan Tim Lapangan. 5. Lalu dari tim lapangan akan mengajak masyarakat untuk melakukan petisi dan gerakan untuk menolak kebijakan tersebut. 6. Masyarakat yang tertarik dan menyetujui akan memberikan

dukungan untuk menolak kebijakan yang tidak adil. Dukungan tersebut salah satunya tanda tangan seluruh masyarakat. 7. Lalu bagian advokasi akan mengajukan petisi untuk menolak kebijakan pemerintah dan publik tersebut dengan dukungan dari masyarakat. Dengan adanya aktivitas advokasi, diharapkan kegiatan tersebut bisa memberikan dan meningkatkan nilai dari jaringan yang dimiliki

150

perusahaan yaitu : Meningkatkan pengaruh organisasi terhadap kebijakan pemerintah.

7. Injrastucture Operation Organisasi yang mengandalkanjaringan memiliki aktivitas utama untuk menjaga dan memberikan infrastuktur operasional yang memadai kepada cabang-cabang yang terlibat dalam jaringan.

2. leoomn

hall-)

7. laporen lmplementasiproject

Ops. Dl

tor

,
nac,.focmatlona:toe,,eloJ>me,-;----------33. Laporan planning project

lj

L-------------4.Parsetujuan project,------'

Gambar 3. 15 Aktivitas Operasional Antar Cabang Proses aktivitas advokasi dalam menjaga dan memberikan infrastruktur

operasional antar cabang pada Gambar 3.15 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Cabang WVIDN akan melakukan survey terhadap komunitas di daerah.

2. Setelah melakukan survey maka cabang WVIDN akan memberikan laporan mengenai basil survey yang telah dilakukannya ke bagian Transformational

Development.

149

3.

Transformational Development akan membuat laporan perencanaan project


yang didasarkan Selanjutnya pada laporan hasil survey yang telah akan diterimanya. diberikan ke

laporan

perencanaan

project tersebut

Operasional Director.
4. Berdasarkan laporan perencanaan akan

project yang

telah

diterima persetujuan

maka ke

Operasional Director

memberikan

konfrrmasi

Transformational Development.
5. Setelah mendapatkan konfirmasi persetujuan project yang akan dijalankan maka Transformational Development akan memberikan briefing project yang akan dijalankan dan bantuan yang akan disalurkan ke cabang WVIDN. 6. Lalu cabang WVIDN akan menjalankanproject tersebut ke komunitas yang dituju. 7. Setelah project dijalankan maka cabang WVIDN akan memberikan laporan mengenai

project

yang

telah

dijalankannya

ke

Transformational

Development.
8. Selanjutnya Transformational Development akan memberikan pula laporan implementasi project ke Operasional Director. Dengan adanya aktivitas operasional antar cabang serta prosedur yang ada, diharapkan kegiatan-kegiatan tersebut bisa memberikan dan meningkatkan nilai dari jaringan yang dimiliki organisasi yaitu : meningkatkan pelayanan

komunitas agar lebih maksimal dengan cabang di enam wilayah (Jawa, Sumatera, Sulawesi, Irian Jaya, Kalimantan, NTT) di Indonesia dengan menjalankan project dan komunikasi jarak jauh-dekat yang baik.

150

Terdapat

empat

aktivitas

pendukung

pada

World Vision Indonesia

(WVIDN)

berdasarkan value network analysis :

1. Firm Infrastructure

Organisasi yang bergerak di bidang distribusi yang mengandalkan jaringan memiliki aktivitas pendukung untuk menjaga dan memberikan informasi dan laporan kepada pelaku internal organisasi. Dengan infrastruktur operasional yang tertata baik dan jaringan yang dimiliki oleh organisasi dapat mendukung organisasi semakin berkembang. Beberapa aktivitas kegiatan yang dilakukan organisasi untuk membangun firm infrastructure yaitu : a. Aktivitas Audit Dalam keseharian untuk memastikan keseluruhan aktivitas yang dijalankan terlaksana sesuai tata aturan yang diharapkan, organisasi melakukan audit pertahun.
I
-,o.Lopo
MMS Director

nl

d..-,
NRD Directo r-

b....,.,.

Opo oOonoO dOoodo

=:==: -rA
-----1d.Lopora 2. monitoring

2.monitorin g

Jf. ?:'_;'t:;f ,'-11 .LnporenAudttNational

.c. .,it

;,;"

Olrec:tor

Organbl:a.tlonal Etrectlvenass Director

1o.Lapo

strategy Management Oiroctar

-=========

2. monttorlna

Gambar 3. 16 Aktivitas Audit

151

Proses aktivitas audit pada Gambar 3.16 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Para director dari tiap divisi akan memberikan laporan perkembangan

dari masing-masing divisi serta laporan pertanggung jawaban kepada Internal Audit. 2. Lalu internal audit akan melakukan pengecekan dan pemonitoran di lapangan mengenai kinerja dan aktivitas yang sedang beijalan. 3. Setelah Internal Audit menerima laporan kinelja dan melakukan pemonitoran di lapangan maka Internal Audit dapat melakukan

evaluasi terhadap kinelja masing-masing divisi untuk diberikan ke National Director. Dari hasil evaluasi tersebut maka National

Director dapat mengambil kebijakan dan keputusan strategis untuk kepentingan organisasi dalam perihal kegiatan operasional dan

aktivitas pelayanan. b. Aktivitas aliran dana dari World vision Internasional


-l7.lporno '""""'"'"'P .._15.bantuan -16.1anda terima---t-1. Proposal Project . _18.taporan perkembangan prt(ect .. _ +---13.bantuan., ' .:

-14. Ianda terima-.. -2. Proposal Project-----+ 12. tanda

Operaslonal di'"eclor

Transfoonalional
Develoj:Jment

"'""

..

...s_ can donatur--

--6. prolie donatur_..

+--7.kon11nnasi----8. ban!Ua

--s.tanda terlma-.-21.1aporan pertanggunjawaban-Support Oflce (ASaPacfllc) _..13_ tanda terimaProgram ofllcer

L20. laporan perkembangan prcjed:_j

152

Proses aktivitas penetapan strategi dan monitoring pada Gambar 3.17 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Transformational Development akan memberikan proposal project

ke Operational Director. 2. Setelah menerima proposal project maka Operational Director akan melakukan pengecekan lalu memberikan proposal project tersebut National Director. 3. National Director akan memberikan proposal project tersebut ke Support Office. 4. Lalu support office akan mempelajari proposal project tersebut dan memberikan Director. 5. Jika support office menyetujui proposal tersebut maka support office akan melakukan penggalangan dana untuk pengembangan project sesuai dengan proposal yang diterima. 6. Donatur-donatur yang berminat membantu akan mengajukan diri dengan memberikan profile nya ke support office. 7. Support office akan memberikan konfirmasi persetujuan ke donatur. 8. Donatur selanjutnya akan memberikan bantuan ke support office. 9. Setelah support office menerima bantuan dari donatur maka support office akan memberikan tanda terima ke donatur tersebut. 10. Bantuan yang telah terkumpul dari donatur selanjutnya support office akan memberikan bantuan tersebut ke program officer. konfirmasi persetujuan atau tidak ke National

153

Program officer bertugas sebagai penengah antara support office dengan national office untuk menjaga akuntabilitas dengan

menjamin project beijalan sesuai dengan yang direncanakan dalam proposal. 11. Program officer akan menyalurkan bantuan tersebut ke National Director.
12. National Director

akan memberikan tanda terima ke program

officer atas bantuan yang telah diterima.


13. National Director selanjutnya akan menyalurkan bantuan tersebut

ke Operational Director. 14. Operational Director akan memberikan tanda terima ke National Director. 15. Operational tersebut project Director selanjutnya akan menyalurkan bantuan

ke Transformational

Development

untuk menjalankan

sesuai dengan proposal yang telah dibuat ke daerah

komunitas. 16. Transformational Development akan memberikan tanda terima ke Operational Director atas bantuan yang telah diterima. 17. Selanjutnya Transformational Development akan memberikan

laporan perkembangan project yang telah beijalan ke Operational Director. 18. Laporan tersebut selanjutnya oleh Operational Director akan dicek dan diserahkan ke National Director.

154

19. National Director akan mengecek kembali dan memberikan laporan perkembangan project tersebut ke program officer. 20. Program officer selanjuntya akan menyerahkan laporan

perkembangan project yang telah diterimanya ke support office. 21. Dari laporan perkembangan project tersebut maka support office akan membuat dan memberikan laporan pertanggung jawaban ke donatur. Value dari akrivitas audit dan aliran dana dari World Vision Indonesia berdasarkan Firm Infrastructure adalah meningkatkan audit di seluruh

divisi. Dengan adanya aktivitas memonitor pelayanan dan pekerjaan yang telah dijalankan dengan pengaturan keuangan yang ada maka diharapkan

nilai kinerja para karyawan dan direktur dalam organisasi lebih baik serta tidak menyimpang dari visi dan rnisi organisasi. c. Aktivitas penetapan strategi dan monitoring

155

MMS

& program &

Knowl. Specialist

i . J-" &Perfocm:.";;; ;::::::========

I
5c. Monitoring klnerja

Gambar 3. 18 Aktivitas Penetapan Strategi dan Monitoring

Proses aktivitas penetapan strategi dan monitoring pada Gambar 3.18 dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. World vision Intemasional menetapkan visi yang ingin dicapainya

dan diberikan ke National Director yang merupakan direktur dari World Vision Indonesia (WVIDN). 2. Lalu semua divisi dalam World Vision Indonesia (WVIDN) seperti
NRD

(National

Resource

Development), Strategy Management,

Operasional, MMS (Mitra Masyarakat Sejahtera), Organizational Effectiveness akan berkontribusi dalam rapat dengan National

Director dengan memberi masukan untuk penetapan misi dan

156

strategi yang akan dijalankan.

157

3. Setelah misi dan strategi ditetapkan maka selanjutnya misi dan strategi akan dipahami oleh masing-masing divisi seperti NRD

(National

Resource

Development),

Strategy

Management,

Operasional, MMS (Mitra Masyarakat Sejahtera), Organizational Effectiveness untuk dijalankan.


4. Lalu National Director akan memberitahukan strategi dan misinya ke CP!PM(Corporate Planning and Project management) untuk membuat perencanaan strategi dan program dalam menjalankan

strategi yang telah ditetapkan. Perencanaan dan program tersebut selanjutnya akan diberikan ke masing-masing divisi. 5. Knowledge

and

performance

management

selanjutnya

akan

melakukan pemonitoran kinerja ke masing-masing divisi untuk memonitor kinerja terhadap perencanaan dan mengevaluasi kinerja. 6. Knowledge and performance management akan mengidentifikasi dari pengetahuan yang ada dan memberikan laporan mengenai

kinerja organisasi dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan serta berguna bagi organisasi. Adapun value yang dihasilkan dari aktivitas penetapan strategi dan monitoring di atas berdasarkan Firm Injrastucture adalah meningkatkan pemahaman tentang strategi organisasi.

4. Human Resources Management


a. Perekrutan karyawan yang sesuai kebutuhan.

158

Bagian HR/OD bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan organisasi akan tenaga kerja. Lowongan biasanya ditujukan bagi lulusan baru 81 dan 82 atau yang telah memiliki pengalaman kerja, tergantung pada posisi yang akan diisi. Posisi dapat diisi oleh orang baru yang telah lulus test tertulis dan wawancara, ataupun orang dalam yang dinilai

memenuhi syarat dan memiliki kompetensi dan kinerja yang baik. Berikut ini adalah gambar aktivitas yang dikerjakan oleh bagian personalia.

l+---1. Pasang lklan

lowongan kerja

Biro lklan

2 Uhat lkla

3. Surat lemaran kerja. + CV

---- wawancara, data dan penempatan

8. Lsporan ttasll tes,


...

4. PanggUan tes

dan lnteNiew

Bagian Personalia

_. -

5. Mengii<Utl

dan Interview .....

tei I
7. tanda tangan
kontrak kerja

rI

I
Director HR/00

---6. Panggllan, negolsasl


gajl, penempatan

Pelamar

, ...

Gambar 3. 19 Aktivitas Perekrutan Karyawan Proses perekrutan karyawan baru yang terlihat pada Gambar 3.19 dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Bagian recruitment dalam divisi personalia memasang iklan lowongan pekerjaan di media cetak ataupun internet dengan berbagai kriteria yang dibutuhkan untuk tiap posisi. 2. Pelamar melihat iklan tersebut di media cetak ataupun internet

159

3.

Pelamar yang tertarik terhadap lowongan tersebut akan mengirimkan surat lamaran dan CV ke divisi personalia World Vision Indonesia (WVIDN).

4. Bagian recruitment lalu akan menyeleksi setiap surat lamaran yang masuk. Pelamar yang memenuhi kriteria yang dibutuhkan organisasi, dipanggil untuk melakukan tes dan wawancara. 5. Untuk memenuhi panggilan pelamar datang ke kantor untuk menjalani tes dan wawancara. 6. Bagian recruitment akan memeriksa setiap hasil tes dan wawancara yangtelah dilakukan, lalu melakukan panggilan kepada pelamar yang memenuhi syarat untuk diberitahukan penempatannya, negosiasi gaji dan mengadakan peijanjian kontrak keija. 7. Setelah ada kesepakatan antara pihak pelamar dengan World Vision Indonesia (WVIDN) melalui bagian personalia, maka pelamar akan

menandatangani kontrak keija. 8. Bagian recruitment berkewajiban untuk membuat laporan keija per periode yang berisi laporan hasil tes, wawancara, data karyawan baru, dan

penempatan kepada Director HRIOD sebagai bahan evaluasi kineijanya.

Adapun

value

yang

dihasilkan Resource I

dari

aktivitas

perekrutan

karyawan adalah

berdasarkan

Human

Organization

Development

mendapatkan SDM dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

160

b.

Pengalokasian karyawan Dalam mengimplementasikan suatu project atau menempati suatu posisi diperlukan pengalokasian individu yang hams memiliki skill,

pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan sesuai kebutuhan.

---- 1.8utuhanggmot__tlm--- ---5 .. Data anggota ti

Transformational Development

3. Pemberitahuan aloKasi karyewan

_ Baglan Personalis

2. Carl anggota tim yang dlbutuhkan berdasarkl!ln 5. Tanda tangan persetujuan

Kompetenr" klni

Jf
Karyawan

Data karyawen

Gambar 3. 20 Aktivitas Pengalokasian Karyawan

Proses aktivitas pengalokasian karyawan yang terlihat pada Gambar 3.20 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Transformational Development

yang

akan menjalankan

suatu

project akan membutuhkan satu atau beberapa tim yang anggotanya hams memiliki kualifikasi yang dibutuhkan. Maka dari itu

kebutuhan anggota tim yang dibutuhkan oleh Transformational Development diberikan ke bagian personalia. 2. Selanjutnya bagian personalia akan melakukan pencarian anggota

ul 1

'

'
160

3. Ketika bagian personalia mendapatkan karyawan-karyawan mana saja yang akan dialokasikan dalam tim project maka bagian personalia akan memberitahukan kepada karyawan yang

bersangkutan. 4. Lalu karyawan tersebut akan memberikan konfmnasi persetujuan untuk berpatisipasi dalam tim project tersebut. 5. Setelah mengumpulkan karyawan-karyawan yang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan maka bagian personalia akan

memberikan daftar dan data karyawan yang berpatisipasi dalam tim


project.

c.

Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan karyawan. Pengembangan karyawan dilakukan dengan memberikan pelatihan yang didasarkan pada evaluasi kinerja dan kompetensi masing-masing dengan mengadakan seminar-seminar untuk memperluas pengetahuan karyawan, pemberian motivasi, pelatihan dan pengembangan lanjutan. Tujuan dari pengembangan karyawan adalah untuk menghasilkan tenaga kerja yang produktifbagi organisasi.

161

.w.----2.laponmKinetjaKfll'lWI'ro

a.Mclal<ulatn

Tn

nt

.l:
L"""'lnll & Or!Pninllonal O<Nt!lc>prnent
DinodorHRIOO

As:siiS$tllenl

'----

Gambar 3. 21 Aktivitas Pengembangan Karyawan Proses aktivitas pengembangan karyawan yang terlihat pada Gambar 3.21 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Masing-masing karyawan memberikan nilai KPI nya pada atasan.

Nilai KPI tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan oleh karyawan. 2. Lalu atasan akan memberikan laporan kinerja karyawannya ke bagian personalia. 3. Bagian Personalia akan melakukan pengevaluasian kinetja dan kompetensi dari laporan kinerja karyawan dan assessment. 4. Setelah melakukan evaluasi kinetja dan kompetensi maka bagian personalia akan memberikan laporan tersebut ke director HRIOD.

162

5. Bagian personalia selanjutnya akan memberikan laporan evaluasi kineija dan kompetensi pada bagian Learning & Organizational Development. 6. Bagian Learning & Organizational developmentakan mengatur training/development yang tepat untuk masing-masing karyawan berdasarkan hasil laporan evaluasi kinerja dan kompetensi. Lalu bagian Learning
&

Organizational development melakukan

panggilan dan memberikan jadwal training/development kepada karyawan yang bersangkutan. 7. Lalu karyawan akan mengikuti training/development yang diadakan bagian Learning & Organizational Development. 8. Setelah karyawan mengikuti training/development, maka bagian Learning
& Organizational development

akan melakukan dan

menilai hasil test assessment. Tujuan dari test assessment ini adalah untuk mengetahui seberapa peningkatan karyawan pengetahuan setelah dan

kemampuan

masing-masing

mengikuti

training/development. 9. Lalu bagian Learning


&

Organizational development

akan

memberikan

laporan mengenai training/development yang telah

dilakukan dan memberikan hasil tes assessment tersebut ke Director


HR/OD.

163

d.

Penggajian karyawan
data karyawan

1. Absensl dan -lembur karyawan Slstem

Ananee & Admin

i
.
Baglan Persona11a

2. jumlah gajl da data karyawan

_j
Director HR/00

..,

3::>o.!:Pe mb ayaran gajl

Karyawan

Gambar 3. 22 Aktivitas Penggajian Karyawan Proses aktivitas penggajian karyawan yang terlihat pada Gambar 3.22 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Dari sistem maka bagian personalia akan mendapatkan jumlah

absensi dan lembur karyawan. 2. Berdasarkan absensi tersebut maka bagian personalia akan

menghitung gaji karyawan dan memberitahukan jumlah gaji dan data karyawan kepada bagian.finance dan administration. 3. Lalu bagian finance dan administration akan melakukan

pembayaran gaji kepada karyawan. 4. Lalu bagianfinance dan administration akan memberikan laporan mengenai gaji yang telah dibayarkan dan data karyawan yang gajinya telah terbayarkan ke Director HRJOD Adapun value yang dihasilkan dari setiap aktivitas pengalokasian

164

karyawan, penggajian dan pengembangan karyawan di atas berdasarkan

164

Human Resource I Organization Development adalah meningkatnya


kinerja dan kompetensi karyawan.

5. Technology Development Organisasi yang mengandalkan jaringan memiliki aktivitas pendukung untuk memelihara dan mengembangkan teknologi yang mendukung operasional organisasi agar dapat betjalan dengan baik sehingga jaringan yang dimiliki oleh organisasi dapat semakin berkembang.

Fmncial& Admilisbasi

Gambar 3. 23 Aktivitas Memelihara dan Mengembangkan Teknologi Proses kegiatan yang dilakukan organisasi untuk memelihara dan

mengembangkan teknologi sebagai berikut:

yang terlihat pada Gambar 3.23

dapat dijabarkan

1) Staf dari IT division akan melakukan instalansi hardware dan software pada semua divisi yang ada di organisasi

165

2) Staf dari IT division akan teijun ke semua divisi jika terdapat permasalahan seperti misalnya ada program komputer yang tidak bisa beijalan semana mestinya (error). 3) Staf dari IT division akan menyelesaikan permasalahan yang teijadi tersebut. 4) IT division juga dapat mengajukan request untuk pengembangan aplikasi dan teknologi ke divisi-divisi yang terkait. 5) Selain itu semua divisi juga dan dapat mengajukan yang request untuk untuk

pengembangan

aplikasi

teknologi

dibutuhkannya

meningkatkan kineija operasional organisasi ke divisi IT. 6) Lalu divisi IT akan membuat dan memberikan Japoran permintaan dana ke bagian financial and admin mengenai dana untuk pengembangan aplikasi dan teknologi tersebut. 7) Jika memang pengembangan aplikasi dan teknologi tersebut benar-benar dibutuhkan dan mempengaruhi kineija operasional dan pelayanan

organisasi maka bagian financial and admin akan memberikan dana ke divisi IT. 8) Selanjutnya divisi IT akan melakukan pengembangan aplikasi dan teknologi serta melakukan pemeliharaan terhadap keseluruhan aplikasi dan teknologi yang dimiliki oleh organisasi. Adapun value yang dihasilkan dari aktivitas dalam Technology

Development dengan pemeliharaan dan pengembangan teknologi di atas adalah meningkatkan layanan teknologi informasi.

166

6. Procurement Organisasi yang mengandalkan jaringan memiliki aktivitas pendukung untuk menjaga dan memelihara procurement yang dimiliki oleh organisasi.

Dengan procurement yang terpelihara dengan baik dapat mendukung jaringan yang dimiliki oleh organisasi semakin berkembang.

Gambar 3. 24 Aktivitas Procurement Proses aktivitas procurement yang terlihat pada Gambar 3.24 dapat dijabarkan sebagai berikut:

I)

Semua divisi dalam World Vision Indonesia (WVIDN) dapat melakukan permintaan barang yang berkaitan dengan kebutuhan operasional di kantor, begitu juga dengan permintaan lapangan. orang dalam project dapat melakukan kebutuhan pelayanan di

barang yang berkaitan dengan

2) Bagian procurement akan melakukan pengecekan ke gudang untuk

167

mengecek apakah persediaan di gudang dapat memenuhi permintaan.

168

3) Dari gudang maka bagian procurement akan mendapatkan konfrrmasi ketersediaan barang dan jumlah barang. 4) Jika barang kurang atau tidak tersedia maka bagian procurement akan melakukan permintaan penawaran kepada supplier. 5) Supplier selanjutnya akan memberikan penawaran ke bagian

procurement.
6) Setelah mendapatkan penawaran yang sesuai maka bagian procurement akan melakukan order pembelian ke supplier.

7) Supplier akan mengirimkan barang berdasarkan order pembelian tersebut


ke bagian procurement. 8) Setelah barang diterima maka selanjutnya bagian procurement akan memberikan tanda terima ke supplier. 9) Bagian procurement juga akan memberikan tanda terima barang ke

bagianfinancial dan administration.


I 0) Selanjutnya bagian procurement akan mengirimkan barang yang telah diterimanya untuk project atau disimpan di gudang. ll)Jika barang disimpan di gudang maka bagian gudang akan memberikan tanda terima barang ke bagian procurement. 12) Supplier akan mengirimkan tagihan atas barang yang telah

dikirimkannya ke bagianfinancial dan administration. 13)Bagian financial dan administration akan melakukan pembayaran atas tagihan yang telah dikirimkan ke supplier.

169

14)Supplier akan memberikan

kuitansi

atas pembayaran

yang telah

dilakukan ke bagianfinancial dan administration. Adapun value yang dihasilkan dari aktivitas dalam Technology Development di atas adalah pengadaan barang untuk bantuan dan operasional perusahaan.

Pembahasan

value network

World Vision Indonesia (WVIDN)

ditujukan

untuk

menjelaskan aktivitas-aktivitas dalam organisasi serta mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang ada.

3.7.1

Hasil Analisa Value Network Dari analisis value network maka dapat terlihat dengan jelas aktivitas-aktivitas

operasional

dalam organisasi

yang

selanjutnya

akan diidentifikasi

masalah dan

kebutuhan yang terdapat di masing-masing aktivitas tersebut. Masalah dan kebutuhan dari aktivitas operasional terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel3. 2 Hasil Analisa Value Network


Primary Activities Network Aktivitas promosi Promotion
Contract Management Aktivitas penandatanganan kontrak Masalah Biaya promosi yang tinggi Kebutuhan Keija sama dengan media dalam bidang periklanan Informasi yang lengkap mengenai calon lembaga yang akan bekeija sama dengan WVIDN.

Seleksi yang ketat mengenai lembaga yang akan bekeija sama sulit dilakukan karena data-data yang kurang dan tersembunyi.

Service Positioning

Donasi Langsung Sponsorship Gift in Kind Aktivitas project (LEAP)

I. Kesuksesan dari suatu project tidak mudah di replikasi atau dicontoh oleh project-project lainnya. 2. Tidak tersampaikannya

Adanya sistem yang dapat memberikan referensi untuk menjadi bahan pertimbangan untuk project yang sedangbeijalan atau

170

Tanggap Darurat

ide-ide dari Tim Lapangan ke kantor pusat dan sulitnya untuk pelacakan siapa yang memberikan ide dan waktu serta faktor ide tersebut timbul. Informasi yang didapatkan mengenai bencana tidak tersalurkan tepat pada waktunya

yang akan dijalankan

Jnformasi yang lebih jelas mengenai bencana yang teljadi untuk meningkatkan penggalangan dana yang dilakukan NRD dan pelayanan secepat mungkin untuk mengurangi dampak dari bencana itu.

Penanganan keluban dan pengukuran kepuasan Advokasi

Sulitnya mempengaruhi pemerintab untuk mengubab kebijakan 1. Sulituya koordinasi antara kantor pusat dan cabang terkait pemberian bantuan ke daerab pelayanan. 2. Tidak terdokumentasinya knowledge dari karyawan di cabang.

Infrastructure Operation

Aktivitas pelayanan antar cabang

Kurangnya kekuatan untuk bersuara terutama untuk kritik terhadap kebiiakan2pemerintab Sistem Knowledge Management yang terintegrasi antara cabang dan pusat untuk membantu kegiatan operasional.

Support Activities Firm Infrastructure


Aktivitas Audit Penetapan strategi dan monitoring aktivitas aliran dana dari World vision Intemasional Perekrutan Pengembangan pengetabuan dan ketrampilan karyawan

HRIOD

Masih adanya training yang belum tersentralisasi

Dokumentasi informasi yang akurat dan terintegrasi mengenai training, knowledge dan kompetensi yang dirniliki oleh awan

Penggajian

171

Pengalokasian

Pemetaan kompetensi dan


skill-skill karyawan yang

Technology Development

Pemeliharaan dan pengembangan tekuologi

belum belum terstrukturisasi dan tersentralisasi sehingga sulit untuk menentukan karyawan mana yang tepat untuk dialokasikan. Ketergantungan yang tinggi seluruh karyawan pada divisi IT

Dokumentasi data kompetensi masingmasing karyawan yang berada di satu tempat dan tersentralisasi.

Procurement

Pengadaan barang bantuandan operasional

l. Pennintaan barang dari project belum tentu

tersedia di gudang sehingga membutuhkan waktu lebih untuk melakukan pemesanan. 2. Sulituya mendapatkan distributor yang dapat diandalkan pada waktu yang tepat dan darurat.

Mengurangi ketergantungan divisidivisi lain kepada divisi IT dengan cara menyediakan user manual dan user guide l. Membuat perencanaan project yang lebih baik. 2. Memperluas jaringan kelja sama dengan distributor.

3.4

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Analisis SWOT adalah analisis yang melihat tentang dua lingkungan yang

sangat berpengaruh didalam lingkungan internal internal

organisasi. Adapun

kedua lingkungan tersebut

adalah

organisasi

dan lingkungan eksternal kekuatan

organisasi. Lingkungan

organisasi meliputi

potensi

dan kelemahan yang ada didalam

organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal organisasi berkaitan dengan potensi akan peluang dan ancaman yang ada bagi organisasi. Analisis ini dibutuhkan agar organisasi dapat melihat dengan jelas tentang faktor lingkungan yang sangat berpengaruh sehingga nantinya, organisasi dapat menentukan strategi yang benar-benar optimal dan

membawa dampak maksimal bagi organisasi. Analisa SWOT dibutuhkan ketika organisasi membutuhkan sebuah instrumen yang bisa menilai dan menganalisis kegiatan organisasi, baik secara internal maupun

172

ekstemal untuk mengevaluasi program atau proyek organisasi. SWOT digunakan untuk memetakan faktor internal dan ekstemal organisasi tersebut sehingga penggunaan sumber daya manusia (SDM) dan kinerja organisasi menjadi efektif dan efisien dalam menyusun sebuah strategi di masa mendatang. Melalui analisis SWOT ini, organisasi akan terbantu untuk lebih fokus dalam memaksimalkan semua kekuatan yang organisasi miliki, meminimalkan kelemahan yang ada, melihat dan membaca suatu peluang yang ada beserta dampaknya, serta diharapkan agar organisasi dapat mengantisipasi segala ancaman yang dapat membawa dampak buruk bagi organisasi. Analisis SWOT terbagi atas 2 (dua) bagian besar, yaitu :

3.4.1

Analisis Faktor Eksternal


Analisis faktor ekstemal pada World Vision Indonesia (WVIDN) dilakukan

dengan

menggunakan metode

wawancara dengan

pihak

manajemen World Vision

Indonesia (WVIDN) dan analisa yang telah dilakukan sebelumnya. Faktor ekstemal
dibagi menjadi dua bagian, yaitu peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Berikut adalah data yang diperoleh : Tabel3. 3 Analisis Faktor Ekstemal

Peluang (Opportunity)
01 02 03 04 OS 06 Pertumbuhan ekonomi yang meningkat Kesenjangan sosial di masyarakat Indonesia rentan dilanda bencana alam Banyak pihak yang terbuka untuk bekerjasama dengan WVIDN Rasa solidaritas dan kemanusiaan masyarakat Indonesia tinggi Rendahnya tingkat kesehatan kesadaran masyarakat terhadap
ISU

sosial

dan

173

Ancaman (Threats) T1 Adanya fanatisme donatur terhadap Jatar belakang tertentu dari organisasi nirlaba T2 T3 T4 Adanya lembaga nirlaba yang mempunyai kesamaan fokus pelayanan Aksesibilitas ke wilayah pelayanan kurang memadai Rendahnya minat masyarakat untuk bekeija di LSM

3.4.1.1 Peluang (Opportunity) 1. Pertumbuhan Ekonorni yang Meningkat Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik), perekonornian Indonesia pada Triwulan Ill-2010 yang digambarkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan meningkat sebesar 3,5 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan ini lebih besar dibandingkan dengan kenaikan Triwulan 11-2010 yang mencapai 2,8 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, pertumbuhan PDB Indonesia pada Triwulan Ill-2010 mencapai 5,8 persen. Hal ini dapat menjadi peluang bagi WVIDN untuk meningkatkan potensi jumlah donatur sehingga dapat meningkatkan pengumpulan donasi dari masyarakat untuk meningkatkan pelayanan. 2. Kesenjangan sosial di masyarakat Kesenjangan sosial di Indonesia tergolong tinggi, ini dapat dilihat dengan masih adanya rumah mewah di tengah-tengah pemukiman yang rendah

perekonomiannya dan masih adanya masalah sosial yang belum teratasi oleh pemerintah sehingga World Vision Indonesia (WVIDN) dapat meningkatkan

174

pelayanannya untuk membantu mengurangi masalah sosial di masyarakat. Pembangunan di Indonesia pun masih tidak merata, ini didasarkan pada data yang dikeluarkan Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS), struktur perekonomian masih didominasi oleh

secara spasial pada Triwulan III-2010

kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,6 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,7 persen, Pulau Kalimantan 9,2 persen, Pulau Sulawesi 4,6 persen, dan sisanya 4,9 persen di pulau-pulau lainnya. Hal ini menjadi kesempatan bagi WVIDN untuk menjadi jembatan penghubung antara masyarakat yang kaya dengan yang miskin, dan perekonomian masyarakat di pulau-pulau agar dapat merata. 3. Indonesia rentan dilanda bencana alam Menurut informasi dari yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Faktor alam meliputi geografis kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera - Jawa - Nusa Tenggara - Sulawesi, yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Selain

itu faktor alam lainnya adalah wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan

'

174

cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim sehingga dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti tetjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Dengan kerentanan Indonesia terhadap bencana yang sulit untuk diprediksi, WVIDN dapat meningkatkan program pelanyanan tanggap bencana yang telah menjadi salah satu pilar utama pelayanan dengan program bantuan bagi korban dan membekali masyarakat agar dapat meminimalkan dampak bencana di wilayahnya, serta memberi penyuluhan ke masyarakat yang wilayahnya rentan bencana mengenai hal-hal yang harus dilakukanjika bencana terjadi. 4. Banyak pihak yang terhuka untuk beketjasama dengan WVIDN Banyak pihak yang terbuka untuk bekerja sama atau bermitra dengan World Vision Indonesia (WVIDN), ini dibuktikan dengan World Vision Indonesia
(WVIDN) telah beketja

sama dengan lembaga profit (Unilever, BCA,

Johnson&Johnson, dan lain-lain), lembaga keagamaan seperti Muhammadiyah, lembaga donor seperti AusAid, USAID, CIDA, TICA, GTZ, DFID, dan beberapa negara lain serta lembaga PBB World Food Program dan Unicef. Selain itu, World Vision Indonesia (WVIDN) telah menjalin ketja sama dengan Surya Institute yang dipimpin oleh Profesor Yohanes dalam rangka mengirimkan guru ke Papua untuk melatih guru-guru setempat dalam mengajarkan sains agar lebih efektif World Vision juga sempat menjalin ketja sama dengan Komisi

Penanggulangan Aids (KPA), Unice( Plan, dan jaringan radio 68H di Papua untuk secara berkala melakukan langsung penyuluhan tentang bahaya HIV dan AIDS. Dan tidak menutup kemungkinan World Vision Indonesia (WVIDN) akan

175

bekerjasama dengan pihak yang lebih luas untuk meningkatkan pelayanan karena sangat penting untuk membangun kemitraan dengan berbagai pihak untuk menggalang kebersamaan dalam mendampingi dan mengembangkan kehidupan masyarakat.

176

5.Rasa solidaritas dan kemanusiaan masyarakat Indonesia tinggi Rasa solidaritas dan kemanusiaan masyarakat Indonesia dapat dikatakan tinggi, ini dapat dilihat dari total dana dan barang yang disalurkan oleh World Vision Indonesia (WVIDN) dalam program bantuan di Aceh akibat gempa dan tsunami selama tiga tahun mencapai AS$83 juta (sekitar Rp 800 milyar), ini belum ditambah dengan AS$14 juta untuk program pemberdayaan pasca bantuan dan rekonstruksi yang baru. Program bantuan di Aceh setiap tahunnya pada waktu itu hampir mencapai AS$30 juta. Rasa solidaritas dan kemanusiaan masyarakat Indonesia yang tirtggi ini dapat menjadi kesempatan bagi World Vision Indonesia (WVIDN) untuk menjadi

jembatan dalam menyalurkan rasa solidaritas dan kemanusiaan masyarakat ke sesama, baik yang terkena musibah ataupun yang membutuhkan perhatian karena masalah ekonomi, masalah kesehatan, dan lain-lain. 6. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap isu sosial dan kesehatan Tingkat kesadaran masyarakat di Indonesia masih cenderung rendah seperti misalnya adalah masalah sosial mengenai kesehatan khususnya HIVIAIDS. Berikut adalah jumlah kasus baru HIVIAIDS berdasarkan tahun pelaporan dari data statistik kasus HIVIAIDS di Indonesia sampai dengan September 2010 oleh Ditjen PPM & PL Depkes RI:

177

Tabel 3. 4 Data Statistik Jumlah Kasus HIV/AIDS (per tahun)

SUmbt?r. OitjenPP& Depkl!il Rl Sour: DirGen. Con1ntunleable t.En'litonment:IIHea!th, Dept of H lth, Rl

22 November20-10 22 N;:.-ember 2010

Update t=r kl'lir:

3!)

?oki<Je.mber :mill

Tabel3. 5 Data Statistik Jumlah Kasus HIV/AIDS (per pulau)

178

Dari data di atas dapat dilihat bahwa masalah kesehatan sosial AIDS semakin merata. Permasalahan AIDS tidak hanya terjadi di kota-kota besar,

namun juga merata ke hampir semua daerah di Indonesia. Hal ini karena tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya AIDS sangat rendah. Menurut penelitian yang dilakukan Integrated Bio-Behavioural Surveillance

(IBBS) di berbagai kota di Indonesia pada tahun 2009. Meski 90-100 persen remaja pemah mendengar informasi tentang HIV, hanya kurang dari 40 persen yang benar-benar punya wawasan yang komprehensif Penelitian yang dilakukan terhadap kelompok remaja usia SLTA ini juga mengungkap bahwa pengetahuan tentang cara pencegahan HIV hanya dimiliki oleh kurang dari 3 persen responden. Padahal sebenarnya 40-50 persen mengetahui cara penularannya. Hal ini merupakan kesempatan bagi World Vision di Indonesia untuk meningkatkan pemberian penyuluhan-penyuluhan agar dapat membekali generasi muda

sehingga tidak terjerat narkoba dan tertular HIV dan AIDS serta mampu menjadi pendidik sebaya (peer educators) untuk membagikan pemahaman mereka tentang bahaya narkoba dan HIV serta memberikan dukungan kepada sekolahsekolah agar mampu mengembangkan pengajaran yang kebih menarik dan menumbuhkan semangat belajar para siswa dan siswi.

3.4.1.2 Ancaman

1. Adanya fanatisme donatur terhadap latar belakang tertentu dari organisasi nirlaba Masih adanya budaya fanatisme terhadap suku, adat, ras dan agama tertentu di masyarakat Indonesia dalam memberikan sumbangan bantuan untuk sesamanya

179

yang berbeda suku, adat, ras dan agama. Hal ini berpotensi menjadi ancaman bagi organisasi karena akan mempersempit ruang lingkup untuk meningkatkan pelayanan padabal seharusnya perbedaan akan suku, adat, agama dan ras itu tidak menjadi halangan untuk sesama manusia saling membantu. Selain itu ada beberapa komunitas yang fanatis dengan Jatar belakang organisasi tertentu seperti ketika datang untuk membantu karena kemungkinan memiliki maksud tertentu dibalik bantuan yang diberikan seperti menyebarkan agama atau semacamnya. 2. Adanya lembaga nirlaba yang mempunyai kesamaan fokus pelayanan Ancaman yang dicemaskan oleh organisasi adalah munculnya NGO-NGO baru dengan fokus pelayanan yang sama. Hal ini akan memberikan dampak organisasi akan kehilangan sebagian donatur dan wilayah layanan karena diambil alih oleh NGO lain. Seperti pada waktu muncul konflik komunal yang diwarnai unsur agama pecah di Maluku dan kemudian merembet ke Maluku Utara serta Poso di Sulawesi Tengah yang ternyata menarik perhatian sangat luas di kalangan organisasi kemanusiaan internasional (NGO) sehingga dalam waktu singkat banyak NGO membuka kantor dan memulai program bantuan pangan di Ambon. Sehingga akhirnya World Vision memilih untuk melakukan program lain yang khusus di Ambon berupa dukungan psiko-sosial bagi kelompok-kelompok masyarakat di pengungsian. Selain itu ketika World Vision Indonesia (WVIDN) melakukan pelayanan memberikan bantuan di Aceh ada peristiwa munculnya NGO lain yang ingin mengambil wilayah layanan World Vision InckJnesia

180

(WVIDN) dan masyarakat Aceh sendiri yang membela World Vision Indonesia (WVIDN) waktu itu. 3. Aksesibilitas ke wilayah pelayanan k.urang memadai Akses yang masih sulit ke daerah bencana untuk mengangk.ut relawan dan bantuan, baik makanan dan logistik, menjadi kendala utama di lokasi bencana dikarenakan medan geografis lokasi yang sulit dijangkau dan berbahaya sehingga menjadi kendala bagi World Vision Indonesia (WVIDN) untuk menyalurkan bantuan ke daerah tersebut. Seperti pada bulan September 1997, ketika teijadi fenomena alam El Nino di Jayawijaya sehingga teijadi bencana kelaparan yang telah mengakibatkan sekitar 400 kematian. Akibat medan jangkauan yang sulit dan tak bisa dijangkau lewat darat maka sebagian besar bantuan yang dibagikan oleh tim penanggulangan bencana World Vision harus diterbangkan dengan pesawat ke desa-desa yang sulit dijangkau hingga sekitar 2000 kali. Selain itu ada beberapa penerbangan yang gaga! mendarat di desa-desa target akibat cuaca yang tidak bersahabat sehingga bahan pangan terpaksa diturunkan di desa tetangga. 4. Rendahnya minat masyarakat untuk bekeija di LSM Hal lain yang berpotensi menjadi ancaman bagi organisasi dalam hal melak.ukan perekrutan karyawan untuk melak.ukan pelayanan karena masih k.urang

berminatnya masyarakat untuk bekerja di LSM karena terdapat beberapa kriteria khusus yang wajib dipenuhi seperti bersedia untuk ditempatkan di seluruh pelosok di Indonesia. Sedangkan di pelosok-pelosok Indonesia masih terdapat

181

kehidupan yang masih sangat tertinggal seperti tidak ada listrik, tidak ada hiburan, medan perjalanan yang sulit, dan lain-lain.

3.4.2

Analisis Faktor Internal Analisis faktor internal pada World Vision Indonesia (WVIDN) dilakukan

dengan menggunakan metode wawancara dengan pihak manajemen World Vision

Indonesia (WVIDN) dan analisa yang telah dilakukan sebelumnya. Faktor internal
dibagi menjadi dua bagian, yaitu kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan manajemen World Vision Indonesia (WVIDN): Tabel3. 6 Analisis Faktor Internal Kekuatan (Strength) Sl S2 S3 S4 WVIDN memiliki fasilitas dan teknologi memadai WVIDN mempunyai stafyang loyal WVIDN memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah WVIDN memiliki dijalankan pengukuran yang jelas terhadap strategi yang

ss
S6 S7

WVIDN rnemiliki budaya pernbelajaran organisasi yang kuat WVIDN memiliki akuntabilitas yang baik WVIDN mempunyai dukungan finansial kuat dari WV Internasional Kelernahan (Weakness)

WI W2

Manajemen data karyawan yang belum tersentralisasi Sulitnya knowledge sharing

W3 Manajemen training yang tidak terstruktur dengan baik

182

3.4.2.1 Kekuatan (Strength)


1. WVIDN memiliki fasilitas dan teknologi memadai

Untuk saat ini World Vision Indonesia (WVIDN) telah memiliki teknologi yang mampu mendukung dalam melakukan pelayanan terhadap komunitas dan

menjalankan operasional pelayanannya. Beberapa fasilitas dan infrastruktur teknologi tersebut adalah : - VSAT ( Vehicle Satelite Armature Terminal) adalah teknologi untuk mendukung koneksi networking dan sarana komunikasi pada sejumlah ADP (Area

Development Program) yangjaringan telekomunikasi di wilayahnya masih sangat tertinggal. Tujuannya untuk memperlancar komunikasi timbal balik antara kantor di Jakarta dengan proyek-proyek pengembangan yang dilakukan di berbagai lokasi di Indonesia. - Aplikasi-aplikasi untuk partnership seperti salah satunya SIMA merupakan aplikasi internal World Vision Global yang digunakan untuk proses customer relationship management (CRM) dan Transaction Process System (TPS) dengan donatur untuk menyimpan data-data donatur, account donatur, proses dalam donatur payment, donatur relationship, dan komplain donatur. Sistem SIMA ini

merupakan aplikasi yang menangani permasalahan dan pelayanan yang berkaitan dengan donatur. - PBAS merupakan sistemfinancial sentral yang sudah network ke seluruh dunia. - Sistem office management yang dipakai adalah Lotus Note yang dipakai adalah versi 8 ke atas dengan standar global yang dipergunakan di lokal.

---

183

- Web Conference online dengan negara lain dengan provider WEBEX yang
mendukung GDSS (Group Decision Support System) untuk online meeting global dengan orang-orang knowledge management di berbagai negara setiap 2 bulan sekali. Dengan tersedianya teknologi yang memadai, organisasi yakin mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap komunitas, mempererat hubungan dengan donatur dan meningkatkan kepuasan donatur. 2. WVIDN mempunyai stafyang loyal

World Vision Indonesia (WVIDN) memiliki staf yang loyal, ini dapat dilihat
dengan tingkat tum over staff sekitar 3% per tahunnya yang jika dibandingkan dengan World Vision Global termasuk tingkat tum over yang terendah. Ini dikarenakan World Vision Indonesia (WVIDN) memberikan perhatian bagi staf dan keluarganya yang sangat tinggi. Ini dapat dilihat, kalau ada staf atau anggota keluarga yang sakit maka akan dengan cepat diupayakan agar staf bersangkutan mendapat pelayanan medis yang memadai. Dana untuk biaya pengobatan dengan cepat disediakan tanpa banyak birokrasi. Selain itu dalam HRIOD (Human Resource and Organization Development) terdapat program-program yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja di WVIDN sehingga menjadi loyal antara lain adanya retret keluarga secara berkala dimana semua staff dan anggota keluarganya dapat berkumpul dan saling mempererat tali kekeluargaan, staff and family counseling, channeling

employee concern and complain, staff grievances, health program, accident insurance, dan lain-lain.

184

3. WVIDN memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah World Vision Indonesia (WVIDN) sejak tahun 1980 telah membuat kesepakatan dengan pemerintah Indonesia yang tertuang dalam MoU (Memorandum of Understanding) yang ditandatangani oleh Departemen Sosial dan World Vision sebagai wadah persetujuan pemerintah Indonesia bagi World Vision untuk ikut memerangi kemiskinan dan melakukan program pemberdayaan masyarakat, MoU tersebut berlaku selama lima tahun dan secara berkala terus diperbahurui hingga sekarang. Departemen Sosial sebagai mitra pelayanan World Vision Indonesia (WVIDN) juga menyampaikan penghargaan bagi World Vision Indonesia

(WVIDN) atas kontribusi dalam kepedulian sosial dan solidaritas sosial yang telah dilakukan selama ini dan pada tahun 2003, Menteri Kesehatan, Achmad Suyudi memberi penghargaan kepada World Vision Indonesia atas upaya-upaya yang dilakukan untuk memerangi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. World Vision Indonesia juga menerima ungkapan terima kasih atas bantuan untuk masyarakat Aceh sewaktu terkena musibah tsunami yang secara resmi disampaikan oleh Pemerintah Indonesia melalui sertifikat penghargaan yang ditandatangani

langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, World Vision Indonesia (WVIDN) memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah juga dibuktikan dengan World Vision Indonesia (WVIDN) sudah 50 tahun melayani di Indonesia hingga tahun 2010 ini dan telah berjalannya 40 lebih ADP (Area Development Program) yang tersebar di sembilan provinsi di Indonesia (Papua, NTT, Jawa Timur, Jakarta, Kalimantan Barat, Aceh, Nias, Sulawesi Tengah, Maluku Utara) dan tersebar di 1400 lebih desa yang mencover sekitar

- "--- --- ------------------------c


185

90.000 anak-anak beserta keluarganya, jadi ada sekitar dua sampai tiga juta penduduk di Indonesia yang ditangani oleh World Vision Indonesia (WVIDN). 4. WVIDN memiliki pengukuran yangjelas terhadap strategi yang dijalankan

World Vision Indonesia (WVIDN) telah memiliki penilaian balance scorecard yang
telah terdokumentasi dengan baik untuk melakukan pengukuran terhadap strategi yang berjalan dan untuk memastikan strategi yang dijalankan terarah dan

mendukung kerja operasional dan pelayanan yang dilakukan. Salah satu strategi dalam peta strategi WVIDN Corporate KPI Country Strategy 2008-2011 adalah peningkatan leadership yang terdapat dua indikator yaitu: a" Index leadership dan motivasi (berdasarkan survey terhadap karyawan) b. Second liners diidentifikasi dan dipelihara agar mendukung suksesnya perencanaan dengan design yang jelas tempat dan fungsinya"

Salah satu Balance Scorecard dapat dilihat dari indikator yang kedua yaitu : a" Deskripsi
1.

Definisi : Staf yang dipersiapkan adalah staf-staf yang siap dan memenuhi syarat di semester (Maret dan September) untuk posisi

kuncL
ii. Tujuan : Untuk memonitor jumlah-jumlah stafyang tersedia dan siap untuk menduduki posisi kunci.
111.

Formula : (Jumlah staff yang tersedia (second liner) :#key position)* 100%

b. Penanggung Jawab : HRD Dept. Head c. Data:


1.

Sumber : " #second liner= Assessment Data, Pe1jormance

Appraisal (PA), Informasi langsung dari supervisor, stqfftrack

record"

....

'

186

Jumlah posisi kunci ii. iii. 1v.

data unit personil.

Admin : koordinator talent management Name : xxxx Tanggal Pengumpulan: 25 Maret 2010 dan 25 September 2010

d. Unit Pengukuran : % e. Value E)([Jectation Value expectation Maximize (higher is better) Minimize (lower is better) Stabilize (better score is in a determine range) Yes

Period of Reporting Period of Reporting Monthly Quarterly Half-yearly Yearly Yes

g. Metode Akumulas1 Acumulation Method Total summation Max. data First data Average Min data Latest data ... 5. WVIDN memll1ki budaya pembelaJaran orgamsas1 yang kuat Seperti dalam hal pembuatan laporan, World Vision Indonesia
(WVIDN)

Yes

memberikan pelatihan secara insentif agar dapat memenuhi standar pelaporan yang

187

sangat tinggi yang diminta lembaga-lembaga donor. World Vision Indonesia juga terns menerns belajar dan menjadi organisasi pembelajar dengan terns membangun kapasitas pekelja kemanusiaan dan organisasi agar mampu menghadapi tantangan masa depan dimana masalah kemanusiaan dan kemiskinan semakin kompleks. Perpustakaan yang dimiliki oleh World Vision Indonesia (WVIDN) di national

office juga menjadi fasilitas yang dapat mendukung pembelajaran untuk karyawan
dalam organisasi. Selain dari kedua hal tersebut itu World Vision Indonesia juga mengadakan pelatihan dan pengembangan secara berkala untuk meningkatkan kompetensi karyawan yang secara tidak langsung dengan adanya program pelatihan dan pengembangan tersebut organisasi mendukung terciptanya budaya

pembelajaran. 6. WVIDN memiliki akuntabilitas yang baik Semua program bantuan darurat, rehabilitasi dan rekontrnksi yang dipercayakan

oleh para donatur, baik donatur institusional maupun perorangan dikelola secara profesional termasuk pelaporan penyaluran barang dan dana bantuan. World vision merekrut sejumlah

program officer untuk memastikan

laporan-laporan terinci

tentang pelaksanaan program dapat disampaikan kepada para donatur tepat waktu. Staf program officer ini bekelja bersama tim inti yang menjalankan program di lapangan agar berbagai laporan seperti laporan bulanan dan laporan akhir dapat disusun dengan sebaik mungkin sehingga donatur dapat mengikuti secara rinci jalannya program bantuan.

World Vision juga memperkuat tim auditomya dan menugaskan koordinator


wilayah untuk secara terns-menerns melakukan kunjungan verifikasi pemanfaatan

188

dana bantuan di lapangan. Koordinator Wilayah secara ketat memeriksa apakah laporan pemanfaatan dana sesuai dengan apa yang teijadi pada masyarakat yang dilayani. Seperti ketika dalam proses pengangkutan ada beras yang karungnya bocor sehingga tercecer maka beras yang tercecer dan rusak tersebut dikumpulkan

sebagai bukti kepada pihak donor bahwa ada sejumlah sehingga tidak dapat disalurkan kepada caJon penerima bantuan. Di website World Vision Indonesia (WVIDN) yaitu www.worldvision.or.id juga terdapat laporan akhir keuangan yang disampaikan secara terbuka ke publik mengenai penggunaan dana tiap tahunnya dalam pelayanan dan perkembangan jalannya program ADP di daerah-daerah Selain itu, di website tersebut juga berisi gambaran grafik garis besar penggunaan dana dalam World Vision Indonesia
(WVIDN) pada tahun 2009 yang meliputi :

- Gift in Kinds (1.13 %) - Special Project (11.72 %) - Emergency (15.85 %) - National office administration and operation (16.7 %) - Long Term Community Development Program (54.6%)

a
Rsc:al Year 1009_-:

Gambar 3. 25 Akuntabilitas World Vision Indonesia (WVIDN)

189

7. WVIDN mempunyai dukungan finansial kuat dari World vision Internasional Pendanaan menjadi salah satu kekuatan yang sangat menentukan sebuah organisasi untuk dapat terns berkembang dan memberikan pelayanan. World Vision Indonesia (WVIDN) mendapatkan dukungan finansial secara berkala berbasiskanproject jika project tersebut telah dikomitmenkan dan disetujui oleh support office sampai project tersebut selesai.World Vision terdiri dari Support Offices dan National Offices. Support offices merupakan sekumpulan negara-negara maju (seperti Australia, Jepang, Amerika, dan lain-lain) yang menggalang dana secara world wide, dana yang telah terkumpul tersebut akan diberikan untuk pengembangan project yang ada di negara-negara National Offices. Indonesia termasuk salah satu negara dalam National Offices yang menerima dana untuk menjalankan project secara langsung di lapangan. Jadi, World Vision Indonesia (WVIDN) mendapatkan dukungan finansial dari world wide melalui Support Offices tersebut dan juga melakukan penggalangan dana secara lokal yang ditangani sendiri. Pada akhir tahun 1970-an, dana bantuan yang disalurkan melalui kantor World vision di Indonesia berkisar AS$ 2-3 juta per tahunnya Pada awal tahun 1980-an, dana bantuan yang disalurkan ke Indonesia meningkat menjadi sekitar AS$ 3-4 juta setiap tahun. Pada tahun fiskal 1979/80 dana yang disalurkan mencapai AS$ 2,65 juta, sedangkan pada tahun fiskal 1982/83 jumlah dana bantuan yang disalurkan mencapai AS$ 3,42 juta. Pada tahun-tahun terakhir dekade 1980-an, dana bantuan yang disalurkan ke Indonesia meningkat menjadi sekitar AS$ 4 hingga AS$ 5 juta per tahun. Pada tahun 1999/2000 hingga 2000/2001 anggaran bantuan melonjak menjadi lebih dari AS$ 20 juta per tahun

190

3.4.2.2 Kelemahan (Weakness)


I. Manajemen data karyawan yang belum tersentralisasi

World Vision Indonesia (WVIDN) masih mengalami kesulitan dalam pencarian untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh organisasi untuk ditempatkan di daerah-daerah project. lni dikarenakan data karyawan seperti kompetensi yang sepenuhnya belum tersentralisasi dan

terdokumentasi dengan baik sehingga sulit untuk menempatkan karyawan yang World Vision Indonesia (WVIDN) kebutuhan kompetensi yang rniliki yang sesuai dengan kriteria dan untuk ditempatkan dalam suatu

dibutuhkan

pelayanan atau pekeijaan tertentu. 2. Sulitnya knowledge sharing World Vision Indonesia (WVIDN) memiliki jumlah karyawan sebanyak 900 orang yang tersebar di lapangan sebanyak 650 orang dan national office sebanyak 250 orang sehingga menyebabkan knowledge sulit dibagikan karena staff yang cukup banyak dan tersebar tersebut terutama staff yang bekelja di lapangan langsung. Padabal budaya untuk sharing knowledge mengenai suatu project tertentu sangat penting untuk mendukung kesuksesan project. 3. Manajemen training yang tidak terstruktur dengan baik Training karyawan yang belum tersentralisasi karena karyawan bisa saja mengikuti training-training di luar yang diadakan oleh organisasi dan tidak

melakukan pelaporan atas training yang sudah dijalankannya sehingga organisasi tidak mengetahui jenis pelatihan apa yang diikuti karyawan. Padahal informasi mengenai training-training yang diikuti karyawan di luar organisasi beserta ilmu

191

dan skill yang mereka dapat dari training tersebut sangatlab penting untuk mengetahui karyawan dalam World Vision Indonesia (WVIDN) itu memiliki knowledge apa dalam dirinya untuk dikembangkan lebib lanjut.

3.4.3

IFE dan EFE

Berikut ini merupakan matriks EFI dan EFE dari basil analisis faktor ekstemal dan internal yang diperoleb dari basil wawancara dengan pihak Manajemen World Vision Indonesia
(WVIDN), kemudian diberikan pembobotan berdasarkan pada metode

berpasangan (pairwise) :

1.

EFE Matrix

EFE matrix digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi opportunities dan threats utama dalam lingkungan ekstemal World Vision Indonesia (WVIDN) yang diuraikan dalam Tabel 3.7 berikut ini.

Tabel 3.7 EFEMatrix

Peluang (Opportunity)

Bobot EFE 0.1794 0.1047 0.2526

Peringkat EFE 4 3 4

Nilai EFE 0.7174 0.3142 1.0105

01 Pertumbuhan ekonomi yang meningkat


02

Kesenjangan sosial di masyarakat

03 Indonesia rentan dilanda bencana alam


04 Banyak pibak yang terbuka untuk bekeijasama

dengan WVIDN
05

0.1250

0.3749

Rasa solidaritas dan kemanusiaan masyarakat Indonesia tinggi


0.0736 3 3 0.2207 0.2638

06

Rendahnya

tingkat

kesadaran

masyarakat

0.0879

-----------

---- -

192

terhadap isu sosial dan kesehatan Ancaman (Threats)


Tl

Adanya

fanatisme

donatur

terhadap

Iatar
0.0424 2 0.0848

belakang tertentu dari organisasi nirlaba


T2

Adanya lembaga nirlaba yang mempunyai kesamaan fokus pelayanan


0.0488 2 0.0976

T3

Aksesibilitas ke wilayah pelayanan kurang memadai


0.0558 2 0.1116

T4

Rendahnya minat masyarakat untuk bekeija di


LSM 0.0298 2 0.0596

TOTAL

3.2552 Penngkat I = Respons d1bawab rata rata Peringkat 2 = Respons rata rata Peringkat 3
= Respons

Keterangan :

diatas rata rata

Peringkat 4 = Respons sangat bagus Berdasarkan basil perhitungan evaluasi faktor eksternal (EFE), diperoleh nilai total EFE sebesar 3.2552. Ini menunjukan bahwa World Vision Indonesia (WVIDN) memiliki respons yang baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industri saat ini karena berada di atas 2, 50. Jika dilihat dari nilai bobot yang disajikan pada tabel 3.7 maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi kineija organisasi secara signifikan dengan lingkungan eksternal adalah perubahan iklim global-bencana alam dengan bobot 0,2526 sebagai peluang bagi organisasi dan aksesibilitas kurang memadai dengan bobot 0.0558 sebagai ancaman bagi organisasi. 2. 1FE Matrix

193

IFE matrix digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi strength dan weakness utama dalam area fungsional bisnis WVIDN yang uraikan dalam Tabel 3.8 berikut ini. Tabel 3. 8 IFE Matrix

Kekuatan (Strength)

Bobot IFE

Peringkat IFE

Nilai IFE

S1

WVIDN memiliki fasilitas dan teknologi memadai 0.0550 0.1850 baik 0.1187 4 0.4748 3 4 0.165 0.734

S2 S3

WVIDN mempunyai stafyang loyal WVIDN memiliki hubungan yang

dengan pemerintah S4 WVIDN memiliki pengukuran yang jelas terhadap strategi yang dijalankan S5 WVIDN memiliki budaya pembelajaran

0.0401

0.1203

organisasi yang kuat S6 S7 WVIDN memiliki akuntabilitas yang baik WVIDN mempunyai dukungan finansial kuat dari WV Internasional Kelemahan (Weakness) Wl Manajemen tersentralisasi W2 Sulitnya knowledge sharing data karyawan yang belum

0.0848 0.2509

4 4

0.3392 1.0036

0.1463

0.5744

0.0490 0.0370

1 2

0.0490 0.0740

W3 Manajemen training yang tidak terstruktur dengan baik


TOTAL

0.0333

0.0333 3.5841

194

Keterangan: Peringkat 1 = Faktor sangat lemah Peringkat 2 = Faktor lemah Peringkat 3 = Faktor kuat Peringkat 4 = Faktor sangat kuat Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi faktor internal (EFI) diperoleh total nilai EFI sebesar 3.5841. Hal ini menunjukan bahwa World Vision Indonesia (WVIDN) memiliki posisi internal yang kuat karena berada di atas 2.50. Dari Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi secara signifikan adalah memiliki

akuntabilitas yang baik dengan bobot 0.2509 sebagai kekuatan dalam organisasi dan manajemen data karyawan yang belum tersentralisasi dengan kelemahan dalam organisasi. bobot 0.049 sebagai

195

3.4.4

Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)


Tabel 3. 9 Matriks SWOT
Kelruatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

I. WVIDN memiliki fusilitas dan teknologi memadai


2 3.

I. Manajemen data karyawan belum

terintegras.i
2. 3.

WVIDN mempunyai stafyang loyal WVIDN memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah

Sulitnya knowledge sharing Manajemen training tidak. terstruktur dengan baik

4.

WVIDN memiliki pengukuran yangjelas terhadap strategi yang dijalankan

5.

WVIDN memi1iki budaya pembeJajaran organisasi yang kuat

6.

WVIDN memiliki akuntabilitas yang


baik

7.

WVIDN mempunyai dukungan :finansial


kuat dari WV Internasional

Peluang (Oppommity)

Strategl SO I. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas

Strategi WO I. Mengalokasikan karyawan dengau tepat (WI,W3,02,03,06)

1. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat


2. Adanya kesenjangan sosial di masyarakat

staff.(SI,S2,S5,04) oengembangan
produk 2. Meningkatkanjumlah donasi 2.

7 ngembangan produk

3. Indonesia rentan dilanda bencana alam


4. Banyak pihak. yangterbuka untuk

Inovasipengembangan
Knowledge Management System (KMS) untuk mempermudah distribusi pengetahuan
(WI,W2,W3,01,02,03)

(S6,0I,04,05) pengembangan pasar


3. Meningkatk.an kualitas dan kuantitas

beketjasama dengan WVIDN 5. Rasa solidaritas dan kemanusiaan masyarakat Indonesia tinggi 6. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap isu sosial dan kesebatan

pelayanan
(Sl,S2,S3,S4,S6,S7,02,03,04) -7

pengembann P:roduk
4. Meningkatkan dukungan advokasi masyarakat (S2,S3,06) -7

pengembnn@!! Rroduk

gembangan produk
Ancnmnn (Threat)

StrategiST I. Meningkatkan ketjasama dengan pemerintah. (S3,S6,T3) pengembangan produk


2.

Strat.gl WT

1. Adanya funatisme donator terhadap latarbelakangtertentu dari organisasi nirlaba 2. Adanya lembaga nirlaba yang mempunyai kesamnan fokus pelayanan 3. Aksesibilitas ke wilayah pelayanan kurang memadai 4. Rendahnya minat masyarakat untuk
bekerja di LSM

I. Menyelenggarakan acara dialog terbuka antar lembaga nirlaba (W2,1'2) pengembangan

Melakukan promosi bersifat edukasi pada masynrakat (S6, Tl) pengembangan paaar

3. Menyelenggarakan program beasiswa bagi staf yaug berpotensi (S2, SS,T4) -7

ngembangan 12rod'uk

196

3.4.5

Matriks Internal- Eksternal (Matriks IE) Hasil analisis kondisi internal - eksternal yang diperoleh dengan nilai IFE

sebesar 3.5841 dan nilai EFE sebesar 3.2552 yang selanjutnya akan dituangkan kedalam matriks IE. Berikut merupakan matriks IE yang didapat dari analisis faktor internal dan eksternal : Tabel3. 10 Matriks IE Nilai IFE Rata-rata 99
II
3

Kuat Tinggi 4
(3.0-4.0)

Lemah

III

Nilai

EFE

Sedang
(2.0-2.99) 2

VI

v
VI

VI

Rendah
(1.0-1.99)

VII

VI

1 Keterangan : sel I, II, IV


= tumbuh

dan membangun

sel III, V, VII= menjaga dan mempertahankan sel VI, VIII, IX


= panen

atau divestasi

Penentuan posisi organisasi didasarkan pada posisi analisis total skor faktor internal dan eksternal dengan menggunakan IE matrix. Berdasarkan IE matrix di atas, dengan nilai total skor IFE = 3,5841 dan EFE = 3,2552 dapat diketahui bahwa organisasi World Vision Indonesia (WVIDN) berada pada kuardan I yaitu posisi tumbuh dan membangun, serta berada pada kondisi internal tinggi dan kondisi eksternal yang tinggi.

197

Strategi yang sesuai bagi World Vision Indonesia (WVIDN) adalab strategi yang mengacu pada strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan

pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal).

3.4.6

Matriks QSPM Setelab matriks SWOT dan matriks IE dibentuk, maka selanjutnya menentukan

strategi mana yang terbaik berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang telah diidentifikasi sebelumnya.

198

Tabel 3. 11 Matriks QSPM


Faktor
Bobot

Strategi Produk AS
TAS AS

S!'""tegil Pasar
TAS

-.,(0)

I. Pertumbuban ekonomi yang meningkat 2. Adanya keseojaogao sosial di masyarakat 3. Indonesia rentan dilsnda beocana alam

0.1794 0.1047 0.2526 0.1250

3 3 4 4

0.5382 0.3141 1.0104 0.5

4 4 3 3

0.7176 0.4188 0.7578 0.375

4. Baoyak pihak yang terbuka untuk bekerjasama deogan


WVIDN 5. Rasa solidaritas dan kemanusiaan masyarakat Indonesia tinggi 6. sosialdao
hnht

0.0736 0.0879

2 3

0.1472 0.2637

3 2

0.2208 0.1758

masyarakat terhadap isu

(1)
I. Adanya fanatisme donator terlladap Jatar belakang

0.0424 0.0488 0.0558 0.0298 1.0000

2 2 2 3

0.0848 0.0976 O.lll6 0.0894

4 4
I

0.1696 0.1952 0.0558 0.0298

terteoto dari organisasi nirlaba 2. Adanya lembaga nirlaba yang meropunyai kesaouum fokns pelayanan 3. Aksesibilitas,e wiiayah peiai:: 4.

J. rs

(S)

I. WVIDN memiliki fasilitas dan teknologi memadai

0.0550 0.1850 0.1187

0.165 0.74 0.2374

2 3 3

0.11 0.555 0.3561

2. WVIDN mempunyai stafyang loyal 3. WVIDN memiliki hubnngan yaog baik deogan pemerinlah 4. WVIDN memiliki pengukunm yang jelas terhadap strategi yang dijalankan 5. WVIDN memiliki budaya pembelajaran organisasi yang knat
6.

4
2

0.0401

0.1203

0.0802

0.0848 0.2509

4 4 4

0.3392 1.0036 0.5852

2 1 3

0.1696 0.2509 0.4389

WVIDN memiliki aknntabilitas yang baik 0.1463

7. WVIDN mempnnyai duknngan finaosial knat dari WV


t(W)

I. Manajemen data karyawao belurn terintegrasi

0.0490 0.0370

4 4 4

0.196 0.148 0.1332


6.8217

2 2 3

0.098 0.074 0.0999


5.3488

2. Sulitnya /maw/edge sharing 3,


ltraining

tidak

c dengan baik

0.0333 1.0000

199

Berdasarkan matriks QSPM di Tabel 3.11 diperoleh babwa jumlah keseluruhan daya tarik total untuk strategi pengembangan produk sebesar 6,8217 dan strategi pengembangan pasar sebesar 5,3488. Dari hasil analisis tersebut mengindikasikan babwa

World Vision Indonesia (WVIDN) perlu menerapkan strategi pengembangan


Strategi pengembangan produk meliputi :

produk.

1. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas stcif.f. (Sl,S2,S5,04) 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan (Sl,S2,S3,S4,S6,S7,02,03,04) 3. Meningkatkan dukungan advokasi masyarakat. (S2,S3,06)

4. Mengalokasikan karyawan dengan tepat (Wl,W3,02,03,06)

5. Inovasi

pengembangan

Knowledge Management

System

(KMS)

untuk

memperrnudah distribusi pengetahuan (Wl,W2,W3,01,02,03)

6. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintab. (S3,S6,T3) 7. Menyelenggarakan program beasiswa bagi stafyang berpotensi (S2,S5,T4)

8. Menyelenggarakan acara dialog terbuka antar lembaga nirlaba (W2,T2)

3.5

Perbandingan Strategi

Setelah strategi dirumuskan dengan menggunakan analisis SWOT, IE, dan QSPM maka selanjutnya akan dilakukan perbandingan strategi dengan membandingkan strategi yang sudah ada dalam organisasi World Vision Indonesia (WVIDN) yang terdapat pada sub bab 3.1.5 dengan strategi hasil analisa penulis. Perbandingan

200

Tabel 3. 12 Perbandingan Strategi

I
Strategy Analisa Penulis
Meningkatkan kompetensi dan kapasitas stnf

Strategi WVIDN

2008-2011

..---------

I
/

Meningkatkan kompetensi dan komitmen staf

Meningkatk:an kualitas dan kuantitas pelayanan

k
I

/.
-
f

0 I

kualitas pelayanan yang i-: Meningkatkan berfoku s pada anak-anak

masyrakat Meningkatk.an dukungan advokasi

IMengalokasikan katyawan dengan tepatl

(/
/

I
f

/
.:. Meningkatkan respon tanggap darurat.

,
Meningkatkan pertumbuhan NRD local donor hingga 25o/o-30% pada tahun
2011.

Inovasi pcngcmbangan KMS untuk l I mempennudah distribusi pengetahuan .

I I

Meningkntkan kerjasama dengan pemerintah

.
..

:.
\

Meningkatkan efektifitas advokasi tentang hak anak dan perubahan kebijakan publik di daerah dan nasional

Menyelenggarakan pmgram beasiswall bagi stafyang berpotensi

Menyelenggarak.an acara dialog terbuka antar lembaga nirlaba

--\
'

Meningkatkan efektifitas kepemimpinan keija manajemen dan kontribusi memperluas partnership.

Mempertahan budaya perusahaan yang baik

Dari tabel 3.12, dapat dilihat bahwa strategi yang telah dianalisa penulis memiliki keselarasan dengan strategi dalam World Vision Indonesia (WVIDN).

Selanjutnya strategi yang akan diturunkan ke dalam knowledge goal adalah strategi hasil analisa penulis dikarenakan wak:tu analisa yang berbeda, selain itu strategi ini telah dikonfirmasikan ke organisasi dan organisasi menyetujui bahwa ini merupakan strategi

201

terbaru.

202

3.6

Permasalahan dan kebutuhan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilak:ukan terdapat beberapa permasalahan

yang dihadapi oleh World Vision Indonesia (WVIDN) yang berkaitan dengan knowledge

management yang meliputi :


a. Belum adanya tempat penyimpanan knowledge dalam organisasi mengenai istilahistilah, informasi dan knowledge sehingga masih tersebar di karyawan/ b. Belum ada tempat penyampaian dan penampung ide-ide dan aspirasi yang berkaitan dengan pencapaian strategi dan peningkatan pelayanan organisasi. c. Belum teraturnya pendokumentasian best practice dari aktivitas-aktivitas yang telah berhasil sehingga sering teljadinya kesalahan pada saat menanggapi suatu

permasalahan yang sebenarnya permasalahan tersebut sudah pernah teljadi pada aktivitas-aktivitas sebelumnya sehingga menyebabkan organisasi kehilangan waktu, tenaga, dan biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan lagi d. Belum adanya pengetahuan mengetahui kualifikasi kompetensi karyawan secara menyeluruh, baru karyawan dalam skala operasional saja seperti bagian

Transformational Development (TD), Humanitary Emergency Affair (HEA) dan Tim


Lapangan sehingga sulit untuk mendapatkan informasi karyawan yang expert di bidang-bidang tertentu secara cepat dan tepat untuk dialokasikan dalam suatu project dan posisi kosong dalam organisasi. e. Belum tersentralisasi data karyawan seperti data mengenai training yang diikuti oleh karyawan di Iuar training dan pengembangan yang diadakan organisasi sehingga manajer menjadi kesulitan untuk menilai potensial knowledge karyawannya.

202

f. Belum tersedianya sarana pendokumentasian dan penyebaran yang baik mengenai


pengalaman, permasalahan, dan solusi di lapangan sehingga sulitnya pembelajaran yang cepat misalnya dan kemungkinan permasalahan yang sama akan terulang pelayanan yang dibutuhkan dalam memobilisasi bantuan seperti dan

pola

pencegahan penyebaran HIV dan AIDS yang lebih lanjut. g. Belum adanya wadah penyimpanan dan pengelolaan semua knowledge yang sangat berguna bagi organisasi.

3.7

Usulan Pemecahan Masalah Dari permasalahan yang dihadapi, maka dibutuhkan Knowledge Management

Systems

berbasis

intranet

yang

dapat serta

mendukung

pengumpulan,

penyimpanan,

pengelolaan, penggunaan kembali organisasi

penyebaran knowledge yang ada dalam satu

Dengan adanya aplikasi ini, maka World Vision Indonesia (WVIDN) dapat dibantu dalam mengelola knowledge yang ada agar dapat dimanfaatkan secara tepat. Sistem knowledge management yang dibuat terbagi menjadi empat bagian yang masingmasing dibuat oleh orang yang berbeda yaitu

1. Wiki Corporate merupakan aplikasi yang menampung knowledge organisasi yang tersebar meliputi organisasi. 2. Employee istilah, informasi dan knowledge yang terdapat dalam

Yellow

Pages

merupakan

aplikasi

yang

membantu

203 mendokumentasikan dan menyebarkan kompetensi dan data karyawan WVIDN.

204

3. Sistem Lesson Learned mendokumentasikan lesson learned yang didapat dari berbagai ak.tivitas dalam WVIDN.

dan best practice

4. Idea Management merupakan tempat mengelola, menyimpan ide, wadah untuk diskusi, sharing, pengembangan ide dan implementasi ide. Berikut adalah usulan pemecahan masalah dari permasalahan dan kebutuhan yang telah dianalisis dengan value network : Tabel3. 13 Usulan Pemecahan Masalah

Primary Activities Network Aktivitas Promotion promosi

Masalah Biaya promosi yang tinggi

Contract Management

Aktivitas penandatanganan kontrak

Seleksi yang ketat mengenai lembaga yang akan bekeija sarna sulit dilakukan karena data-data yang kurangdan tersembunyi.

Kebutuhan Keija sarna dengan media dalam bidang periklanan Inforrnasi yang lengkap mengenai calon lembaga yang akan bekeija sarna dengan

Solusi Sistem

WVIDN.

Service Positioning

Donasi Langsung Sponsorship Gift in Kind Aktivitas project I. Kesuksesan dari (LEAP) suatu project tidak mudah di replikasi atau dicontoh oleh project-project lainnya. L. Tidak tersarnpaikannya ide-ide dari Tim Lapangan ke kantor pusat dan sulitnya untuk pelacakan siapa yang memberikan ide dan waktu serta faktor ide tersebut tirnbul. Tanggap Darurat Inforrnasi yang didapatkan mengenai

Adanya sistem yangdapat memberikan referensi untuk menjadi bahan pertirnbangan untuk project yang sedang beijalan atau yang akan dijalankan

I. Sistem Lesson Learned 2. Idea Management

Inforrnasi yang Iebihjelas

Idea Management

205

bencana tidak tersalurkan tepat pada waktunya

rnengenaibencana yang terjadi untuk rneuingkatkan penggalangan dana yang dilakukan NRD dan pelayanan secepat rnungkin untuk rnengurangi darnpak dari bencana itu.

Penanganan keluhandan pengukuran kepuasan Advokasi

Sulitnya rnernpengaruhi pernerintah untuk rnengubah kebijakan

Infrastructure Operation

Aktivitas pelayanan antar cabang

I. Sulitnya koordinasi antara kantor pusat dan cabang terkait pemberian bantuan ke daerah pelayanan. Tidak terdokumentasinya knowledge dari karyawan di cabang.

Kuranguya kekuatan untuk bersuara terutarna untuk kritik terhadap kebijakan2 . pernerintah Sistern Knowledge Management yang terintegrasi antara cabang dan pusat untuk mernbantu kegiatan operasional.

I.KMS 2. Employee Yellow Pages

Support Activities Firm Infrastructure Aktivitas Audit Penetapan strategi dan monitoring aktivitas aliran dana dari World vision Intemasional Perekrutan

HRIOD

206

Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan karyawan

Masih adanya training yangbelum tersentralisasi

Dokumentasi infonnasi yang akuratdan terintegrasi mengenai training, kuowledge dan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan

Employee Yellow Pages

Penggajian Pengalokasian

Technology Development

Pemeliharaan dan pengembangan tekuologi

Pemetaan kompetensi dan skill-skill karyawan yang belum belum terstrukturisasi dan tersentralisasi sehingga sulit untuk menentukan karyawan mana yang tepat untuk dialokasikan. Ketergantungan yang tinggi seluruh karyawan pada divisi IT

Dokumentasi data kompetensi masing-masing karyawan yang berada di satu tempatdan tersentralisasi.

Employee Yellow Pages

Procurement

Pengadaan barang bantuan dan operasional

l.Permintaan barang dari project belum tentu tersedia di gudang sehingga membutuhkan waktu lebih untuk melakukan pemesanan. 2.Sulituya mendapatkan distributor yang dapat diandalkan pada waktu yang tepat dan darurat.

Mengurangi ketergantungan divisi-divisi lain kepada divisi IT dengan cara menyediakan user manual dan user _& !ide I. Membuat perencanaan project yang lebih baik. 2. Memperluas jaringan keija samadengan distributor.

Corporate Wiki

Sistem Lesson Learned

207

Saya sendiri akan membangun sistem Employee Yellow Pages dengan deskripsi sebagai berikut:

1. Sistem mampu berperan

sebagai suatu media yang dapat menampung dan

menyimpan data karyawan sehingga tersentralisasi dan tidak hilang. 2. Sistem mampu mendokumentasikan posisi dalam suatu organisasi dengan kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk menempati posisi tersebut. 3. Sistem mampu mendokumentasikan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan sehingga ketika pencarian karyawan dengan kualifikasi kompetensi tertentu akan lebih mudah. 4. Sistem dapat membantu organisasi untuk melakukan perekrutan karyawan dari internal dengan melakukan pencocokan terhadap kompetensi karyawan dalam organisasi yang mendekati kualifikasi yang dibutuhkan dan dapat dikembangkan untuk menempati posisi kosong tersebut. 5. Sistem yang terintegrasi secara intranet dalam organisasi sehingga dapat diakses oleh orang yang memiliki kewenangan dan hak untuk melihat informasi tersebut.

208

3.8

Knowledge Goals
Setelah strategi organisasi didapat dengan menggunakan matriks SWOT, matriks IE dan

matriks QSPM maka selanjutnya akan menjadi landasan untuk menentukan knowledge goal yang terdiri dari normative goals, strategic goals, dan operational goals.

3.8.1

Normative Goals
Tabel3. 14 Normative Goals

Strategi World Vision Indonesia 1. Meningkatkan kompetensi dan, kapasitas staff '-..

kuantitas pelayanan 2. Meningkatkan kualitas dan

L
Normative Knowledge ')':Meningkatkan budaya

3. Meningkatkan dukungan 4. Mengalokasikan karyawan advokasi masyarakat dengan tepat 5. Inovasi pengembangan Knowledge Management System (KMS) untuk mempermudah distribusi 6. Meningkatkan pengetahuan. keijasama dengan pemerintah. 7. Menyelenggarakan program beasiswa bagi staf yang berpotensi 8. Menyelenggarakan acara dialog terbuka antar lembaga nirlaba .

.. >< ......
/ _

/" knowledge sharing terutama hal yang berkaitan dengan kompetensi dan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan.

-----1-k

Menjaga dan memelihara agar knowledge yang penting berkaitan dengan data karyawan tidak hilang.

209

3.8.2

Strategic Goals Tabel 3. 15 Strategic Goals

Strategi World Vision Indonesia

Strategic Knowledge

1. Meningkatkan kompetensi dan 1. Mendayagunakan semua kapasitas staff ...,.-----1-----knowledge yang ada pada karyawan dalam organisasi dan penunjang / strategi dalam mencapai visi dan misi organisasi.

4. Mengalokasikan k tepat 5. Inovasi pengembangan Knowledge Management System (KMS) untuk mempermudab distribusi pengetabuan. 6. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah. 7. Menyelenggarakan program beasiswa bagi staf yang berpotensi 8. Menyelenggarakan acara dialog terbuka antar lembaga nirlaba

Memungkinkan konsolidasi semua karyawan dengan expertexpert terbaik.

----r-;l----==1

Menjadikan knowledge dan kompetensi sebagai alat pendukung untuk meningkatkan kinerja pelayanan.

210

3.8.3

Operational Goals
Tabel3. 16 Operational Goals

Strategi World Vrsion Indonesia


1. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas

staff
2. Meningkatkan knalitas dan knantitas

pelayanan 3. Meningkatkan dnkungan advokasi masyarakat


4. Mengalokasikan karyawan dengan tepa! 5. htovasi pengembangan Knowledge Management System (KMS) untnk

Operational Knowledge Membantu dalam pengambilan keputusan pengalokasian karyawan berdasarkan knowledge yan ada.

mempermudah distribusi pengetabuan.


6. Meningkatkan keijasama dengan

pemerintab. 7. Menyelenggarakan program beasiswa bagi staf yang berpotensi 8. Menyelenggarakan acara dialog terbuka antar lembaga nirlaba
Normative Knowledge

mempercepat pencarian karyawan yang d 'butuhkan dalam tim.

Strategic Knowledge

Memelihara dan mengembangkan setiap aset organisasi yang erhubungan dengan karyawan.

1. Mendayagunakan semua knowledge yan ada pada karyawan dalam organisasi penunjang strategi dalam mencapai vis' dan misi organisasi 2. Membuat sistem pendoknmentasi kualifikasi kompetensi dan skala kompetensi posisi dan karyawan. . 3. Menjadikan knowledge dan kompetenst sebagai alat pendukung untnk tkan kin a Ia anan.

210

3.9

Knowledge Identification

Setelah Knowledge

Goal

ditentukan

maka

Iangkah selanjutnya

adalah

mengidentifikasi knowledge berdasarkan structural (struktur organisasi), functional (operasi fungsional organisasi), dan behavioural (budaya organisasi).

3.9.1

Structural

1. Tugas, tanggung jawab dan wewenang Tugas, tanggung jawab dan wewenang per divisi yang tertulis dalam dokumen memuat kumpulan prosedur kerja para karyawan untuk melaksanakan tugas seperti alur dan cara pekerjaan dilaksanakan, apa batasan yang menjadi tanggung jawab dalam ruang Iingkup pekerjaannya, dan kepada siapa karyawan harus melakukan pelaporan. Dokumen ini penting untuk menjaga agar organisasi dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya tetap berada pada jalur yang telah ditentukan dan membantu para karyawan organisasi untuk mengetahui sistem pelaporan secara jelas sehingga semua kegiatan selalu berada dalam kendali yang benar. Tugas dan wewenang merupakan knowledge yang bersifat eksplisit karena telah terdokumentasi, dapat disebarkan dan dipelajari oleh karyawan. 2. Profil karyawan Data dan informasi karyawan yang tercatat dalam dokumen meliputi usia, jabatan, alamat tempat tinggal karyawan, status didalam organisasi, lama bekerja karyawan, jumlah gaji, pengalaman dan keahlian khusus yang dirniliki, dan sebagainya. Dengan berdasarkan pada data karyawan tersebut, organisasi akan dengan Iebih mudah mengenal Iebihjauh dan menilai kompetensi yang berpengaruh untuk meningkatkan

211

nilai organisasi yang dimiliki oleh karyawannya serta dapat menjadi media pendukung dalam pengaturan dan pengelolaan sumber daya manusia yang

dimilikinya dengan baik karena organisasi mengetahui jelas karakteristik dari setiap sumber daya manusia yang ada. Dengan demikian maka organisasi dapat

merumuskan langkah-langkah yang tepat dalam mengatur setiap karyawan yang ada supaya setiap karyawan organisasi dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi 3. Kebijakan-kebijakan
Knowledge yang berhubungan dengan kebijakan yang diambil oleh organisasi seperti

kebijakan kompetensi dan level kompetensi yang dibutuhkan untuk menempati suatu posisi, kebijakan absensi, dan kebijakan-kebijakan solusi yang diambil untuk setiap permasalahan yang timbul.
4. KPI (key performance indicator)

KPI tiap karyawan berisikan data dan informasi dalam catatan dokumen mengenai ukuran keberhasilan dari pekeijaan dan pelayanan yang dilakukan dan berisikan kategori-kategori pekeijaan dan bagaimana pekerjaan tersebut dikatakan berhasil.
Knowledge ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi performa dan kualitas kinerja

para karyawan.

3.9.2

Functional

1. Skala /level kompetensi Skalallevel kompetensi di setiap posisiljabatan adalah knowledge yang paling penting dan mempengaruhi dari keseluruhan proses di departemen sumber daya

212

manusia terutama pada saat perekrutan dan penempatan posisi yang lebih tinggi untuk karyawan. Skala/level kompetensi kompetensi apa dan ini membantu yang organisasi dibutuhkan untuk untuk

mengidentifikasi

skala berapa

menempati posisi/jabatan tertentu. Skala/level kompetensi pada tiap karyawan khususnya bagian operasional bersifat eksplisit karena telah terdokumentasi dan diketahui oleh masing-masing karyawan sehingga dapat menjadi salah satu pemicu karyawan untuk meningkatkan kompetensi yang dimilikinya. 2. Pengalaman

Berisi pengalaman karyawan dalam melakukan pelayanan baik yang terjun langsung maupun tidak langsung di lapangan dapat menjadi pembelajaran bagi karyawan lainnya. Pengalaman karyawan tersebut bisa berupa pengalaman baik buruk, masalah yang ditemukan, dan solusi yang didapat.Saling sharing pengalaman antar karyawan selain dapat menjadi bahan pembelajaran ketika berada dalam kondisi serupa juga dapat meningkatkan hubungan baik antar karyawan, meningkatkan loyalitas

karyawan yang tinggi terhadap organisasi dan mengurangi tetjadinya gap knowledge antar karyawan. 3. Training Karyawan Organisasi akan memberikan training-training untuk setiap karyawan yang baru direkrut dan karyawan yang telah beketja di organisasi untuk mengembangkan kompetensi dan pengetahuannya. Akan tetapi ada karyawan yang telah mengikuti
training

di luar kantor atau sebelumnya pemah mengikuti training

namun tidak

terdokumentasi oleh organisasi.

213

4. Teknik pelayanan bagi komunitas dan donatur Seperti mengenali karakteristik setiap donatur dan komunitas, penanganan keluhan donatur, cara menangani dan melayani tiap komunitas dengan baik. Knowledge ini dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan donatur karena tiap donatur pasti memiliki karakteristik yang berbeda sehingga organisasi dapat memberikan

pelayanan dan penanganan

keluhan yang lebih baik dan akurat kepada pelanggan.

Begitu juga untuk komunitas, knowledge ini dapat dipakai untuk mengenal daerah komunitas, keadaan dan budaya di daerah tersebut sehingga dapat memperluas kapasitas pelayanan. Tabel3. 17 Teknik pelayanan bagi komunitas dan donatur

Tacit Knowledge Structural

Explicit Knowledge
I. 2. 3. 4. I.

..

..

Functional

I. Pengalaman 2. Training Karyawan 3. Teknik pelayanan bagi komunitas dan donatur

Tugas, tanggung jawab dan wewenang Profil karyawan KPI (j(ey Perjonnance Indicator) Kebijakan Skala/level kompetensi

Behaviour

Untuk Identification Knowledge, setelah diidentifikasi bagian yang behaviour tidak terdapat di aplikasi Employee Yellow Pages, melainkan terdapat di aplikasi Idea Management.

214

3.10

Kategori Kompetensi Kategori kompetensi yang berisi kompetensi dalam organisasi terbagi menjadi

dua bagian meliputi kompetensi wajib dan kompetensi teknikal. Tiap deskripsi kompetensi dilengkapi dengan skala bervariasi yang ditetapkan organisasi tergantung jenis kompetensinya. Masing-masing level pada skala disusun berdasarkan intensitas, kompleksitas serta dapat dibedakan satu level dengan levellainnya. Semakin tinggi level kompetensi maka semakin tinggi pula intensitas maupun kompleksitasnya.

Qualification Group terbagi menjadi dua bagian meliputi :


1.

Qualification Non Scale


Merupakan kualifikasi yang tidak memiliki skala namun memiliki start date dan

end date, biasanya berupa SlM, dll.


2.

Qualification Scale
Merupakan kualifikasi yang merniliki skala, yang range skalanya dapat

disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan Selain itu kualifikasi ini dapat memiliki atau tidak start date dan end date yang disesuaikan sesuai kebutuhan.
Qualification
Group

Qualification Non

Sea

Qualification Scale

+
Core Competencies

+
Support Competencies

+
Specific Competencies

Gambar 3. 26 Qualification Scale

216

3.10.3 Specific Competencies atau Kompetensi Bidang

Merupakan kompetensi-kompetensi dalam bentuk pengetaq1,1an dan ketrampilan yang diperlukan pada suatu jabatan berdasarkan aktivitas-aktivitas kunci yang harus dilakukan pada jabatan. Kompetensi Bidang yang harus diperlukan dalam aktivitas proses bisnis WVIDN adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) Manajemen Keuangan (Financial Management) Perpajakan (Taxation) Manajemen Audit (Auditing Management) Publikasi dan Penerbitan (Publication) Hubungan Masyarakat (Public Relation) Manajemen Arsip (Archives Management) Manajemen Karir (Career Management) Remunerasi (Remuneration) Manajemen Kinerja (Performance Management) Kemampuan Bahas Inggris (English Skill) Sistem dan Teknologi Informasi (Information System and Technology) Kemampuan Presentasi (Presentation Skill) Kemampuan Negosiasi (Negotiation Skill) Jaringan Komputer (Computer Network) Pengembangan Kampanye Secara Komprehensif (Campaign Skill) Strategi dan Intervensi Unggulan KIA (Kesehatan Ibu, Anak dan Gizi) (Kia and Nutrition)

217

18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.


27.

Pengelolaan Air Bersih (Water Sanitation and Hygiene) Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resource Planning) Rekruitmen dan Seleksi (Recruitment and Selection) Pelatihan dan Pengembangan SDM(Training and Development) Aplikasi Komputer (Computer Application) Respon Tanggap Darurat (Emergency Response) Pengembagan Ekonomi (Economic Development) Manajemen Pemasaran (/'v1arketing Management) Strategi dan Perencanaan (Strategy and Planning)
(Pre-School Education Program Management)

28. 29. 30.

Pengelolaan Resiko Bencana (Disaster Risk Management) Kemitraan (Partnering) Hubungan Industrial (Industry Relationship}

Anda mungkin juga menyukai