Anda di halaman 1dari 3

Laporan Hasil Praktikum Diuresis

Pembahasan : (SEHARUSNYA HASIL SEPERTI PADA PENGARUH TEH TINGGAL DIBUAT TABEL SAR AKU BELUM PUNYA DATANYA) Exercise

Saat berolahraga persarafan yang bekerja adalah saraf simpatis, sedangkan persarafan simpatis dapat menghambat ekskresi natrium ginjal dan air serta pengaturan volume cairan ektraseluler dalam beberapa kondisi. Akibat dari peningkatan saraf simpatis ini juga memberikan efek pada ginjal yaitu kontriksi arteriol-arteriol ginjal yang akan menurunkan laju filtrasi glomeroulus (GFR), peningkatan reabsorpsi dari tubulus terhadap garam dan air, perangsangan pelepasan renin dan peningkatan pembentukan angiotensin II serta aldosteron yang kemudian meningkat reabsorpsi tubulus. Aktivasi saraf simpatis juga terjadi karena penurunan regangan baroreseptor arterial yang terletak di sinus karotikus dan arkus aorta. Angiotensin II merupakan salah satu hormon penahan air dan berperan dalam mengontrol ekskresi natrium yang paling kuat dalam tubuh. Apabila asupan natrium meningkat akan menyebabkan penurunan renin dan penurunan pembentukan angiotensin II. Angiotensin ini berpengaruh untuk meningkatkan reabsorpsi tubulus terhadap natrium dan air, jadi penurunan kadar angiotensin II ini juga akan menurunkan reabsorpsi tubulus sehingga hasilnya adalah peningkatan ekskresi ginjal yang akhirnya meningkatkan jumlah urin. Apartus justaglomerular mensistesis renin yang kemudian membentuk aldosteron melalui sistem renin angiotensin (SRA) yang kemudian menurunkan sekresi Na + dan air yang mengakibatkan terjadi peningkatan voume cairan ekstraseluler lalu meningkatkan tekanan rata-rata arteri renalis serta menurunkan listrik saraf ginjal. Pada saat berolahraga mekanisme pengaktifan saraf simpatis tersebut yang II terjadi dan didalam yang tubuh berakibat pada peningkatan SRA untuk angiotensin renin kemudian merangsang

membentuk aldosteron serta peningkatan ADH atau Arginin Vasopressin

yang memiliki target sel pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal akan menurunkan permeabilitas sel sehingga reabsorspi air ditubulus ginjal meningkat, hal tersebut menyebabkan ekskresi urin yang dikeluarkan sedikit (menurun) setelah berolahraga.

Pengaruh Teh

OP 1 : Rivki Wida Waktu pengambil an 12.53 Pkl 13.28 13.58 14.28 14.58 16.00 80 29 40,5 41,5 1,016 1,001 1,009 1,014 Kunin g Jernih Kunin g Jernih Kunin g Jernih Kunin g Jernih 54,8 54,1 54,2 54,0 120/80 110/80 110/80 120/80 Volum e urin (ml) 143 BJ 1.019 Warn a Kunin g Jernih Berat Badan (kg) 54,6 Tekanan darah (mmHg) 115/80

U-0 Pelaksanaan perlakuan U-30 pasca perlakuan U-60 pasca perlakuan U-90 pasca perlakuan U-120 pasca perlakuan

OP 2 : Azwar Lazuardi Waktu pengambil an U-0 Pelaksanaan Perlakuan U-30 pasca perlakuan U-60 pasca perlakuan U-90 pasca perlakuan U-120 pasca perlakuan 12.55 Volum e urin (ml) 70 BJ Warna Berat Bdan (kg) 50 Tekana n darah (mmHg ) 105/70

1,020

Agak Pekat Kuning Kuning Kuning Jernih Kuning Jernih

13.58 14.28 14.58 16.00

86 35 39,5 26

1,012 1,001 1,002 1,012

50 49,60 49,70 49,50

110/80 110/80 110/70 120/80

Pengaruh minum teh Teh memiliki kandungan zat diuretik, yaitu zat yang dapat meningkatkan

laju pengeluaran volume urin. Selain itu diuretik juga dapat meningkatkan ekskresi bahan terlarut dalam urin seperti Na dan Cl. Diuertik dibagi menjadi beberapa kelompok, sedangkan dalam teh termasuk ke dalam diuretik osmotik. Diuretik osmotik merupakan senyawa yang dapat meningkatkan eksresi urin dengan mekanisme kerja berdasarkan perbedaan tekanan osmosis. Senyawa ini memiliki berat molekul yang rendah, kemudian difiltrasi secara pasif dengan kapsula bowman dan tidak direabsorpsi oleh tubulus renalis. Oleh karena kandungan zat diuretik yang dimiliki oleh teh menyebabkan ekskresi urin yang dikeuarkan setelah minum teh meningkat (bertambah).

Anda mungkin juga menyukai