Anda di halaman 1dari 27

33

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO


1) 2)

A. Effanie

, A.Arief

Oleh 3) , Solimun , dan Soemarno ABSTRAK

4)

Wilayah Kabupaten Sidoarjo secara administrasi pembangunan dapat dibagi menjadi empat wilayah, yaitu : (1). Pembantu Bupati Sidoarjo; (2). Pembantu Bupati Porong; (3). Pembantu Bupati Krian; dan (4). Pembantu Bupati Taman. Potensi lahan di Kabupaten Sidoarjo umumnya adalah lahan pesisir dengan dominasi genangan air permukaan dan kedalaman air tanah yang sangat dangkal. Sistem usaha perikanan di Kabupaten Sidoarjo ini mudah dikembangkan mengingat kondisi ekosistem pesisir pantai sangat mendukung .

------------------------------Kata Kunci: Perikanan, Wilayah 1). Fakultas Perikanan UNIBRAW, Malang 2). Fakultas Kehutanan IPM, Malang 3). Fakultas MIPA, UNIBRAW, Malang 4). Fakultas Pertanian UNIBRAW, Malang.

PENDAHULUAN Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan bagi seluruh masyarakat Indonesia secara merata dan berkelanjutan. Oleh karena itu strategi pembangunan nasional selama ini bertumpu kepada Trilogi Pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan stabilitas nasional. Berbagai sarana dan prasarana fisik penunjang perekonomian telah berhasil dibangun dan diharapkan akan mampu mendorong akselerasi pencapaian tingkat kesejahteran masyarakat yang lebih baik secara lebih merata dan menyeluruh. Pelaksanaan pembangunan hingga saat ini telah membuktikan bahwa kebutuhan sumberdaya alam semakin banyak dan senantiasa menghadapi berbagai kendala yang semakin serius, terutama di wilayah pedesaan. Dalam kondisi seperti ini mutlak diperlukan penajaman prioritas pemanfaatan sumberdaya alam dan pembinaan

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

34

wilayah dengan melibatkan secara penuh segenap warga masyarakat setempat, terutama di daerah-daerah yang potensi sumberdaya alamnya sangat terbatas dan kondisi pembangunan wilayahnya masih tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya. Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh wilayah pedesaan pada umumnya adalah terbatasnya alternatif kesempatan kerja di luar sektor pertanian, sehingga pertambahan jumlah penduduk pedesaan akan diikuti oleh meningkatnya tekanan atas sumberdaya lahan. Kondisi seperti ini memaksa kita semua untuk senantiasa mencari alternatif-alternatif khusus bagi pembangunan pedesaan yang mampu memenuhi segenap kebutuhan dasar bagi kehidupan segenap warga pedesaan dan sekaligus melestarikan sumberdaya alamnya. Di wilayah pedesaan miskin seperti ini masyarakat nya bersifat agraris subsisten. Sebagian besar wilayah pede-saan seperti ini sudah semenjak dahulu merupakan pusat kegiatan ekonomi tradisional dan sekaligus menjadi pusat pemukiman penduduk. Berbagai usaha pertanian, termasuk peternakan dan pemanfaatan hasil hutan berkembang di wilayah ini dengan berbagai permasalahannya, termasuk permasalahan degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang kadangkala berdampak sangat luas. Upaya-upaya untuk mengembangkan akses masyarakat dan menggalang partisipasi masyarakat pedesaan dalam pembinaan sumberdaya manusia yang ada sangat diperlukan. Upaya tersebut dapat berupa pelatihan ketrampilan penggunaan teknologi tepat guna, pengenalan jenis usaha dan komoditi baru yang lebih bernilai ekonomis, pelatihan ketrampilan dalam pengelolaan dan pengetahuan pemasaran yang disertai dengan penyediaan fasilitas perhubungan, komunikasi serta sarana kesehatan dan sarana kemasyrakatan, perbaikan gizi, keluarga berencana, pengadaan pasar dan pengembangan jaringan pemasaran. Dengan semakin meningkatnya ketrampilan tersebut, masyarakat desa miskin diharapkan bisa berperan dan menyumbangkan tenaganya dalam pembangunan wilayah pedesaan, terutama di sektor usaha yang padat karya seperti usaha jasa dan pelayanan untuk sektor industri pengolahan hasil pertanian, pariwisata, kerajinan, transportasi dan komunikasi. Disamping itu, upaya pengenalan jenis usaha baru yang disertai alih ketrampilan dan teknologinya memungkinkan masyarakat desa miskin terlibat langsung dan bisa menerima manfaat dari berbagai usaha seperti budidaya tanaman perta-nian, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman industri, usaha-peternakan dan penangkapan ikan di perairan pantai. Pengembangan usaha tersebut telah dilakukan oleh pemerintah, di antaranya melalui proyek PIR (Perusahaan Inti Rakyat), sistem bapak angkat dan mitra kerja, serta koperasi/KUD, namun belum mencapai hasil seperti yang diharapkan. Faktor perluasan jaringan pasar dan informasi pasar yang disertai bimbingan ketrampilan dan pengembangan desain dengan meningkatkan peranan wanita pedesaan dalam berbagai usaha yang dikembangkan tersebut dalam rangka penganekaragaman kegitan yang menambah pendapatan serta menyerap tenaga musiman makin diperlukan. Pengembangan berbagai usaha dan kegiatan baru tersebut adalah lebih merupakan usaha rumah tangga dan industri kecil, dimana disamping memerlukan informasi pasar, juga membutuhkan bantuan modal sesuai dengan yang diperlukan. Pemerintah telah menetapkan bahwa salah satu prioritas dalam pembangunan nasional adalah meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan usaha dan dukung-an modal melalui kredit lunak. Namun masyarakat

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

35

di desa miskin, khususnya buruhtani , belum berhasil memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraannya. Faktor penting yang menyangkut karakteristik masyarakat desa miskin tradisional adalah bahwa sifat usaha yang dilakukannya lebih banyak berwawasan pada aspek sosial budaya dibandingkan dengan aspek ekonominya. Oleh sebab itu, upaya pengembangan teknologi dan ekonomi pedesaan miskin memerlukan pendekatan yang berlandaskan situasi dan kondisi masyarakatnya. Dari gambaran yang ada selama ini dapat ditarik suatu hipo tesis umum , bahwa warga pedesaan miskin pada umumnya tidak cukup mampu untuk menguasai teknologi dan/atau sumberdaya yang memungkinkannya mengelola sumberdaya alam yang tersedia guna memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Selain daripada itu, petani kecil di pedesaan melakukan usahatani tanaman dengan menghadapi pengaruh musim yang tidak menentu, faktor ketidak- pastian ini tampaknya cukup besar sehingga telah mendorong warga pedesaan untuk tidak berani menanggung resiko dalam usahataninya, dan implikasi lebih lanjutnya ialah bahwa pola usahataninya bersifat subsistens. Bagi petani kecil, sebidang tanah yang sempit tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga petani kecil yang bertempat tinggal di desa miskin dipaksa untuk dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dalam kegiatan lain di luar sektor usahataninya, seperti peternakan, kerajinan, atau pengolahan hasil-hasil.

METODOLOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan atas tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian dibatasi pada lima aspek, yaitu: (a). Aspek kewilayahan, yaitu wilayah pedesaan pantai Sidoarjo (b). Aspek Demografis dan ketenaga-kerjaan. (c). Aspek produksi pedesaan: agribisnis basis perikanan. (d). Aspek kekritisan daerah, terutama dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan pemukiman penduduk (e). Aspek kelembagaan non-formal (kelompok swadaya masyarakat) di pedesaan : moneter, dan transfer iptek. Formulasi Permasalahan Upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut menghadapi berbagai kendala sumberdaya dan kendala fungsional. Hal ini mengakibatkan munculnya berbagai masalah yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, yaitu : (1). Bagaimana sumberdaya air yang tersedia dapat dimanfaatkan se- cara optimal , (2). Bagaimana fungsi manfaat dari sumberdaya lahan kering dapat di- lestarikan (3). Bagaimana komoditi unggulan di pedesaan dapat ditingkatkan pangsanya dan nilai tambahnya (4). Bagaimana kelembagaan sosial pedesaan yang ada dapat dikembangkan sehingga dapat menjadi penghubung dengan lembaga- lembaga formal modern (5). Bagaimana keragaan aspek demografis wilayah pedesaan.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

36

Kelima permasalahan tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain. Berikut ini disajikan diagram lingkar perilaku keterkaitan antar komponen-komponen dari sistem wilayah pedesaan dalam kerangka pengembangan wilayah pedesaan miskin basis pertanian Data dan Informasi yang diperlukan Dalam penelitian ini beberapa kegiatan pokok yang dilakukan untuk menghimpun data dan informasi adalah: (a). Inventarisasi dan pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan cara-cara RRA di lapangan, (b). Pengumpulan Data dan informasi sekunder yang diperlukan sebagai pelengkap dan penunjang data primer , (c). Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang ada di kantor statistik dan instansi yang berkaitan dengan penelitian Materi data pokok yang dikumpulkan meliputi (i) potensi sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi; (ii) potensi sistem ekonomi wilayah: sistem produksi primer, sekunder dan tersier, (iii) potensi kelembagaan sosial pedesaan, terutama lembaga keuangan, lembaga inovasi teknologi, dan sistem bagi hasil dalam pertanian dan peternakan , (iv) potensi demografi dan kependudukan, terutama tenagakerja pedesaan, dan (v). data-data penunjang lainnya, terutama persepsi masyarakat terhadap pembangunan. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian secara umum adalah Wilayah Kabupaten Sidoarjo. Metode Pengumpulan data Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data dan informasi primer dari kelompok masyarakat (desa ) contoh dihimpun dengan teknik wawancara dengan menggunakan daftar RRA . Data primer pada tingkat kecamatan dikumpulkan dengan melalui kegiatan "Pemahaman Pedesaan secara Kilat" (Rapid Rural Appraisal, RRA) dengan menggunakan pedoman RRA yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder pada tingkat Desa, Kecamatan, DATI II , DATI I, dan tingkat nasional dikumpulkan dengan melalui kegiatan pelacakan data dan informasi di berbagai instansi terkait dengan menggunakan "Pedoman pengumpulan data sekunder" yang telah disiapkan sebelumnya. Metode Analisis Data dan Interpretasi Analisis data dan interpretasi hasil analisis dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif secara proporsional.

Tabel 1.

Nama Variabel, dan kriteria Klasifikasi Beberapa Parameter Sistem Informasi Wilayah.

No (1)

Nama Variabel (2)

Kriteria Evaluasi (3)

Klasifikasi (4)

Skore (5)

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

37

1.

Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk : luas wilayah (jiwa/km2)

2.

Struktur mata pencaharian

3.

Persentase pemilik usaha perikanan

Persentase pemilik usaha kerajinan/ industri kecil

5.

Persentase pemilik usaha jasa/ perdagangan Persentase penduduk usia kerja Pertumbuhan penduduk Akseptor KB Kegiatan keagamaan

6.

Persentase penduduk yang bekerja di sektor sekunder dan tersier = Jumlah penduduk yg bekerja di sekltor industri sednag/besar + industri kecil/kerajinan + perdagangan & jasa : juml;ah penduduk x 100% Jumlah pemilik kapal+pemilik perahu/sampan+pemilik usaha penanaman rumput laut+pemilik kolam+pemilik tambak+pemilik keramba/sejenisnya: jumlah penduduk seluruhnya x 100% Jumlah pemilik usaha kerajinan + pemilik usaha industri rumah tangga + pemilik ushaa industtri kecil : jumlah penduduk seluruhnya x 100% Jumlah penduduk pemillik usaha jasa + pemilik usaha perdagangan : jumlah penduduk seluruhnya x 100% Jumlah penduduk usia kerja : jumlah penduduk seluruhnya x 100% Persentase pertumbuhan penduduk = Juml penduduk tahun ini : jml penduduk tahun lalu x 100% Jumlah akseptor KB berusia kurang dari 10 th s/d 40 th : jumlah PUS x 100% Nisbah sarana ibadah dengan jumlah penduduk = jumlh sarana ibadah yang dimiliki (buah): jumlah penduduk x 100% Jumlah lembaga keuangan yang ada di desa/kelurahan = Jumlah bank + jumlah koperasi + usaha bersama + kelompok simpan-pinjam + BPR + jumlah lumbung + jenis

1. < 300 2. 300-1000 3. 100110.000 4. > 10.000 1. < 10% 2. 10% - 25% 3. > 25%

1 5 3 2 1 3 5

1. < 5% 2. 5% -10% 3. >10%

1 2 4

1. < 3% 2. 3% - 9% 3. > 9%

0 3 6

7.

8. 9

1. < 1% 2. 1% - 2% 3. 3% - 4% 4. > 4% 1. < 50% 2. 50% - 65% 3. 66% - 75% 4. > 75% 1. > 2.5% 2. 2.0% - 2.5% 3. 1.5% - 1.9% 4. < 1.5% 1. < 50% 2. 50% - 65% 3. > 65% 1. Kurang dari 1% 2. 1 - 1.33% 3. > 1.33% 1. Tidak ada 2. 1 - 2 3. ada 3 atau lebih

0 3 5 7 0 3 5 6 1 2 3 5 1 2 4 1 2 3 0 3 5

10

Lembaga Keuangan

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

38

11

Prasarana air bersih

lembaga keunagan lainnya Sarana air bersih yang ada di desa/kelurahan:

12.

Prasarana pembuangan limbah

Pemilikan prasarana pembuangan limbah (bak sampah, gerobak sampah, pengolah limbah, SPAL) dan kondisinya:

13

Pertokoan

Jumlah sarana perto koan (kios perorangan, toko, kios/toko koperasi, pasar swalayan) Pemilikan prasarana pendidikan (TK/SD, SLTP, SLTA, Akademi/Perguruan Tinggi)

14

Prasarana pendidikan formal

15

Prasarana Kesehatan

Jumlah pemilikan prasarana kesehatan

16 17

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prasarana ibadah

Pemilikan TPI: Jumlah prasarana ibadah yang

1. Tidak ada sama sekali 2. Hanya ada PAH 3. Ada sumur gali/mata air 4. Ada sumur pompa atau perpipaan atau PAM 1. Tidak ada atau ada tetapi kondisinya rusak 2. Ada bak sampah atau gerobak dan kondisinya baik 3. Ada pengolah limbah atau SPAL dan kondisinya baik 1. Kurang dari 2 buah 2. 2 - 5 buah 3. Lebih dari 5 buah 1.Hanya ada TK atau tidak ada sama sekali 2. Ada SD 3. Ada SLTP 4. Ada SLTA atau Akademi/Perg Tinggi 1. Tidak ada 2. PUSKESMAS Pembandu 3. Ada dokter praktek/puske smas/rumah sakit 4. Ada poliklinik/RSU 1. Tidak ada 2. Ada 1. Tidak ada

1 2 3 4

1 2 3

1 2 3 1 2 3 4

1 2 3 4

1 2 1

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

39

ada dan kondisinya

18

Potensi Perikanan

Potensi perikanan:

19

Hasil tangkapan/panen ikan/rumput

Panen ikan/rumput laut per tahun:

20

Hasil Padi

Rata-rata hasil padi (ton/ha) = jumlah ahsil padi (irigasi dan tadah hujan) : luas sawah Jumlah KK yang memiliki sarana air bersih (sumur gali + ledeng/ PAM+sumur pompa+PAH+perpipaan) : jumlah KK x 100% (Jumlah rumah betipe B dan C) : jumlah seluruh rumah x 100% Jumlah keluarga prasejahtera : jumlah keluarga x 100% Jumlah rumahtangga yang menggunakan penerangan listriuk : jumlah rumahtangga x 100% Jumlah rumahtangga yang memiliki pesawat TV: jumlah rumahtangga seluruhnya x 100% Jumlah rumahtangga yang memiliki telepon: jumlah rumahtangga seluruhnya x 100%

21

Persentase rumahtangga yang tercukupi air bersih Persentase rumah bertipe B dan C

2. Ada tetapi kondisinya rusak 3. ada, kondisinya baik 1. Tidak ada 2. Ada kolam 3. Ada danau/ ungai waduk 4. Ada pantai/laut/tam bak 1. kurang dari 1 ton/th 2. 1 - 3 ton/th 3. 3.1 - 5 ton/th 4. > 5 ton/th 1. < 2 ton/ha 2. 2-3 ton/ha 3. 4 ton/ha 4. 5 ton/ha atau lebih 1. < 60% 2. 60 - 70% 3. 71 - 80% 4. > 80% 1. < 75% 2. 75 - 85% 3. 86-90% 4. > 90% 1. > 5% 2. 3 - 5% 3. 1 - 2.9% 4. < 1% 1. < 50% 2. 50 - 75% > 75& 1. < 5% 2. 5 - 10% 3. 11-20% 4. 21-30% 5. > 30% 1. < 0.2% 2. 0.2 - 1.0% 3. 1.1 - 2.0% 4. 2.1 - 3% 5. > 3.0%

2 3

1 2 3 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

22

23

Persentase keluarga prasejahtera Persentase rumahtangga yang menggunakan listrik Persentase rumahtangga yang memiliki TV Persentase rumahtangga yang memiliki telepon

24

25

26

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

40

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Wilayah Kabupaten Sidoarjo Wilayah Kabupaten Sidoarjo secara administrasi pembangunan dapat dibagi menjadi empat wilayah, yaitu : (1). Pembantu Bupati Sidoarjo; (2). Pembantu Bupati Porong; (3). Pembantu Bupati Krian; dan (4). Pembantu Bupati Taman. Tabel 1 menyajikan informasi mengenai luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah desa dan jumlah rumah tangga serta rata-rata kepadatan penduduk

Tabel 1. Luas wilayah, banyaknya desa, Jumlah penduduk, jumlah rumahtangga Kecamatan Luas (km2) Penduduk (jiwa) Desa Rumah tangga Kepadatan penduduk jiwa/km2 1750 1178 1470 2077 1765 2032 1814 658 2266 1660 1608 1464 1758 3950 4593 2656 712 1549 1769

Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono

55.54 97170 24 36.60 43123 15 37.77 55520 24 27.75 57648 19 26.54 46855 19 29.60 60146 22 30.02 54468 19 62.25 40980 15 30.02 68028 22 28.64 47557 20 32.67 52525 23 32.50 47591 20 31.39 55170 20 28.83 113881 24 27.72 127318 17 23.10 61362 15 61.92 44072 16 31.53 48848 19 634.39 Sumber: Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1996.

24071 9815 12651 12945 10878 14446 12370 9503 15294 11303 11453 10801 12346 27622 38686 14608 11067 10313

5.1.1. Sumberdaya Lahan

Potensi sumberdaya lahan disajikan dalam Tabel 2.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

41

Tabel 2. Luas Lahan Berdasarkan Kondisi Air Permukaan Kecamatan Luas wilayah dengan kedalaman air tanah 0-5 m Luas wilayah (Ha):

Daerah air asin

Daerah banjir setelah hujan

Daerah banjir periodik

Banjir waktu pasang

Sidoarjo 5554.14 4063.62 308.14 Buduran 3660.19 1822.50 17.50 Candi 3777.20 667.25 491.30 Porong 2774.74 0 14.26 Krembung 2654.10 0 17.00 Tulangan 2960.25 0 48.00 Tanggulangin 3001.61 640.75 21.25 Jabon 6225.31 4080.75 216.05 Krian 3001.85 0 265.75 Balongbendo 2863.75 0 30.00 Wonoayu 3267.25 0 71.50 Tarik 3249.72 0 8.75 Prambon 3139.14 0 64.25 Taman 2882.53 0 0 Waru 2772.24 740.50 0 Gedangan 2309.71 195.75 0 Sedati 6191.57 4101.57 0 Sukodono 3153.23 0 0 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

0 0 0 75.50 12.00 0 0 27.00 0 0 0 0 0 108.0 0 0 387.90 0

0 701.50 0 0 0 0 0 456.00 0 0 0 0 0 0 740.50 0 120.30 0

Tabel di atas menujukkan bahwa potensi lahan di Kabupaten Sidoarjo umumnya adalah lahan pesisir dengan dominasi genangan air permukaan dan kedalaman air tanah yang snagat dangkal.

Iklim dan Kalender Penanaman Tanaman Semusim Gambaran umum tentang curah hujan disajikan dalam Tabel 3. Tampak bahwa defisit air terjadi selama empat- lima bulan dalam musim pertumbuhan tanaman yang berlangsung selama 12 bulan, yaitu dari bulan Januari hingga bulan Desember. Adanya defisit lengas tanah selama lima bulan (Juni - Oktober) di musim kemarau, untuk lahan kering nampaknya sudah diantisipasi oleh petani dengan pola tanam khusus, yaitu pada bulan Oktober secara tumpang sari Jagung+ Ubi kayu, dan pertengahan Februari panen jagung, kemudian awal Mei tanam lagi kacangtanah dan pertengahan Juni dipanen. Selanjutnya di lapangan tinggal ada ubikayu yang

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

42

dipanen pada akhir september atau awal Oktober. Kendala yang dihadapi adalah pada waktu tanaman baru berumur satu-dua bulan ternyata mengalami defisit air, sehingga produktivitas pada musim tanam ke dua umumnya lebih rendah dibandingkan pada musim tanam I. Sedangkan untuk padi gogo (MT I) pada waktu tanaman menginjak umur tiga bulan ternyata mengalami defisit air sehinnga mengganggu pertumbuhan dan produksi.

Tabel

3 . Rataan curah hujanan bulanan menurut kecamatan


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt SptOkt 17 20 15 5 Nop Des

Kecamatan

Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono

284 207 271 310 210 261 285 117 383 211 532 422 435 327

461 -347 330 345 350 309 488 507 307 500 589 165 337 400 360

309 -201 338 403 222 367 284 220 240 234 281 163 147 261 246

221 -95 174 175 320 165 189 218 105 165 198 154 152 203 180

96 12 25 13 72 25 138 93 170 99 68 34

209 72 77 99 235 68 206 158 203 104 132 175 182 213 209

10 11 7 7 83 7 53 39 19 46 25 40 22 24

186 353 157 171 218 91 211

167 176 71 113 236 143 123 427 332 197 221 339 315 232 178 199 206

186 353 157 171 218 91 211 283 388 103 353 206 179 255 417 136

13

14 36 30 76 10 20 65 5 24

Sumber: Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1995. 5.1.2.Sumberdaya Pertanian Tanaman Pangan Perkembangan luas areal dan produksi tanaman padi disajikan dalam Tabel 4. Produktivitas tanaman pangan secara keseluruhan masih sedang.

Tabel 4. Produksi Komoditi Padi Sawah Di Kabupaten Sidoarjo Per Tahun Kecamatan Luas panen (ha) 1086 1621 2280 1164 Jumlah Produksi (kw) 63422 17444 130872 69898 Rataan produksi (kw/ha) 58.40 60.60 57.40 60.05 Penyediaan Pangan

Sidoarjo Buduran Candi Porong

kg/kap/th 58.17 201.84 208.80 107.13

BDD 37.81 131.20 135.72 69.63

Eq.beras 37.81 131.20 135.72 69.63

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

43

Krembung 1652 99946 60.50 188.36 Tulangan 1513 90931 61.10 133.68 Tanggulangin 2558 152968 59.80 248.06 Jabon 2843 157982 57.70 340.38 Krian 1556 90714 58.30 118.03 Balongbendo 1429 83453 58.40 115.30 Wonoayu 2100 120540 57.40 203.06 Tarik 1907 113657 59.60 212.15 Prambon 1645 98782 60.05 158.20 Taman 1665 98568 59.20 77.23 Waru 487 28830 59.20 20.94 Gedangan 1652 98954 59.90 143.15 Sedati 1440 84024 58.35 170.58 Sukodono 1639 151200 57.60 272.17 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1996. BDD = bagian dapat dimakan

122.43 86.89 161.24 221.25 76.72 100.95 131.99 137.90 102.83 50.20 13.61 93.05 110.81 176.91

122.43 86.89 161.24 221.25 76.72 100.95 131.99 137.90 102.83 50.20 13.61 93.05 110.81 176.91

5.1.3.Sumberdaya Tanaman Perkebunan Sub-sektor perkebunan di Kabupaten Sidoarjo masih belum berkembang dan masih diusahan secara sambilan, sehingga subsektor perkebunan yang ada masih ditanam di pematang dan pekarangan. Gambaran tentang Tanaman perkebunan yang ada sebagaimana disajikan dalam Tabel 8 berikut . Selama ini pengelolaan usahatani tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Sidoarjo masih diusahakan dalam bentuk kebun campuran dalam skala kecil oleh rakyat. Pola penggunaan tanah pada usaha perkebunan rakyat ini ialah dengan memanfaatkan tanah- tanah pekarangan atau ladang yang ada disekitar pemukiman. Tanaman Kelapa lokal, kapok randu dan mete merupakan tanaman lama yang paling menonjol di daerah ini.

Tabel 8.

Sebaran Potensi produksi beberapa tanaman Kecamatan, tahun 1995 (dalam pohon) Kelapa ha ton 66.64 21.136 20.00 5.496 20.57 17.864 123.01 102.756 302.64 278.185 281.43 269.166 134.83 97.363 31.63 20.694 240.23 249.454 Kapuk ha 62.45 3.17 18.62 7.89 46.02 74.87 45.39 8.35 17.60

perkebunan menurut

No.

Kecamatan Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian

ton 12.345 0.689 5.212 2.017 10.041 18.844 8.836 2.049 4.706

Jambu mete ha ton 0.26 0.037 0.63 0.130 1.14 0.300 0.82 0.199 0.51 0.095 0.12 0.015 0 26.0 0.52 0.144

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

44

Balongbendo 285.62 294.684 35.34 Wonoayu 308.28 320.183 17.96 Tarik 289.85 294.394 38.18 Prambon 263.48 247.931 14.06 Taman 187.14 214.993 3.51 Waru 3.51 1.032 1.46 Gedangan 80.33 47.972 5.07 Sedati 13.42 7.332 1.88 Sukodono 451.01 490.025 49.97 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

9.534 4.531 11.731 4.995 0.428 0.378 1.077 0.330 12.140

0 1.41 0.49 0.22 0.35 0.47 0 0.19 0

0 0.452 0.096 0.018 0.086 0.117 0.016

5.1.4. Sumberdaya Peternakan Sistem produksi ternak khususnya ternak besar Sapi di Kabupaten Sidoarjo sebenarnya merupakan aktivitas ekonomi yang penting bagi penduduk, disamping ternak kecil dan unggas yang lebih bersifat sebagai tabungan. Jumlah ternak di masing-masing desa disajikan dalam Tabel 9. Dari perkembangan peternakan yang ada sampai sekarang mewnunjukkan keadaan yang cukup menggembirakan walaupun dalam jumlah terbatas.Hal ini disebabakan belum pernah dirasakan oleh petani sampai kekurangan pakan. Jerami selama ini belum pernah digunakan untuk pakan ternak pada musim penghujan, hanya pada musim kemarau sebagai tambahan. Hal ini dianggap sebagai petunjuk masih cukupnya persediaan pakan yang ada, dengan jumlah ternak yang ada selama ini. Tabel 9. Jumlah Ternak Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Tahun 1995/96. (Dalam Ekor) Kecamatan Sapi potong 145 169 140 1025 925 865 328 945 698 1693 1345 1623 1735 125 109 83 Sapi perah Kerbau Domb a 615 1250 3574 964 553 997 1314 1646 986 1867 6490 1732 1255 550 370 459 Kambi ng 650 563 957 3400 1688 1145 1283 1988 1905 2430 3167 2015 2761 1550 301 785 Kuda

Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan

16 14 5 195 0 0 22 0 445 12 83 0 65 714 350 45

150 98 110 450 459 360 245 562 435 619 348 1445 678 131 70 65

30 14 5 54 9 3 1 25 2 0 23 0 8 2 7 10

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

45

Sedati 135 59 70 1650 Sukodono 445 14 195 1185 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

1350 1120

0 2

Tabel 10. Jumlah Ternak Unggas Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Tahun 1995/96. (Dalam Ekor) Kecamatan Ayam Raas Petelur Ayam Raas Pedaging Ayam Bukan Raas Itik

Sidoarjo 6230 15700 31105 Buduran 59247 39250 56400 Candi 17200 36890 44400 Porong 7224 15125 43609 Krembung 9325 50500 42905 Tulangan 8474 9350 39115 Tanggulangin 9900 15215 36516 Jabon 3850 10335 40145 Krian 8960 20217 81325 Balongbendo 7150 20100 46363 Wonoayu 12500 10375 44427 Tarik 3500 15320 80117 Prambon 9200 50125 89216 Taman 9100 3250 26620 Waru 3150 5750 18300 Gedangan 3250 10180 28250 Sedati 2250 8250 25285 Sukodono 1750 6143 30750 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

4260 24211 17213 3250 4552 1410 5950 4425 16150 5925 7450 9545 8325 595 2445 1209 3850 7780

5.1.5.Sumberdaya Perikanan Sistem usaha ikan di Kabupaten Sidoarjo ini mudah dikembangkan mengingat kondisi iklim dan ekosistem pesisir-pantai yang sangat mendukung. Hasil observasi lapang menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan dan budidaya perikanan banyak dijumpai di lapang.

Tabel 11. produksi penangkapan ikan laut Kecamatan Teri Udang Rebon Manyung Candi Sedati 422300 195700 72400 84800 Sidoarjo AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

46

Petek Cucut Pari Belanak Lainnya Jumlah

29300 58600 40100 32400 605600

1541200 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Tabel 11. Produksi budidaya tambak Kecamatan Luas baku (ha) 558.873 4206.981 1731.161 3127.834 1031.655 498.955 496.315 4077.462 Bandeng Udang windu 180900 1361400 560200 1012200 333900 161500 160600 1319500 Udang campur 80600 607100 249800 451400 148900 72000 71600 588600 Udang putih 45800 344900 141900 256500 84600 40900 40700 334400 Tawas dll

Waru Sedati Buduran Sidoarjo Candi Tanggulangi n Porong Jabon

257200 1936300 796800 1439700 474800 229700 228400 1876900

46500 349600 143800 260000 85700 41500 41200 338700

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

47

1.6. Industri Pedesaan dan Kerajinan Rakyat Perkembangan industri pedesaan dan kerajinan rakyat di Kabupaten Sidoarjo selama ini masih sangat terbatas. Hal ini diantaranya karena pembinaannya yang masih kurang sehingga ketrampilan para pengrajinnya masih rendah. Akibatnya kualitas yang ada belum mampu bersaing di pasaran, apalagi selama ini permodalan yang dimiliki pengrajinpun sangat terbatas. Berbagai industri pedesaan dan kerajinan rakyat yang ada di Kabupaten Sidoarjo, secara terinci tercatat di masing-masing desa disajikan pada Tabel 12. Kecuali yang tercatat tersebut masih terdapat pula beberapa unit pandai besi, batubata, genting, unit usaha pembuatan tahu dan tempe, gula merah, kripik singkong/melinjo/pisang dsb. Pengembangan berbagai industri dan kerajinan rakyat ini nampak sangat terbatas. Walaupun demikian khususnya industri kecil rumah tangga pembuatan tahu dan mungkin tempe dari kedele, tepung/kerupuk singkong, bahkan minyak kelapa mengingat di daerah ini banyak dihasilkan kelapa, masih mempunyai harapan untuk dikembangkan, bersamaan usaha intensifikasi disektor pertanian. Pemasaran hasil berbagai industri kecil dan kerajinan rakyat yang ada sekarang masih terbatas di daerah Kabupaten Sidoarjo sendiri. Nilai produksi dari berbagai hasil industri kecil dan kerajinan rakyat yang ada diperhitungkan sebagai pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah perusahaan pada kelompok industri kecil Kecamatan Perusahaan (unit) TKO

Sidoarjo 254 Buduran 28 Candi 75 Porong 94 Krembung 20 Tulangan 53 Tanggulangin 103 Jabon 20 Krian 77 Balongbendo 19 Wonoayu 15 Tarik 6 Prambon 11 Taman 248 Waru 274 Gedangan 88 Sedati 12 Sukodono 8 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995. 1.7. Sumberdaya Manusia

7117 535 1604 1252 324 846 1513 232 924 242 246 62 125 8429 7952 2559 278 111

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

48

Jumlah penduduk, pertumbuhan dan mobilitas Tabel 13. Jumlah penduduk, kelahiran, kematian, datang dan pindah Kecamatan Jumlah penduduk 97170 43123 55520 57648 46855 60146 54468 40980 68028 47557 52525 47591 55170 113881 127318 61362 44072 48848 Jumlah lahir 690 582 538 645 417 808 235 352 711 428 183 766 579 1650 1247 972 708 817 Jumlah mati 304 190 195 348 201 378 209 187 293 155 151 267 285 453 312 271 190 236 Datang pindah

Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono

2575 886 603 409 138 414 265 65 652 246 3853 424 395 3640 5405 1174 1158 881

813 402 171 366 101 406 103 71 436 169 34 220 354 1545 2292 813 454 293

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Kelompok Umur dan Angkatan Kerja Rataan kepadatan penduduk yang lebih dari 500 jiwa/km 2 dan sebagian besar bermatapencaharian di sektor pertanian mengisyaratkan tingginya tekanan penduduk terhadap sumberdaya alam di sekitarnya. Rendahnya kapabilitas sumberdaya lahan dan terbatasnya alternatif pekerjaan dan usaha di luar sektor pertanian menunjukkan pentingnya alternatif sistem usahatani yang produktif dan lestari. Data yang disajikan dalam tabel berikut ini menunjukkan suplai tenagakerja potensial di setiap kecamatan yang tersedia untuk berbagai kegiatan pertanian.

Tabel 14 . Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin Kecamatan Dewasa Anak-anak Jumlah

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

49

Laki-laki

perempu Laki-laki perempu an an ............... jiwa .................. 32112 12598 16386 18541 16254 20547 16496 14280 22695 14466 13358 12738 16148 35725 44895 21327 13185 14748 16945 9076 11845 10622 7572 9788 10615 6623 11889 9447 12619 10837 11336 22490 20190 9313 9662 9235 17651 9137 11639 10983 7539 9936 10870 6786 12308 9662 14024 11232 11760 21292 20034 9303 9147 8993

Lakilaki

perem puan

Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono

30462 12312 15650 17502 15490 19875 16037 13291 21136 13982 12524 12783 15926 34374 42199 21419 13078 15872

343912 356949 209104 212296 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Penduduk di Kabupaten Sidoarjo yang merupakan suku Jawa dan Madura yang sebagian terbesar beragama Islam, mereka umumnya masih konsisten berorientasi ke masa depan untuk memperbaiki kehidupannya. Hal ini merupakan salah satu faktor pendukung pembangunan. Indikasi manusia pembangunan yang melekat di antara mereka adalah (a) mau bekerja keras, (b) orientasi produktif, (c) berusaha untuk kreatif dan inovatif, serta (d) berorientasi ke masa depan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Penduduk di Kabupaten Sidoarjo pada umumnya berpendapat bahwa seseorang harus berusaha bekerja keras untuk mendapatkan rezeki dan garis kehidupan yang lebih baik, baru kemudian setelah berusaha pasrah pada takdir Tuhan, bukan sebaliknya harus pasrah saja kepada Tuhan, sehingga tidak perlu bekerja keras. Kemauannya untuk bekerja yang kreatif bahwa kegagalan tidak saja harus diterima dengan sabar, tetapi harus berusaha untuk mencari penyebab kegagalan tersebut, supaya tidak terulang kegagalan itu yang kedua kali.

Tabel 15. Jumlah Penduduk menurut agama, Tahun 1995/96.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

50

Kecamatan Islam Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman Waru Gedangan Sedati Sukodono 92970 42163 53821 57016 46885 59956 56049 43316 66309 53917 52198 45887 55034 109549 116005 59085 43182 49627 Kristen 4546 417 285 236 236 108 75 39 613 328 90 406 78 2455 4015 1087 788 16

Agama: Katolik 2636 453 85 342 109 136 110 4 745 164 8 132 90 1807 2379 953 419 48

Hindu 540 65 24 54 30 17 6 4 38 38 0 3 6 303 317 133 145 2

Buda 1142 19 12 17 5 4 19 6 167 10 19 0 4 280 28 100 24 1

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1996.

Penunjang pelayanan pendidikan masyarakat. Sistem pendidikan masyarakat secara fungsional dilayani oleh berbagai kelem bagaan pendidikan formal baik negeri maupun swasta umum, maupun yang berkaitan dengan keagamaan khususnya yang ada di Kabupaten Sidoarjo adalah kelembagaan pendidikan formal keislaman, dan pendidikan non-formal. Peranan lembaga nonformal belum banyak berkembang walaupun mempunyai peluang untuk dikembangkan lebih jauh, untuk dapat lebih mendukung program-program pembangunan pedesaan. Tabel Kecamatan Sekolah Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon 47 24 28 42 33 38 32 28 16. Banyaknya sekolah, guru dan murid Sd dan SLTP. SD Guru 97 105 128 93 44 112 154 60 SLTP Guru 113 48 49 34 0 50 91 42

Murid 2308 2507 3342 1630 497 2162 2145 1269

Sekolah 4 3 2 2 0 2 4 2

Murid 2065 526 470 362 0 977 2006 340

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

51

Krian 38 127 2978 Balongbendo 34 60 1071 Wonoayu 35 99 1614 Tarik 37 56 755 Prambon 34 69 1246 Taman 52 257 4846 Waru 45 246 6438 Gedangan 34 75 1620 Sedati 21 108 2491 Sukodono 33 152 2203 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

0 1 1 0 1 3 3 2 1 1

0 14 29 0 15 62 81 46 34 26

0 107 316 0 157 487 1224 465 453 396

Tingkat pendidikan penduduk di masa-masa yang akan datang di antaranya masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan pendidikan orang tuanya, motivasi bersekolah dari anak-anak, serta adanya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya yang berada didaerah ini. Disamping pendidikan formal, pendidikan nonformal khususnya dalam bentuk Pondok Pesantren, belum banyak berkembang di wilayah ini. Walaupun demikian pendidikan keagamaan Islam di langgar/masjid atau pengajian-pengajian cukup berkembang, sesuai dengan besarnya pemeluk agama Islam di wilayah ini ( >90% jumlah penduduk beragama Islam). Bahkan berbagai penyampaian informasi tentang pembangunan banyak memanfaatkan forum-forum pengajian ini. Matapencaharian Penduduk dan Ketenagakerjaan Sebagian besar penduduk Kecamatan sambit mempunyai matapencaharian dalam bidang pertanian, sedangkan lainnya dalam bidang-bidang peternakan, industri/ pengrajin, buruh- buruh, perdagangan dan berbagai bidang jasa lainnya seperti kesehatan, angkutan. Dari total penduduk usia produktif yang ada , ternyata belum seluruhnya bekerja. Hal ini khususnya sebagai akibat sebagian besar ibu rumah tangga yang tidak bekerja mencari penghasilan, termasuk umur produktif yang masih sekolah, umur dibawah 64 tahun yang sudah tidak mampu bekerja lagi, serta tenaga kerja yang sedang mencari pekerjaan. Banyak terdapat angkatan muda putus sekolah yang enggan bekerja disektor pertanian, dan tidak mendapatkan pekerjaan diluar sektor pertanian, sehingga masih menganggur.

1.8. Sarana Produksi dan Perhubungan Sarana dan Prasarana Perhubungan Jalan raya yang ada menghubungkan Kabupaten Sidoarjo dengan Ibukota kabupaten dan kecamatan lainnya. Panjang jalan yang melewati Kabupaten Sidoarjo sendiri meliputi sepanjang 51.3 km jalan aspal, jalan batu sepanjang 60.5 km, dan jalan-jalan tanah sepanjang 156 km. Jalan tanah di wilayah desa sebagian besar agak sulit dilalui kendaraan roda empat, terutama pada musim penghujan. Perbaikan jalan dan pembangunan/perbaikan jembatan selama ini memang masih nampak menjadi prioritas, mengingat jalan-jalan desa yang kondisinya masih memerlukan perbaikan.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

52

Sarana perhubungan darat adalah minibus yang mempunyai trayek dari Sidoarjo sampai Kabupaten Sidoarjo. Angkutan ini biasanya mengangkut warga masyarakat maupun barang. Selain itu terdapat pula truk-truk yang mengangkut hasil pertanian ke kota oleh pedagang. Untuk sampai ke dusun-dusun yang lebih dalam, kecuali banyak digunakan sepeda oleh penduduk, terdapat pula ojeg yang jumlahnya cukup banyak. Ojek adalah merupakan sarana umum yang digunakan oleh penduduk di kecamatan ini. Jumlah sarana perhubungan yang ada atau melewati wilayah desa-desa di kecamatan ini adalah colt/ minibus , truk , sepeda motor, gerobag dan sepeda/becak. 1.9. Sumberdaya Air dan Ekosistem Perairan Pengadaan air bersih bagi kepentingan penduduk sehari- hari dilakukan melalui sumur galian, pompa air dalam maupun yang dangkal, selama ini belum merupakan kendala penting di wilayah kecamatan ini. Sumur-sumur galian penduduk umumnya kekurangan air di musim kemarau, debitnya mengalami penurunan yang tajam. Walaupun demikian keberadaan sumur dalam maupun dangkal ini sangat diperlukan, khususnya untuk menanggulangi kemungkinan penurunan yang tajam di musim kemarau serta mengantisipasi meningkatnya kebutuhan air rumah tangga. Kebutuhan air untuk keperluan pertanian, peternakan dan lainnya mengandalkan air hujan. Air sungai yang karena letaknya cukup curam sehingga belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari gambaran neraca lengas lahan diketahui bahwa di Kabupaten Sidoarjo terjadi surplus air hujan pada bulan- bulan Januari, Februari, Maret, April, Nopember dan Desember, dan defisit air hanya terjadi pada bulan Mei s/d September. Kondisi yang ada sekarang ialah bahwa sebagian surplus air hujan tersebut mengalir di permukaan tanah menuju ke sungai-sungai dan hanya sebagian dapat dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Oleh sebab itu jika pembuatan chek-dam dapat terlaksana, dan air sungai yang ada dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin melalui pembuatan jaringan irigasi sederhana karena memang debit sungai juga tidak besar, maka defisit air akan dapat teratasi. 1.10. Sarana dan Prasarana Fisik Sarana dan prasaran perhubungan dari ibukota kabupaten maupun kecamatan lain menuju ibukota Kabupaten Sidoarjo sudah dengan kondisi yang baik dan lancar, dengan biaya transportasi yang wajar. Akan tetapi sarana dan prasarana perhubungan dari ibukota kecamatan menuju desa-desa masih agak terbatas, sekitar 40% masih berupa jalan tanah, 20% berupa makadam, dan sekitar 40% berupa jalan aspal, dengan prasarana umum yang digunakan penduduk adalah ojek, sepeda, dan sejumlah oplet. Pada musim kemarau dan musim penghujan sebagian besar jalan tanah/makadam yang ada masih dapat dilalui kendaraan roda empat, seperti truk untuk mengangkut hasil pertanian, tetapi biayanya cukup mahal, apalagi terdapat juga desa yang jauhnya 50 Km ke ibukota kecamatan. Jembatan bambu dan kayu juga masih ada beberapa buah yang dengan sendirinya tonasenya sangat terbatas, sehingga beberapa diantaranya juga tidak dapat dilalui prahoto. Sarana dan prasarana komunikasi khususnya radio, relatif cukup memadai namun untuk TV pada desa-desa tertentu jumlahnya terbatas). Terbatasnya media

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

53

komunikasi ini di antaranya juga disebabkan masih terbatasnya fasilitas listrik desa. Baru sebagian rumah tangga menikmati penerangan listrik dari PLN maupun non-PLN. Prasarana ekonomi khususnya pasar umum permanen, hanya ada di . beberapa desa, disamping beberapa pasar hewan. Pasar umum itupun hanya beroperasi 1-2 hari/minggu. Hal ini pula menjadikan sebagian besar petani menjual hasil komoditasnya melalui para tengkulak dengan harga yang jauh lebih murah. Toko/warung yang menyediakan kebutuhan sehari- hari, kecuali masih terbatas jumlahnya, juga tidak merata jumlahnya di setiap Kecamatan. Fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dan jumlah tenaga kesehatan disajikan berikut ini. Tabel 17. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat Kecamatan Rum ah sakit Puske smas Puske smas Pemb antu+k ecil Ru ma h ber sali n BKI A Tempat praktek Apotik +Toko obat

Dokter Sidoarjo 3 3 5 2 1 Buduran 1 4 Candi 1 4 Porong 1 2 4 1 Krembung 1 4 Tulangan 2 6 1 Tanggulangin 1 4 2 1 Jabon 1 5 Krian 2 5 Balongbendo 1 4 Wonoayu 1 5 Tarik 1 4 Prambon 1 4 Taman 1 2 5 Waru 2 5 1 1 Gedangan 1 4 1 Sedati 1 1 3 1 Sukodono 0 4 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995. 9 2 2 5 2 2 2 1 4 4 1 3 1 9 14 7 2 1

Bida n 10 4 9 8 7 6 6 5 6 4 4 5 5 18 15 10 10 8

19 1 1 5 0 1 1 0 3 0 0 0 0 9 15 1 2 0

Tabel

18. Jumlah tenaga kesehatan menurut PUSKESMAS

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

54

Wilayah kerja Puskesmas

Jumlah penduduk Jiwa

Jumlah Tenaga paramedis Perawat an

Dokte r

Sarjan a keseh atan 1 1

Non medi s

Jumla h

Non perawatan+Pe m bantu Sidoarjo 60029 6 12 3 Urangagung 28249 5 11 2 Sekardangan 29426 4 9 2 Buduran 51983 7 9 4 Candi 70454 4 9 2 Porong 39601 14 16 4 Jabon 49233 5 9 2 Krembung 53298 4 10 3 Tanggulangin 65607 5 13 2 Tulangan 36511 6 8 2 Kepadangan 31102 4 7 2 Taman 99145 14 17 4 Trosobo 42491 6 9 2 Sukodono 54357 5 11 2 Sedati 52695 6 7 3 Waru 83768 5 13 3 Medaeng 77324 4 7 3 Gedangan 84905 8 10 4 Krian 60194 17 17 4 Barengkrajan 24586 4 5 3 Tarik 53871 5 15 3 Balongbendo 54994 8 11 2 Wonoayu 58575 8 11 2 Prambon 61684 7 12 2 Kedungploso 28677 4 3 2 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

9 3 6 5 4 12 5 4 3 4 5 5 3 3 4 3 6 8 14 7 6 3 6 2 4

37 25 25 31 29 52 29 29 33 26 22 49 26 29 27 33 28 45 63 24 35 32 34 34 18

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

55

Tabel 19. Jumlah Posyandu dan banyaknya kunjungan Kecamatan Jumlah Ibu Hamil Posyandu Orang % Sidoarjo 126 2157 83.48 Buduran 65 706 61.88 Candi 86 1156 74.77 Porong 73 949 63.35 Krembung 63 1097 93.76 Tulangan 74 889 59.90 Tanggulangin 67 910 63.19 Jabon 58 762 70.49 Krian 96 1797 96.56 Balongbendo 62 839 69.51 Wonoayu 65 1204 93.62 Tarik 69 1050 88.83 Prambon 67 125 9.23 Taman 125 2329 74.91 Waru 118 2711 76.67 Gedangan 76 1929 103.49 Sedati 61 286 24.72 Sukodono 63 33 2.77 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995. Bayi Orang 1615 659 836 415 379 942 729 200 1376 122 802 999 910 2136 1851 623 733 151 % 68.72 63.54 59.46 30.47 35.65 75.36 55.69 20.37 81.32 11.12 68.60 92.93 73.92 75.66 57.59 39.08 69.74 13.92

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa sebagian besar penduduk memeluk agama Islam, mereka melakukan peribadatannya pada tempat-tempat peribadatan seperti masjid, langgar/mushola (Tabel 20) Tabel 20. Jumlah tempat ibadah, kondisi tahun 1995 Kecamatan Masjid Langgar/ Mushola 219 151 241 183 193 284 226 136 257 146 238 174 181 263 Gereja Penyuluh Agama +khotib+mubaligh 259 157 245 173 111 121 183 133 222 109 186 101 145 202
AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

Sidoarjo Buduran Candi Porong Krembung Tulangan Tanggulangin Jabon Krian Balongbendo Wonoayu Tarik Prambon Taman

55 22 35 34 33 35 43 28 50 37 51 30 37 83

5 0 0 1 2 0 0 0 2 2 0 0 0 3

56

Waru 100 162 0 Gedangan 38 141 2 Sedati 38 99 1 Sukodono 41 175 0 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

271 203 306 186

1.11. Kelembagaan Pedesaan: Ekonomi, dan Sosial Kelembagaa ekonomi yang ada masih sangat terbatas, Bank dan lumbung yang ada dalam katagori belum aktif dan bersifat pasaran atau musiman. Terbatasnya sarana dan prasaran ekonomi ini mengakibatkan daerah Kabupaten Sidoarjo ini potensi produksinya masih belum berkembang. Keadaan sehari-hari menunjukkan masih lemahnya keterkaitan antara beberapa lembaga-lembaga penting yang ada di pedesaan dan pemerintahan di desa. Kelompok tani masih banyak yang kurang berfungsi dan staf penyuluhan dari Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, dan Dinas Peternakan karena terbatasnya jumlah penyuluh sedangkan wilayah kerja sangat luas, apalagi sarana transportasi yang ada juga terbatas, walaupun nampak aktif tetapi belum merata untuk seluruh wilayah kerjanya. KUD yang ada masih belum banyak dimanfaatkan oleh petani, dan hanya lebih berfungsi dalam pengadaan beras. Lembaga-lembaga kredit desa seperti koperasi simpan pinjam masih belum banyak dimanfaatkan oleh kelompok tani, begitu juga kaitan fungsional dengan KUD juga lemah. Kelompok arisan sebagai lembaga keuangan non-formal di desa-desa berkembang, khususnya berkaitan dengan aktivitas PKK maupun lembaga-lembaga sosial masyarakat.

1.12. Performansi Tingkat kesejahteraan Sosial Masyarakat Kesehatan Masyarakat Tabel 22. Status gizi BALITA PUSKESMAS
Balita yg ditimbang N 1 0 1 1 1 0 0 0 BGM % 0.33 0 0.62 0.24 0.20 Gizi kurang N 16 0 3 21 26 7 2 11 % 5.32 0.00 1.85 5.02 5.14 2.33 1.63 5.12 Gizi baik N 199 107 119 316 353 243 99 175 % 66.11 73.29 73.46 75.60 69.76 81.00 80.49 81.40 Gizi lebih N 85 39 36 70 126 50 22 29 % 28.24 26.71 22.22 16.75 24.90 16.67 17.89 13.49

Sidoarjo Urangagung Sekardangan Buduran Candi Porong Kedungsolo Jabon

301 146 162 418 506 300 123 215

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

57

Krembung Tanggulangin Tulangan Kepadangan Taman Trosobo Sukodono Sedati Waru Medaeng Gedangan Krian Barengkrajan Tarik Balongbendo Wonoayo Prambon

331 281 321 139 472 315 412 357 362 311 492 360 151 425 222 473 455

0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 1 0 0 1 0

0.24

0.20 0.56 0.66

0.21

10 5 17 14 12 2 10 17 19 7 20 20 10 23 8 23 13

3.02 1.78 5.30 10.07 2.54 0.63 2.43 4.76 5.25 2.25 4.07 5.56 6.62 5.41 3.60 4.86 2.86

255 201 150 90 369 213 318 270 237 238 380 260 105 334 152 390 374

77.04 71.53 46.73 64.75 78.18 67.62 77.18 75.63 65.47 76.53 77.24 72.22 69.54 78.59 67.47 82.45 82.20

66 75 64 35 92 100 83 70 106 66 91 78 35 68 62 58 68

19.94 26.69 19.94 25.18 19.49 31.75 20.15 19.61 29.28 21.22 18.50 21.67 23.18 16.00 27.93 12.26 14.95

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

58

Pelayanan Air Bersih Tabel 23. Jumlah penduduk yang mendapatkan pelayanan air bersih Wilayah kerja Puskesmas Jumlah penduduk Jumlah penduduk yang mendapat air bersih Pemerintah Jiwa % Pelayanan air bersih swadaya Jumlah layanan air bersih keseluruhan

Jiwa

Orang

% 66 85 50 75 65 67 70 78 66 83 98 70 95 89 58 72 60 54 58 84 85 93 79 74 69

Sidoarjo 60029 21570 36 39770 Urangagung 28249 1900 7 24030 Sekardangan 29426 5480 19 14745 Buduran 51983 4905 9 39055 Candi 70454 5290 8 46475 Porong 39601 5510 14 26740 Jabon 49233 3220 7 34780 Krembung 53298 3000 6 41745 Tanggulangin 65607 2680 4 43440 Tulangan 36511 1750 5 30410 Kepadangan 31102 2235 7 30525 Taman 99145 6810 7 69525 Trosobo 42491 1625 4 45690 Sukodono 54357 1005 2 48830 Sedati 52695 6855 13 30770 Waru 83768 12425 15 60500 Medaeng 77324 6925 9 46730 Gedangan 84905 7775 9 45910 Krian 60194 15065 25 35010 Barengkrajan 24586 1580 6 20715 Tarik 53871 2650 5 46110 Balongbendo 54994 2850 5 51270 Wonoayu 58575 2370 4 46435 Prambon 61684 1835 3 46090 Kedungploso 28677 1075 4 20040 Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Jumla h 61340 25930 20225 43960 54765 32250 37990 44745 46120 32190 30760 76335 55565 49835 37625 72925 53655 53685 50115 22305 48760 54120 48805 47925 21915

% 100 91 68 84 77 81 77 83 70 88 98 76 100 91 71 87 69 63 83 90 90 98 83 77 76

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

59

Amin Azis, M. 1991. Interaksi Sektor Pertanian dan Sektor Industri dalam Proses Industrialisasi. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V, Jakarta 3-7 September 1991. Pusat Analisa Perkembangan IPTEK-LIPI, Jakarta. BPS. 1997. Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo. BPS. 1997. Kecamatan Candi dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo. BPS. 1997. Kecamatan Jabon dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo. BPS. 1997. Kecamatan Sidoarjo dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo. BPS. 1997. Kecamatan Tarik dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo. BPS. 1997. Kecamatan Waru dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo. BPS. 1997. Potensi Desa Kabupaten Sidoarjo 1996/97. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

Anda mungkin juga menyukai