Anda di halaman 1dari 92

1

DAFTAR ISI

BAB I MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL 1
A. KONSEP DASAR PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
2
B. MODEL-MODEL ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL
5
BAB II ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN 37
A. Pengertian 37
B. ProIesi 37
C. Ciri-Ciri ProIesi 38




BAB I
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Kompetensi Dasar : Memahami model-model dan bentuk-bentuk praktik keperawatan
profesional
Tujuan instruksional : setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menfelaskan model praktik keperawatan
2. Menfelaskan model kasus
3. Menfelaskan model fungsional
4. Menfelaskan model tim keperawatan
5. Menfelaskan model primer
6. Menfelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model

Pendahuluan
Proses proIesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak adanya lokakarya
nasional tahun 1983. Proses ini semakin dipicu oleh berbagai perubahan yang cepat sebagai
akibat dari globalisasi. Lahirnya UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 dan UU Perlindungan
Konsumen (1999) semakin memantapkan upaya proIesionalisme perawat. ProIesionalisme
pada hakekatnya adalah perlindungan konsumen melalui peningkatan mutu pelayanan sebagai
kewajiban moral proIesi.
2

Di Indonesia MPKP mulai dikembangkan oleh Sitorus (1996) di RSUPCM dan
sampai saat ini telah diimplementasikan di beberapa rumah sakit lainnya. MPKP yang
dikembagkan adalah penataan struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan
pada tinkat ruang rawat. Pada MPKP ini ditetapkan jumlah dan jenis tenaga keperawatan
sesuai kebutuhan klien, digunakan metode modiIikasi primer dan ditetapkan standar asuhan
keperawatan sejak awal klien dirawat. Hasil-hasil riset quasi eksprimen membuktikan
ilmpelementasi MPKP mampu meningkatkan mutu asuhan yang dinilai berdasarkan
peningkatan kepuasan klien dan keluarga, peningkatan kepatuhan perawat terhadap standar
dan penurunan angka inIeksi nosokomial. (Sitorus,2000).

A. Konsep Dasar Praktik Keperawatan Profesional
1. Pengertian
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan proIesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensiI, ,ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. (KDIK;1992)
Layanan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan
Iisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta berkurangnya kemauan menuju pada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Praktik Keperawatan adalah kombinasi ilmu kesehatan dan seni tentang asuhan
(care) dan merupakan perpaduan secara humanistis pengetahuan ilmiah, IalsaIah
keperawatan, praktik klinik, komunikasi dan ilmu sosial (WHO-Expert Commite on
Nursing;1982)
Praktik keperawatan profesional adalah tindakan keperawatan proIesional
menggunakan pengetahuan teoritis yang mantap dan kukuh dari berbagai disiplin
ilmu, terutama ilmu keperawatan selain berbagai ilmu dasar,ilmu sosial sebagai
landasan untuk melakukan asuhan keperawatan (KDIK;1992).
2. Model Profesionalisme Keperawatan (Miller, 1994)
a) Pendidikan keperawatan ditumbuhkan pada universitas/ institusi pendidikan tinggi
b) Pendidikan berdasarkan kompetensi, pendidikan berkelanjutan
c) Penggunaan hasil riset untuk pengembangan pelayanan keperawatan
d) Memiliki Iungsi otonom dan mengatur dirinya
3

e) Berpartisipasi pada organisasi proIesi
I) Publikasi dan komunikasi
g) Kepatuhan pada Kode etik keperawatan
h) Pengembangan Teori keperawatan: pengembangan, penggunaan dan evaluasi dari
teori yang ditemukan
3. Prinsip-prinsip moral dalam praktek keperawatan
a. Menghargai otonomi klien
W Kemampuan untuk menentukan sendiri/mengatur diri sendiri menghargai
manusia mempunyai harga diri dan martabat
W Tidak menghargai otonomi bila:
1) Melakukan sesuatu bagi pasien tanpa mereka beritahu sebelumnya
2) Melakukan sesuatu tanpa memberi inIormasi yang relevan
3) Memberitahukan pasien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
4) Tidak memberikan inIormasi yang lengkap
b. eneficence
1) Melakukan yang baik
2) Tidak merugikan orang lain
3) Mencegah bahaya bagi pasien
4) Membatasi otonomi tidak turun dari tempat tidur
c. 1ustice (Keadilan)
1) Berlaku adil, setiap individu mendapat tindakan yang sama
2) Tindakan yang sama tidak selalu identik
3) Pra bedah: kesempatan yang sama mendapat persiapan keperawatan
d. 'eracity
1) Mengatakan yang sebenarnya, tidak membohongi klien
2) Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya
3) Pasien yang mengalami penyakit kanker ingin diberitahu . (Veatch & Baird,
1991)
e. ;oiding Killing
1) Menghargai kehidupan manusia, tidak membunuh
2) Bagaimana kalau pasien menderita terus
3) Sumber etik: agama/kepercayaan
I. idelity
4

1) Perawat setia pada komitmennya
2) Menepati janji, menyimpan rahasia
3) aring terhadap pasien/keluarga :
- Hubungan saling percaya
- Penghargaan terhadap pasien
- Peningkatan kemampuan pasien
- Pasien bebas melakukan ibadah
- Pasien sejahtera .(Dikutip dari Materi Ratna S, 2004)

4. Karakteristik
Beberapa karakteristik utama praktik proIesional (Shortrigde;1990) :
a. Praktik keperawatan berorientasi pada melayani. Artinya perawat memiliki
komitmen untuk membantu klien dan memberikan asuhan keperawatan
berdasarkan keahlian yang tinggi serta menempatkan layanan diatas kepentingan
pribadi. Layanan diberikan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia.
b. Berdasarkan ilmu keperawatan yang kokoh.Layanan keperawatan diberikan
berdasarkan landasan ilmu yang kukuh dan bukan layanan yang menekankan pada
prosedur tindakan. Tenaga keperawatan bertanggungjawab untuk terus belajar dan
mengembangkan ilmu keperawatan melalui kegiatan riset.
c. Praktek keperawatan mempunyai kode etik. Layanan keperawatan, adalah
layanan proIesional harus dilandasi oleh etika keperawatan sebagai jaminan bahwa
masyarakat mendapat layanan yang bertanggung jawab dan etis.
d. Praktek keperawatan mempunyai otonomi. Keperawatan harus mampu
mengataur dan mengendalikan praktik keperawatan termasuk menetapkan rencana
asuhan keperawatan.

5. ilai-nilai profesional dalam praktek keperawatan
a. Komitmen yang tinggi untuk melayani (sense of caring)
b. Penghargaan atas harkat dan martabat klien sebagai manusia
c. Komitmen pada pendidikan belajar secara berkelanjutan
d. Otonomi : berIungsi secara independen
Nilai-nilai proIesional digariskan dalam kode etik keperawatan


W Hubungan perawat - klien
W Hubungan perawat dan praktek
W Hubungan perawat dan masyarakat
W Hubungan perawat dan teman sejawat
W Hubungan perawat dan proIesi .(Dikutip dari Materi Ratna S, 2004)



B. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional
1. Pengertian
Model Asuhan Keperawatan ProIesional adalah sebagai suatu sistem (struktur,
proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat proIesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut
(HoIIart & Woods, 1996).
2. Dasar pertimbangan pemilihan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP).
Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (199) mengidentiIikasikan 8 model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit
adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan akan
berdampak terhadap suatu stress, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam
penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998;
143) yaitu:
a.Sesuai dengan visi dan misi institusi
b.Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.
c.EIisien dan eIektiI penggunaan biaya.
d.Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.
e.Kepuasan kinerja perawat.
3. 1enis Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MAKP)
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode
pemberian asuhan keperawatan proIesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan
di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
6

Model Iungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
Model ini berdasarkan orientasi tugas dari IilosoIi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
(Nursalam, 2002). Model pelayanan keperawatan dilaksanakan berdasarkan tugas yg
ditentukan oleh kepala unit keperawatan ( head nurse ). Model ini cocok untuk
keadaan darurat,tetapi kurang untuk meningkatkan mutu askep
(gillies,1989;tomey,1992 ).
Model MAKP Fungsional :









1) Keuntungan:
- Perawat trampil untuk tugas tertentu
- EIisien, memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi
staI atau peserta didik yang praktek untuk keterampilan tertentu
2) Kerugian:
- Pelayanan Keperawatan terpilah-pilah
- Sulit membangun hubungan perawatpasien, karena
tidak adanya saling percaya
- Kemungkinan pasien merasa tidak puas
b. Metode keperawatan Medular.
Metode keperawatan medular adalah suatu variasi dari metode keperawatan
primer dan metode Tim. Metode ini memiliki kesamaan dengan metode primer dan
metode tim (Gillies, 1994). Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena
7

baik perawat proIessional maupun non proIessional bekerja bersama dalam
memberikan askep di bawah kepemimpinan seorang perawat proIesinal disamping
itu dikatakan memiliki kesamaaan dengan metode keperawatan primer karena dua
atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak
masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu Follow up
care.Dalam memberikan askep dengan menggunakan metode keperawatan moduler,
satu tim yang terdiri dua hingga tiga perawat memiliki tanggung jawab penuh pada
sekelompok pasien sekitar 8-12 orang ( Magargau, 1987. Hal ini tentu saja dengan
suatu persyaratan peralatan yang dibutuh perawatan cukup memadai.
Sekalipun dalam memberikan askep dengan menggunakan metode ini di lakukan
oleh dua hingga tiga perawat, tanggungjawab yang paling besar tetap ada pada
perawat proIessional.Perawat proIessional juga memiliki kewajiban untuk
membimbing dan melatih non proIessional. Apabila perawat proIessional sebagai
ketua tim tidak masuk tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat
proIessional lainnya. Peran perawat kepala ruang diarahkan dalam hal membuat
jadual dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota untuk bekerja sama, dan
berperan sebagai Iasilitator, pembimbing serta mivator
Struktur Organisasi Ruang Perawatan MPKP















Kepala Ruang Rawat
PP1 PP3 PP2
CCM
PAGI
SORE
MALAM
LIBUR/CUTI
PA

PA
PA

PA

PA

PA

PA
PA

PA
PA

PA
PA

PA

PA


PA


PA

PA

PA
PA

PA
8








.. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus
Metoda manajemen kasus sering digunakan dalam perangkat pelayanan
kesehatan masyarakat, psikiatri dan diadopsi dalam asuhan pasien rawat inap, berIokus
pada populasi semua pasien penyakit dalam dan beresiko tinggi (Cardiac arrest).
Manajemen kasus adalah model yang digunakan untuk mengidentiIikasi, koordinasi, dan
monitoring implementasi kebutuhan pelayanan untuk mencapai asuhan yang diinginkan
dalam periode waktu tertentu.
Elemen penting dalam manajemen kasus meliputi :
1) Kerjasama dan dukungan dari semua anggota pelayanan dan anggota kunci dalam
organisasi ( Administrator, dokter dan perawat).
2) KualiIikasi perawat manajer kasus.
3) Praktek kerjasama Tim.
4) Kualitas sistem manajemen yang diterapkan.
) Menggunakan prinsip perbaikan mutu yang terus menerus.
6) Menggunakan Critical pathway (hasil) atau asuhan MAPS (Multidisciplinary
Action Plans) yaitu kombinasi Clinical Path dengan Care Plans.
7) Promosi praktek keperawatan proIesional
Dalam 1 unit diperlukan 2 manajer kasus yang bekerja mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dan memIasilitasi
asuhan sekelompok pasien. Idealnya 1 orang manajer kasus mempunyai 10 1 kasus
pasien dimana perkembangan pasien akan diikuti terus oleh manajer kasus dari masuk
sampai pulang. Bila diperlukan mengikuti perkembangan pasien di rawat jalan.
Keuntungan dari manajemen kasus meningkatnya mutu asuhan karena perkembangan
kesehatan pasien dimonitoring terus menerus sehingga selalu ada perbaikan bila asuhan
yang diberikan tidak memberikan perbaikan, dan adanya kerjasama yang harmonis antara
9

manajer kasus dengan tim kesehatan lain merupakan elemen penting yang mempengaruhi
meningkatnya mutu asuhan, menurunnya komplikasi dan biaya menjadi lebih eIektiI.
Manajer kasus melakukan monitoring terhadap asuhan keperawatan yang
dilaksanakan oleh tenaga perawat dan non keperawatan.




Struktur Manajemen Kasus I






Struktur Manajemen Kasus II







Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shiIt dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti
isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari IilosoIi
keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien
tertentu (Nursalam, 2002).
Administrator Keperawatan
Manajer kasus
Peny.Dalam
Manajer kasus
Pediatrik
Manajer
Kasus OB
Administrator Keperawatan
Manajer kasus
Resiko tinggi
Ps. Cardiac
arrest
Manajer kasus
Resiko tinggi
Ps. Pediatrik
Manajer kasus
Resiko tinggi
Ps. OB
10

Metoda ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat untuk
memberikan asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok klien.
1) Keuntungan:
Asuhan yang diberikan komprehensiI,berkesinambungan dan holistik.
2) Kerugian:
Kurang eIisien karena memerlukan perawat proIesional dengan keterampilan
tinggi dan imbalan yang tinggi, sedangkan masih ada pekerjaan yang dapat
dikerjakan oleh asisten perawat.

d. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Adalah suatu metode pemberian askep dimana perawat proIessional
bertanggungjawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam. Tanggungjawab meliputi pengkajian pasien,perencanaan,
implementasi, dan evaluasi askep dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien
dinyatakan pulang ini merupakan tugas utama perawat primer yang di bantu oleh
perawat asosiet. Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode
keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer
(primary nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan
dan bersiIat komprehensiI serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat
primer biasanya mempunyai 4 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam
selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan
dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer
sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain
(associate nurse)
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.
Struktur Keperawatan primer

Pasien / client
Perawatan pasien
total 24 jam/hari
Perawat Primer
Konsultasi dg Dokter or
Komunikasi dg
11










1) Keuntungan
a) Otonomi, motivasi, tanggung jawab & tanggung gugat perawat meningkat.
b) Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
c) Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
d) Terciptanya kolaborasi yang baik.
e) Penugasan pasien oleh seorang perawat primer.
2) Kerugian:
a) Ruangan tidak memerlukan perawat pelaksana, harus perawat proIesional.
b) Biaya yang diperlukan banyak
e. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat proIesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatankelompok klien melalui upaya kooperatiI dan
kolaburatiI ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang
tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron &
Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat proIesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang eIektiI penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
12

Metode ini di gunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya .
Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkordinasikan seluruh kegiatan
asuhan keperawatan dalam tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh
kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan
metode penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan yang berpusat
pada pasien. Ketua tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana keperawatan
pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat.Oleh
karena kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim
seringkali melakukan pertemuan bersama dengan anggota timnya (konIerensi tim)
guna membahas kejadian-kejadian yang di hadapi dalam pemberian askep.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga proIessional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Peran kepala ruangan:
1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staI
2. Membantu staI menetapkan sasaran dari unit/ruangan
3. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan
4. Mengorientasikan tenaga yang baru tentang Iungsi metode tim keperawatan
. Menjadi Narasumber bagi ketua tim
6. Mendorong staI untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
7. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
Tugas dan tanggung jawab ketua tim :
1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan klien sejak masuk
sampai pulang
2. Mengorientasikan klien yang baru dan keluarganya
3. Mengkaji kondisi kesehatan klien dan keluarganya
4. Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan
. Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim
6. Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan tindakan
keperawatan
13

7. Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan
8. Melaksanakan tindakan keperawatan terntu
9. Mengembangkan perencanaan pulang
10.Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
anggota tim
11.Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim kesehatan lainnya
untuk membahas perkembangan kondisi pasien
12.Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konIrensi
13.Mengevaluasi pemberian Askep dan hasil yang di capai serta
pendokumentasiannya
Tugas dan tanggung jawab anggota tim
1. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim
2. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan
3. Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnose keperawatan
dan membuat rencana keperawatan
4. Membantu ketua tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
. Membantu/bersama dengan ketua tim mengorientasikan pasien baru
6. Mengganti tugas pembantu keperawatan bila perlu
Tugas dan tanggung jawab pembantu keperawatan
1. Membersihkan ruangan dan meja pasien
2. Menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk tindakan keperawatan
3. Membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
4. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan
. Mengurus pemberangkatan dan pemulangan pasien konsul
6. Mengatur urinal dan pispot ked an dari pasien.
Dalam keperawatan tim, perawat proIesional dapat mempraktekan kemampuan
kepemimpinannya secara maksimal. Kepemimpinan perawat ini menjadi kunci
keberhasilan praktek keperawatan dan menjamin asuhan keperawatan bermutu bagi
pasien.
Struktur model Tim


Kepala ruangan
Ketua Tim - Ners Ketua Tim - Ners
Angg.Tim : Ners, Pr Dipl, Angg.Tim : Ners, Pr Dipl,
14










Strategi Kerja Dari Tim
Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan keluarga akan diterima oleh
Ketua Tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua tim akan
memberikan orientasi tentang ruang, peraturan-peraturan ruangan, perawat
bertanggung jawab (ketua tim) dan anggota tim.
Ketua tim (dapat dibantu oleh anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian
membuat rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada
setelah terlebih dahulu melakukan analisa dan modiIikasi terhadap rencana
keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien.
Setelah menganalisa dan memodiIikasi rencana keperawatan, ketua tim
menjelaskan rencana keperawatan tersebut kepada anggota tim, selanjutnya anggota
tim akan melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan
tersebut dan rencana tindakan medis yang dituliskan pada Iormat tersendiri. Tindakan
yang telah dilakukan oleh anggota tim lalu didokumentasikan pada Iormat yang
tersedia.
Bila anggota tim yang menerima pasien baru pada sore dan malam hari atau
pada saat hari libur, pengkajian awal dilakukan oleh anggota tim terutama yang terkait
dengan masalah kesehatan utama pasien, anggota tim membuat masalah keperawatan
yang utama dan melakukan tindakan keperawatan dengan terlebih dahulu
mendiskusikannya dengan penanggung jawab sore/malam/hari libur. Saat ketua tim
ada, pengkajian dilengkapi oleh ketua tim, kemudian membuat rencana yang lengkap
dan selanjutnya akan menjadi panduanbagi anggota tim dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
1

Pada dinas pagi, ketua tim bersama anggota tim melakukan operan dari dinas
malam (hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan), selanjutnya dengan
anggota tim pagi melakukan konIerens tentang permasalahan pasien, pembagian
pengelolaan pasien untuk tiap anggota tim, dan mengkoordinasikan tugas yang harus
dilakukan oleh anggota tim.
Selain dengan anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi langsung
dengan dokter, ahli gizi dan tim keehatan lain untuk membahas perkembangan pasien
dan perencanaan baru yang perlu dibuat. Selain itu mengidentiIikasi pemeriksaan
penunjang yang telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya. Bila terdapat rencana
baru atau ada tindakan tertentu yang harus dilakukan, maka ketua tim akan
mengkomunikasikan kepada anggota tim untuk melaksanakannya. Jika terdapat
tindakan spesiIik yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh anggota tim maka ketua
tim yang akan melakukan langsung tindakan tersebut. Terutama dalam melakukan
intervensi pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga akan dilakukan oleh ketua
tim yang didasarkan atas hasil pengkajian pada kebutuhan peningkatan pengetahuan.
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan mandiri oleh ketua tim atau kolaborasi,
misalnya dengan ahli gizi untuk penjelasan mengenai diet pasien yang benar.
Selama anggota tim melakukan asuhan keperawatan pada pasien, ketua tim
akan memonitor tindakan yang dilakukan dan member bimbingan pada anggota tim.
Anggota tim selama melakukan asuhan keperawatan harus mendokumentasikan semua
tindakan yang telah dilakukan pada Iormat-Iormat yang terdapat dipapan dokumentasi.
Kemudian ketua tim akan memonitor dan mengevaluasi dokumentasi yang dibuat oleh
anggota tim.
Setiap hari ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien dengan
mendokumentasikan pada Iormat catatan perkembangan dengan metoda SOAP (data
subjektiI, data objektiI, analisa dan perencanaan) catatan perkembangan pasien ini
bagi anggota tim juga menjadi penuntun dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien.
Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah keunit perawatan lain, ketua tim
akan membuat resume keperawatan sebagai inIormasi tentang asuhan keperawatan
yang telah diberikan pada pasien selama dirawat, yang berisi masalah-masalah pasien
yang timbul dan masalah yang sudah teratasi, tindakan keperawatan yang telah
dilakukan dan pendidikan kesehatan yang telah diberikan.
16

Pada penggantian dinas pagi-sore dilakukan peran anggota tim sore yang
didampingi oleh ketua tim. Komponem utama yang diinIormasikan dalam operan
antara lain keadaan umum pasien, tindakan/intervensi yang telah dilakukan dan atau
tindakan yang belum dilakukan, hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh perawat
dinas sore dan malam yang berkaitan dengan perencanaan keperawatan pasien yang
akan dibuat oleh ketua tim. Selanjutnya bila perlu, ketua tim melengkapi inIormasi-
inIormasi penting yang belum disampaikan kepada dinas sore. Anggota tim juga
menulis laporan pagi/sore/malam pada Iormat yang tersedia.
Pendistribusian tim dalam kegiatan shiIt:
Dibawah ini sebagai contoh system pendistribusian tim :
Kegiatan shift TimI/Kt.Tim TimII/Kt.Tim TimIII/Kt.Tim
Pagi
Sore
Malam
2 anggota tim
2 anggota tim
2 anggota tim
3 anggota tim
2 anggota tim
2 anggota tim
3 anggota tim
2 anggota tim
2 anggota tim
8 pasien 9 pasien 8 pasien

Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002):
1) Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konIlik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
2) Kelemahan :
- Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konIerensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
- Akuntabilitas dalam tim kabur
- Perawat tidak trampil berlindung pada perawat lain yang trampil

. Tanggung 1awab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Tim (Nursalam, 2002) :
a.1anggung jawab anggota tim:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
17

2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3) Memberikan laporan.
b.1anggung jawab ketua tim:
1)Membuat perencanaan.
2)Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
3)Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
4)Mengembangkan kemampuan anggota.
)Menyelenggarakan konIerensi.
c.1anggung jawab kepala ruang:
1) Perencanaan
a) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing- masing.
b) Mengikuti serah terima pasien di shiIt sebelumnya.
c) MengidentiIikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan
pulang bersama ketua tim.
d) MengidentiIikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktiIitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.
e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
I) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patoIisiologis, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:
- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keparawatan.
- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
- Memberikan inIormasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
RS.
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i) Membantu membimbing terhadap peserta didik keprawatan.
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
18

b) Merumuskan tujuan metode penugasan.
c) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua
tim membawahi 2 3 perawat.
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
I) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
h) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua
tim.
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
j) IdentiIikasi masalah dan cara penanganannya.
3) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b) Membrikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik.
c) Memberikan motivasi dlam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
d) MenginIormasikan hal hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep pasien.
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
I) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
g) Meningkatkan kolaburasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien.
b. Melalui supervisi:
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi
kelemahannya yang ada saat itu juga.
19

- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daItar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas.
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
- Audit keperawatan.



Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan ProIesional (MAKP) Tim







Team Nursing (Marquis & Huston, 1998,p. 149)

5. Kegiatan Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Terdapat 4 metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode Iungisonal,
metode kasus, metode tim dan metode keperawatan primer (Gillies, 1989).Dari
keempat metode ini, metode yang paling memungkinkan pemberian pelayanan
proIesional adalah metode tim dan primer. Dalam hal ini adanya sentralisasi obat,
timbang terima, ronde keperawatan dan supervisi (Nursalam, 2002).
a. Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran
perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ alur yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko
kerugian baik secara materiil maupun secara non material dapat dieliminir.
1) Tujuan
Kepala Ruang
Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim
StaI Perawat StaI Perawat StaI Perawat
Pasien/Klien Pasien/Klien Pasien/Klien
20

a) Tujuan Umum
- Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien, terutama dalam pemberian
obat.
- Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun
secara moral.
- Mempermudah pengelolaan obat secara eIektiI dan eIesien.
b) Tujuan Khusus
- Menyeragamkan pengelolaan obat.
- Mengamankan obat obat yang dikelola.
- Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,
waktu, dan cara.
2) Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi)
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi) adalah pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh
perawat.
a) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan pada staI yang ditunjuk.
b) Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
c) Penerimaan obat :
Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat.
Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oelh keluarga / klien dalam
buku masuk obat. Keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan/ bilamana obat tersebut akanhabis.
Klien/ keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta sediaan obat.
Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat.
d) Pembagian obat
Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daItar
pemberian obat.
21

Obat obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang etrcantum dalam buku daItar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di
instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada klien.
Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan eIek samping.
Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi oleh kepala ruangan/
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.
Obat yang hampir habis diinIormasikan pada keluarga dan kemudian
dimintakan kepada dokter penanggung jawab pasien.

e) Penambahan obat baru
InIormasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus
dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
Obat yang bersiIat tidak rutin maka dokumentasi hanya dilakukan pada
buku masuk obat dan selanjutnya diinIormasikan pada keluarga dengan
kartu khusus obat.
I) Obat Khusus
Sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute
pemberian obat yang cukup sulit, memiliki eIek samping yang cukup
besar.
Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus.
InIormasi yang diberikan kepada keluarga/ klien : nama obat, kegunaan,
waktu pemberian, eIek samping, penanggung jawab obat, dan wadah
obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.
3) Pengelolaan obat tidak penuh ( desentralisasi)
a) Penerimaan dan pencatatan obat
- Obat yang telah diambil oelh keluarga diserahkan pada perawat.
- Obat yang diserahkan dicatat dalam buku masuk obat.
- Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga / pasien.
- Penyluhan tentang : rute pemberian obat, waktu pemberian, tujuan, eIek
samping.
22

- Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga / pasien dan
menandatangani lembar penyuluhan.
b) Pemberian obat
- Perawat melakukan kontroling terhadap pemberian obat.
- Dicek apakah ada eIek samping, pengecekan setiap pagi hari untuk
menentukan obat benar benar diminum sesuai dosis.
- Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan perhitungan diklariIikasi
dengan keluarga.
c) Penambahan obat
- Penambahan obat dicatat dalam buku masuk obat.
- Melakukan penyuluhan oabt baru sebelum diserahkan pada pasien.
d) Obat khusus
- Penyuluhan obat khusus diberikan oleh perawat primer.
- Pemberian obat khusus sebaiknya oleh perawat.
b. Timbang Terima
Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan )
yang berkaitan dengan keadaan klien.
1) Tujuan
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
c) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2) Langkah langkah
a) Kedua shiI dalam keadaan siap.
b) ShiI yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan
disampaikan.
c) Perawat primer menaympaikan kepada penanggung jawab shiI yang
selanjutnya meliputi ; kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
d) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu buru.
e) Secara langsung melihat keadaan klien.
3) Prosedur timbang terima
a) Persiapan
O Kedua kelompok sudah siap.
23

O Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b) Pelaksanaan
O Timbang terima diloaksanakan setiap pergantian shiI.
O Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komperhensiI yang berkaitan tentang
masalah keperawatan, rencana tindakan yang sudah dan belum dilakukan
serta hal penting lannya.
O Hal yang bersiIat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga
berikutnya.
O Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima: identitas dan
diagnosa medis, masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum
dilakukan, intervensi
4) Alur timbang terima

















ambar Alur Timbang Terima

Pasien
Diagnosa medis masalah
kolaburatiI
Yang telah dilakukan
Perkembangan
keadaan klien
Yang akan dilakukan
Rencana tindakan
Diagnosa Keperawatan
Masalah:
Teratasi
Belum
Sebagian
Baru
24




.. Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim.
1) Tujuan
a) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c) Meningkatkan validitas data klien.
d) Menilai kemampuan justiIikasi.
e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
I) Meningkatkan kemampuan untuk memodiIikasi rencana perawatan.
2) Peran
a) Ketua Tim dan Anggota Tim
O Menjelaskan keadaan dan data demograIi klien.
O Menjelaskan masalah keperawata utama.
O Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
O Menjelaskan tindakan selanjutnya.
O Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b) Peran Ketua Tim lain dan atau konselor
O Memberikan justiIikasi
O Memberikan reinIorcement.
O Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
O Mengarahkan dan koreksi.
O Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
3) Persiapan
a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2

b) Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
4) Pelaksanaan
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
diIokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justiIikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.











) Langkah langkah











PP
MASALAH
TERATASI
Aplikasi hasil
analisa dan diskusi
Penyajian data
- Apa yang menjadikan masalah
- Cross cek data yang ada
- Apa yang menyebabkan masalah yang
tersebut
- Bagaimana pendekatan ( proses,
SAK,SOP)
Proposal
Tahap praronde
Penetapan pasien
Validasi data
Tahap ronde pada
bed pasien
Persiapn pasien:
- inIorm consent.
- hasil pengkajian/ intervensi data
Diskusi karu, PP, perawat konselor
Analisis data
26





ambar Langkah langkah ronde keperawatan
6) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
7) Supervisi













Gambar Alur supervisi
d. Sistem kategori asuhan keperawatan
Katagori asuhan keperawatan pasien :
1) Askep minimal, kriteria :
W Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
W Makan dan minum dilakukan sendiri
W Ambulasi dg pengawasan
W Observasi ttv dilakukan setiap shiIt
W Pengobatan minimal, status psikologis stabil
2) Askep sedang, kriteria :
W Kebersihan diri dibantu. Makan minum dibantu
W Observasi TTV setiap 4 jam
W Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
KARU
Kwalitas:
1. Peningkatan kualitas
2. Keuntungan
3. Exsistensi RS.
4. Kepuasan kerja
. Kepuasan pelanggan
6. Standart

Ketua Tim
R : Responsibility
A : Accountability
A : Authority
PENDELEGASIAN
Tujuan & instrumen
supervisi
Kinerja :
1. Pelaksanaan Askep.
2. Dokumentasi
3. Timbang terima
4. Sentralisasi Obat
. Ronde Keperawatan
3 F:
FAIR
FEAD BACK
FOLLOW UP
27

3) Askep agak berat, kriteria :
W Sebagian besar aktiIitas dibantu
W Observasi ttv setiap 2-4 jam sekali
W Terpasang Iolley catheter. Intake output dicatat
W Terpasang inIus
W Pengobatan lebih dari sekali
W Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4) Askep maksimal, kriteria :
W Segala akiIitas diberikan oleh perawat
W Posisi diatur, Observasi TTV setiap 2 jam
W Makan memerlukan NGT. Terapi intravena
W Penggunaan suction
W Gelisah/disorientasi
ClasiIication Categories in Medical-Surgical Units(K.Johnson,1984)
a) Kategori I-SelI Care
1) ADL :
Makan.sendiri atau butuh sedikit bantuan
Berpakaiansendiri
Eliminasi Ketoilet sendiri
ComIort terpenuhi sendiri
2) Keadaan umumbaik. Masuk RS untuk pem.diagnostik, tindakan
sederhana,atau bedah kecil.
3) Kebutuhan pendidikan dan dukungan emosi penjelasan yg bersiIat tindakan
rutin. Pasien tdk mengalami disorientasi.
4) Tindakan/pengobatan tindakan sederhana/pengobatan sederhana.
b) Kategori II minimal .are
1) ADL :
Makan dibantu dlm persiapan makan, pengaturan posisi, atau butuh
dorongan untuk makan. Dapat makan sendiri.
Berpakaian bantuan minimal.
Eliminasi Dibantu ke toilet
Kenyamanan bergerak dg perlu bantuan
2) Keadaan umum Gejala ringan/peny.ringan
28

3) Pendidikan dan dukungan emosibutuh -10 menit/shiIt.Pasien nampak agak
bingung,gelisah tetapi sadar akan pengobatannya.
4) Tindakan/pengobatan 20-30 menit/shiIt. Observasi status mental setiap 2
jam
c) Kategori IIIModerate .are
1) ADL
Makanperlu bantuan, tetapi dapat mengunyah/menelan
Berpakaian Tidak mampu melakukan sendiri
Eliminasi butuh bedpan dan urinal, inkontinen 2 kali/shiIt
Kenyamanan sangat tergantung dan butuh bantuan, perubahan posisi dg
satu orang
2) Keadaan.umum Gejala akut. Butuh monitoring dan evaluasi Iisik dan emosi
2-4 kali/jam
3) Pendidikan dan dukungan emosi 10-30 menit/jam. Pasien mengalami
kebingungan. Dipasang WSD/ inIus dan perlu dimonitor 1 kali/jam. Pasien
mengalami conIusio, gelisah.
4) Tindakan/pengobatan 30-60 menit/shiIt.Memerlukan observasi yg sering
terhadap side eIIect/reaksi alergi. Observasi status mental setiap jam.


d) Kategori IV Extensive Care
1) ADL
Makan tidak dapat melakukan sendiri. Kesulitan menguyah dan
menelan. Dipasang NGT.
Berpakaian Dimandikan/pwt rambut dan mulut, tidak seluruhnya
dibantu.
Eliminasi Inkontinen lebih dari 2 kali/shiIt
Kenyamanan tidak bisa merubah posisi sendiri, dibantu oleh dua orang
2) Keadaan umum peny.serius.menunjukkan adanya gelaja akut perdarahan
dan atau kehilangan cairan
3) Pendidikan dan dukungan emosi--. Butuh lebih 30 menit/shiIt.Pasien
conIusion, gelisah tidak mampu mengontrol pengobatannya/tindakan
29

4) Tindakan/pengobatan lebih dari 60 menit/shiIt. Observasi status mental
sesering mungkin, minimal setiap jam.
e) Kategori V Intensive .are
Monitoring secara terus menerus setiap shiIt.




















PENILAIAN KLASIFIKASI PASIEN
Ruang Rawat : Tgl.Observasi :
Kamar : 1am :
Nama pasien : Diagnosa medik :

No. Katagori tindakan keperawatan Standar skor Skor
I
1
2
3
4
Makan dan minum :
Dilakukan sendiri
Dilakukan dengan bantuan
Menggunakan NGT
Makan dan minum dg bantuan

1
2
3
4

30

II
1
2
3
III
1
2
3
4
Kebersihan diri :
Dilakukan sendiri
Dilakukan dg bantuan
Msl keperawatan kompleks/kep.total
Eliminasi :
Dilakukan sendiri
Dilakukan dg bantuan
Bantuan total
Inkontinen urin/bab

1
2
3

1
2
3
4

IV
1
2
3
4
Aktifitas :
Mobilisasi sendiri
Mobilisasi dengan bantuan
Monbilisasi bantuan dg 2 orang
Tiap mobilisasi dg bantuan
1
2
3
4

Jumlah skor (A)

No Katagori tindakan Keperawatan Standar Skor Skor
V
1
2
3
4

VI
1
2
3
4
Perilaku :
Kesadaran komposmentis
Kesadaran somnolen/gelisah
Kesadaran koma
Psychotic

Perawatan :
Perlengkapan rutin
Pengkajian pasien baru
Observasi : kateter, inIus, O2, dan Vs
Traksi,ganti balutan, dekubitus

1
2
3
4

1
2
3

4

VII
1
2
3
4
VIII
1
2

Terapi :
Rutin dilakukan sendiri
Topikal oitment/suntikan 1-2 kali/hari
InIus
TransIusi
Pendidikan Kesehatan :
Penkes pada pasien dan keluarga
Latihan Mobilisasi

1
2
3
4

1
2

Jumlah Skor (B)
Total skor klasiIikasi (A B) : ......
Katagori :
Skor 1 10 perawatan mandiri (2 jam)
Skor 11 2 perawatan sedang (3- jam)
Skor 26 70 perawatan total (6-8 jam)

WAKTU
KLASIFIKASI
PAGI SORE MALAM
Minimal
Partial
Total
0.17
0.27
0.36
0.14
0.1
0.30
0.07
0.10
0.20
31

Sumber : Douglas,1984

Contoh :
Ruang rawat bedah RSUD Andi Djemma Masamba : 30 pasien 10 minimal, 1
partial, total.
Jumlah. Perawat diperlukan untuk jaga pagi :
W 0 x 0.17 1.7
1 x 0.27 4.0
x 0.36 1.8
---------------------
.8 perawat u/ pagi.
Rata2 kebut.perawat di ruang bedah :
- Perawat shiIt ..orang (sesuai perhit.)
- Libur cuti orang
- Ketua Tim orang
- Kep.Ruangan orang
---------------------------------------
orang
Arndt & Huckabay, 197 (Gillies,1994)Formula Gillies :
A X B X C F
-------------- ---- H
( C D )E G
A rata2 jam rawat diperlukan pasien/hari
B rata2 sensus harian pasien
C jumlah hari/tahun 36 hari
D rata2 hari libur perawat/thn.
E jlm jam kerja perawat/hari(7/8 jam)
F jam perawatan yg dibutuhkan/thn
G jam perawatan yg diberikan masing2 perawat/thn
H jlm.perawat yg dibutuhkan di ruang rawat.
W Penentuan jumlah rata-rata jam perawatan pasien dengan mempertimbangkan :
1. minimal care 1-2 jam/24 jam
2. partial care 3-4 jam/24 jam
3. total care ~ -6 jam/24 jam
Contoh : Apabila di ruang rawat bedah 30 pasien (MC10, PC 1, TC )/maka
jlm rata2 jam perawatan adalah :
MC 10 x 2 20 jam/24 jam
PC 1 x 4 60 jam/24 jam
TC x 6 30 jam/24 jam
110 : 30 3.66 4 jam (A)
Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
1. Rawat Inap
1.1. Berdasarkan klasiIikasi pasien
Cara perhitungan berdasarkan :
W Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
W Rata-rata pasien perhari
32

W Jam perawatan yg diperlukan/hari/pasien
W Jam perawatan yg diperlukan/ruangan/hari
W Jam kerja eIektiI setiap perawat7/8 jam/hari
Contoh : Cara perhitungan dalam satu ruangan :
No. 1enis/
Kategori
Rata-rata
pasien/hari
Rata-rata jam
pwt/pasien/hari
1lm jam
pwt/hari
1.
2.
3.
4.
.
Pasien peny. Dalam
Pasien bedah
Pasien gawat
Pasien anak
Pasien kebid.
Jumlah
10
8
1
3
1
23
3.
4
10
4.
2.
3
32
10
13.
2.
93.0
JUMLAH 23 93,0

Ket. :
Jadi jlm tenaga kep. yang diperlukan adalah :
Jlm jam perawatan
------------------------- 93/7 13 perawat
Jam kerja eIektiI per shiIt

Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah (Iaktor koreksi) dengan :
Hari libur/cuti/hari besar (loss day) :
Jlm hari minggu dlm 1 thn cuti hari besar x jlm perawat tersedia
Jumlah hari kerja eIektiI


2 12 14 78 hari x 13 3.
286
Jlm tenaga kep. Yg mengerjakan tugas2 non kep. (non-nursing jobs) seperti contoh :
membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat2 makan
pasien, dll diperkirakan 2 dari jam pelayanan kep.
Jlm tenaga kep. loss day x 2
100
13 3. x 2 4.1
33

100
Jumlah tenaga : tenaga yg tersedia Iaktor koreksi 16. 4.1 20.6 (dibulatkan 21
perawat)
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh di atas adalah 21 orang.

1.2. Tingkat ketergantungan pasien Pasien diklasiIikasikan dalam beberapa katagori yg
didasarkan pada kebuth. Thd askep, meliputi :
W Askep minimal (minimal care)
W Askep sedang
W Askep agak berat
W Askep maksimal
Contoh kasus :
No. Katagori Rata-rata jlm
pasien /hari (riset
LN)
Jlm jam
pwt/hari
Jlm jam
pwt/hari
(c x d)
1.
2.
3.
4.
Askep minimal
Askep sedang
Askep agak berat
Askep maksimal
7
7
11
1
2
3.08
4.1
6.16
14
21.6
4.6
6.16
Jumlah 26 6,16 87,37
Jumlah perawat yg dibutukan adalah :
Jlm jam pwt diruangan /hari
Jam eIektiI perawat
87.37 12.
7
Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah (Iaktor koreksi) dgn :
Hari libur/cuti/hari besar (loss day) :
Jlm hari Minggu 1 thn 1xcuti hari besar x jlm pwt yg diperlukan
Jumlah hari kerja eIektiI
2 12 14 78 hari x 12. 3.4 orang
286
Tenaga kep. Yg mengerjakan pekerjaan non kep. (non-nursing jobs) seperti contohnya
: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat2 makan
pasien, dll diperkirakan 2 dari jam pelayanan kep.
34

12. 3.4 x 2 3.9
100
Jlm tenaga : tenaga yg tersedia Iaktor koreksi 1.9 3.9 19.8 (dibulatkan 20 perawat)
Jadi tenaga kep. Yg dibutuhkan dalam contoh kasus di atas adalah sebanyak 20 orang.

e. Peren.anaan pulang
1) Definisi
Perencanaan pulang adalah masalah multidisiplin atau interaksi. Ini
adalah proses dimana proIesional perawatan kesehatan, pasien dan keluarga
mereka berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontunuitas perawatan
yang diperlukan pasien. Perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, terapeutik, rehabilitatiI dan perawatan biasanya. Ini juga harus
termasuk kebutuhan non medis.
Perencanaan pulang juga dapat diartikan sebagai mekanisme untuk
memberikan perawatan kontinu, inIormasi tentang kebutuhan kesehatan
berkelanjutan setelah pulang, perjanjian evaluasi dan instruksi perawatan diri.
2) Proses rencana pemulangan
Proses rencana pemulangan meliputi :
O Mengkaji dan mendiagnosis kebutuhan rencana pemulangan
O MengidentiIikasi masalah utama
O Menyusun rencana dan menyusun tujuan untuk pasien
O Membagi dan menguji rencana sesuai kebutuhan
O Mengukur hasil
O Mengevaluasi program dan membuat perubahan sesuai kebutuhan
O Mendokumentasikan tindakan
O Evaluasi rencana.
3) ManIaat Membuat Perencanaan Pulang
O Rencana pemulangan diperlukan oleh Badan Regulasi dan Akreditasi seperti
Joint Commission on Acreditation oI Healthcare Organization (JCAHO)
O Ini di perlukan oleh bimbingan kerja sosial nasional dan Negara bagian
O Rencana antisipasi dan dokumentasikan menurunkan jumlah berulangnya dan
penyangkalan retroaktiI dari asuransi, medicare dan medicaid
3

O Menurunkan jumlah kekambuhan, penerimaan kembali di Rumah Sakit, dan
kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa
diagnosis
O Menjamin penggunaan yang tepat tenaga perawatan kesehatan, penggunaan
optimal simber- sumber dan pelayanan, dan memotong duplikasi pelayanan
O Membantu pasien memahami kebutuhan untuk setelah perawatan dan biaya
pengobatan
O Menjamin sumber- sumber komunitas dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan keluarga

4) Hal- hal yang mempengaruhi perencanaan pulang
Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel
yaitu :
O Derajat penyakit/ kesehatan pada kontinum
O Hasil yang diharapkan dari perawatan
O Durasi perawatan yang dibutuhkan
O Jenis- jenis pelayanan yang diperlukan
O Komplikasi tambahan (mis perluasan pelayanan)
O Ketersediaan sumber- sumber
. Dokumentasi Asuhan keperawatan (Ratna Sitorus, 2001)
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan
kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang baik inIormasi mengenai keadaan
kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan. Disamping itu
dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan.
Secara lebih spesiIik dokumentasi berIungsi sebagi sarana komunikasi antar proIesi
kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk
penelitian, sebagai bukti pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan
keperawatan, dan sarana untuk pemantauan asuhan keperawatan. Dokumentasi dibuat
berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan pemecahan
masalah terdiri dari Iormat pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan
keperawatan dan catatan perkembangan pasien.
Pada model PKP juga terdapat Iormat dokumentasi seperti disebutkan diatas,
namun pada model ini dikembangkan standar rencana keperawatan berdasarkan
36

literatur. Penetapan standar rencana keperawatan ini diharapkan dapat membuat
eIisiensi waktu bagi perawat.
Catatan tindakan keperawatan juga dibuat lebih spesiIik untuk memungkinkan
pendokumentasian semua tindakan keperawatan. Catatan perkembangan pasien juga
dilakukan setiap hari yang bertujuan menilai tingkat perkembangan pasien. Rencana
keperawatan dan catatan perkembangan pasien dilakukan oleh PP dan catatan tindakan
dilakukan oleh PP dan PA atau sesuai perannya masing- masing.



















Task 1.
1. Pada ruang bedah RSUD Andi Djemma pada bulan Desember 2009 ditemukan data :
Tingkat ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tkt Ketergantungan Jml Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 3 ........... ............ ........
Parsial 6 ........... ............ ........
Total 3 ........... ............ ........
37

Jumlah 12 ........... ............ ........

Berapakah jumlah perawat yang dibutuhan untuk dinas pagi, sore dan malam ?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

2. Berdaskan model-model MAKP yang telah anda pelajari, jika anda menjadi KARU di
RSD dengan keterbatasan alat dan Iasilitas, variasi tingkat pendidikan, model apakah
yang akan anda terapkan, dan tuliskan alasannya !
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................



Nama : Nim : ParaI :

BAB II
ORANISASI PROFESI KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : Memahami organisasi profesi keperawatan
1ujuan instruksional :Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Pengertian organisasi
2. Ciri-ciri organisasi proIesi keperawatan
3. Peran organisasi proIesi
38

4. Fungsi organisasi proIesi
. ManIaat organisasi proIesi
6. Organisasi perawat Indonesia, Berdirinya PPNI
7. Tujuan PPNI
8. Fungsi PPNI
9. Struktur organisasi PPNI
10.Program kerja utama PPNI
11.Kewajiban anggota PPNI
12.Hak anggota PPNI
13.Tugas pokok PPNI
14.Keanggotaan PPNI
1.Organisasi Keperawatan internasional

A. Pengertian Organisasi
Organisasi dideIinisikan sebagai setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara Iormal yang tercermin pada
hubungan sekelompok orang yang disebut pimpinan dan sekelompok orang yang disebut
bawahan (Siagian, 1996). Menurut Muhammad (199) berpendapat bahwa organisasi adalah
suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum
melalui pembagian pekerjaan dan Iungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab. Jadi
organisasi mempunyai karakteristik yaitu mempunyai struktur, mempunyai tujuan, saling
berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain dan tergantung kepada komunikasi manusia
untuk mengkoordinasikan dalam organisasi tersebut. Organisasi proIesi merupakan organisasi
yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai proIesi dan
bergabung bersama untuk melaksanakan Iungsi-Iungsi sosial yang tidak dapat mereka
laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.
B. Profesi
Menurut Schein, E.H, 1962, dikutip Kusnanto, 2003 proIesi adalah suatu kumpulan
atau sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu sekumpulan norma yang sangat khusus,
yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. Menurut Hall, 1968 (dikutip
Kusnanto, 2003) menyatakan bahwa peralihan suatu pekerjaan menjadi proIesi terjadi
melalui empat tahapan, sebagai berikut :
39

1) Memperoleh badan pengetahuan (body of knowledge) dari institusi pendidikan tinggi
(institution of hingher learning).
2) Menjadi pekerjaan utama (ull-time occupation).
3) Membentuk organisasi proIesi.
4) Menyusun kode etik.
Jadi yang dimaksud proIesi adalah organisasi yang terdiri dari praktisi yang
menetapkan diri sebagai ahli yang mampu bergabung bersama melaksanakan Iungsi sosial
yang tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri serta merupakan asosiasi yang bersiIat sukarela
(GaIIar, 1997). Dalam nternational ouncil of ursing, dinyatakan bahwa organisasi proIesi
bertujuan mencapai persatuan dan kesatuan yang kokoh diantara anggotanya, peningkatan
mutu dan kesejahteraan anggotanya disertai peningkatan mutu pelayanan serta terjalnnya
hubungan kerjasama dengan organisasi proIesi yang lain (GaIIar, 1997).
Menurut Achir Yani (2001), Iungsi organisasi proIesi keperawatan adalah :
1) Menetapkan standar pendidikan dan praktek keperawatan.
2) Mengatur regulasi (registrasi, lisensi dan akreditasi).
3) ollective bergaining.
4) Mengembangkan ilmu keperawatan.
) Membina kehidupan proIesi dimasa yang akan datang melalui sosialisasi Iormal dan
inIormal.
6) Komunikasi dan perlindungan nilai-nilai- dan kontribusi terhadap masyarakat.
7) Memperhatikan kesejahteraan sosial para anggotanya.
8) ProaktiI dalam menetapkan kebijaksanaan nasional.


C. Ciri-.iri organisasi profesi
Menurut ProI. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :
1. Umumnya untuk satu proIesi hanya terdapat satu organisasi proIesi yang para
anggotanya berasal dari satu proIesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan
dengan dasar ilmu yang sama
2. Misi utama organisasi proIesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi
proIesi serta memperjuangkan otonomi proIesi
40

3. Kegiatan pokok organisasi proIesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar
pelayanan proIesi, standar pendidikan dan pelatihan proIesi serta menetapkan
kebijakan proIesi
D. Motivasi Berorganisasi
Seseorang partisipan ketika memasuki organisasi atau kelompok merasa yakin
bahwa kebutuhannya akan bisa terpenuhi jika dilakukan secara berkelompok dibanding
dilakukan secara sendiri. Menurut Duncan (1996), kebutuhan yang mendorong (motivasi)
seseorang bergabung dalam suatu organisasi dibagi kedalam tiga kelompok kebutuhan yaitu :
1) Kebutuhan keamanan
Kesendirian mendorong rasa ketidaknyamanan, sehingga dengan berkelompok bisa
menghadapi masalah-masalah secara bersama.
2) Kebutuahan sosial
Orang yang suka berteman mempunyai kebutuhan untuk beraIiliasi, kebutuhan untuk
menjadi bagian dari suatu kelompok atau organisasi menunjukkan intensitas kebutuhan
sosial.
3) Harga diri dan aktualisasi diri
Seseorang yang kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi, maka keinginan untuk bisa
dihargai dan mengaktualisasikan kemampuannya dengan bergabung dalam ssuatu
kelompok atau organisasi.
E. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah perhimpunan perawat seluruh
Indonesia, didirikan pada tanggal 17 Maret 1974. PPNI merupakan hasil penggabungan dari
beberapa organisasi keperawatan yang ada sebelumnya yaitu Persatuan Djuru Kesehatan
Indonesia (PDKI). Pada kurun waktu 191 198 PDKI diubah menjaddi Persatuan Pegawai
Dalam Kesehatan (PDKI). Pada tahun 1974, PDKI dan organisasi kelompok perawat seperti
Ikatan Perawat Wanita Indonesia (IPW), Ikatan Guru Perawat Indonesia (IGPI) dan Ikatan
Perawat Indonesia (IPI) melebur menjadi satu dengan nama PPNI. (GaIIar, 1997).
Visi dan misi PPNI
Setiap organisasi pasti mempunyai visi dan misi. Visi PPNI adalah :
1) Terwujudnya manajemen organisasi yang mantap dalam setiap hirarki orrrganisasi (pusat,
provinsi, kabupaten/ kota dan komisariat).
41

2) Terlindungnya anggota dengan posisi tawar yang kuat dan kemitraan dengan pemerintah,
masyarakat dan stakeholder yang lain.
3) Terbentuknya konsil keperawatan Indonesia yang mengendalikan mutu pendidikan dan
pelayanan keperawatan berdasarkan undang-undang keperawatan.
4) Mayoritas perawat berkemampuan proIesional diakui melalui sistem penghargaan
berdasarkan jenjang karir dan kesejahteraan terjamin.
) ProaktiI dalam pengembangan kebijaksanaan kesehatan nasionnal dan pencapaian sasaran
pembangunan kesehatan dan mempunyai jaringan kerja nasional dan internasional.
Adapun misi yang diemban PPNI adalah :
1) Meningkatkan kemampuan proIesional anggota secara berjenjang dan berkelanjutan
terutama bagi mayoritas SPK dan setara.
2) Menetapkan sistem manajemen organisasi PPNI, meliputi tiap hirarki organisasi.
3) Menggali sumber daya melalui sistem registrasi keanggotaan dan struktur potensial lain.
4) Memastikan terbentuknya konsil keperawatan Indonesia melalui tertibnya Undang-undang
praktik keperawatan.
) Melindungi kesejahteraan anggota.
6) Menjalin kerjasama dengan berbagai Iihak dalam lingkup nasional maupun internasional.
1. Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi PPNI
a. Tujuan PPNI
Setiap didirikannya suatu organisasi pasti mempunyai tujuan. Tujuan dari PPNI
adalah:
1) Mantapnya persatuan dan kesatuan yang kokoh antara tenaga keperawatan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam upaya kesehatan.
3) Berkembangnya karier dan prestasi kerja tenaga keperawatan sejalan dengan
peningkatan kesejahteraan tenaga keperawatan.
4) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan orang lain, dan beberapa lembaga lain
baik didalam maupun di luar negeri.
b. Tugas pokok PPNI
Di dalan anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI, yang menjadi tugas
pokok PPNI adalah :
1) Dibidang pembinaan organisasi, PPNI bertugas membina kelembagaan, anggota
kader kepemimpinan, hukum dan humas.
42

2) Dibidang pembinaan pendidikan dan pelatihan keperawatan, PPNI bertugas
meningkatkan jangkauan dan mutu pendidikan dan pelatihan keperawatan.
3) Dibidang pembinaan pelayanan keperawatan, PPNI bertujuan meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan keperawatan.
4) Dibidang pembinaan IPTEK, PPNI bertugas mengembangkan penelitian-
penelitian keperawatan dan pengembangan keperawatan.
) Dibidang pembinaan kesejahteraan, PPNI bertugas membina kesejahteraan
anggota dan pembinaan badan-badan usaha antara lain, pembinaan yayasan dan
koperasi.
.. Peran dan Fungsi PPNI
PPNI mempunyai Iungsi sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki persamaan
kehendak sesuai dengan jenis kerja/proIesi dan lingkungan untuk mencapai tujuan
organisasi, mengemban, mengamalkan dan membela Pancasila serta berorientasi pada
program-program pembangunan manusia seutuhnya tanpa membedakan golongan,
suku, keturunan, agama/kepercayan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta
memadukan, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga
keperawatan serta mengembangkan keproIesionalan dan kesejahteraan tenaga
keperawatan.
Peran Organisasi proIesi :
1) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan
2) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
3) Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4) Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan proIesi


Fungsi-Iungsi tersebut diimplementasikan melalui berbagai kegiatan yaitu
1) Menyusun standar kompetensi perawat dan standar perawat dn kependidikan
keperawatan.
2) Menyusun kode etik yang mengatur tindakan dan perilaku keperawatan.
3) Menginisiasi, mempengaruhi regulasi, kebijakan kesehatan nasional dan
internasional.
4) Mendukung penelitian dan evaluasi keperawatan.
43

) Berperan sebagai pusat inIormasi keperawatan dan mendisiminasikannya.
6) Meningkatkan dan memperoleh kesejahteraan perawat.
7) Menunjukkan kepemimpinan dalam keperawatan nasional dan internasional.
8) Memberikan kesempatan bagi perawat untuk mengembangkan kemampuan
proIesional melalui pendidikan keperawatan berlanjut.
9) Memastikan collecting bergaining bagi perawat.
10)Memelihara komunikasi dengan anggota melalui publiksi resmi.
11)Berperan aktiI sebagai perwalian (advokat) konsumen.
12)Mewakili dan berbicara atas nama proIesi keperawatan dengan tenaga kesehatan
lain, organisasi nasional dan internasional, lembaga pemerintah dan badan
pemerintah.
d. Manfaat organisasi profesi
Menurut Bre.kon (1989) manIat organisasi proIesi mencakup 4 hal yaitu :
1) Mengembangkan dan memajukan proIesi
2) Menertibkan dan memperluas ruang gerak proIesi
3) Menghimpun dan menyatukan pendapat warga proIesi
4) Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktiI
dalam mengembangkan dan memajukan proIesi
Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di
Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada
tanggal 17 Maret 197 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi
keperawatan saat itu.
e. Program kerja utama PPNI :
1. Pembinaan organisasi dan keanggotaan
2. Pengembangan dan pembinaan pendidikan
3. Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan
4. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit
. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas
6. Pembinaan dan Pengembangan IPTEK
7. Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan proIesi lain dan organisasi
keperawatan internasional
8. Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan
44

9. Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota
Antisipasi yang harus dilakukan PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat
akan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dalam rangka proIesionalisasi
keperawatan adalah dengan melakukan upaya antara lain :
1. Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan
masyarakat serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh
yang meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep
pendidikan keperawatan proIesional yang berIokus pada penguasaan iptek
keperawatan
2. Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan
selalu berusaha memberikan asuhan keperawatan yang proIesional dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang
keterlaksanaan asuhan keperawatan proIesional diperlukan sumber daya manusia
yang berkualitas. Untuk itu diperlukan pengembangan kemauan tenaga
keperawatan secara kualitatiI dan kuantitatiI dan juga advokasi terhadap perawat.
3. Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan
peran dan Iungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun
standar pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.
4. Mendesiminasikan pengertian keperawatan proIesional serta lingkup
peran,Iungsi,tanggung jawab, dan kewenangan proIesi keperawatan kepada
masyarakat luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.
I. Kewajiban nggota PPAI
1. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.
2. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan
3. Mentaati dan menjalankan segala keputusan
4. Menghadiri rapat yang diadakan organisasi
. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja
6. Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen
7. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan
uang iuran
g. ak nggota PPAI
4

1. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi
dalam hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi
2. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan
mengambangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi
3. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan
4. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak untuk memilih
dan dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai pengurus atau perawatan atau
perwakilan organisasi
Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:
1. Anggota biasa
a. WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
b. Lulus bidang pendidikan keperawatan Iormal dan disahkan oleh pemerintah
c. Sanggup aktiI mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi
d. Penyatakan diri untuk menjadi anggota
2. Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c, d, dan bukan berasal dari
pendidikan perawatan tetapi elah berjasa terhadap organisasi PPNI yang ditetapkan oleh DPP
(dewan pimpinan pusat)
ORANISASI KEPERAWATAN INTERNASIONAL
. International Council of Aurses (ICA)
Merupakan organisasi proIesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli
1899 yang dimotori oleh Mrs. BedIord Fenwick. ICN merupakan Iederasi perhimpunan
perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi
para perawat diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia
untuk membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan
dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan
berdasarkan dan kode eik proIesi keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersiIat
universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi mnausia.
Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia, jenis
kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.
ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva, switzerland.
46

.merican Aurses ssociation (A)
ANA adalah organisasi proIesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun
1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA
berperan dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan proIil keperawatan
proIesional dengan pemberlakukan legislasi keperawatan.
3. Canadian Aurses ssociation (CA)
CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan
ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar
praktek keperawatan, mendukung peningkatan proIesionalisasi keperawatan dan
meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktiI meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek keperawatan mandiri.
4.Aational League for Aursing (ALA)
NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan dengan
keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya) dan
agencies. Didirikan pada tahun 192. Bertujuan untuk membantu pengembangan dan
peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.
5. ritish Aurses ssociation (A)
BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887 oleh Mrs.
Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh perawat di inggris
dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap proIesi keperawatan.





Task 2 :

1. Tuliskan ciri-ciri organisasi proIesi :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

47


2. Tuliskan apa saja manIaat organisasi proIesi yang telah anda rasakan !

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

3. Menurut saudara apa yang seharusnya dilakukan oleh PPNI dalam memperjuangkan
kemandirian dan otonomi proIesi keperawatan sehingga dapat sejajar dengan organisasi
proIesi kesehatan lain ?

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................






Nama : Nim : ParaI :

BAB III
RE&LASI KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : Memahami regulasi keperawatan (registrasi dan praktik
keperawatan)
%ufuan instruksional .Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat .
1. Mengetahui hukum kesehatan dan keperawatan
48

2. Mengetahui pentingnya UU Kesehatan
3. Mengetahui sistem regulasi kerawatan
4. Mengetahui sistem alur perizinan

PENDAH&L&AN
ProIesi Kep.sebagai proIesi caring mengabdi kpd kepentingan kemanusiaan
mempunyai kewajiban mempertimbangkan aspek etik dan hukum dalam praktik keperawatan.
Pertimbangan aspek etik dan hukum, kurang diperhatikan oleh perawat dalam mengelola
asuhan keperawatan. Banyak keputusan perawat tidak mempertimbangkan aspek legal dan
melakukan tindakan yang bertentangan.
UU.23/1992 dan Kepmen.Kes No.1239/2001 merupakan produk hukum yang
mengatur praktik keperawatan. Implikasi aturan di atas memberikan implikasi pada proIesi
keperawatan :
1. Keperawatan diakui dapat menyembuhkan penyakit dan memulihkan kes.pasien.
2. Keperawatan diakui sebagai ilmu
3. Diperlukan landasan hukum untuk melaksanakan Praktik keperawatan
4. Perawat dituntut bertanggung jawab.
A. Hukum kesehatan dan keperawatan
Kesadaran hukum masy.semakin meningkat (sadar akan haknya) kewajiban perawat
berhati-hati dan penuh tanggung jawab.
Produk hukum menuntut perawat bekerja secara proIesional. Bila berdampak negatiI
tuntutan/gugatan (UU :8/99,UU : 23/92.
PPNI Majelis Kode Etik Keperawatan (AD Bab VIII) dilantik 2 Januari 2002.
Wewenang : Menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelangaran
etik proIesi keperawatan (Ps.27)
Undang-Undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan praktik keperawatan :
&& No. 9 tahun 190, tentang pokok-pokok kesehatan
Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur
kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan hukum.
&& No. tahun 193 tentang Tenaga Kesehatan.
UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini membedakan tenaga
kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter, dokter gigi dan
apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan
49

dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten Iarmasi dimana dalam
menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan
tertentu kepada tenaga pendidikan rendah dapat diberikan kewenangan terbatas untuk
menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan langsung. UU ini boleh dikatakan sudah
usang karena hanya mengkalasiIikasikan tenaga kesehatan secara dikotomis (tenaga
sarjana dan bukan sarjana). UU ini juga tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga
kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum
berbagai jenis tenaga sarjana keperawatan seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan
pada posisi yang secara hukum tidak mempunyai tanggung jawab mandiri karena harus
tergantung pada tenaga kesehatan lainnya.
&& Kesehatan No. 1 tahun 19, tentang Wajib Kerja Paramedis.
Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan
rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.
Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga kesehatan yang
dimaksud pada pasaal 2 memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri sehingga peraturan-
peraturan pegawai negeri juga diberlakukan terhadapnya.
UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam
mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU
tersebut sebagai contoh bagaimana sistem rekruitmen calon peserta wajib kerja, apa
sangsinya bila seseorang tidak menjalankan wajib kerja dan lain-lain. Yang perlu
diperhatikan bahwa dalam UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja
pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek
proIesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung jawab terhadap
pelayanannya sendiri.


SK Menkes No. 22/Per/VII/1979 tahun 1979
Membedakan paramedis menjadi dua golongan yaitu paramedis keperawatan (temasuk
bidan) dan paramedis non keperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu dicatat
disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga
keperawatan.
Permenkes. No. 33/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980
0

Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawaan
dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diijinkan mengadakan praktik swasta, sedangkan
tenaga keperawatan secara resmi tidak diijinkan. Dokter dapat membuka praktik swasta
untuk mengobati orang sakit dan bidang dapat menolong persalinan dan pelayanan KB.
Peraturan ini boleh dikatakan kurang relevan atau adil bagi proIesi keperawatan. Kita
ketahui negara lain perawat diijinkan membuka praktik swasta. Dalam bidang kuratiI
banyak perawat harus menggatikan atau mengisi kekurangan tenaga dokter untuk
menegakkan penyakit dan mengobati terutama dipuskesmas-puskesma tetapi secara
hukum hal tersebut tidak dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang
pelayanan di rumah. Bila memang secara resmi tidak diakui, maka seyogyanya perawat
harus dibebaskan dari pelayanan kuratiI atau pengobatan utnuk benar-benar melakukan
nursing care.
SK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 9/Menpan/198, tanggal
November 198, tentang jabatan fungsional tenaga keperawatan dan sistem kredit
point.
Dalam sistem ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya atau naik
pangkatnya setiap dua tahun bila memenuhi angka kredit tertentu.
Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah : Penyenang Kesehatan, yang
sudah mencapai golongan II/a, Pengatur Rawat/Perawat Kesehatan/Bidan, Sarjana
Muda/D III Keperawatan dan Sarjana/S1 Keperawatan.
Sistem ini menguntungkan perawat, karena dapat naik pangkatnya dan tidak tergantung
kepada pangkat/golongan atasannya
&& Kesehatan No. 23 Tahun 1992, merupakan UU yang banyak memberi kesempatan
bagi perkembangan termasuk praktik keperawatan proIesional karena dalam UU ini
dinyatakan tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan,maupun perlindungan
hukum bagi proIesi kesehatan termasuk keperawatan.
Beberapa pernyataaan UU Kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan
pembuatan UU Praktik Keperawatan adalah :
Pasal 53 ayat menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar proIesi dan hak-hak
pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau
melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya
1

Pasal 53 ayat menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hukum bagi
tenaga kesehatan.
B. Sistem regulasi keperawatan
. Pengertian
Sistem regulasi suatu sistem untuk mengendalikan, mengontrol dan memperbaiki
praktik keperawatan agar sesuai standar yang diharapkan
2. 1enis-jenis Regulasi meliputi :
a. Legislasi praktik keperawatan
Proses pemberlakuan/penyempurnaan perangkat hukum dalam praktik
keperawatan yang disesuaikan dengan perkembangan IPTEK keperawatan
1ujuan :
1) Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan.
2) Memberikan inIormasi kepada masayarakat tentang pelayanan yang diberikan
dan tanggung jawab praktisi proIesional.
3) Memelihara kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
4) Memberi kejelasan batas wewenang setiap katagori tenaga keperawatan.
) Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.
6) Memotivasi pengembangan proIesi.
7) Meningkatkan proIesionalisme tenaga keperawatan.
b. Sertifikasi :
Proses pemberian ijasah atau sertiIikat sebagai pengakuan terhadap kualiIikasi
seseorang yang telah menyelesaikan suatu proses pendidikan. Karenanya perlu
penataan sistem pendidikan keperawatan, pendidikan keperawatan berkelanjutan
dan pelatihan yang terprogram.


1ujuan :
1) Memberikan pengakuan terhadap kemampuan penguasaan tentang
pengetahuan, sikap dan skill sesuai pendidikan yang diakui.
2) Menetapkan klasiIikasi tingkat dan lingkup keperawatan sesuai
pendidikannya.
3) Memenuhi persyaratan registrasi.
2

4) Menjelaskan praktik keperawatan dan kekhususan yang dimiliki.
c. Registrasi :
Proses seorang perawat proIesional mendaItarkan dirinya pada badan tertentu
untuk memperoleh pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki dan tanggung
jawab yang diemban.
1ujuan :
1) Memberi perlindungan pada masyarakat penerima jasa keperawatan.
2) Menjamin kemampuan perawat melakukan praktik keperawatan sesuai
wewenang, kode etik dan tanggungjawab.
3) Memperoleh data yang akurat tentang jumlah dan jenis tenaga kep.
4) Menyeleksi perawat asing yang akan bekerja di Indonesia.
d. Lisensi :
Proses administrasi yang dilakukan oleh suatu badan yang diberi kewenangan
untuk menerbitkan Surat Ijin Praktik bagi perawat yang akan melakukan
pelayanan keperawatan proIesional yang dilakukan setiap tahun.(Kepmen
1239/2001).
1ujuan :
1) Memberikan kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan
untuk melakukan praktik keperawatan
2) Memberi ijin untuk melakukan praktik keperawatan proIesional.







3. Mekanisme regulasi
SertiIikasi Lulusan pend.Iormal
SertiIikasi pendendidikan lanjutan
Board Exam
Registrasi Administrasi
Kompetensi proIesional
3

Resiprositas.
Lisensi Surat ijin praktik (SIP) Pemth.
Perawat terregistrasi: General,spesialis,konsultan.

Resiprositas Penerimaan lulusan antar negara yang ujiannya dilakukan oleh konsil.
Konsil keperawatan adalah suatu badan independen yang bertanggungjawabkepada
msyarakat melalui wakil rakyat.
ungsinya :
1) Melakukan registrasi
2) Melakukan peradilan proIesi
3) Menetapkan standar pelayanan dan pendidikan keperawatan.
nggota konsil terdiri dari :
1) komite peradilan
2) Komite examination
3) Komite standar.
Kredensial :
Adalah proses menetapkan dan memelihara kompetensi dalam praktik keperawatan.
Kredensial merupakan salah satu cara bagi proIesi keperawatan
menjaga/mempertahankan standar praktik dan bertanggungjawab terhadap kejelasan
pengeth.praktik kepada anggotanya.
KredensialisasisertiIikasi,registrasi,lisensi






Task 3 :

1. IdentiIikasi apa saja peluang dan ancaman lahirnya berbagai hukum kesehatan dan
keperawatan bagi perawat :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4

..........................................................................................................................................


2. Tuliskan apa saja manIaat yang dapat diperoleh perawat dengan adanya regulasi
keperawatan!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

3. Menurut saudara apa saja masalah yang dapat timbul dengan bervariasinya kategori
perawat bila regulasi keperawatan diberlakukan secara eIektiI ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................






Nama : Nim : ParaI :


BAB IV
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : menerapkan standar praktek keperawatan
1ujuan instruksional : Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menfelaskan pengertian standar praktik keperawatan


2. Mengetahui sumber-sumber standar perawatan
3. Kegunaan standar perawatan
4. Mengembangkan standar keperawatan

PENDAH&L&AN
Keperawatan mempunyai sejarah pelayanan yang membanggakan bagi publik dan
publik percaya akan keahlian perawat untuk memberikan asuhan keperawatan proIisional.
Tapi jika praktek tersebut tidak diproteksi, kepercayaan tersebut akan luntur. Bagaimana
perawat sebagai suatu proIesi dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan? Salah satu jawaban atas pertanyaan ini adalah adanya standar. Standar
mencerminkan visi untuk paraktek proIesional. Ia tidak hanya merupakanidentiIikasi tugas-
tugas atau langkah-langkah atau saran. Ia tidak dapat di salin dari buku dan dapat diterapkan
oleh semua organisasi, kelompok perawat atau populasi pasien. Standar adalah kata-kata yang
kita gunakan untuk menggambarkan Iocus keperawatan proIesional dalam setting tertentu. Ia
mencerminkan kebutuhan yang unik dari sekelompok pasien dan percerminan kemampuan
dan sumber daya staI proIesional.
Standar menyajikan keiteria di nama praktak semua perawat (registered nurse) akan
di ukur oleh,publik, klien, employer, kolega, anda perawat itu sendiri.Selain itu tujuan utama
dari sebuah proIesi adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan praktak para
anggotanya dan pada saat yang sama memperluas basis pengetahuanya yang terpisah dan
berbeda dari proIesi lain. ProIesi keperawatan juga mempunyai sasaran yaitu berjalannya
praktik keperawatan yang tepat dan aman yang di atur sendiri oleh perawat untuk kepentingan
publik dan dicapai dengan mempertahankan praktik yang baik, mencengah pabrik yang buruk,
dan melakukan intervensi bila paktik tidak direrima.



A. Standar Praktek Keperawatan
1. Defenisi
Standar adalah level kinerja (perIormance) yang diinginkan dan dapat dicapai
dimana kenerja aktual dapat dibandingkan. Ia memberikan petunjuk kinerja mana yang
tidak cocok atau tidak dapat diterima. Standar praktek keperawatan adalah pernyataan
tentang apa yang dibutuhkan oleh (RN) untuk dijalankan sebagai proIesional
6

keperawatan. Secara umum, standar ini mencerminkan nilai proIesi keperawatan dan
memperjelas apa yang diharapkan proIesi keperawatan dari para anggotanya.
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staI atau
suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai
Pada wewenang tertentu (schroeder, 1991). Ada beberapa komponen dari deIinisi ini.
Sebuah standar harus tertulis dan harus mencerminkan sistem nilai yang konsisten dan
digambarkan secara jelas. Sebuah standar secara komprensiI menguraikan sema aspek
proIesionalisme, termasuk sistem, praktisi, dan pasien. Standar harus jelas, ringkas, non
ambigu dalam penIsirannya, dan tepat dalam mengarahkan. Sebuah standar harus
dilegiminasi melalui proses autorisasi yang tepat oleh staI, hierarki keperawatan, staI
medis, dan kepala departemen, dan stuktur komite.
2. Mengapa harus ada standar?
Standar diperlukan untuk meningkatkan, menuntun, dan mengarahkan praktek
keperawatan proIesional. Praktek keperawatan dideIinisikan sebagai 'kinerja dari
pelayanan kesehatan yang memerlukan penerapan pengetahuan dan ketrampilan
keperawatan proIesional yang meliputi:
a. meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan publik
b. mengajarkan tiori atau praktek keperawatan
c. melakukan konseling terhadap pasien dalam rangka perawatan kesehatan
d. mengkoordinasikan pelayanan kesehatan
e. terbitan dalam administrasi,edukasi,konsultasi, pengajaran atau penelitian
Tujuan penting lainnya mencakup proteksi terhadap publik, pengaturan praktek
perawat, pemberian ijin institusi pendidikan keperawatan, pembuatan pedoman
administratiI,menaIsirkan harapan publik dan proIesional pelayanan kesehatan lainnya
terhadap praktek perawat dan acuan ledal untuk praktek yang layak.


3. Filosofi dan prinsip yang mendasari standar
Kita sebagai perawat percaya bahwa;
a. pengetahuan (knowedge) yang digunakan untuk menuntun praktek keperawatan
adalah berasal dari penelitian kualitatiI dan kuantitatiI dan dan pengalaman dari
perawat.
7

b. kesehatan adalah sejauh mana individu atau kelompok dapat menyadari aspirasi,
memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau menyesuaikan dari terhadap
lingkungan.Kesehatan merupakan dari kehidupan keseharian manusia, bukan hanya
sebagai objek kehidupan.
c. Pelayanan kesehatan mempunyai arti lebih dari sekedar melakukan intervensi bila
seorang sakit, tetapi mencengah terjadinya sakit dan meningkatkan derajad kesehatan,
mencapai kesehatan untuk semua.
d. Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan individu untuk meningkatkan
kendali atas dirinya dan meningkatkan derajat kesehatan mereka sendiri.
e. Hubungan terapeutik yang terjalin antara perawat dan klien yang menerima pelayan
keperawatan didasarkan pada kesadaran bahwa individu mampu mengambil keputusan
atas hidup mereka sendiri oleh karena itu merupakan mitra dalam proses pengambilan
keputusan.
I. aling,melekat dalam hubungan terapeutik perawat klien, dibangun atas dasar saling
percaya (trust), respek, intimasi dan kebutuhan untuk memahami dan bertindak sesuai
masalah yang dirasakan oleh pasien.
. Standar dapat dibedakan berdasarkan :
a. Standar struktur : rekomendasi mengenai hubungan organisasi antara bagian kep.
Dg bagian lain (lebih berorientasi pada yang siIatnya pengadaan ):Mis. Jlm tenaga,
Iasilitas di ruangan, penerimaan pegawai, skema organisasi kep.
b. Standar hasil : berhub. Dg hasil kep.yang diharapkan. Berorientasi pada pasienapa
yg diharapkan pada status kes pasien dan lingkungan.
c. Standar proses : berorientasi pada tenaga keperawatan yang siIatnya menentukan
mutu askep intyervensi keperawatan, mis. Rencana askep.
d. Standar isi : berorientasi pada isi askep menggambarkan lingkup dan isi askep yg
baik/apa yg harus dilakukan ;
1. Melakukan pengakajian
2. Menyusun rencana keperawatan
3. Implementasi askep.
4. Evaluasi askep.
5. Manfaat
a. Membantu perawat mengevaluasi dan meningkatkan praktik keperawatan
b. Memberikan kepuasan perawat bila ia dapat memberikan askep dengan baik.
8

c. Memberikan kriteria yang objektiI untuk mengkaji hasil kerja perawat.
d. Menentukan kebutuhan tenaga di ruangan
e. MengidentiIikasi isi program orientasi dan pengembangan staI.
. Dasar Pembuatan Standar
Standar praktek keperawatan dilandasi oleh siIat suatuperIesi yaitu:
a. ProIesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat kepada publik terhadap kerja
mereka
a. Praktek proIesional di dasarkan atas bodi of knowlidge yang spesiIik
b. ProIesional yang konpeten menerapkan pengetahuannya
c. ProIesional terikat oleh kode etik
d. Sebuah proIesi menyediakan pelayanan kepada publik
e. Sebuah proIesi mengatur dirinya sendiri
7. Tipe Standar Keperawatan
Dua katagori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar asuhan
(standar oI care) atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima oleh
pasien,dan standar praktek. (standar oI praktice) atau harapan terhadap kinerja perawat
dalam memberikan standar asuhan . AktiIitas pemantaan dan evaluasi memastikan bahwa
level perawatan pasiena dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua macam
kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari dengan
menyediakan suatu sruktur untuk praktek tersebut dan untuk membantu perawat dalam
mengidentiIikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan pasien.
a. Standar praktek
Standar praktek meliputi kebijakan(police), uraian tugas(job deskription), dan
standar kinerja (perIormance standar). Ia menuntun perawat dalam melaksanakan
perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh
perawat untuk memastikan bahwa standar asuhan akan dicapai dan dan
menggambarkan deIinisi institusi tantang apa yang dapat dilakukan oleh perawat.
Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau kondisi yang harus tersedia untuk
menIasilitasi pemberian asuhan. Uraian tugas mencerminkan konpetensi, pendidikan,
dan pengalaman yang di perlukan bagi semua staI yang memiliki peran atau posisi
sebagai perawat. Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian tugas dan
menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku perawat yang didasarkan
atas pengetahuan,ketrampilan, dan pencapaan aktiIitas kemajuan proIesional.
9

b. Standar Asuhan
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuahan genetik, dan rencana asuhan (care
plans). Mereka merupakan alat untuk memastikan perawatan Iasien yang aman dan
memastikan hasil yang berasal dari Iasien ini. Prosedur adalah urain tahap pertahap
tentang bagaimana melakukan keterampilan spikomotor dan bersiIat orientasi tugas.
Protokol meliputi lima kategori utama: manajemen pasien dengan peralatan invasi,
manajemen pasien dengan peralan non invatiI; manajemen status psiologis dan
psikologis; dan diagnose keparawatan tertentu. Standar asuhan generik menguraikan
harapan asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien diamanapun pasien
dirawat. Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan
diagnose medis pasien dan diagnosa keparawatan pasien.
Standar Struktur Proses Hasil
Standar dapat dibuat untuk meniali asuhan menurut banyak pendekatan. Pendekatan
yang paling umumm didasarkan pada struktur, hasil dan proses.Organisasi atau
struktur keperawatan biasanya dievaluasi menurut standar struktur, aktiIitas atau
pemberian asuhan dievaluasi dengan standar proses, dan status pasien dievaluasi
dengan standar hasil. Tetapi ketika tipe standar ini saling terkaitan dan dapat
digunakan untuk mengevaluasi berbagai aspek dalam pelayanan keperawatan.
Standar meliputi ' Set-up dari sebuah instansi. Filosopi, tujuan dan sasaran, struktur
organisasi, Iasilitas dan perawatan, dan kualiIikasi pegawai adalah beberapa
komponene dari struktur organisasi. Standar proses mncakup aktivitas yang terakit
dengan pemberian perawatan pada pasein. Standar ini mengukur tindakan perawatan.
Standar hasil mengukur perubahan status kesehatan pasien.
Pernyataan standar siIatnya luas, mencakup berbagai setting praktek.
Pernyataan ini diantaranya adalah :
W Tanggung jawab dan tanggung gugat : mempertahankan standar praktek
keperawatan dan prilaku proIesional yang ditentukan oleh organisasai propesi dan
instansi kerja.
W Specialized body oI know ledge : praktek didaskan atas ilmu keperawatan
(Nursing scince) dan ilmu lainnya.
W Aplikasi pengetahuan yang kompeten : menetukan staus klien yang berespon
terhadapa masalah kesehatan yang aktual atau Iotensial,merencanakan intervensi,
60

melaksanakan intervensi yang telah direncanakan dan mengevaluasi hasil
(outcomes) yang dicapai klien.
W Kode etik : memenuhi standar etik dari proIesi keperawatan.
W Memberikan pelayanan kepada publik : memberikan pelayan keperawatan dan
berkolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya dalam
memeberikan pelayanan kesehatan.
W SelI-regulation : memegang tanggung jawab primer untuk mempertahankan
kompetensi, kesesuain praktek, dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
untuk praktek keeperawatan proIesional.

B. Praktik Keperawatan
Perkembangan keperawatan di Indonesia mencapai kemajuan pesat ditandai dengan
diterimanya keperawatan sebagai bentuk pelayanan proIesional. Dan pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan proIesi. Keperawatan sebagai suatu proIesi harus
mampu mandiri.
Saat ini dan akan datang, tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan akan terus
meningkat baik dalam :
1. Mutu
2. Keterjangkauan
3. Cakupan pelayanan.
Akibat :
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat
2. Peningkatan daya emban ekonomi
3. Kompleksitas masalah kesehatan
Pengaruhnya :
1. Keperawatan perlu terus mengalami perubahan.
2. Perkembangan keparawatan bukan saja adanya pergeseran masalah kesehatan, juga
tekanan IPTEK dan perkembangan dalam menghadapi era kesejagatan.

Langkah konkrit menghadapi tuntutan kebut masa datang :
1. Penataan standar praktik keperawatan dan standar pelayanan/asuhan keperawatan
2. Penataan sistem pendayagunaan tenaga keperawatan
3. Pengelolaan sistem pendidikan keperawatan
61

4. Penataan sisitem legislasi keperawatan
Tujuan dan sasaran dan metodologi :
1. Tujuan :
Pemberian askep bertujuan mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan
optimal dengan memodiIikasi lingkungan sehingga klien dapat meningkatkan
tanggung jawab secara mandiri secepat mungkin dan mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktiI sesuai tingkat kesehatan.
2. Sasaran :
Askep diberikan kepada :
W Individu
W Keluarga
W Kelompok
W Kumunitas/msy.
3. Metodologi Keperawatan:
Dalam menyelesaikan masalah kesehatan perawat menggunakan proses keperawatan.
Sebagai metodologi pemecahan masalah secara ilmiah .
Peran Perawat :
1. Sebagai pelaku/pemberi askep langsung kepada kien dengan menggunakan proses
keperawatan
2. Sebagai advokat klien, perawat berIungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kes dalam upaya memenuhi kebut.klien, membela kepentingan klien dan membantu
memahami semua inIormasi.
3. Sebagai pendidik : perawat membantu klien meningkatkan kesehatan dengan
pemberian pengetahuan yang terkait.
4. Sebagai pengelola : perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan.
. Sebagai peneliti : perawat berusaha mengembangkan teori-teori baru dan
memanIaatkan hassil riset dalam meningkan mutu askep.
Tanggung jawab perawat :
Tanggung jawab dalam memberi askep mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual, meliputi :
1. Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya.
2. Membantu klien yang sehat untuk memelihara kesehatan.
3. Membantu klien yang tidak bisa sembuh untuk menerima kondisinya
62

4. Membantu klien menghadapi ajal untuk diperlakukan secara manusiawi.
Kewenangan perawat :
1. Melaksanakan pengkajian
2. Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan Ienomena dan garapan utama
yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan.
. Melaksanakan evaluasi keperawatan
6. Mendokumentasikan hasil keperawatan
Keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan :
Merupakan gabungan asuhan yang terencana yang dilakukan oleh berbagai proIesi yang
saling ketergantungan, dimana anggotanya berkolaborasi satu sama lain maupun dengan
klien yang dilayani.
Lingkup praktik keperawatan
Menggambarkan isi segmen keperawatan dalam pelayanan kesehatan mencakup batasan
persentuhan, inti dan dimensi praktik keperawatan
Segmen keperawatan :
1. Mempunyai batasan eskternal, sebagai respon terhadap pemenuhan kebutuhan dasar,
tuntutan dan potensi klien yang selalu berubah.
2. Bersentuhan dengan proIesi lain yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, persentuhan
antar proIesi merupakan area kelabu yang perlu dipersempit, namun tidak perlu
dipertentangkan, karena merupakan hal wajar dan tidak bermasalah dalam situasi
dimana praktik bersama dilakukan.
Inti/esensi keperawatan.
Adalah kajian mendasar tentang penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia dan hal-hal yang melatarbelakanginya, yang menyebabkan manusia tidak dapat
berIungsi secara sempurna dalam kaitan dengan kondisi kesehatan. Dan proses
penyembuhan serta melakukan upaya dengan memanIaatkan berbagai sumer dalam
rangka mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh
kebutuhan dasar manusia.
Askep yang dilakukan bersiIat ;
1. Independen atau mandiri artinya askep dilakukan secara mandiri oleh perawat
63

2. Interdependensi kolaboratiI, artinya asuhan yang dilakukan dengan berkolaborasi atau
bekerjasama dengan proIesi lain.
Tindakan InvasiI :
Adalah tindakan yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh.
Persetujuan secara tertulis mutlak diperlukan pada tindakan yang mengadung risiko tinggi
Bagi tenaga dokter perhatian lebih ditujukan pada kondisi patoIisiologi dan pengobatan,
sedangkan keperawatan terIokus pada respon klien terhadap kondisi IatoIisiologis yang
terjadi. Pengamatan perawat ditujukan sejauhmana respon tersebut berdampak pada
pemenuhan kebutuhan dasar klien.
Beberapa tindakan invasiI yang dikerjakan perawat :
a. Memenuhi kebutuhan oksigen : melaksanakan pengisapan lendir
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi : memasang NGT
c. Memenuhi kebutuhan integritas jaringan :menjahit luka (pada keadaan emergensi)
d. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit :melaksanakan pemasangan inIus
sesuai program,melaksanakan transIusi darah ,irigasi lambung
e. Memenuhi kebutuhan eliminasi deIekasi : memberikan enema
I. Memenuhi kebutuhan eliminasi urin :memasang kateter , Irigasi kandung kemih
g. Memenuhi kebutuhan obat-obatan :menyiapkan dan memberikan obat sesuai
program menyuntik
h. Memenuhi kebutuhan sirkulasi :melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan
laboratorium
i. Memenuhi kebutuhan manajemen nyeri :pemberian obat parenteral jenis narkotik
sesuai program
3. Mempunyai inti sebagai dasar untuk melakukan askep yng merupakan Ienomena
keperawatan yang dapat dijabarkan sebagai objek materi dan objek Iormal
keperawatan :
a. Objek materi adalah manusia yang tidak dapat berIungsi dengan sempurna dalam
kaitan dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan.
b. Objek Iormal keperawatan adalah kegiatan dalam membantu individu yang
bersiIat mendukung terwujudnya kesehatan dan penyembuhan.



64

KESIMP&LAN
Praktek keperawatan proIesional harus terwujud dalam tatanan praktek yang nyata yaitu
pemberian asuhan secara langsung kepada pasien, keluarga,kelompok ataupun komonitas.
Untuk menjamin mutu asuhan yang di berikan diperlukan suatu ukuran untuk
mengevaluasikannya. Uraian ini adalah suatu standar. Standar keperawatan dapat dibedakan
atas dua jenis yaitu standar asuhan dan standar praktek.
ProIesi keperawatan harus mulai menata diri dengan membuat standar untuk berbagai
keperluan seperti pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Pelayanan keperawatan akan
diterima dan dipercaya oleh komsumen bila mutu pelayananya terjamin melalui standar yang
baku dan selalu ditinggkatkan dari waktu-ke waktu.


















Task 4 :

1. IdentiIikasi apa saja manIaat penerapan standar keperawatan bagi perawat dan konsumen
pengguna layanan keperawatan dan unit pelayanan kesehatan:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
6

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

2. Tuliskan saja hambatan penerapan standar praktek keperawatan di lingkungan kerja
saudara!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

3. IdentiIikasi apa tindakan yang bersinggungan dengan tindakan proIesi lain yang sering
anda lakukan dan bagaimana cara mengatasinya?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................






Nama : Nim : ParaI :


BAB V
IS& LEAL DALAM KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : memahami issue lagal dalam praktik keperawatan profesional
1ujuan instruksional : Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
66

1. Menfelaskan trend perubahan keperawatan
2. Menfelaskan konsep tanggung fawab dan akuntabilitas
3. Memahami malpraktek dalam keperawatan

PENDAH&L&AN

Perubahan terjadi sangat cepat dan penuh ketidakpastian, terutama karena masalah
ekonomi, sosial, politik yg sngat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Perkembangan IPTEK yang sangat cepat, Proses transisi dari msy agrikultur industri, msy
tradisional ke masyarakat maju pengaruh globalisasi ditandai dg arus barang, dan jasa akan
melintas batas negara tanpa hambatan.
Keberhasilan usaha dalam pasar terbuka ditentukan oleh produktiItas dan eIisiensi
dalam berproduksi. Modal penggerak adalah dana, penguasaan tehnologi, dan sumber daya
manusia yg andal. Uraian singkat ini menunjukkan betapa pentingnya peran pendidikan tinggi
menghasilkan tenaga keperawatan proIesional.
A. Trend Perubahan Keperawatan
1. Ke.enderungan global bidang kesehatan :
a. Masalah kesehatan utama di Indonesia telah mengalami perubahan
b. Meningkatnya umur harapan hidup, jumlah populasi anjut usia akan memberikan
permasalahan baru.
c. Sejalan dg perkembangan penuntut perhatisan dari kalangan tenaga keperawatan.
d. Mengharuskan perawat untuk meningkatkan diri agar memberikan askep proIesional.
e. SiIat pelayanan kesehatan lebih menekankan pada uaya peningkatan kesehatan
(promotiI), pencegahan penyakit (preventiI).
I. Menuntut keterlibatan proIesi kep l;ebih aktiI butuh perawat proIesional dan
berkemampuan spesiIik.
g. Dampak globalisasi ekonomi diperkirakan menimbulkan perubahan tingkat ekonomi
masyarakat meningkat kemampuan masyarakat.
h. Kemampuan masyarakat untuk mendapat askes pelayanan kesehatan semakin mudah
i. Perubahan yg terjadi dalam pelayanan kesehatan di era globalisasi berdampak pada
berbagai proIesi kesehatan terutama proIesi keperawatan.
j. Kecenderungan global keperawatan implikasi dari kecenderungan global bidang
kesehatan
67

k. Perubahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pelayanan
.keperawatan.
l. Pelayanan Keperawatan klien mengalami perubahan semula berIokus pada yan.RS
saat ini beralih pelayanan keperawatandi rumah dan institusi diluar RS.
m. Pelayanan keperawatan Di RS berIokus pada pelayanan.keperawatan kritikal.
n. Upaya pengendalian kualitas pelayanan.keperawatan akan mendapat tempat yang
paling utama di RS/diluar RS
Pelayanan keperawatan berkualitas hanya dapat diberikan oleh perawat yang memiliki
kompetensi yang sesuai dan bekerja sesuai standar praktik dan etika proIesi keperawatan :
a. Pada masa datang pelayanan.keperawatan primer dianggap sebagai mekanisme
utama pelayanan
b. Pelayanan primer dipandang sebagai titik awal mendapat pelayanan komprehensiI,
intensiI, spesiIik dan berjangka panjang.
c. Pelayanan primer dimasa datang akan banyak dilakukan diluar RS.
d. Pelayanan primer merupakan pelayanan kesehatan Paripurna kerjasama antar
disiplin guna memperoleh pelayanan yang lebih kompleks.
e. Masa mendatang masalah etik kesehatan akan makin berkembang menjadi masalah
etik yang kompleks.
I. Masalah etik akan melibatkan kehidupan klien yang dilayani dan kebijkan2 yang
mempengaruhi sistem pelayanan.
g. Masalah etik terjadi akibat tenaga kes./mekanisme pemberian yan.kes. Tidak
memadai.
h. Faktor yang diduga terlibat adalah mekanisme pembiayaan dan alokasi sumber yg
tidak memadai.
2. Perkembangan IPTEK dan keperawatan :
a. Perkembangan IPTEK kesehatan akan terjadi secara berkesimnambungan.
b. Perkembangan IPTEK akan menawarkan banyak pilihanbiaya lebih mahal tetapi
lama hari rawat menjadi singkat.
c. Tantangan keperawatan memanIaatkan IPTEK maju kedalam pelayanan keperawatan
d. Perkembangan IPTEK memerlukan perlindungan thd hak klien memilih tindakan yg
semuai dan aman.
e. Perubahan yg terjadi dalam sistem pelayanan kes. tantangan bagi proIesi
keperawatan.
68

I. Berbagai upaya pengembangan proIesi dilakukan secara terus menerus untuk
mengimbangi perubahan yg terjadi.
g. Peran riset keperawatan untuk mengevaluasi sistem yan. Kep yang ada dan sekaligus
menyajikan temuan-temuan baru .
h. Kualitas yan.kep akan mendapat penekanan secara tegas dimasa datang.
i. Dimasa datang kegiatan sirkulasi kualitas mendapat tempat yg sangat penting dimana
perawat secara proaktiI mengidentiIikasi masalah perawatan yg dapat mempengaruhi
kualitas pelayanan yang diberikan.
3. Masalah Keperawatan :
a. Mutu masih belum memuaskan.
b. Kurang adekuatnya keterlibatan perawat dalam penyusunan kebijakan.
c. Kemampuan perawat terbatas untuk terlibat dalam perencanaan.
d. Pedoman pendayaguaan perawat tidak eIektiI dan terjadi mismatches dan tidak
adanya standar baku.
e. Katagori tenaga perawat bervariasi dan didayagunakan secara sama rata.
I. Perawat mempersepsikan dirinya tidak adekuat dan melakukan lebih banyak
keterampilan klinik.
g. Sebagaian besar perawat tidak mengikuti pelatihan secara kontinu untuk meningkat-
kan pengetahuannya.
h. Beban tugas perawat berlebihan dan sebagain besar bukan pelayanan kep.
i. Institusi pelayanan enggan mendayagunakan perawat yang lulus dari PT.
4. &paya mengatasi masalah :
a. Penataan sistem pelayanan keperawatan khususnya pelayanan diinstitusi pelayanan
kesehatan RS, Puskesmas, dll.
b. Penataan sistem pendidikan tinggi keperawatan menghasilkan keperawatan
proIesional.
c. Keterlibatan proIesi keperawatan dalam perumusan kebijakan yang menyangkut
kebijakan pelayanan kes.
d. Memperdayakan organisasi proIesi keperawatan untuk terlibat dalam berbagai upaya
peningkatan kualitas tenaga keperawatan.
e. Penataan sistem pengembangan karier dan kesejahteraan perawat.
I. Penataan sistem inIormasi untuk pendokumentasian, pemantauan dan evaluasi
pengembangan sistem ketenagaan perawat.
69

B. Tanggung 1awab Dan Akuntabilitas
Tanggung jawab dan akontabilitas sangat penting dalam menentukan mutu kinerja
perawat . Hal ini membutuhkan proses mental untuk menjadikan Perawat bekerja secara
profesional. Perawat harus waspada serta meningkatkan kinerjanya mengingat tanggung
jawab dan akontabilitas berhubungan dengan kegiatan atau tindakan mereka. Mereka perlu
memonitor dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan yang telah dilakukannya, dan selalu
berupaya meningkatkan serta menjaga mutu pelayanannya.
1. Pengertian
1anggung jawab: mengarah pada kinerja tindakan dari tugas, mencakup tindakan para
staI dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk kesejahteraan pasen.
kontabilitas: mengarah pada hasil dari tindakan yang dilakukan. Ini berarti menerima
hasil kerja atau tindakan serta tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, serta
tindakan, dan catatan yang dilakukan dalam batas kewenangannya.
2. Konsep Tanggung 1awab dan AKONTABILITAS
a. 1anggung 1awab
O Menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan sendiri.
O Melindungi hak pasen untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang berkualitas
dari perawat.
O Selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku dalam
melaksanakan tugasnya.
b. kontabilitas
O Dapat mempertahankan kinerja proIessional berdasarkan standar yang berlaku.
Tanggung 1awab
Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara proIessional. Manajer dan para staI
harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang menjadi tanggung jawab
masing-masing perawat dan bidan serta hasil yang ingin dicapai dan bagaimana
mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat yang proIessional akan bertanggung jawab
atas semua bentuk tindakan klinis keperawatan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.
Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan
guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi. Yang perlu
diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah memahami secara jelas tentang
'uraian tugas dan spesifikasinya serta dapat dicapai berdasarkan standar yang berlaku
70

atau yang disepakati. Hal ini berarti perawat mempunyai tanggung jawab yang dilandasi
oleh komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai Iungsi tugas yang dibebankan
kepadanya.
Untuk mempertahankannya, perawat hendaknya mampu dan selalu melakukan
introspeksi serta arahan pada dirinya sendiri (self-directed), merencanakan
pengembangan diri secara kreatiI dan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas
kinerjanya. Hal ini diperlukan agar mereka dapat mengidentiIikasi elemen-elemen kritis
untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja klinis mereka, guna memenuhi
kepuasan pasen dan dirinya sendiri dalam pekerjaannya. Mencatat respon dan
perkembangan pasen dengan lengkap dan benar merupakan salah satu tanggung jawab
perawat dalam melaksanakan tugasnya.
AKONTABILITAS
Akontabilitas adalah mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan, dimana tindakan`
yang dilakukan merupakan satu aturan proIesional. Oleh karena itu pertanggungjawaban
atas hasil asuhan keperawatan mengarah langsung kepada praktisi itu sendiri. Pada
tingkat pelaksana sebagai perawat atau bidan harus memiliki kewenangan dan otonomi
(kemandirian) dalam pengambilan keputusan untuk tindakan yang akan mereka lakukan.
Manajer ruangan (KARU) bertanggung jawab atas keputusannya terhadap pelaksanaan
tugas-tugasnya, termasuk menyeleksi staI, terutama mengarah pada kemampuan kinerja
mereka masing-masing. Selanjutnya, setiap perawat sebagai anggota tim bertanggung
jawab terhadap penugasan yang dilimpahkan kepadanya. Oleh karena itu, setiap perawat
harus faham terhadap pertanggungfawaban atas tugas yang dibebankan kepadanya.
Kepala ruangan wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dari sraInya.
Perawat proIessional harus dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan
dalam pencapaian tujuan asuhan keperawatan kepada pasen. Kepekaan diperlukan
terhadap hasil setiap tindakan yang dilakukannya, karena berhubungan dengan
tanggung fawab, pendelegasian, kewafiban dan kredibilitas profesinya.
Akontabilitas proIesional mempunyai beberapa tujuan, antara lain: (1) Perawat harus
mempertanggungjawabkan tindakannya kepada pasien, manajer dan organisasi tempat
mereka bekerja. (2) Mereka bertanggungjawab terhadap tindakan yang diambil untuk
pasen dan keluarganya, masyarakat dan juga terhadap proIesinya. (3) Mengevaluasi
praktek proIesional dan para staInya. (4) Menerapkan dan mempertahankan standar
71

yang telah ditetapkan dan yang dikembangkan oleh organisasi. () Membina
ketrampilan personal staI masing-masing. (6) Memastikan ruang lingkup dalam proses
pengambilan keputusan secara jelas.

3. MEKANISME AKONTABILITAS
Keperawatan Klinis
Kelompok perawat bertanggung jawab selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu untuk
merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan untuk
sekelompok pasennya. Mereka mempunyai wewenang penting untuk memenuhi
tanggung jawabnya. Untuk itu mereka harus memiliki wewenang dalam memenuhi
tanggung jawabnya dan harus mampu menerima akontabilitas untuk pencapaian hasil
praktek keperawatan . Kewenangan yang dimiliki perawat bidan untuk memberikan
asuhan keperawatan diarahkan langsung kepada pasen pada setiap saat dalam
pelaksanaan tugas. Praktek klinik keperawatan merupakan instrument yang sudah biasa
dilakukan dan dapat dipergunakan dalam mempromosikan praktek proIesionalnya.
Seorang manajer dapat mengembangkannya melalui dorongan dan kepercayaan
terhadap staI perawat, agar mereka semakin memiliki kesadaran, dan kemampuan klinis
dalam memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi.
Etika Perawat
Kerangka konsep dan dimensi moral dari suatu tanggung jawab dan akontabilitas dalam
praktek klinis keperawatan didasarkan atas prinsip-prinsip etika yang felas serta
diintegrasikan ke dalam pendidikan dan praktek klinis. Hubungan perawat dengan pasen
dipandang sebagai suatu tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap pasien yang pada
hakekatnya adalah hubungan memelihara (caring). Elemen dari hubungan ini dan nilai-
nilai etiknya merupakan tantangan yang dikembangkan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan dengan berIokus pada sumber-sumber yang dimiliki. Perawat harus selalu
mempertahankan filosofi keperawatan yang mengandung prinsip-prinsip etik dan
moral yang tinggi sebagaimana perilaku memelihara dalam menjalin hubungan dengan
pasen dan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika seorang perawat melakukan kesalahan
dalam memberikan obat kepada pasen, dia harus secara sportiI (gentle) dan rendah hati
(humble) berani mengakui kesalahannya. Pada kasus ini dia harus
mempertanggungjawabkan kepada: (1) pasen sebagai konsumen, (2) dokter yang
mendelegasikan tugas kepadanya, (3) Manajer Ruangan yang menyusun standar atau
72

pedoman praktek yang berhubungan dengan pemberian obat (4) Direktur Rumah Sakit
atau Puskesmas yang bertanggung jawab atas semua bentuk pelayanan di lingkungan
organisasi tersebut.
. Mempertahankan Akontabilitas Profesional dalam Asuhan Keperawatan
a. 1erhadap Diri Sendiri; (a) Tidak dibenarkan setiap personal melakukan tindakan
yang membahayakan keselamatan status kesehatan pasen. (b) Mengikuti praktek
keperawatan berdasarkan standar baru dan perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi canggih. (c) Mengembangkan opini berdasarkan data dan Iakta.
b. 1erhadap Klien atau Pasen; (a) Memberikan inIormasi yang akurat berhubungan
dengan asuhan keperawatan. (b) Memberikan asuhan keperawatan berdasarkan
standar yang menjamin keselamatan, dan kesehatan pasen.
3. 1erhadap Profesinya; (a). Berusaha mempertahankan, dan memelihara kualitas
asuhan keperawatan berdasarkan standar, dan etika proIesi. (b) Mampu dan mau
mengingatkan sejawat perawat untuk bertindak profesional, dan sesuai etik moral
proIesi.
4. 1erhadap Institusi/Organisasi; Mematuhi kebijakan dan peraturan yang berlaku,
termasuk pedoman yang disiapkan oleh institusi atau organisasi.
. 1erhadap Masyarakat; Menjaga etika dan hubungan interpersonal dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi.

C. Malpraktek dalam keperawatan
W Keperawatan mengalami perkembangan pesat :
1. Pelayanan/asuhan keperawatan
2. Lembaga pendidikan keperawatan
3. Pengembangan dan pemanIaatan IPTEK
4. Kehidupan proIesi
W Perkembangan, dipengaruhi ; Tekanan globalIPTEK keperawatan,UU : 23/1992,UU
: 8/1999, Kepmen : 1239/2002,Tuntutan/kebutuhan masyarakat. Sosek dan
pendidikan
Perawat proIesional pelayanan bermutu :
Pengetahuan mendalam dan sistematik
Keterampilan tehnis dan kiat melalui latihan lama dan teliti
Pelayanan asuhan berpedoman pada IilsaIat moral etika proIesi
73

Kesadaran hukum masyarakat semakin meningkat (sadar akan haknya) kewajiban
perawat berhati-hati dan penuh tanggung jawab.
Produk hukum menuntut perawat bekerja secara proIesional. Bila berdampak bnegatiI
tuntutan/gugatan (UU :8/99,UU : 23/92. PPNI Majelis Kode Etik Keperawatan (AD Bab
VIII). Wewenang : Menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pelangaran etik proIesi keperawatan (Ps.27)
1. Pengertian
Malpraktik :
a. Bentuk pelangaran terhadap kaidah-kaidah proIesi.
b. Kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan
dan pengetahuan didalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan
terhadap seorang pasien yang la:im diterapkan dalam mengobati dan merawat orang
sakit atau terluka dilingkungan wilayah yang sama (Guwandi,1994)
c. atasan yang spesifik dari kelalaian (neglgence) yang ditufukan kpd seseorang yang
telah terlatih atau berpendidikan yang menunfukkan kinerfanya sesuai bidang
tugas/pekerfaannya (Ellies & Hartley)
Kelalaian (Negligen.e) :
a. Melakukan sesuatu dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan/hukum guna
melindungi orang lain yang bertentangan dg.tindakan-tindakan yang tidak beralasan
dan berisiko melakukan kesalahan (Keeton, 1984 dalam Leahy & Ki:ilay, 1998).
b. Sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-
hati melakukannya dengan wafar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang
dengan sikap-hati-hati akan melakukannya dalam situasi tersebut (Hanafiah dan
Amir, 1999)


Kelalaian :
Ketidaksengajaan
Kurang teliti
Kurang hati-hati
Acuh tak acuh
Sembrono
74

Tidak peduli terhadap kepentingan orang lain, namun akibatnya bukan menfadi
tufuannya
Kelalaian bukan merupakan pelanggaran hukum atau kejahatan jika tdk sampai
menimbulkan kerugian atau cedera dan orang itu dapat menerimanya
Jika kelalaian mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merengut nyawa
Kelalaian berat (culpa Lata).
Malpraktik tidak sama dengan kelalaian.
a. Malpraktik sangat terkait dengang status profesional dan standar pelayanan
profesional
b. Malpraktik kegagalan seorang profesonal melakukan sesuai dg.standar profesi yang
berlaku karena memiliki keterampilan dan pendidikan.
c. Mapraktik lebih luas dari kelalaian karena selain mencakup arti kelalaian, juga
mencakup tindakan-tindakan yang disengaja (riminal malpractice) dan melanggar
undang-undang.
d. Sengaja tersirat motiI (guilty mind) sehingga tuntutannya dapat bersiIat perdata atau
pidana.
Malpraktik :
Melakukan yang seharusnya tidak boleh
Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya
(negligence)
Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan per-UU.
Vestal (199), malpraktik bila penggugat menunjukkan :
1) Duty terkait dengan kewajiban
2) Breach oI the duty kewajiban/menyimpang dari yang seharusnya
3) Injury Pasien mengalami cedera akibat pelangaran yang dapat dituntut secara
hukum
4) Proximate caused pelangaran terkait dengan injury.
Sebagai penggugat mampu menunjukkan bukti pada setiap elemen (4 elemen).
Jika semua elemen dapat dibuktikan hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi malpraktik
perawat berada pada tuntutan malpraktik.
2. Tuntutan Malpraktek
Terhadap tuntutan malpraktik, pelanggaran dapat bersiIat :
1) Pelangaran etika proIesi Penanganan organisasi proIesi.
7

2) Sanksi administratiI Keppres 6/199 MDTK :meneliti/menentukan ada/tidak ada
kesalahan/kelalaan dalam menerapkan standart proIesi tindakan disiplin.
3) Pelanggaran hukum perdata atau pidana
- Perdata ganti rugi (UU 23/92,Ps.)
- Pidana UU 23/92 Bab X (ketentuan pidana, UU 8/99 Ps.61 dan 62.
Bidang Pekerjaan perawat yang berisiko :
1. Assessment errors : mengumpulkan data/inIo berdampak pada ketidaktepatan
menentukan diagnosa keperawatan kesalahan dalam bertindak.
2. Planning errors : pendokomentasian rencana, mengkomunikasikan secara eIektiI,
memberikan askep karena kurangnya inIo dari renpra, memberi instruksi yg dapat
dimengerti oleh pasien
3. Intervention errors :Interpretasi dan kolaborasi, askep secara hati-hati, mencatat
order
Beberap contoh kesalahan perawat :
1. Usia lanjut disorientasi.Perawat tidak memasang penghalang tempat tidur. Akibat
disorientasipasien jatuh pada malam hari Iraktur tungkai.
2. Pasien pasca bedah ambulasi. Perawat melakukan mobilisasi sesuai rencana tanpa
memonitor tanda-tanda vital. Pasien bangun dan berjalan, mengeluh pusing dan
jatuh trauma kepala.
3. Pen.egahan dari tuntutan malpraktik :
Pertahankan standar pelayanan asuhan berkualitas tinggi :
Tingkat kemampuan dalam praktik keperawatan
Ciptakan iklim yang mendorong peningkatan praktik keperawatan :
a. SelI awarenessidentiIikasi kekuatan dan kelemahan proIesional diri
b. Beradaptasi terahadap tugas
c. Ikuti kebijakan dan prosedur yang.berlaku
d. Evaluasi kebijakan/prosedurmasihkah relevan
e. Pendokumentasian yg berkesinambungan. Pencatatan harus jelas, benar dan
mudah dipahami.
Vestal (199), pedoman mencegah terjadinya malpraktik :
1) Kasih sayang layani dengan jujur dan rasa hormat
2) Gunakan pengetahuan keperawatan .menyusun pengkajian dan melaksanakan
dengan.benar.
76

3) Tanyakan saran/orderterima perintah dengan.jelas dan tertulis
4) Utamakan kepentingan pasien, bila ragu diskusikan bersama
) Tingkatkan kemampuan secara terus menerus dan bekerja berdasarkan pedoman
yang berlaku
6) Jangan melakukan sesuatu yang tidak dikuasai
7) Laksanakan askep berdasarkan model proses kep. Hindari kekuranghatian
memberikan askep
8) Catat renpra dan respon pasien. Nyatakan secara jelas dan lengkap. Catat sesegera
mungkin Iakta yang diobservasi
9) Lakukan konsultasi. Biasakan bekerja berdasarkan kebijakan/prosedur
10)Pelimpahan tugas secara bijaksana, dan ketahui lingkup tugas masing-masing.
Jangan menerima tanggung jawab diluar kemampuan.
Masalah yang dihadapi :
Objek keperawatan adalah manusia berisiko.
Katagori tenaga kep. bervariasi.Sebg besar lulusan SPK
Perawat bekerja tanpa standar baku.
Banyak kasus yang keburu diajukan ke Pengadilan tanpa diketahui oleh organisasi
proIesi kadang2 bukan pelanggaran hukum
Belum semua perawat mengetahui kode etik keperawatan.
Sanksi administasi MDTK Prov ?.
Peran PPNI di daerah
Diperlukan saksi ahli pakar keperawatan terbatas
Keterbatasan sumber daya pendukung
Sebagian besar kegiatan perawat bersiIat non keperawatan tidak terkait. Algoritma
klinik ?


Task :

1. IdentiIikasi apa saja ancaman dan peluang dari terjadinya berbagai perubahan dan
perkembangan keperawatan:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
77

..........................................................................................................................................

2. IndentiIikasi apa saja masalah tanggung jawab dan akontabilitas bagi perawat
dilingkungan kerja saudara!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. IndentiIikasi resiko terjadinya malpraktik dilingkungan kerja saudara dan bagaimana
mencegahnya ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

4. Jika saudara diminta oleh tim kesehatan lain untuk melakukan tindakan yang secara
hukum saudara tidak dibenarkan, apa yang saudara harus lakukan dan alasannya ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
. Apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan tangggung jawab dalam meningkatkan
kinerja diri sendiri ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................






Nama : Nim : ParaI :

DAFTAR P&STAKA

Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan
Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), undamental of ursing ollaborating for Optimal
Health, Legal Consideration, Appleton, Lank
78

Creighton, H, (1996), undamental Law Every urse Should Know, Saunders Co,
Philadelphia
Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang o. 23 %ahun 1992 tentang Kesehatan.
Kozier, B (1997), undamental Of ursing . oncept, Process & Practice, Legal Aspect of
ursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, CaliIornia
Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta
La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta
Nothrop, CE (1991), Legal ssues n ursing, Mosby Co. St. Louis.
Robert Priharjo (199), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC
Jakarta
Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a ommon ursing Practice Model.
Nursing Management. 2 (): 26-27
Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance
Evaluations for ursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.
Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens unctions in
ursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.
Meisenheimer, C.G. (1992). nproving Quality. a Guide to Effective Program. Maryland:
Aspen Publication.
Schroeder, P. (1991). Approacher to ursing Standars. Maryland: Aspen publisher.










KESIMP&LAN

Tanggung jawab dan akontabilitas memerlukan dasar komitmen yang kuat dalam praktek
keperawatan atau kebidanan untuk dapat mengembangkan kemampuannya secara mandiri.
79

Disamping itu diperlukan kemampuan untuk dapat mengarahkan dirinya sendiri, sehingga
dapat mengidentiIikasikan elemen-elemen kritikal untuk pengembangan atau peningkatan
kinerjanya dalam pelaksanaan tugasnya, dalam rangka mempertahankan tercapainya status
proIesionalnya. Melalui pembelajaran diri secara terus menerus, perawat atau bidan harus
senantiasa meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta memelihara perilaku yang etis dan
proIessional untuk menghasilkan kinerja klinis yang berkualitas tinggi.

Hal tersebut akan tercapai apabila semua Iungsi tugas dan kegiatan dilandasi etika dan standar
dengan memanIaatkan dan menerapkan mekanisme akontabilitas untuk memenuhi kepuasan
pasen dan kepuasan bekerja.
EVAL&ASI

1. Sebutkan pengertian Tanggung Jawab dan Akontabilitas ?
2. Berikan perbedaan dan hubungan dari kedua hal tersebut di atas ?
3. Jelaskan dengan singkat dua hal tentang mekanisme Akontabilitas ?
4. Bagaimana mempertahankan Akontabilitas proIessional bagi diri sendiri ?
. Apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan tangggung jawab dalam
meningkatkan kinerja diri sendiri ?










DAFTAR PUSTAKA
Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan
Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), undamental of ursing ollaborating for Optimal
Health, Legal Consideration, Appleton, Lank
80

Creighton, H, (1996), undamental Law Every urse Should Know, Saunders Co,
Philadelphia
Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang o. 23 %ahun 1992 tentang Kesehatan.
Kozier, B (1997), undamental Of ursing . oncept, Process & Practice, Legal Aspect of
ursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, CaliIornia
Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta
La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta
Nothrop, CE (1991), Legal ssues n ursing, Mosby Co. St. Louis.
Robert Priharjo (199), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC
Jakarta
Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a ommon ursing Practice Model.
Nursing Management. 2 (): 26-27
Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance
Evaluations for ursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.
Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens unctions in
ursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.
Meisenheimer, C.G. (1992). nproving Quality. a Guide to Effective Program. Maryland:
Aspen Publication.
Schroeder, P. (1991). Approacher to ursing Standars. Maryland: Aspen publisher.











PENANTAR KEPERAWATAN PROFESIONAL

Program study : D3 Keperawatan
81

Kode Mata Kuliah : Kep. 3032
Nama Mata Kuliah : Keperawatan ProIesional
Jumlah SKS : 2
Semester : III
Mata Kuliah Prasarat : Konsep dasar keperawatan (KDK)
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata Kuliah ini menguraikan tentang komponen keperawatan proIesional hukum dan
regulasi keperawatan, system pendidikan keperawatan, tanggungjawab perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan dan sebagai anggota tim pelayanan keperawatan, standar
proIesi keperawatan, praktik keperawatan proIesional, hubungan perawat sebagai tenaga
proIesional dengan organisasi proIesi keperawatan. Kegiatan belajar dilakukan melalui
ceramah, diskusi, penugasan dan praktika. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan
dengan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan keperawatan proIesional.

Standar Kompetensi :
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan
teori, konsep dan prinsip keperawatan proIesional dalam aktivitas pendidikan / pembelajaran
guna mencapai tujuan pendidikan / pembelajaran secara eIektiI, eIisien dan ekonomis.











PLNB4N14R kLPLR4w414N
PRBFLSlBN4L
82

Edisi I

ICtCt 1AtASA t
h00llh00ll hkF
08bNll F80lll klFl81N
8lbIll klFl81N
1N08 F8k1lk klFl81N
lI llbl 0lh klFl81N









0I0h :
0ll000l lI,.k0.NI
og @iguoko @tm iogkuogo kper _uerigiog


PALOPO, 2009

Kata Pengantar

,2/:,. Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Rohimnya
sehingga catatan kuliah Pengantar Keperawatan Profesional ini dapat terselesaikan. Materi
83

ini menguraikan tentang model-model pelayanan asuhan keperawatan, organisasi proIesi
keperawatan, regulasi dan berbagai isu perkembangan keperawatan.
PROFESI keperawatan menggeliat. Hampir dua dekade perawat Indonesia
mengkampanyekan perubahan paradigma. Pekerjaan perawat yang semula vokasional hendak
digeser menjadi pekerjaan proIesional. Perawat yang dulunya berIungsi sebagai perpanjangan
tangan dokter, kini berupaya menjadi mitra sejajar dokter sebagaimana para perawat di negara
maju. Siapkah pihak lain menerima perubahan paradigma itu? Siapkah para perawat
menerima konsekuensi dari perubahan paradigma itu? Wacana tentang perubahan paradigma
keperawatan bermula dari Lokakarya Nasional Keperawatan I tahun 1983. Dalam pertemuan
itu disepakati bahwa keperawatan adalah pelayanan proIesional. Mengikuti perkembangan
keperawatan dunia, para perawat menginginkan perubahan mendasar dalam kegiatan
proIesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi bagian dari
upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan keperawatan
mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Jika dulu hanya menjalankan perintah dokter, sekarang ingin diberi wewenang
memutuskan berdasarkan ilmu keperawatan dan bekerja sama dengan dokter untuk
menetapkan apa yang terbaik bagi pasien. Keluarnya Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, UU No 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No 647/2000 tentang registrasi dan praktik keperawatan lebih
mengukuhkannya sebagai proIesi di Indonesia.
Kiranya materi ini dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam memahami
praktik keperawatan proIesional yang pada akhirnya mendudukkan proIesi sejajar dengan
proIesi kesehatan lainnya.

Palopo, 22 Januari 2009
Penulis






: Khusus digunakan
dilingkungan sendiri

84



























SILAB&S MATA K&LIAH

Program study : D3 Keperawatan
Kode Mata Kuliah : Kep. 3032
Nama Mata Kuliah : Keperawatan ProIesional
Jumlah SKS : 2
Semester : III
8

Mata Kuliah Prasarat : Konsep dasar keperawatan (KDK) _

Deskripsi Mata Kuliah :
Mata Kuliah ini menguraikan tentang komponen keperawatan proIesional hukum dan
regulasi keperawatan, system pendidikan keperawatan, tanggungjawab perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan dan sebagai anggota tim pelayanan keperawatan, standar
proIesi keperawatan, praktik keperawatan proIesional, hubungan perawat sebagai tenaga
proIesional dengan organisasi proIesi keperawatan. Kegiatan belajar dilakukan melalui
ceramah, diskusi, penugasan dan praktika. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan
dengan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan keperawatan proIesional.

Standar Kompetensi :
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan
teori, konsep dan prinsip keperawatan proIesional dalam aktivitas pendidikan / pembelajaran
guna mencapai tujuan pendidikan / pembelajaran secara eIektiI, eIisien dan ekonomis.











Kompetensi dasar Indikator Pengalaman
pembelajaran
Materi Ajar waktu Alat/ bahan/sumb
belajar
Memahami model-
model dan bentuk-
bentuk praktik
keperawatan
proIesional

Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1 menjelaskan model
praktik keperawatan
MPKP
1. mendiskusikan
model praktik
keperawatan MTKP
2. mendiskusikan
model tugas
3. mendiskusikan
1. pengertian model
praktek keperawatan
2. macam-macam
model praktek
keperawatan
3. kelebihan dan
300 LCD, Laptop, Class
room

DP. NO. 8, 9.
86

2. model Tugas
3. Model Tim
keperawatan
4. Kelebihan dan
kekurangan dari
masing-masing model

model Tim
4. mendiskusikan
kelebihan dan
kekurangan dari
masing-masing
model praktik
keperawatan

kekurangan dari
model praktek
keperawatan.

Memahami organisasi
proIesi keperawatan
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Pengertian
organisasi
2. Ciri-ciri
organisasi
proIesi
keperawatan
3. Peran
organisasi
proIesi
4. Fungsi
organisasi
proIesi
. manIaat
organisasi
proIesi
6. Organisasi
perawat
Indonesia,
Berdirinya
PPNI
7. Tujuan PPNI
8. Fungsi PPNI
9. Struktur
organisasi
PPNI
10. Program kerja
utama PPNI
11. Kwajiban
1. mendiskusikan
pengertian
organisasi
2. mendiskusikan
ciri organisasi
3. mengkaji peran
dan Iungsi
organisasi
proIesi
4. mengkaji
manIaat
organisasi
. mengkaji tujuan
PPNI
6. mengkaji
struktur
organisasi PPNI
7. Mengkaji
program kerja
utama PPNI
8. mendiskusikan
kwajiban
anggota , hak,
tugas pokok dan
keanggotaan
PPNI
9. Mendiskusikan
organisasi
perawat
internasional.
1. pengertian
organisasi
2. ciri organisasi
3. peran dan
Iungsi
organisasi
proIesi
4. manIaat
organisasi
. tujuan PPNI
6. struktur
organisasi PPNI
7. program kerja
utama PPNI
8. kwajiban
anggota , hak,
tugas pokok dan
keanggotaan
PPNI
9. organisasi
perawat
internasional.
LCD, Laptop, Class
room

DP. No. 6, 7, 9.
87

anggota PPNI
12. Hak anggota
PPNI
13. Tugas pokok
PPNI
14. Keanggotaan
PPNI
1. Organisasi
Keperawatan
internasional

Memahami regulasi
keperawatan (registrasi
& praktik
keperawatan)


Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. mengetahui
hukum
kesehatan dan
keperawatan
2. Mengetahui
pentingnya
UU Kesehatan
3. Mengetahui
keputusan
MUNAS
PPNI VII
4. Mengetahui
hasil MUNAS
VII
. Mengetahui
legislasi
keperawatan
6. Mengetahui
kegunaan
legislasi
7. Mengetahui
UU legislasi
praktik
keperawatan
8. Mengetahui
1. mendiskusikan
hukum
kesehatan dan
keperawatan
2. mendiskusikan
UU Kes.
3. Mendiskusikan
hasil MUNAS
VII
4. mendiskusikan
legislasi,
registrasi
praktik
keperawatan
. mendiskusikan
cara registrasi
praktik
keperawatan
6. mendiskusikan
alur registrasi
dan alur
perizinan
praktek
keperawatan.
1. hukum
kesehatan dan
keperawatan
2. UU Kes.
3. hasil MUNAS
VII
4. legislasi,
registrasi
praktik
keperawatan
. cara registrasi
praktik
keperawatan
6. alur registrasi
dan alur
perizinan
praktek
keperawatan.
100 LCD, Laptop, Class
room

http://
elearning.unej.ac.id

88

cara registrasi
praktik
keperawatan
9. Mengetahui
pemberian
lisensi praktik
keperawatan
10. Mengetahui
prinsip dasar
dan alur
registrasi
11. Mengetahui
sistem alur
perizinan

Menerapkan standar
praktik keperawatan
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. menjelaskan
pengertian
standar praktik
keperawatan
2. mengetahui
sumber-
sumber
standar
perawatan
3. kegunaan
standar
perawatan
4. mengembangk
an standar
keperawatan



1. mendiskusikan
pengertian
standar praktik
keperawatan
2. mendiskusikan
sumber praktik
keperawatan
3. mendiskusikan
pengembangan
standart praktek
keperawatan

1. pengertian
standar praktik
keperawatan
2. sumber praktik
keperawatan
2. pengembangan
standart praktek
keperawatan

200

http LCD, Laptop,
Class room

//www.inna-
ppni.or.id

Memamahami
berbagai tantangan
dalam proIesi
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. mendiskusikan
pembangunan
berwawasan
1. pembangunan
berwawasan
kesehatan
100 LCD, Laptop, Class
room

89

keperawatan

1. mengetahui
pembangunan
berwawasan
kesehatan
2. Mengetahui
misi Indonesia
sehat th 2010.
3. menjelaskan
transisi pola
masyarakat
Indonesia
4. Menjelaskan
tantangan
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknplogi.
. Mengetahui
perkembangan
globalisasi
dalam
pelayanan
kesehatan
6. Mengetahui
tuntutan
proIesi
keperawatan

kesehatan
2. mendiskusikan
misi indonesia
sehat 2010
3. mengkaji
transisi pola
masyarakat
indonesia
4. mendiskusikan
tantangan
dengan
perkembangan
ilmu
pengatahuan
dan tehnologi
. mendiskusikan
perkembangan
globalisasi
dalam
pelayanan
kesehatan
6. mengkaji
tuntutan proIesi
keperawatan

2. misi indonesia
sehat 2010
3. transisi pola
masyarakat
indonesia
4. tantangan
dengan
perkembangan
ilmu
pengatahuan
dan tehnologi
. perkembangan
globalisasi
dalam
pelayanan
kesehatan
6. tuntutan proIesi
keperawatan

http://nsipung.multi
y.com

DP. No. 1, 4, 9..
Memahami issue legal
dalam praktik
keperawatan
proIesional

Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Menjelaskan
apa itu
telenursing
2. bagaimana
aplikasi dan
keuntungan
telenursing
1. mendiskusikan
telenursing
2. mendiskusikan
bagaimana
aplikasi dalam
keperawatan

1. telenursing
2. bagaimana
aplikasi dalam
keperawatan

100 LCD, Laptop, Class
room.

DP. No. 1, 4, 8, 9.
90


Memahami politik dan
pembuatan kebijakan
dalam kesehatan dan
keperawatan.

Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. menjelaskan
sistem
pelayanan
kesehatan
2. Menjelaskan
struktur dalam
pemberian
pelayanan
keperawatan
3. kepemimpinan
melalui orang
lain
4. perilaku
kepemimpinan

1. mendiskusikan
sistem
pelayanan
kesehatan
2. mengkaji
struktur dalam
pemberian
pelayanan
keperawatan
3. mengkaji
kepemimpinan
melalui orang
lain
4. mengkaji
perilaku
kepemimpinan
100
LCD, Laptop, Class
room

http//bondanmanaje
en.blogspot.com.

DP. No. 1, 3, 4.












DAFTAR PUSTAKA


1. Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan

91

2. Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), undamental of ursing ollaborating for Optimal
Health, Legal Consideration, Appleton, Lank

3. Creighton, H, (1996), undamental Law Every urse Should Know, Saunders Co,
Philadelphia

4. Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang o. 23 %ahun 1992 tentang Kesehatan.

. Kozier, B (1997), undamental Of ursing . oncept, Process & Practice, Legal Aspect
of ursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, CaliIornia

6. Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

7. La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

8. Nothrop, CE (1991), Legal ssues n ursing, Mosby Co. St. Louis.

Robert Priharjo (199), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC
Jakarta
Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a ommon ursing Practice Model.
Nursing Management. 2 (): 26-27
Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance
Evaluations for ursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.
Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens unctions in
ursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.
Meisenheimer, C.G. (1992). nproving Quality. a Guide to Effective Program. Maryland:
Aspen Publication.
Schroeder, P. (1991). Approacher to ursing Standars. Maryland: Aspen publisher.





92

Anda mungkin juga menyukai