Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN Universitas Surabaya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang hasil pertaniannya cukup melimpah. Salah satu hasil dari bumi Indonesia adalah tanaman tebu. Berdasarkan siaran pers No : S. 563/II/PIK-1/2005 yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan, menyatakan bahwa potensi ampas tebu di Indonesia cukup besar. Hal ini dikarenakan luas tanaman tebu di Indonesia adalah 395.399,44 ha, yang tersebar di pulau Sumatera seluas 99.383,42 ha, pulau Jawa seluas 265.671,82 ha, pulau Kalimantan seluas 13.970 ha, dan pulau Sulawesi seluas 16.373,4 ha. Diperkirakan setiap hektar tanaman tebu mampu menghasilkan 100 ton ampas tebu, sehingga potensi yang dapat tersedia dari total luas tanaman tebu mencapai 39.539.994 ton per tahun. Pemanfaatan tebu di Indonesia, umumnya hanya diambil sarinya saja untuk dijadikan gula, sedangkan ampasnya belum termanfaatkan dengan optimal. Selama ini, pemanfaatan ampas tebu yang dihasilkan masih terbatas untuk makanan ternak, bahan bakar boiler di pabrik gula, media pertumbuhan jamur, bahan pembuatan pupuk, pulp dan kertas. Diperkirakan masih terdapat kelebihan sekitar 1,6% dari bobot ampas tebu yang belum dimanfaatkan dan terbuang percuma. Ampas tebu mengandung hemiselulosa yang cukup tinggi. Bila hemiselulosa ini dihidrogenasi, maka akan didapatkan komponen penyusunnya yang umumnya merupakan monosakarida yang tersusun atas 5 buah rantai karbon. Salah satu hasil hidrolisis hemiselulosa ini adalah xylose yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk bernilai ekonomi tinggi seperti xylitol. Xylitol (C5H12O5) merupakan pemanis alami yang mempunyai sifat non kariogenik, yaitu dapat melindungi gigi dari kerusakan seperti karies gigi. Hal ini disebabkan karena xylitol dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Selain itu, xylitol mempunyai nilai indeks glisemik yang rendah, sehingga dapat dijadikan sebagai gula alternatif bagi para penderita diabetes. Indeks gula atau istilah ilmiahnya adalah indeks glisemik (glycemic index), merupakan karakteristik fisiologis suatu bahan pangan yang dievaluasi berdasarkan
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi I-1

BAB I PENDAHULUAN Universitas Surabaya

pengaruhnya terhadap peningkatan kadar gula darah. Sebagai indikator evaluasi, digunakan senyawa glukosa murni sebagai standar dengan nilai indeks glisemik 100. Penentuan nilai indeks glisemik suatu bahan pangan ditentukan berdasarkan perbandingan luas kurva perubahan kadar glukosa darah hingga 2-3 jam setelah pemberian, antara bahan pangan tersebut dengan luas kurva glukosa sebagai standar. Sebagai contoh, bahan pangan dengan luas kurva 90% dari luas kurva glukosa berarti memiliki nilai indeks glisemik 90. Dengan kata lain, pada penderita diabetes sebaiknya diberikan jenis karbohidrat dengan nilai indeks gula atau index glikemik yang rendah, dengan harapan tidak terjadi lonjakan gula darah yang dapat memperparah penyakit diabetes yang dialami. Jenis karbohidrat yang berindeks glisemiks rendah ini biasanya terdapat pada jenis karbohidrat kompleks seperti roti gandum, beras merah atau sereal-sereal. Banyak jenis pemanis buatan selain xylitol yaitu sorbitol, maltitol, dan lactitol. Xylitol adalah gula alkohol dengan rumus umum C5H12O5 dengan berat molekul sebesar 152,1. Xylitol ini sering juga disebut sebagai gula kayu atau birch sugar pengganti gula tebu. Xylitol diketahui memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh pemanis buatan yang lain. Keunikannya adalah xylitol dapat memberikan efek rasa dingin dengan intensitas yang tinggi. Dengan mengetahui keunikan dari xylitol ini, beberapa produsen permen mengkombinasikan xylitol ini dengan pemanis yang lain, sehingga muncullah permen yang bisa menghasilkan efek sensasi panas dan dingin di dalam permen. Di samping efek dingin, xylitol juga dapat membantu merawat gigi (mengurangi karies gigi) dengan cara menetralkan pH di dalam mulut, sehingga mikroorganisme pengurai makanan tidak betah untuk tinggal di dalam mulut lebih lama. (Sweet without Sugar Berliana Simanjuntak). Perbandingan tingkat kemanisan beberapa pemanis buatan ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Gambar I.1. Perbandingan tingkat kemanisan beberapa pemanis buatan


Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi I-2

BAB I PENDAHULUAN Universitas Surabaya

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa xylitol memiliki tingkat kemanisan yang sama dengan gula tebu. Hingga saat ini xylitol diproduksi pada sekitar 35 negara dengan jumlah kebutuhan pada tahun 2001 mencapai 40.000 ton. Nilainya sekitar 28 juta dollar AS (sekitar Rp 252,6 milyar). Jika dibandingkan dengan harga pada tahun 2011 ini, dengan kebutuhan yang sama, harga xylitol mencapai 491,92 juta dollar AS (sekitar Rp 4,36579 triliun). Indonesia sekarang ini masih mengimpor xylitol dari negara Amerika Serikat, negara-negara di Eropa, Cina, India, dan Jepang. Melihat tingginya kebutuhan masyarakat akan xylitol, sementara di Indonesia belum terdapat pabrik xylitol, maka prospek pabrik xylitol di Indonesia sangat besar. Dengan adanya pabrik xylitol di Indonesia ini, produktivitas pemanis buatan dalam negeri akan meningkat dan jumlah limbah pertanian di Indonesia juga akan berkurang. I.2 Sejarah Xylitol Xylitol pertama kali ditemukan oleh Herman Emil Fischer, seorang kimiawan yang berkebangsaan Jerman pada tahun 1891. Xylitol ini pertama kali diesktrak dari tumbuhan birch (termasuk ke dalam keluarga Betulaceae dan genus Betula) di Finlandia. Di Eropa, xylitol populer sebagai pemanis yang aman bagi penderita diabetes. Xylitol telah digunakan sebagai pemanis pada makanan sejak tahun 1960an. Namun demikian, pemanfaatannya untuk perawatan gigi baru digunakan pada era tahun 1970-an di Finlandia. Kala itu para peneliti dari University of Turku menunjukkan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa xylitol dapat mencegah terjadinya karies gigi. Setelah melalui kontemplasi yang cukup panjang pada tahun 1983 JECFA (Joint Expert Committee of Food Additives) milik FAO/WHO mengizinkan penggunaan xylitol sebagai pemanis dalam produk pangan. Tiga tahun kemudian, FDA (Food Drug Administration) pun mengizinkan penggunaannya. Pada akhir abad ke-20, xylitol dalam bentuk granula untuk pertama kalinya diproduksi secara massal di Amerika Serikat. Xylitol dengan bentuk granula ini diproduksi dengan merek Ultimate Sweetener. Xylitol yang digunakan dalam proses produksi ini diperoleh dengan mengekstrak tanaman bit di California.
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi I-3

BAB I PENDAHULUAN Universitas Surabaya

I.3.

Bahan Baku dan Produk Xylitol umumnya banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayur-sayuran

seperti wortel, strawberry, selada, dan bayam, di mana kandungannya sekitar (0.30.6)% per 100 gram. Sedangkan untuk produksi skala besar, dilakukan dengan proses kimiawi dan bioteknologi. Di Finlandia, xylitol diproduksi secara komersial dari kayu birch. Di Taiwan, produksi xylitol menggunakan bahan baku ampas tebu. Di India juga menggunakan ampas tebu. Menurut penelitian bahan limbah pertanian yang banyak terdapat di Indonesia seperti sekam padi dan ampas tebu memiliki potensi sebagai bahan dasar pembuatan xylitol. Pemilihan bahan baku ini dilihat dari ada tidaknya kandungan xylan pada bahan baku tersebut. Tabel I.1. Kandungan xylan dari beberapa limbah pertanian Bahan xylan Ampas tebu Sekam Kulit kacang Persen (%) 9,6 6,3 6,3

Kulit biji kapas 10,2 Richana et al. (2004) Berdasarkan pada tabel di atas, kandungan xylan pada ampas tebu cukup besar. Oleh karena itu, ampas tebu mempunyai prospek yang tinggi untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan xylitol.

Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi

I-4

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Surabaya

I.3.1 No. 1

Sifat-sifat Bahan Baku dan Produk Parameter dalam MSDS Sifat Fisis dan Kimia Xylose (D-Xylose) [C5H10O5] Penampakan : kristal putih. Berat molekul: 150,1325 g/mol s.g. Titik leleh Densitas : 1,525 : 145 C (293 F) : 1.525 g/cm3 (20 C) Nama Bahan Kimia Xylitol (1,2,3,4,5-Pentahydroxypentane) Nama lain Berat molekul Titik didih Tidak berbau Range titik leleh : 92 96 C Kelarutan pada 20 C Rumus Bangun : pH : 6,0-6,5 pada 100g/l 20C Kelarutan dalam air : 550g/l pada 20C Bersifat anti karsinogenik : 166 g/100 g H2O; 63 g/100 g larutan; terlarut dalam etanol dan metanol pH dalam air ( 100 g/L ) : 5 7 Densitas larutan Viskositas 20 C Panas larutan : 10 %; 1,03 g/ml; 60 %; 1,23 g/ml : 10 %; 1,23 cP; 60 %; 20,63 Cp : + 34,8 cal/g (endotermis) [C5H12O5] :1,2,3,4,5-Pentahydoxypentana : 152 g/mol : 216C (760 mmHg)

Bentuk dan warna : Kristal putih

Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi

I-5

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Surabaya

Panas pembakaran

: 16,96 kJ/g

Bersifat anti karsiogenik

Bahaya Ledakan

Kebakaran

Rumus Bangun : dan Seperti padatan organik lainnya, kebakaran Dapat terbakar pada temperatur tinggi. dapat terjadi pada suhu tinggi atau dengan kontak dengan sumber api. Serbuk yang tersebar di udara dalam konsentrasi yang cukup dan di dapat menimbulkan bahaya ledakan. Tidak berbahaya.

Data Kesehatan

Namun

sebaiknya Berbahaya jika dihirup. Dapat sedikit mengiritasi

menghindari kontak dengan kulit, mata dan mata. 4 Penanganan dan Penyimpanan pakaian. Simpan dalam wadah yang tertutup rapat. Gunakan ventilasi yang baik. Simpan di tempat yang dingin, kering, dan Meminimalisasi pembentukan dan penumpukan berventilasi. Dinginkan dan jangan dibekukan. debu xylitol. Simpan di tempat yang kering dan sejuk.
Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi I-6

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Surabaya

Simpan di wadah yang tertutup rapat.

Stabilitas dan Reaktifitas

Stabil

dalam

kondisi

penyimpanan

dan Stabil.

penggunaan biasa. 6 Informasi Toksisitas Data Toksisitas: Oral rat LD50: 23000 mg/kg Non-karsinogenik Data Toksisitas: Oral rat LD50: 22000 mg/kg Non-karsinogenik

Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi

I-7

BAB I PENDAHULUAN

Universitas Surabaya

No. 1

Parameter dalam MSDS Sifat Fisis Kimia

Asam Sulfat

Nama Bahan Kimia Kalsium Hidroksida [Ca(OH)2] Bentuk fisik : padatan (bubuk) Berat molekul : 74,1 Bau, rasa : tidak berbau, pahit : putih : 14 (larutan 1%) : 580 C : 2,24 Warna pH Titik leleh s.g. Kelarutan

Hidrogen [H2] Berat molekul Titik leleh Titik didih Titik kritis Vapor density s.g. :2 : -259C : -253C : -240C : 0,07 : 0,069 :11,99 m3/kg

[H2SO4] dan Bentuk fisik : cairan Penampakan berminyak pH Tekanan uap Densitas uap Viskositas Titik didih Titik leleh s.g : 0,3 (larutan 1 N) : 1 mmHg pada 145,8C : 3,38 : 21 mPas pada 25 C : 340 C : 10,35 C : 1,841 : cairan jernih

Kelarutan dalam air : 1,6 mg/L

: Tidak larut dalam Spesifik volume

alkohol, sangat sedikit larut dalam air panas dan air dingin. Larut dalam garam amonium, gliserol, gula atau larutan ammonium klorida. Kelarutan dalam air: 0,185 g/100 ml pada 0C ; 0.077 g/100 ml pada 100 C. C; 1.73 g/1000 ml pada 20C.

Berat molekul : 98,0716

Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi

I-8

Bahaya Kebakaran dan Ledakan

Tidak mudah terbakar, tetapi bereaksi Tidak


BAB I PENDAHULUAN

menimbulkan

bahaya Sangat mudah terbak

dengan sejumlah logam membentuk kebakaran. gas hidrogen yang mudah terbakar. Substansi dapat bereaksi dengan air Tidak dan membentuk zat yang mudah ledakan. terbakar, beracun, atau gas yang korosif. Pernafasan:
Universitas Surabaya

menimbulkan

bahaya Dapat meledak.

Data Kesehatan

Berbahaya kulit

jika dan

tertelan mata.

atau Tidak termasuk kars Dapat

Berbahaya untuk pernafasan. Dapat terhirup. Menyebabkan luka bakar mengiritasi hidung, tenggorokkan dan pada paru-paru. Kontak pada kulit: Korosif, dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Kontak pada mata: Korosif, dapat menyebabkan iritasi pada mata. Berbahaya 4 Penanganan jika tertelan, dapat menyebabkan kematian. Segera jauhkan pakaian dan cuci menyebabkan iritasi berat pada saluran pernapasan.

yang Simpan dalam wadah yang tertutup Tutup valve silinder

dan Penyimpanan terkontaminasi

bersih rapat, dalam ruangan yang dingin, tidak digunakan untu perlahan-lahan menghindari memasukkan

sebelum digunakan kembali. Jaga kering, dan berventilasi. Jauhkan kontaminasi. wadah dalam keadaan tertutup. dari material yang tidak cocok. Hindari kontak dengan air. Jauhkan dari udara lembab dan uap. Jangan diletakkan didekat bahan yang mudah terbakar. Simpan dalam tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik serta jauh dari bahanbahan yang mudah terbakar. Jangan 5 Stabilitas dan Reaktifitas diletakkan di dekat golongan alkali. Stabil dibawah kondisi standar dari Stabil dalam kondisi penyimpanan pemakaian dan penyimpanan. Larutan dan penggunaan biasa. Mudah pekat dapat bereaksi kuat dengan air menyerap karbon dioksida di udara dan panas. panas dan kelembaban. Data Toksisitas: menimbulkan percikan serta untuk membentuk kalsium karbonat.
I-9

Bu

press gas.

Buang udara dari sis

tangki dibawah su

dengan ventilasi yan

Dapat menimbulkan

bercampur dengan u

Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu Kondisi harus dihindari adalah dengan Proses yang Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi

Material yang haru oksidator Non-toksik.

Informasi

Data Toksisitas:

BAB I PENDAHULUAN Universitas Surabaya

I.4

Kegunaan Xylitol Akhir-akhir ini penelitian tentang xylitol semakin berkembang. Dari penelitian

dapat dibuktikan bahwa xylitol dapat mengurangi infeksi pada telinga, sinusitis dan osteoporosis. Dengan beragam manfaatnya, maka hingga kini xylitol telah banyak digunakan untuk pemanis pada pasta gigi, permen karet, sirup obat batuk, multivitamin, dan obat pencuci mulut. Kebanyakan xylitol banyak berguna dalam bidang kesehatan gigi, seperti membantu mereduksi pembentukan plak, meningkatkan produksi air liur yang mengandung banyak mineral penting bagi email gigi, sehingga akan memperbaiki kondisi lapisan luar gigi tersebut, dan dapat menggantikan posisi fluoride dalam produk pasta gigi. Xylitol dapat digunakan tanpa campuran atau dikombinasikan dengan pemanis non kariogenik (tidak menyebabkan diabetes) untuk membuat produk non sugar sweetener seperti permen karet, coklat rendah gula, gelatin, puding, selai, roti, dan es krim. Xylitol merupakan gula alternatif yang mempunyai sifat non-kariogenik, anti karies, dan prebiotik, sehingga baik untuk kesehatan dan dapat menghambat mikroorganisme di dalam mulut dengan cara menjaga pH di dalam mulut. Berdasarkan hasil penelitian, xylitol menghasilkan kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan sukrosa atau gula pasir. Satu gram xylitol hanya menghasilkan 2,4 kalori. Sedangkan satu gram gula pasir dapat menghasilkan 4 kalori. Hal ini tentunya merupakan berita baik bagi para pelaku diet, khususnya pelaku keto diet di mana orang-orang yang menjalani diet ini benar-benar memperhatikan asupan karbohidrat dan jenisnya. Selain itu, keunggulan lain dari xylitol ialah tidak memerlukan insulin untuk mengatur metabolismenya, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh para penderita diabetes.

Desain Proyek Pabrik Xylitol dari Bahan Baku Ampas Tebu dengan Proses Hidrolisa Enzimatik dan Proses Hidrogenasi

I-10

Anda mungkin juga menyukai