Anda di halaman 1dari 45

MODUL I GERBANG DASAR A. Maksud dan Tujuan Maksud : Memperkenalkan gerbang-gerbang dasar kepada para praktikan.

Tujuan : Praktikan dapat mengetahui komponen penyusun gerbang nalar dalam teori sistem digital, serta dapat menyusun untai digital sederhana. B. Teori 1. Komponen dasar sistem digital. Untai digital pada taraf awal adalah relay dan saklar. Operasi dari saklar atau relay dapat dilihat dengan mudahnya hakekatnya yang bersifat biner; ini berarti saklar bisa dalam keadaan on (1) atau off (0). Untai digital modern saat ini adalah transistor, dimana transistor pada suatu saat dapat bekerja (on=1) atau tidak bekerja (off=0) tergantung dari kendali basisnya. 2. Sistem bilangan Seperti yang telah diuraikan di atas, maka komponen digital hanya terdiri dari dua buah nilai yaitu nilai on (1) dan off (0). Angka 0 desimal jika dilambangkan dengan bilangan biner adalah bernilai 0, angka 1 desimal dilambangkan dengan 1, angka 2 desimal dilambangkan dengan 10, angka 3 dilambangkan dengan 11, begitu seterusnya. 3.Opreasi bilangan biner Operasi dasar bilangan biner meliputi operasi AND (perkalian) yang dilambangkan dengan tanda titik (.), OR (penjumlahan) yang dilambangkan dengan tanda plus (+), NOT(pembalik) yang dilambangkan dengan tanda minus (-) atau tanda strip diatas nilai yang akan dibalik, dan pengembangannya operasi NOR yang terdiri atas untai OR dan NOT, operasi NAND yang terdiri atas untai AND yang digabungkan dengan NOT. Selain itu juga ada operasi XOR (Exclusive OR) yang merupakan modifikasi dari gerbang OR. Gerbang AND Gambar Gerbang AND 2 masukan :
A B Y

Gerbang AND adalah suatu untai digital yang mempunyai beberapa masukan dan sebuah keluaran. Definisi gerbang AND adalah keluaran akan bernilai 1 jika semua masukan bernilai 1. Gerbang OR Gambar Gerbang OR 2 masukan
A B Y

Gerbang OR adalah suatu untai digital yang mempunyai beberapa masukan dan sebuah keluaran. Definisi gerbang OR adalah keluaran akan bernilai 0 jika semua masukan bernilai 0, atau dengan kata lain jika salah satu atau beberapa atau semua masukan bernilai 1 maka keluaran akan bernilai 1. Gerbang NOT Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 1

Gambar Gerbang NOT

Gerbang NOT atau yang sering disebut inverter atau pembalik adalah suatu untai digital yang mempunyai sebuah masukan dan sebuah keluaran. Definisi gerbang NOT adalah keluaran akan merupakan kebalikan dari masukannya. Gerbang XOR Gambar Gerbang XOR
A B Y

Gerbang XOR adalah suatu untai digital yang mempunyai dua masukan dan sebuah keluaran. Definisi gerbang OR adalah keluaran akan bernilai 0 jika kedua nilai sama nilainya ( 0 semua atau 1 semua) dan akan bernilai 1 jika kedua masukan tidak bernilai sama. Gerbang NAND Gambar Gerbang NAND 2 masukan
A B Y

Gerbang NAND akan merupakan gabungan dari gerbang AND dan gerbang NOT, dimana hasil keluaran gerbang AND akan disambungkan dengan gerbang NOT, keluaran gerbang NOT inilah yang menjadi keluaran gerbang NAND. Gerbang NOR Gambar Gerbang NOR 2 masukan
A B Y

Gerbang NOR akan merupakan gabungan dari gerbang NOR dan gerbang NOT, dimana hasil keluaran gerbang OR akan disambungkan dengan gerbang NOT, keluaran gerbang NOT inilah yang menjadi keluaran gerbang NOR. B. Soal 1. Susunlah dan amatilah gerbang nalar berikut ini beserta tabel kebenarannya : a. gerbang OR b. gerbang AND c. gerbang NOT d. gerbang NOR e. gerbang NAND

2. Susunlah dan amatilah untai-untai di bawah ini beserta tabel kebenarannya : a. untai NOT dengan menggunakan gerbang NOR b. untai NOT dengan menggunakan gerbang NAND c. untai NOR tiga masukan dengan menggunakan tiga buah untai NOR 2 masukan d. untai NAND tiga masukan dengan menggunakan tiga buah untai NAND 2 masukan.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

3. Susunlah dan amatilah untai XOR dibawah ini berserta tabel kebenarannya. a. gerbang XOR b. persamaan XOR, Y = A B = (A + B) . (A . B) c. persamaan XOR, Y = A B = (A . B) + (A . B) d. persamaan XOR, Y = A B = (A . B) + (A . B) e. persamaan XOR, Y = A B = (A + B) . (A + B) Keterangan : 1. Masukan gerbang dihubungkan dengan Saklar biner. 2. Keluaran gerbang dihubungkan dengan penampil LED.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL I. Gerbang Dasar Nomor Mhs Nama Praktikan 1.a. Gerbang OR : ........ : .................. Paraf Asisten tanggal : ......... : .........

Tabel kebenaran A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Y=A+B

Simbol gerbang OR Jenis IC OR yang digunakan : SN ........ 1.b. Gerbang AND A 0 0 1 1 Tabel kebenaran B 0 1 0 1 Y=A.B

Simbol gerbang AND Jenis IC AND yang digunakan : SN ........ 1.c. Gerbang NOT Tabel kebenaran A 0 1 Y=A

Simbol gerbang NOT Jenis IC AND yang digunakan : SN ........ 1.d. Gerbang NOR A 0 0 1 1 Tabel kebenaran B 0 1 0 1 Y=A+B

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

Simbol gerbang NOR Jenis IC NOR yang digunakan : SN ........ 1.e. Gerbang NAND A 0 0 1 1 Tabel kebenaran B Y=A.B 0 1 0 1

Simbol gerbang NAND Jenis IC NAND yang digunakan : SN ........ 2.a. Untai NOT dengan menggunakan gerbang NOR Gambar untai Tabel kebenaran A 0 1 Y=A

2.b. Untai NOT dengan menggunakan gerbang NAND Gambar untai Tabel kebenaran A Y=A 0 1 2.c. Untai NOR tiga masukan dengan menggunakan tiga buah untai NOR dua masukan. A B 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1

C 0 1 0 1 0 1 0 1

Y=A+B+C

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

Gambar untai 2.d. Untai NAND tiga masukan dengan menggunakan tiga buah NAND dua masukan. A 0 0 0 0 1 1 1 1 untai B 0 0 1 1 0 0 1 1 C 0 1 0 1 0 1 0 1 Y=A.B.C

Gambar untai

MODUL II UNTAI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud : Memperkenalkan untai penjumlahan dan pengurangan kepada para praktikan. 2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui dan menyusun untai penjumlahan Half Adder, Full Adder, Untai penjumlahan 2-bit, Untai penjumlahan dan pengurangan 8-bit. B. Teori Dalam sistem digital dikenal beberapa untai penjumlahan (addder), antara lain adalah untai penjumlah setengah (half adder), untai penjumlah penuh (full adder), untai penjumlah biner sejajar.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

1. Untai penjumlah setengah (half adder) Untai penjumlah setengah (half adder) adalah suatu untai yang terdiri atas dua buah masukan (bilangan yang akan dijumlahkan) dan dua buah keluaran terdiri atas hasil penjumlahan (s) dan hasil bawaan (luapan = carry = c). Untuk menyusun untai half adder ini digunakan gerbang-gerbang dasar yang telah dipraktikkan pada modul sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
A HA S C B

A : Terminal masukan B : Terminal keluaran A dan B adalah bilangan yang dijumlahkan S : Hasil penjumlahan C : Hasil bawaan (luapan/carry) S=AB C=A.B

2. Untai penjumlah penuh (full adder) Untai penjumlah penuh (full adder) adalah suatu untai yang terdiri atas tiga buah masukan dan dua buah keluaran. Masukan terdiri atas dua buah bilangan yang akan dijumlahkan dan sebuah luapan yang berasal dari full adder sebelumnya. Keluaran terdiri atas sebuah hasil penjumlahan (s) dan hasil bawaan (luapan = carry = c). Untuk menyusun untai full adder ini digunakan gerbang-gerbang dasar yang telah dipraktikkan pada modul sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
An Bn Cn-1

FA Sn Cn

An : Terminal masukan Bn : Terminal keluaran Cn-1 : Luapan dari full adder sebelumnya An dan Bn adalah bilangan yang dijumlahkan Sn : Hasil penjumlahan Cn : Hasil luapan (bawaan / carry) Sn = (An Bn) Cn-1 Cn = (An Bn). Cn-1 + (An . Bn)

3. Untai penjumlah sejajar Untai penjumlah sejajar ini adalah merupakan pengembangan dari untai full adder yang telah dibahas sebelumnya. Penyusunan dari untai penjumlah sejajar tersebut adalah sebagai berikut :

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

Jika diinginkan suatu untai yang dapat berfungsi sebagai penjumlahan dan pengurangan, maka perlu ditambahkan lagi untai EXOR pada masing-masing kaki input bilangan B. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Jika akan digunakan sebagai untai penjumlahan maka "Sub" diberi nilai 0 (dihubungkan dengan Ground), jika akan digunakan sebagai untai pengurangan maka "Sub" diberi nilai 1 (dihubungkan dengan Vcc), dimana A adalah bilangan yang akan dikurangi bilangan B. D. Soal 1. Buatlah untai half adder dengan menggunakan gerbang EXOR dan gerbang AND dengan persamaan di bawah. Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasil penjumlahan.

A dan B adalah bilangan yang akan dijumlahkan S adalah hasil penjumlahan C adalah luapan Persamaan : S=AB C=A.B 2. Buatlah untai full adder dengan menggunakan gerbang EXOR dan gerbang AND, gerbang OR dengan persamaan di bawah. Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasil penjumlahan. An dan Bn adalah bilangan yang akan dijumlahkan Cn-1 adalah luapan dari full adder sebelumnya Sn adalah hasil penjumlahan Cn adalah luapan Persamaan : Sn = (An Bn) Cn-1 Cn = ((An Bn) . Cn-1) + (An . Bn) 3. Buatlah untai penjumlahan 2-bit biner dengan menggunakan dua buah untai full adder. Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasil penjumlahan. Gambar untainya adalah sebagai berikut :

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

4. Buatlah untai penjumlahan dan pengurangan 8-bit biner dengan menggunakan dua buah untai full adder 4-bit. Untai tersebut dapat digunakan untuk penjumlahan dan pengurangan, dimana A adalah bilangan pertama dan B adalah bilangan kedua. Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasilnya untuk berbagai contoh bilangan yang akan dijumlahkan atau dikurangkan (buatlah masing masing 5 buah). Gambar untainya adalah sebagai berikut:

Keterangan : 1. Jalur masukan dihubungkan dengan saklar biner 2. Untuk soal 1-3, jalur keluaran dihubungkan dengan penampil LED 3. Untuk soal 4, keluaran dihubungkan dengan penampil 7-segmen.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL II. Penjumlahan dan Pengurangan Nomor Mhs : ........ Nama Praktikan : .................. 1. Untai Half Adder Gambar Untai Tabel Kebenaran A B 0 0 0 1 1 0 1 1 S C Paraf Asisten tanggal : ......... : .........

2. Full Adder Gambar Untai Tabel Kebenaran An Bn Cn-1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 Sn Cn

3. Penjumlahan 2-bit Gambar Untai Tabel Kebenaran A1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 4. Penjumlahan dan Pengurangan 8-bit Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 10 A0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 B1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 B0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 C1 S1 S0

Gambar Untai

Pengamatan Hasil Penjumlahan Bilangan A 5 4 3 2 Bilangan B 8 7 6 5 4 3 2 Tampilan Hasil

Nil

Nil

Pengamatan Hasil Pengurangan Bilangan A 6 5 4 3 2 Bilangan B 8 7 6 5 4 3 2 Tampilan Hasil

Nil

Nil

MODUL III UNTAI LATCH A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud : Memperkenalkan untai Latch kepada kepada para praktikan. 2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai Latch dan menyusun untai Latch dengan berbagai macam untai Latch. B. Teori Peranti dasar yang dipakai dalam operasional atau bagian penghitung komputer digital adalah gerbang-gerbang dan peranti yang disebut flip-flop. Flip-flop menyiapkan

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

11

memori dan gerbang menyiapkan operasi atau fungsi dari harga variabel yang tersimpan dalam peranti memori ini. 1. Flip-Flop Rangkaian dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi disebut flip-flop. Karakteristik flip-flop adalah sebagai berikut : a. Flip-flop merupakan peranti yang dwimantap, yaitu rangkaian yang memiliki dua keadaan yang diberi simbol keadaan 0 dan 1. Rangkaian flip-flop dapat menyimpan 1 bit biner dari informasi karena sifatnya yang dwimantap. Flipflop menanggapi masukannya. Jika suatu masukan menyebabkannya berpindah ke keadaan 1, peranti itu akan tetap dalam keadaan itu dan "mengingatnya" sebagai 1 sampai signal lainnya menyebabkannya. Demikian juga sebaliknya jika suatu masukan menyebabkannya berpindah ke keadaan 0, peranti itu akan tetap dalam keadaan itu dan "mengingatnya" sebagai 0 sampai signal lainnya menyebabkannya. Sifat dasar ini, yaitu mempertahankan keadaannya merupakan dasar penyimpanan informasi dalam bagian pengoperasian atau penghitungan suatu komputer digital. b. Flip-flop mempunyai dua signal keluaran, yang satu merupakan komplemen dari yang lainnya. Gambar 3.1. menunjukkan diagram blok suatu jenis flip-flop, yaitu flip-flop RS. Terdapat dua masukan yaitu S (set) dan R (reset), dan dua buah keluaran yang diberi simbol Q1 dan Q2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam contoh tabel logika flip-flop RS pada tabel 3.1. S Flip-Flop RS R Q2 Gambar 3.1. Diagram blok flip-flop RS Tabel 3.1. Contoh tabel hasil operasi flip-flop RS S R Q1 Q2 Keterangan 1 0 1 0 Q1 diset 1 0 0 1 0 tidak berubah 0 1 0 1 Q1 direset 0 0 0 0 1 tidak berubah 0 1 0 1 Q1 direset 0 0 0 0 1 tidak berubah 1 0 1 0 Q1 diset 1 0 0 1 0 tidak berubah 0 1 0 1 Q1 direset 0 Catatan : 1. Masukan R dan masukan S pada tabel diatas adalah mempunyai sifat aktif tinggi, yaitu akan aktif jika diberi nilai 1 dan sebaliknya tidak akan aktif jika diberi nilai 0. 2. Pada jenis flip-flop yang lain ada juga yang bersifat aktif rendah, yaitu akan aktif jika diberi nilai 0 dan sebaliknya tidak akan aktif jika diberi nilai 1. Suatu untai flip-flop dapat dibuat dengan menggunakan beberapa gerbang dasar. Gambar 3.2.a menunjukkan suatu untai Flip-Flop yang dirangkai dengan menggunakan gerbang NAND dan gambar 3.2.b menunjukkan suatu untai Flip-Flop yang dirangkai dengan menggunakan gerbang NOR. Sedangkan Tabel 3.2.a menunjukkan tabel kebenaran Untai Flip-flop yang yang disusun dengan gerbang NAND dan Tabel 3.2.b menunjukkan tabel kebenaran Untai Flip-flop yang yang disusun dengan gerbang NOR. Q1

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

12

(a)

(b) Gambar 3.2. (a) Flip-flop RS dengan NAND (b) Flip-flop RS dengan NOR Tabel 3.2. Kebenaran Untai Flip-flop a. dengan NAND S 0 0 1 1 R 0 1 0 1 Output Q1 Tidak Dipakai 1 0 Tidak Berubah

b. dengan gerbang NOR S 0 0 1 1 2. Flip-Flop RS tergerbang Dari uraian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, masih terdapat kekurangan dalam unjuk kerja pada untai flip-flop. Sebagai contoh jika masukan R dan masukan S aktif dalam waktu yang bersamaan maka akan terdapat keadaan yang tidak diinginkan (keadaan tidak dipakai). Untuk mengatasi keadaan yang tidak dipakai inilah dibutuhkan suatu untai tambahan, hal ini seperti terlihat pada Gambar 3.3. R 0 1 0 1 Output Q1 Tidak Berubah 1 0 Tidak Dipakai

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh tabel hasil operasi Flip-flop RS tergerbang pada tabel 3.3. dibawah ini : Tabel 3.3. Contoh tabel hasil Clk A B Q1 Q2 Keterangan 13

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

0 1 0 1 0 1 0 1 D. Soal

1 1 1 0 0 0 0 0

0 0 1 0 1 1 1 0

0 1 1 0 0 0 1 0

1 0 0 1 1 1 0 1

keadaan awal Q1 diset 1 tidak berubah tidak berubah tidak berubah Q1 direset tidak berubah tidak berubah

1. Susunlah untai flip-flop RS dengan menggunakan gerbang NAND, kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan. 2. Susunlah untai flip-flop RS dengan menggunakan gerbang NOR, kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan. 3. Susunlah untai flip-flop RS tergerbang dengan menggunakan gerbang NAND, kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan. 4. Susunlah untai flip-flop RS tergerbang dengan menggunakan gerbang NOR, kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan. 5. Jawablah pertanyaan di bawah ini dalam laporan sementara : a. Pada flip-flop input A atau S disebut sebagai SET input, dan input B atau R disebut sebagai RESET input. Apa sebabnya. b. Bagaimanakan arah perubahan output Q1 untuk A = B = 0 untuk masing masing jenis flip-flop RS ? c. Bagaimanakan arah perubahan output Q1 untuk A = B = 1 untuk masing masing jenis flip-flop RS ? d. Bagaimanakah hubungan nalar antara Q1 dan Q2. e. Pada flip-flop RS tergerbang untuk Clock = 0, bagaimanakah keadaan output untuk sembarang kombinasi input ?

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

14

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL III. Untai Latch atau Flip-flop Nomor Mhs : ........ Nama Praktikan : .................. 1. Untai flip-flop RS dengan gerbang NAND. Gambar rangkaian Paraf Asisten : ......... tanggal : ......... Tabel hasil pengamatan A 0 1 1 1 0 1 0 0 1 2. Untai flip-flop RS dengan gerbang NOR. Gambar rangkaian B 1 1 0 1 1 0 0 1 1 Q1 Q2

Tabel hasil pengamatan A 0 1 1 1 0 1 0 0 1 B 1 1 0 1 1 0 0 1 1 Q1 Q2

3. Untai flip-flop RS tergerbang dengan gerbang NAND. Gambar rangkaian

Tabel hasil pengamatan Clk 0 1 0 1 0 1 0 1 A 0 0 0 0 1 1 1 1 B 1 1 0 0 0 0 1 1 Q1 Q2

4. Untai flip-flop RS tergerbang dengan gerbang NOR. Gambar rangkaian

Tabel hasil pengamatan

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

15

Clk 0 1 0 1 0 1 0 1

A 0 0 0 0 1 1 1 1

B 1 1 0 0 0 0 1 1

Q1

Q2

5. Jawaban soal : .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

16

MODUL IV UNTAI DEKODER A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud 2. Tujuan : Memperkenalkan untai dekoder kepada kepada para praktikan. : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai dekoder dan menyusun untai dekoder dengan berbagai macam kombinasinya.

B. Teori Bagian terpenting dari sistem yang memilih lokasi sel yang akan dibaca atau ditulisi adalah dekoder. Rangkaian khusus ini disebut dekoder banyak-ke-satu, matriks dekoder, atau dekoder, dan memiliki karakteristik sedemikian sehingga untuk masingmasing bilangan masukan biner dari 2 n yang mungkin diambil oleh n-sel masukan, matriks itu akan mempunyai satu saluran yang unik dari 2n saluran keluaran. Dalam pelaksanaan praktikum, yang digunakan adalah IC dengan fungsi dekoder tersebut. Gambar 4.1. menunjukkan diagram kotak IC dekoder 2-bit) dengan masukan 2 buah dan keluaran berjumlah 4 buah, serta sebuah kendali. Hubungan antara masukan dan keluaran adalah jumlah keluaran merupakan 2 pangkat masukannya (keluaran = 2masukan). Sebagai contoh jika masukannya 2, maka keluarannya adalah 2 2 = 4. Tabel 4.1. menunjukkan hasil keluaran dari dekoder pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Diagram kotak Dekoder 2-bit. Tabel 4.1. Fungsi keadaan dekoder 4.1 Masukan Keluaran FE B A Y3 Y2 Y1 Y0 1 x x 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa FE berfungsi sebagai masukan untuk membolehkan (men-enable) dekoder tersebut bekerja, jika aktif (=0=aktif rendah), maka dekoder baru memperhatikan masukan A dan B. Jika A=0 dan B=0, maka keluaran Y0 akan aktif (=0=aktif rendah), demikian seterusnya untuk masukan yang lain dapat dilihat pada tabel 4.1. tersebut. D. Soal
1.

Susunlah untai dekoder 4-bit dengan menggunakan dua dekoder biner 2-bit, seperti pada gambar dibawah. Amatilah hasil keluarannya, dan isilah pada tabel yang telah disediakan pada lembar kerja.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

17

2. Susunlah untai dekoder 10-bit ( yang digunakan hanya 3-bit saja) dengan menggunakan dekoder biner 3-bit, gerbang NAND 8-masukan, dan beberapa gerbang NOT, seperti pada gambar di bawah. Amatilah hasil keluarannya, dan isilah pada tabel yang telah disediakan pada lembar kerja.

Keterangan : - AEN dan -IOW dihubungkan dengan Ground (aktif rendah). - Vcc dihubungkan dengan Vcc 5 Volt dari sumber daya.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

18

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL IV.Dekoder Nomor Mhs : ........ Nama Praktikan : .................. Paraf Asisten tanggal : ......... : .........

1. Dekoder 4-bit dengan menggunakan dua buah dekoder 2-bit. Gambar untai dekoder

Tabel pengamatan : Masukan D C B 0 1 X 1 0 X 1 1 X 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1

A X X X 0 1 0 1

Y3

Keluaran Y2 Y1

Y0

2. Dekoder 10-bit dengan menggunakan dekoder 3-bit, gerbang gerbang NOT. Gambar untai dekoder

NAND 8-masukan,

Masukan
A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 Y7 Y6 Y5

Keluaran
Y4 Y3 Y2 Y1 Y0

1 0 0 0 0 0 0 0 0

x 0 0 0 0 0 0 0 0

x 1 1 1 1 1 1 1 1

x 1 1 1 1 1 1 1 1

x 1 1 1 1 1 1 1 1

x 1 1 1 1 1 1 1 1

x 1 1 1 1 1 1 1 1

x X 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 MODUL V UNTAI PENCACAH

x 0 0 0 0 1 1 1 1

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

19

A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud : Memperkenalkan untai pencacah kepada para praktikan. 2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai pencacah dan menyusun untai pencacah dengan berbagai macam kombinasinya. B. Teori Untai pencacah merupakan suatu untai digital yang digunakan untuk mencatat banyaknya kejadian dari masukan tertentu. Hal ini yang digunakan sebagai dasar dari pencacahan dan dipakai berulang-ulang. Untuk pengembangan lebih lanjut maka pencacah dapat berupa pencacah naik atau pencacah turun. Pencacah naik maksudnya adalah akan menambah nilai cacahan dengan nilai tertentu jika suatu keadaan menyebabkannya bertambah, demikian juga pencacah turun adalah akan mengurangi nilai cacahan dengan nilai tertentu jika suatu masukan menyebabkannya berkurang. 1. Pencacah Biner Pencacah biner adalah suatu jenis untai pencacah yang nilainya dimulai dari keadaan 0 pada semua keluaran sampai dengan semua keluaran bernilai 1. Pada saat semua keluaran bernilai 1 maka untuk keadaan selanjutnya akan mengambil keadaan awalnya, demikian seterusnya. Tabel 5.1.a menunjukkan hasil dari untai pencacah naik 3-bit dan tabel 5.1.b menunjukkan hasil dari untai pencacah turun 3-bit. Tabel 5.1. pencacah biner 3-bit a. pencacah naik Keadaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ... b. pencacah turun Keadaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ... X2 0 0 0 0 1 1 1 1 0 .. X1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 .. X0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 .. Nilai Biner 0 7 6 5 4 3 2 1 0 dan seterusnya X2 0 0 0 0 1 1 1 1 0 .. X1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 .. X0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 .. Nilai Biner 0 1 2 3 4 5 6 7 0 dan seterusnya

Untai pencacah dapat dibuat dengan berbagai macam cara, ada yang menggunakan untai kombinasional antara gerbang-gerbang dasar atau juga sudah ada keping (chip = IC) khusus yang memang sudah dirancang untuk keperluan pembuatan untai pencacah. Beberapa untai pencacah akan dibahas dalam teori ini.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

20

a. Untai Pencacah dengan Flip-flop JK IC SN 7476 merupakan suatu IC (Integrated Circuit=rangkaian terintegrasi) keluaraga IC TTL (transistor transistor logic) yang didalamnya terdapat dua buah Flip-flop JK. Untai flip-flop JK merupakan pengembangan dari untai flip-flop RS. Lebih lanjut dapat dilihat pada gambar 5.1.

a) Gambar 5.1. Flip flop JK.

b)

(a). JK Flip-flop dibentuk dari flip flop RS. (b). JK flip flop.

Tabel kebenaran dari untai flip-flop tipe JK dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Tabel kebenaran flip-flop JK Masukan Keadaan J K Berikutnya 0 0 Q1 0 1 0 1 0 1 1 1 Q2 Untai pencacah naik 3-bit dan pencacah turun 3-bit dengan Flip-flop JK adalah seperti telihat pada gambar 5.2 berikut ini.

Gambar 5.2. Untai pencacah dengan Flip-flop JK Jika diinginkan membuat untai pencacah naik maka keluaran yang digunakan (dihubungkan dengan penampil) adalah keluaran dari Q1, demikian juga jika diinginkan membuat untai pencacah turun maka keluaran yang digunakan (dihubungkan dengan penampil) adalah keluaran dari Q2. b. Untai pencacah dengan IC pencacah Seperti telah disebutkan diatas bahwa terdapat keping (Chip=IC) khusus yang digunakan untuk pencacah ini. Untuk itu maka akan dibahas komponen IC tersebut, dalam hal ini adalah IC SN 7493 (pencacah biner). IC ini termasuk dalam keluarga IC TTL. Gambar 5.3. menunjukkan gambar diagram IC SN 7493 yang digunakan sebagai pencacah biner.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

21

Gambar 5.3 Untai pencacah dengan IC SN 7493. 2. Pencacah jangkau tertentu. Dalam aplikasi yang lain, seringkali diinginkan suatu nilai yang perputaran nilainya pada nilai tertentu, contohnya suatu pencacah yang nilainya antara 0 sampai dengan 9, atau nilainya antara 0 sampai dengan 4 (pencacah modulo 5) seperti pada digit menit dan jam pada suatu jam digital dan lain-lain. Bahkan jika diinginkan suatu pencacah yang nilainya antara 0 sampai dengan 23 (modulo 24) maka harus dibuat suatu untai pencacah BCD bertingkat dengan modulo 24. Untuk lebih memudahkan pembuatan atau perancangan pencacah maka digunakan IC yang khusus digunakan untuk pencacah yaitu IC SN 7493 (pencacah biner) seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan suatu IC SN 7490 (pencacah BCD atau biner). Pada perancangan untai pencacah dengan modulo tertentu maka yang harus diperhatikan adalah pola bit biner dari bilangan tertinggi dari nilai yang bisa dicapai. Selain itu juga fungsi masing masing kaki IC yang digunakan. Pada bagian selanjutnya telah dibahas contoh aplikasi IC SN 7493 sebagai pencacah biner. Kaki R01 dan R02 berfungsi sebagai RESET Counter dihubungkan dengan ground, hal ini berarti kaki tersebut tidak pernah aktif (karena mempunyai aktif tinggi). Jika diinginkan suatu pencacah yang mencacah pada jangkauan nilai tertentu saja maka kaki R01 dan kaki R02 haruslah digunakan. Contoh : Jika diinginkan suatu pencacah yang berfungsi sebagai pencacah modulo 5, maka yang diperhatikan adalah pola bit biner 5 adalah 0101 (4-bit). Disini dilihat bahwa bit ke-0 adalah 1, bit ke-1 adalah 0, bit ke-2 adalah 1, dan bit ke-3 adalah 0. Untuk mengaktifkan reset counter (aktif tinggi) dapat kita gunakan bit ke-0 dan bit ke-2, oleh karena itu maka salah satu reset counter dihubungkan dengan bit ke-0 dan reset yang lain dihubungkan dengan bit ke-2 dari keluaran pencacah (counter). Gambar untai pencacah modulo 5 adalah sebagai berikut :

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

22

Selanjutnya akan dibahas tentang IC SN 7490 sebagai pencacah BCD. Gambar 5.4. menunjukkan diagram kotak IC SN 7490. Tabel 5.2. menunjukkan tabel fungsi pencacah BCD.

Gambar 5.4. Diagram kotak IC SN 7490 Tabel 5.2 Fungsi pencacah BCD SN 7490 Reset Input R01 R02 R91 R92 H H x L H H L x x x H H x L x L L x L x L x X L x L L x Qd L L H Output Qc Qb L L L L L L COUNT COUNT COUNT COUNT Qa L L H

Contoh : Susunlah pencacah modulo 24 (nilainya 0 - 23) dengan pencacah BCD 7490. Gambar untai pencacah modulo 24

D. Soal 1. Susunlah untai pencacah biner dengan flip-flop JK. a. pencacah naik b. pencacah turun 2. Susunlah untai pencacah biner dengan IC pencacah biner SN 7493. 3. Susunlah untai pencacah dengan modulo tertentu dengan IC SN 7493. a. modulo 10 b. modulo 6 4. Susunlah untai pencacah yang berfungsi seperti halnya menit pada suatu jam. 5. Susunlah untai pencacah yang berfungsi seperti halnya kerja suatu jam (menit dan detik saja).

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

23

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL V. Untai Pencacah Nomor Mhs Nama Praktikan : ........ : .................. Paraf Asisten tanggal : ......... : .........

1. Untai pencacah Biner dengan Flip-flop JK a. pencacah naik Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

b. pencacah naik Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

2. Untai pencacah Biner dengan IC pencacah Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

3. Untai pencacah dengan modulo tertentu a. modulo 10 Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen b. modulo 6 Gambar untai

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

24

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

4. Untai pencacah yang berfungsi sebagai menit Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

5. Untai pencacah yang berfungsi menit dan jam Gambar untai

Hasil pengamatan pada penampil 7-segmen

MODUL VI APLIKASI LALULINTAS SISTEM DIGITAL A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud : Memperkenalkan salah satu aplikasi sistem digital kepada para praktikan.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

25

2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui penerapan sistem dalam kehidupan sehari-hari dan mampu untuk dilaksanakan dalam praktikum. B. Teori Salah satu aplikasi sistem digital yang akan dipraktikkan pada modul ini adalah untai Lampu pengatur lalu lintas pada suatu pemberhentian simpang tiga, seperti telihat pada gambar 6.1. Pada suatu saat hanya ada kendaraan dari satu arah saja yang diperbolehkan lewat ke arau tujuan (dari arah A saja atau dari arah B saja).

Dalam aplikasi pada sistem digital nantinya dianggap bahwa kalau lampu hidup maka akan berlogika atau bernalar 1 dan sebaliknya jika lampu padam maka akan bernalar 0. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah pembuatan tabel keadaan lampu lalu lintas tersebut, seperti terlihat pada tabel 6.1. Arah A M K H 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 Arah B K H 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0

m 0 1 2 3 4 5 6 7

M 1 1 1 1 1 0 0 0

Keterangan : M = Merah, K = Kuning, H = Hijau Dari Tabel tersebut kemudian dibuat peta Karnaugh (dibaca pada buku catatan kuliah) untuk masing-masing lampu.

Peta Karnaugh untuk arah A Lampu Merah C 1 0 C 0 0 Lampu Kuning C 0 0 Lampu Hijau C 0 1 C 0 1 C 1 0

A.B A.B

A.B A.B

A.B A.B

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

26

A.B A.B

1 1

1 1

A.B A.B

0 0

0 0

A.B A.B

0 0

0 0

Dengan penyederhanaan peta karnaugh di dapat persamaan sebagai berikut : Y Merah = A + (B . C) Y Kuning = A.B.C Y Hijau = A.B.C + A.B.C Keterangan : Bit A adalah bit MSB, bit C adalah bit LSB. Peta Karnaugh untuk arah B Lampu Merah C 1 1 0 1 C 1 1 0 0 Lampu Kuning C 0 0 0 0 Lampu Hijau C 0 0 1 0 C 0 0 1 0 C 0 0 0 1

A.B A.B A.B A.B

A.B A.B A.B A.B

A.B A.B A.B A.B

Dengan penyederhanaan peta karnaugh di dapat persamaan sebagai berikut : Y Merah = A + (B . C) Y Kuning = A.B.C Y Hijau = A.B.C + A.B.C Keterangan : Bit A adalah bit MSB, bit C adalah bit LSB.

Setelah semua rangkaian dibuat, maka sebenarnya kerja dari lampu tersebut hanya mengulang-ulang keadaan seperti terlihat dalam tabel 6.1 di atas. Sehingga untuk merealisasikannya dibutuhkan suatu untai pencacah biner 3-bit yang mempunyai keadaan keluaran sebanyak 8 buah. Gambar 6.2 menunjukkan hubungan antara dekoder lampu lalu-lintas dengan untai pencacah biner 3-bit.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

27

Gambar 6.2. Untai Pengatur lampu lalu-lintas simpang tiga. D. Soal 1. Buatlah untai pengatur lalu-lintas simpang tiga seperti terlihat pada gambar 6.2 di atas. Gambarlah sekali lagi untai masing-masing dekoder secara lebih detail berserta untai pencacahnya dan hubungan antara keluaran pencacah (A, B, C) dengan masukan pada dekoder (A, B, C). 2. Buatlah analisa tentang hasil yang telah anda kerjakan pada saat praktikum pada modul ini. Buatlah analisa tentang hasil pengamatan sementara. Buatlah juga analisa secara lebih lengkap pada Laporan resmi.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

28

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL VI. Aplikasi Lalulintas Sistem Digital

Nomor Mhs Nama Praktikan

: ........ : ..................

Paraf Asisten : ......... tanggal : .........

1. Untai pengatur lampu lalu-lintas. a. Gambar untai secara lengkap.

b. Analisa hasil pengamatan. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

29

MODUL VII MULTIPLEKSER A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud : Memperkenalkan multiplekser kepada para praktikan. 2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi multiplekser dan berbagai kombinasinya. B. Teori Multiplekser adalah suatu untai digital yang berguna untuk menyalurkan sejumlah nmasukan ke dalam satu atau dua jalur keluaran dengan mengatur jalur alamat ( address)-nya dan jalur select atau strobe. Gambar 7.1. menunjukkan diagram blok multiplekser 8-kanal masukan dan 2-kanal output.

Gambar 7.1. Jalur E0-E7 (8-kanal) adalah jalur masukan digital merupakan data yang akan disalurkan ke jalur keluaranY, keluaran W merupakan jalur keluaran yang mempunyai nalar berlawanan dengan jalur Y (W = -Y). Jalur A, B, C merupakan pemilih saluran. Jalur ST atau strobe digunakan untuk mngendalikan keluaran Y dan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kebenaran multiplekser berikut ini: ST H L L L L . . . L INPUT C B X X L L L L L H L H A X L H L H OUTPUT Y W L H E0 -E0 E1 -E1 E2 -E2 E3 -E3

E7

-E7

Keterangan: Untuk semua masukan A, B, C bernilai sembarang, jika ST diberikan nilai 1 atau H maka Y akan bernilai 0 atau L dan W bernilai 1 atau H.

C. Percobaan 1. Susunlah untai multiplekser seperti pada Gambar 7.1. Jalur E0 sampai E7 disambungkan dengan jalur masukan saklar biner. Jalur A, B, C, dan ST disambungkan dengan jalur

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

30

masukan saklar biner. Jalur Y dan W disambungkan dengan penampil LED biner. Amati hasilnya dan diisikan pada tabel kebenaran yang tersedia pada lembar pengamatan. D. PERTANYAAN 1. Bagaimana hubungan antara jumlah masukan En terhadap jalur kendali pemilih saluran ? 2. Bagaimanakah cara untuk mendapatkan multiplekser dengan jumlah masukan 16, jika yang tersedia adalah dua buah multiplekser dengan jumlah masukan 8 ?

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL VII. MULTIPLEKSER

Nomor Mhs Nama Praktikan

: ........ : ..................

Paraf Asisten : ......... tanggal : .........

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

31

1. Pengamatan Multiplekser a. Gambar Rangkaian

b. Tabel Pengamatan ST 1 0 0 0 0 0 0 0 0 INPUT C B X X 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 A X 0 1 0 1 0 1 0 1 OUTPUT Y W

Jawaban pertanyaan 1. ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ 2. ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ MODUL VIII ENKODER (PENYANDI) A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud : Memperkenalkan enkoder (penyandi) kepada para praktikan. 2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi enkoder (penyandi) dan berbagai kombinasinya.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

32

B. Teori Enkoder atau penyandi adalah untai digital yang mempunyai fungsi yang berlawanan dengan untai dekoder. Untai enkoder atau penyandi mempunyai sejumlah masukan yang pada satu saat hanya ada satu masukan yang boleh aktif. Keluaran enkoder ini adalah bit jamak terkode yang akan dibangkitkan tergantung pada masukan yang diaktifkan. Aplikasi enkoder ini misalnya papan ketik yang terdiri atas karakter, angka, dan karakter khusus yang kira-kira terdiri atas 84 karakter. Setiap karakter dipilih dengan menekan sebuah tombol pada papan ketik (keyboard), selanjutnya penyandi akan mengubah setiap masukan ke sandi biner tertentu. Gambar 8.1. menunjukkan aplikasi enkoder untuk papan ketik atau keyboard.

Gambar 8.1. Aplikasi Enkode untuk keyboard. Diperlukan sandi 7-bit untuk menyadikan 84 karakter yang ada menjadi kode biner (27 = 128). Enkoder yang digunakan dalam praktikum adalah jenis 74148, yang mempunyai masukan sebanyak 8-buah, dan keluaran sebanyak 3-buah. Berikut ini adalah gambar simbol Enkoder 74148.

Tabel Kebenaran Enkoder 74148 INPUT _ _ _ 2 3 4 X X X H H H X X X X X X X X X X X L OUTPUT __ __ __ A1 A0 GS H H H H H H L L L L H L H L L H H L

__ EI H L L L L L

_ 0 X H X X X X

_ 1 X H X X X X

_ 5 X H X X L H

_ 6 X H X L H H

_ 7 X H L H H H

__ A2 H H L L L L

__ EO H L H H H H

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

33

L L L L

X X X L

X X L H

X L H H

L H H H

H H H H

H H H H

H H H H

H H H H

H H H H

L L H H

L H L H

L L L L

H H H H

C. Percobaan 1. Susunlah untai enkoder dan amatilah masukan dan keluarannya pada tabel kebenaran.

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL VIII. ENKODER

Nomor Mhs Nama Praktikan

: ........ : ..................

Paraf Asisten : ......... tanggal : .........

1. Gambar untai enkoder.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

34

Tabel Kebenaran Enkoder 74148 INPUT _ _ _ 2 3 4 X X X H H H X X X X X X X X X X X L X L H L H H H H H H H H OUTPUT __ __ __ __ A2 A1 A0 GS


__ EI H L L L L L L L L L

_ 0 X H X X X X X X X L

_ 1 X H X X X X X X L H

_ 5 X H X X L H H H H H

_ 6 X H X L H H H H H H

_ 7 X H L H H H H H H H

__ EO

MODUL IX PEMBANDING (KOMPARATOR) DIGITAL

A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud : Memperkenalkan untai pembanding kepada para praktikan. 2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai pembanding dan kombinasinya. berbagai

B. Teori Pengertian mendasar dari pembanding atau comparator adalah membandingkan suatu data dengan data yang lain. Besarnya data dapat bervariasi asalkan keduanya mempunyai besaran yang sama (misalnya volt dengan volt, bilangan biner 1-bit dengan bilangan biner 1-bit, bilangan biner 2-bit dengan bilangan biner 2-bit, dan lain-lain ). Pembahasan lebih lanjut dalam praktikum ini adalah untai pembanding data biner.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

35

1. Pembanding 1-bit Pembanding 1-bit adalah membandingkan 1-bit data dengan 1-bit data lainya. Tabel berikut ini menunjukkan tabel kebenaran untai pembanding 1-bit. A 0 0 1 1 B 0 1 0 1 Fungsi 1 0 1 1 0 Fungsi 2 1 0 0 1

Dilihat dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa untuk hasil Fungsi 1 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai sama, dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai berbeda. Untai pembanding demikian dinamakan dengan untai pembanding 1-bit dengan keluaran aktif rendah. Gerbang yang sesuai dengan tabel Fungsi 1 adalah gerbang EXOR. Untuk hasil Fungsi 2 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai berbeda dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai sama. Untai pembanding demikian dinamakan dengan untai pembanding 1-bit dengan keluaran aktif tinggi. Gerbang yang sesuai dengan tabel Fungsi 1 adalah gerbang EXNOR. Gambar 8.1. menunjukkan untai pembanding 1-bit.

Gambar 8.1. Untai pembanding 1-bit. 2. Pembanding 2-bit Untai pembanding 2-bit merupakan pengembangan dari untai pembanding 1-bit. Tabel berikut menunjukkan tabel kebenaran untai pambending 2-bit. A1 A0 B1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 B0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 Fungsi 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 Fungsi 2 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

36

Dilihat dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa untuk hasil Fungsi 1 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai sama, dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai berbeda. Untuk hasil Fungsi 2 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai berbeda dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai sama. Perlu diingat bahwa gerbang EXOR dan gerbang EXNOR hanya mempunyai dua buah masukan. untuk itu diperlukan gerbang lain yang digunakan untuk menggabungkan kedua hasil keluaran. Gambar 8.2. menunjukkan untai pembanding 2bit.

(a)

(b) Gambar 8.2. Untai pembanding 2-bit. (a). Aktif Rendah (b). Aktif Tinggi 3. Pembanding 8-bit Pembanding 8-bit dapat disusun dengan menambah atau memodifikasi dari untai pembanding 2-bit, namun hal ini terasa kurang praktis dan rangkaiannyapun relatif banyak. Untuk mengatasi hal ini digunakan IC pembanding (comparator) dengan tipe 74688. Di dalam IC ini terdapat untai pembanding 8-bit dengan keluaran aktif rendah (artinya keluaran akan bernilai rendah atau 0 jika kedua masukan bernilai sama dan dakan bernilai tinggi atau 1 jika kedua masukan berbeda nilainya).

Gambar 8.3. menunjukkan IC 74688. C. Percobaan 1. Susunlah untai pembanding atau comparator 1-bit dengan keluaran aktif rendah. Amatilah hasilnya dalam sebuah tabel kebenaran.

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

37

2. Susunlah untai pembanding atau comparator 2-bit dengan keluaran aktif rendah. Amatilah hasilnya dalam sebuah tabel kebenaran. 3. Susunlah untai pembanding atau comparator 8-bit dengan mengggunakan IC comparator 74688.

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL IX. PEMBANDING (KOMPARATOR) DIGITAL

Nomor Mhs Nama Praktikan

: ........ : ..................

Paraf Asisten : ......... tanggal : .........

1. Untai pembanding atau comparator 1-bit dengan keluaran aktif rendah. a. Gambar Rangkaian

b. Tabel Kenenaran A B Fungsi 0 0 0 1 1 0 1 1

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

38

2. Untai pembanding atau comparator 2-bit dengan keluaran aktif rendah. a. Gambar Rangkaian

b. Tabel Kenenaran A1 A0 B1 B0 Fungsi 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 3. Untai pembanding atau comparator 8-bit dengan mengggunakan IC comparator 74688. a. Gambar rangkaian

b. Tabel kebenaran A7 0 0 0 A6 X 0 0 A5 X 0 0 A4 X 0 0 A3 X 0 0 A2 X 0 0 A1 X 0 0 A0 X 0 1 B7 1 0 0 B6 X 0 0 B5 X 0 0 B4 X 0 0 B3 X 0 0 B2 X 0 0 B1 X 0 0 B0 X 0 1 39 Fungsi

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

0 1 X 1 X 1

0 1 1 1 X 1

0 1 X 1 X 1

0 1 X 1 X 1

1 0 X 1 X 1

1 0 X 1 X 1

1 0 X 1 X 1

1 0 X 0 0 1

0 1 X 1 X 1

0 1 0 1 X 1

0 1 X 1 X 1

0 1 X 1 X 1

1 0 X 1 X 1

1 0 X 1 X 1

1 0 X 1 X 1

1 0 X 0 1 1

MODUL X REGISTER GESER A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud : Memperkenalkan untai register geser kepada praktikan. 2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai register geser dan berbagai kombinasinya. B. Teori Register geser merupakan salah satu untai sekuensial dalam sistem digital. Register geser digunakan untuk mencatat data yang masuk secara berurutan. Adapun jenis-jenis register geser tersebut adalah : a) Serial IN serial OUT (SISO) Masukan dari register ini adalah serial dan output dari register ini juga serial. Ilustrasi : Data In Data Out

b) Serial IN paralel OUT (SIPO) Masukan dari register ini adalah serial dan output dari register ini paralel. Ilustrasi : Data In

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

40

Data Out (paralel) c) Paralel IN serial OUT (PISO) Masukan dari register ini adalah paralel dan output dari register ini serial. Ilustrasi : Data In Data Out

d) Paralel IN paralel OUT (PIPO) Masukan dari register ini adalah paralel dan output dari register ini juga paralel. Ilustrasi :
Data In (paralel)

Data Out (paralel)

Register geser yang digunakan untuk praktikum ini adalah jenis SN 74LS194 yang mempunyai Input serial maupun paralel (4-bit), dengan Output Paralel (4-bit). Register geser dengan menggunakan IC jenis ini dapat digunakan untuk operasi penggeseran ke kiri ( left shift) atau untuk operasi penggeseran ke kanan ( right shift). Berikut ini adalah gambar IC 74LS194.

Gambar 10.1. Susunan kaki IC 74LS198 Jalur-jalur yang ada pada register IC 74LS198 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Input Output Clear Mode Clock Serial Paralel QA QB QC QD Keterangan S1 S0 Left Right A .. D L X X X X X X L L L L Clear H X X L X X X QA0 QB0 QC0 QD0 No Change H H H X X a .. h a b c d Par. Load H L H X H X H QAn QBn QCn Sh. Right H L H X L X L QAn QBn Sh. Right QCn H H L H X X QBn QCn QDn H Sh. Left H H L L X X QBn QCn QDn Sh. Left L H L L X X X X QA0 QB0 QC0 QD0 No Change Keterangan :

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

41

Jalur Clear digunakan untuk mereset keluaran atau output paralel. Jalur Mode S1 dan S0 digunakan untuk mengendalikan operasi penggeseran Jalur Clock (T) digunakan untuk memberikan sinyal pulsa. Jalur Serial Left (SEl) digunakan untuk memberikan data serial terhadap data yang akan digeser ke kiri Jalur Serial Right (SEr) digunakan untuk memberikan data serial terhadap data yang akan digeser ke kanan Jalur Paralel Input (A .. D) digunakan untuk memberikan data masukan paralel terhadap regsiter. Jalur Paralel Output (QA .. QD) merupakan jalur keluaran dari register (8-bit paralel) C. Percobaan C.1. Serial IN Serial OUT Langkah percobaan (Shift Right/geser kanan) 1. Hubungkan jalur S1 dan S0 dengan masukan saklar (beri logika 0 untuk S1 dan logika 1 untuk S0) menjadi mode shift right (geser kanan). 2. Hubungkan jalur QD dengan penampil LED sebagai keluaran serial 3. Hubungkan jalur SEr dengan saklar biner sebagai masukan serial 4. Berilah data pada SEr diikuti dengan penekanan tombol clock (catatlah data tersebut). 5. Ulangi langkah 4 sebanyak delapan kali 6. Amati tampilan LED biner diikuti dengan penekanan tombol clock. Tabel Pengamatan Input Serial SEr Output Serial (QD) 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 TUGAS A. Setelah melakukan percobaan C.1., maka buatlah register geser tersebut sedemikian sehingga berfungsi sebagai register geser kiri (Shift Left). Jalur mana saja yang digunakan, data serial dapat diubah sesuai dengan keinginan anda. C.2. Paralel IN Paralel OUT Langkah percobaan 1. Hubungkan jalur S1 dan S0 dengan masukan saklar (beri logika 1 untuk S1 dan logika 1 untuk S0) menjadi mode paralel in. 2. Hubungkan jalur QA sampai QD dengan penampil LED sebagai keluaran paralel 3. Hubungkan jalur A sampai H dengan saklar biner sebagai masukan paralel (catatlah data tersebut). Tabel Pengamatan Input Paralel Output Paralel (QA..QD) (A B C D) 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 TUGAS B. 1. Buatlah register dengan masukan serial dan output paralel (geser kiri). 2. Buatlah register dengan masukan serial dan output paralel (geser kanan). 3. Gunakan tabel pengamatan pada percobaan C2. (data masukan dapat diganti)

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

42

PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL MODUL X. REGISTER GESER

Nomor Mhs Nama Praktikan

: ........ : ..................

Paraf Asisten : ......... tanggal : .........

1. Serial Input Serial Output Tabel Pengamatan Input Serial SEr Output Serial (QD) 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2. Paralel Input Paralel Output Tabel Pengamatan Input Paralel Output Paralel (QA..QD) (A B C D) 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 Tugas A. ........................... Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3 43

........................... ........................... ........................... B1. ........................... ........................... ........................... ........................... B2. ........................... ........................... ........................... ........................... B3. ........................... ........................... ........................... ........................... B4. ........................... ........................... ........................... ........................... B5. ........................... ........................... ........................... ...........................

Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3

44

PANDUAN PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

UPT LABORATORIUM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

YOGYAKARTA

AKAKOM

Anda mungkin juga menyukai