Anda di halaman 1dari 34

Ahli Kelompok B6

Kasus 6

Pasien Ny.A 60 tahun datang dibawa oleh keluarganya karena tidak sadarkan diri, menurut keluarga pasien 2 tahun yang lalu pasien pernah mengalami serangan jantung dan mempunyai riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu.

RUMUSAN MASALAH
Ny. A 60 tahun datang karena tidak

sadarkan diri Pasien mempunyai riwayat serangan jantung 2 tahun yang lalu, dan hipertensi sejak 15 tahun yang lalu.

Analisis Masalah
Preventif Anamnesis

Penatalaksanaan

Prognosis

Pemeriksaan
Etiologi

Setelah mendapatkan EKG


Diagnosis

Ny. A, 60 tahun, tidak sadarkan diri

Faktor Resiko

Epidemiologi Penatalaksanaan sinkop Patofisiologi

Ny. A, 60 tahun yang datang karena tidak sadarkan diri, mengalami ventrikel takikardia.

Anamnesis Umum :
Identitas pasien Keluhan utama Keluhan tambahan

Anamnesis Khusus:
Pertanyaan-pertanyaan seputar keadaan saat sebelum serangan - posisi (duduk,terlentang,berdiri), aktivitas ( istirahat,perubahan posisi, sedang atau sesaat setelah berkemih, BAB, batuk atau menelan) - Faktor-faktor predisposisi (tempat ramai, atau panas, berdiri dalam waktu lama, saat setelah makan) - Faktor yang memberatkan (ketakutan, nyeri hebat, pergerakan leher)

Anamnesis Khusus:
Pertanyaan-pertanyaan mengenai saat terjadinya serangan - Mual, muntah, rasa tidak enak di perut, rasa dingin, berkeringat, nyeri pada leher atau bahu, penglihatan kabur Pertanyaan-pertanyaan mengenai serangan yang terjadi (eyewitnessed) : - bagaimana cara seseorang tersebut jatuh (merosot atau berlutut), warna kulit (pucat,sianosis,kemerahan), lama hilangnya kesadaran, jenis pernafasan (mengorok), pergerakan (tonik-klonik, tonik, klonik atau minimal mioklonus, otomatisasi), dan lama kejadiannya, jarak antara timbulnya pergerakanpergerakan tersebut dengan kejadian jatuh, lidah tergigit

Anamnesis Khusus:

Penilaian Status Generalis


Keadaan umum : tampak sakit berat, sedang, ringan Kesadaran : compos mentis apatis delirium - somnolen

stupor - koma TTV (TD, Nadi, Pernapasan, Suhu) Glasgow Coma Scale

Glasgow Coma Scale

Penilaian Sistematis

ABC/CAB Tanda-tanda vital Tekanan darah Nadi Laju pernafasan Suhu

Pemeriksaan rektal Melihat tanda trauma yang terjadi

Tes hipotensi ortostatik

Pemeriksaan jantung, neurologi.

Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Glukosa Darah deteksi hipoglikemia Pem. Darah Lengkap- deteksi pendarahan internal

Pem. Elektrolit Darah


Analisa Gas Darah deteksi gangguan keseimbangan asam basa Urinalysis/Dipstick ISK

Pemeriksaan Radiologi
Roentgen Toraks Pneumonia CT scan Kepala Deteksi defisit neurologis & trauma kepala (subdural hematoma sekunder dari sinkop) CT-Scan toraks/abdominal Diseksi aorta, ruptur abdominal aneurysma aorta, emboli pulmonal Brain MRI Evaluasi p.drh vertebrobasilar Ekokardiografi - Dilakukan bila hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan EKG tidak ditemukan abnormalitas kardiak

Pemeriksaan lainnya
EKG Mengetahui tipe gangguan irama jantung Monitor Holter Head-up Tilt-table Test Stress Test

EEG

Sinkop

Kebanyakan individu yang pernah mengalami pingsan (terutama sinkop vasovagal) tidak mencari pertolongan dokter sehingga prevalensi dari sinkop tersebut sulit ditentukan. Sinkop yang paling sering terjadi adalah sinkop vasovagal (21,1%), sinkop kardiak (9,5%) dan 36,6% sinkop yang tidak diketahui penyebabnya. Pada pengamatan diakatakan bahwa tingkat mortalitas tertinggi ditemukan pada kasus sinkop yang disebakan oleh masalah kardiak.

Perbaiki ABC Berikan oksigen dan resusitasi cairan bila perlu Monitor EKG dan tanda-tanda vital Cari penyebabnya dengan anamnesis dan atasi sesuai penyebabnya

Penatalaksanaan sesuai penyebab:


Bila penyebabnya sinkop vasovagal, berikan disopiramid, teofilin, atau klonidin. Bila penyebabnya hipotensi ortostatik, yang perlu dilakukan adalah melakukan edukasi pada pasien dengan menghindari faktor-faktor yang dapat memicu sinkop seperti konsumsi obat-obat diuretika, guanetidin, dan alkohol. Bila penyebabnya akibat gangguan metabolik, seperti hipoglikemia berikan cairan glukosa untuk mengkoreksi hipoglikeminya serta hentikan peningkatan penggunan obat insulin. Bila penyebabnya aritmia, tangani sesuai prosedurnya.

Dari kasus didapatkan: Kesadaran: Sopor-koma, TD 60/palpasi, Nadi = teraba lemah Pada pemeriksaan EKG pasien:

Working Diagnosis: Ventrikel Takikardi


Ventricular tachycardia (VT) adalah rangkaian 3 atau lebih Ventricular Premature beats (VPBs) VPB fokus ektopik yang muncul dari ventrikel Dibagi menjadi 2 : sustained (>30 detik); nonsustained (<30 detik) Banyak muncul pada pasien dengan kelainan struktur jantung, ikemik miokard, miokard infark, gagal jantung, hipertrofi ventrikel, long QT syndrome, kelainan katup jantung dan kelainan jantung kongenital Dibagi lagi menurut morfologi QRS kompleksnya : Monomorphic VT dan Polymorphic VT

Pembagian: VT monomorfik & VT polimorfik (Torsades de Pointes)

Kepastian diagnosis takikardia ventrikel bila pada pemeriksaan EKG ditemukan : Kompleks QRS lebar 0,12 detik Tak ada hubungan dengan gelombang P

Differential Diagnosis:

Tujuan pengobatan: konversi cepat ke sinus rythm


Sustained VT & keadaan hemodinamik baik: dirawat

dengan anti aritmia dari kelas IA (prokainamid), kelas III (amiodarone) atau lidokain, semuanya diberikan secara intravena. Jika terapi dengan obatan gagal, ditukar ke konversi elektrik. Sustained VT dengan toleransi hemodinamik kurang tapi dengan evolusi ke edema pulmonary akut atau syok kardiogenik: terapi oksigen dengan mask atau nasal tube dan electric conversion, diawali dengan 50 joules, kemudian dengan 100 joules, 200 joules, sehingga 360 joules.

Tujuan pengobatan: konversi cepat ke sinus rythm


VT dengan deteriorasi hemodinamik yang berat: dilakukan

konversi elektrik dimulai dengan 200 joules sehingga 360 joules. Monomorfik VT: Amiodaron, Lidokain (0,5-0,75 mg/kgBB), Kardioversi (energi awal-100joule) Polimorfik VT: koreksi kelainan elektrolit, obat pilihan: magnesium sulfat, kardioversi

Tatalaksana Jangka Panjang


Medika Mentosa
Golongan antiaritmia: Kelas I : Sodium channel blocker Ia: prokainamid, quiniden, disopiramid Ib: Lidokain, mexiletin, fenitoin 1c: Flekainid, propafenon, moricizine Kelas II : Beta-Blocker Kelas III : Bepiridil, amiodaron, sotalol Kelas IV : Ca-Channel Blocker (Verapamil)

Non-Medika Mentosa

Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) Konsultasi Diet

Penatalaksanaan Emergensi : CPR

Mengehadkan pengambilan kafein Modifikasi gaya hidup: menghentikan penggunaan produk tembakau (stop smoking) Senaman kardiovaskular Elakkan penggunaan recreational drugs dan alkohol Ubahsuai Diet: kurangkan lemak & daging merah, buah, sayur, dan ikan. Menghentikan obat yang dapat mengganggu obat antiaritmia Penempatan ICD

Komplikasi
Komplikasi : kematian

Prognosis

Prognosis : Dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai