Anda di halaman 1dari 18

MODUL 2

Diferensial
1. Pengertian Turunan suatu Fungsi
Banyak kejadian-kejadian di alam semesta ini yang melibatkan
perubahan kuantitas, misalnya : perubahan benda yang bergerak,
pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk, perubahan tegangan
listrik, dan sebagainya. Idea untuk menentukan laju perubahan tersebut
pada mulanya diletakkan dasar oleh seorang ahli matematika bangsa
Inggris yang bernama Isaac Newton ( 1642 1727 ) ketika ia menentukan
perbandingan perubahan benda yang bergerak dalam ilmu mekanika.
Suatu benda yang bergerak selalu menggunakan waktu, dikatakan
bahwa benda yang bergerak itu merupakan fungsi dari pada waktu.
Andaikan f suatu fungsi yang didefinisikan oleh persamaan :
s = f ( t )
yang disebut persamaan gerak suatu benda, dengan s menyatakan jarak
yang ditempuh benda yang bergerak selama satuan waktu t , maka
kecepatan v adalah :
v =
0
t t
lim
0
0
) ( ) (
t t
t f t f

jika t = t
0
+ h , maka h 0 apabila t t
0
sehingga persamaan
menjadi :
v =
0
lim
h
h
t f h t f ) ( ) (
0 0
+
, dimana t
0
: saat awal
12
Proses matematik diatas disebut differensiasi , dan hasilnya disebut
turunan
Definisi secara umum adalah sebagai berikut :
Misalkan f fungsi dengan daerah definisi D yang mengandung suatu
interval terbuka yang memuat titik x , maka f

( x ) ditentukan oleh :
f

( x ) =
0
lim
h
h
x f h x f ) ( ) ( +
asal limit ada, disebut turunan f di x , untuk setiap x dimana nilai limit ada
Jika f

( x ) ada dititik x maka fungsi f dikatakan dapat diturunkan


(didefferentiable ) di titik itu.
Untuk fungsi y = f (x) yang dapat diturunkan sering digunakan y

untuk menyatakan nilai turunan di x yaitu y

= f

(x) . Perlu diperhatikan


bahwa f

adalah fungsi , sedangkan f

(x) atau y

menyatakan nilai di titik x.


Dengan demikian, jika y = f(x) maka f

( turunan f ) adalah laju


perubahan f terhadap variabel bebas x , dan f

(x
0
) adalah laju perubahan f
di titik x = x
0
1. Tafsiran Geometri untuk Turunan
Pandang grafik fungsi y = f ( x ) pada gambar sebagai berikut :
13
y=f(x)
P
Q

X
Y
Y
X
O
Titik P( x,y ) dan Q( x+x, y+y )
terletak pada kurva y = f ( x )
Jika variabel bebas x bertambah
dengan x, maka y juga bertambah
dengan y
sehingga : y = f ( x + x ) - f ( x )
dan kecondongan atau gradien garis PQ adalah tan yaitu :
x
x f x x f
x
y

) ( ) (
Jika x 0 maka titik Q bergerak mendekati P sedemikian hingga
garis PQ akan menempati garis singgung di titik P .Sehingga diperoleh
limit yaitu :
0
lim
x

x
y
0
lim
x

x
x f x x f

+ ) ( ) (
= tan yang merupakan
derivative ( turunan ) dari y = f ( x ). Sedangkan tan merupakan gradien
garis singgung di titik P( x, y ).
Ahli matematika bangsa Jerman yang bernama Wiehelm Gattfried
Leibniz ( 1646 1716 ) menyatakan
0
lim
x
x
y

dengan
dx
dy
Jadi :
dx
dy
=
0
lim
x
x
y

=
0
lim
x

x
x f x x f

+ ) ( ) (
Secara geometris dapat disimpulkan bahwa
dx
dy
merupakan
koefisien arah ( gradien ) garis singgung pada kurva y = f (x) di titik P( x,y )
dan dapat ditentukan persamaan garis singgung pada kurva y = f ( x ) di
titik singgung P( x
0
,y
0
) yaitu : ( y y
0
) =
dx
dy
( x - x
0
)
Dengan demikian untuk fungsi y = f ( x ) didefinisikan :
a). dx , disebut diferensial x dengan relasi dx = x
14
b). dy , disebut diferensial y dengan relasi dy = f

(x) dx
Diferensial variabel bebas adalah sama dengan pertambahan
variabel , tetapi diferensial variabel tak bebas tidak sama dengan
pertambahan variabel itu.
Perlu diperhatikan bahwa jika y = f(x) fungsi yang dapat diturunkan
maka turunannya dapat dinyatakan dengan notasi-notasi berikut :
y

, f

(x) yaitu notasi Lagrange atau aksen


Dy, Df(x) dengan
dx
d
adalah operator D yaitu notasi operator
dx
dy
,
dx
d
f(x) , yaitu notasi Leibniz
Contoh :
a. Pandang fungsi konstan f ( x ) = c , - < x <
dimana c bilangan riil , maka untuk setiap x berlaku :

h
x f h x f ) ( ) ( +
=
h
c c
= 0 , h 0
Akibatnya :
f

( x ) =
0
lim
h

h
x f h x f ) ( ) ( +
=
0
lim
h
0 = 0
Jadi turunan fungsi konstan dimana-mana adalah nol.
Grafik fungsi konstan adalah garis lurus sejajar sumbu x .
Turunan di setiap titik adalah nol, berarti gradien garis singgung di
setiap titik adalah nol , sehingga garis singgung adalah garis lurus itu
sendiri.
15
b. Diketahui : f ( x ) = x
3
, carilah f

(x) langsung dari definisi.


Penyelesaian :
h
x f h x f ) ( ) ( +
=
h
x h x
3 3
) ( +
=
h
h xh h x
3 2 2
3 3 + +
= 3 x
2
+ 3 x h + h
2
, h 0
Jadi f

( x ) =
0
lim
h
h
x f h x f ) ( ) ( +
=
0
lim
h
( 3 x
2
+ 3 x h + h
2
) = 3 x
2

c. Jika f(x) = x
2
3x + 2 : tentukan persamaan garis singgung pada
grafik y = x
2
3x + 2 di titik ( 3,2 )
Penyelesaian :
h
x f h x f ) ( ) ( +
=
h
) 2 + x 3 x ( - } 2 + h) + 3(x ) h + x {(
2 2
=
h
2 x 3 + x - 2 + h 3 - 3x h + xh 2 + x
2 2 2
=
h
3h - h + xh 2
2
= 2x + h - 3
f

(x) =
0
lim
h
h
x f h x f ) ( ) ( +
=
0
lim
h
(2x + h - 3) = 2x 3
sehingga gradien garis singgung di titik ( 3,2 ) adalah f

(3) = 2.33 = 3
Jadi persamaan garis singgungnya adalah :
y 2 = 3 ( x 3 )
y = 3x 7 atau 3x y 7 = 0
16
2. Beberapa Teorema Penurunan
Berdasarkan pengertian turunan suatu fungsi diatas dapat
dirumuskan beberapa teorema sebagai berikut :
a. Teorema Aturan Pangkat
Jika f (x) = x
r
, maka f

(x) = r x
r 1
berlaku untuk bilangan real r dan
untuk semua x dimana f

(x) menghasilkan bilangan real


Contoh :
Tentukan f

(x) jika f (x) = x


2/3
Dengan aturan pangkat di dapat f

(x) =
3
2
x
1/3
b. Teorema Aljabar Turunan
Andaikan fungsi-fungsi f dan g dapat diturunkan di titik x dan c
konstan Maka fungsi-fungsi f + g, f - g, c.f, f.g,
g
f
( asal g(x) 0 ) juga
dapat diturunkan di x . Selanjutnya :
a) [ f(x) t g(x) ]

= f

(x) t g

(x)
b) [ c f(x) ]

= c f

(x) untuk c konstan


c) [ f(x). g(x) ]

= f

(x) g(x) + f(x) g

(x) ( aturan hasil kali )


d) [ f(x)/g(x) ]

=
2
' '
] ) x ( g [
) x ( g ) x ( f ) x ( g ) x ( f
jika g(x) 0(aturan
pembagian)
Contoh :
17
1) Jika f(x) = 2 x
3
4 x
2
+ 3 x + 5 , tentukan f

(x)
Penyelesaian :
f

(x) = (2 x
3
)

(4 x
2
)

+ (3 x)

+ (5)

= 2 (3x
2
) 4 (2x )+ 3 (1) + 0
= 6 x
2
8 x + 3
2) Jika f(x) = (2 x
3
x ) ( x
4
+ 3 x ) , tentukan f

(x)
Penyelesaian :
Ada dua cara , pertama dengan aturan hasil kali
f

(x) = (2 x
3
x )

( x
4
+ 3 x ) + (2 x
3
x ) ( x
4
+ 3 x )

= (6 x
2
1 ) ( x
4
+ 3 x ) + (2 x
3
x ) ( 4 x
3
+ 3 )
= ( 6 x
6
x
4
+ 18 x
3
3 x ) + ( 8 x
6
4 x
4
+ 6 x
3
3 x )
= 14 x
6
5 x
4
+ 24 x
3
6 x atau dikalikan dulu sehingga :
f

(x) = ( 2 x
7
x
5
+ 6 x
4
3 x
2
)

= 14 x
6
5 x
4
+ 24 x
3
6 x
3) Tentukan f

(x) , jika f(x) =


3
) 2 (
3
2
+
+
x
x x
Penyelesaian :
Dengan aturan pembagian di dapat :
f

(x) =
2 3
' 3 2 3 ' 2
) 3 x (
) 3 x )( x x 2 ( ) 3 x ( ) x x 2 (
+
+ + + +
=
2 3
2 2 3
) 3 (
) 3 )( 2 ( ) 3 ( ) 1 4 (
+
+ + +
x
x x x x x
18
Y
y=f(x)=
x
=
2 3
3 4 3 4
) 3 (
) 3 6 ( ) 3 12 4 (
+
+ + + +
x
x x x x x
=
2 3
2 4
) 3 (
3 12 2 2
+
+ +
x
x x x
c. Teorema Kekontinuan
Jika fungsi f dapat diturunkan di titik x , maka fungsi f kontinu di x
Contoh :
Perhatikan fungsi mutlak : f(x) =
x
=
Fungsi tersebut kontinu di mana-mana, termasuk di x = 0, dapat
digambarkan sebagai berikut :
Untuk semua nilai x tak nol mudah di tunjukkan bahwa f dapat
diturunkan yaitu :
f

(x) =
Grafik f

dapat digambarkan sebagai berikut :


19
- x , x < 0
x , x 0
X
- 1 , x < 0
1 , x > 0
Y
X
y=f
1
(x)
-1
1
O
Untuk menentukan apakah f dapat diturunkan di x = 0 dikerjakan
sebagai berikut :
h
f h f ) 0 ( ) 0 ( +
=
h
h 0 0 +
=
h
h
=
Apabila h 0 maka limit kiri dan limit kanannya masing-masing
adalah 1 dan 1, oleh karenanya keduanya tak sama, maka fungsi nilai
mutlak tersebut tidak dapat diturunkan di x = 0. Grafik y =
x
membentuk
sudut di titik asal dimana gradien berubah dari 1 ke 1. Contoh tersebut
menunjukkan bahwa fungsi yang kontinu disuatu titik belum tentu
mempunyai turunan di titik tersebut. Sebaliknya fungsi yang dapat
diturunkan disuatu titik selalu kontinu di titik tersebut.
d. Teorema Aturan Berantai
Jika fungsi u = g(x) mempunyai turunan g

(x
0
) di x
0
, dan fungsi y= f(u)
mempunyai turunan f

(u
0
) di u
0
= g(x
0
), maka komposit (substitusi g pada f
yang dinotasikan f
0
g = sehingga y = F(x) = (f
0
g)(x) =f[g(x)] dapat
diturunkan di x = x
0
dan F

(x
0
) = f

(u
0
) g

(x
0
) = f

[g(x
0
)] g

(x
0
)
Dengan notasi Leibniz :

dx
dy
=
du
dy
.
dx
du
20
- 1 , h < 0
1 , h > 0
Contoh :
1) Jika F(x) = ( 3 x
2
+ 5 x 7 )
4
, tentukan F

(x)
Penyelesaian :
Misalkan u = g(x) = 3 x
2
+ 5 x 7 dan f(u) = u
4

Maka F(x) = f [g(x)] sehingga F

(x) = f

(u) g

(x)
dimana u = x
2
+ 5 x 7
Jadi F

(x) = 4 u
3
( 6 x + 5 ) = 4 ( x
2
+ 5 x 7 )
3
( 6 x + 5 )
2) Jika y =
x
x

+
1
1 2
, tentukan
dx
dy
Penyelesaian :
Misalkan u =
x
x

+
1
1 2
maka y = u = u
1/2
dx
dy
=
du
dy
.
dx
du
=
2
1
u
-1/2

2
) 1 (
) 1 )( 1 2 ( ) 1 ( 2
x
x x

+
=
2
1
2
2 / 1
) 1 (
3
.
1
1 2
x x
x

,
_

+

2. Beberapa Turunan Fungsi
3. Turunan Fungsi Trigonometri
a. Perhatikan fungsi sinus dengan persamaan f(x) = sin x
Maka turunannya dapat ditentukan sebagai berikut :
f

(x) =
0
lim
h

h
x f h x f ) ( ) ( +
21
=
0
lim
h
h
x h x ) sin( ) sin( +
=
0
lim
h
h
2
x h x
sin
2
x h x
cos 2
+ + +
=
0
lim
h
h
2
h
sin
)
2
h
x ( cos 2 +
=
0
lim
h

2
h
2
h
sin
)
2
h
x ( cos +
=
0
lim
h
)
2
h
x ( cos +
0
2
lim

h

2
h
2
h
sin
= cos x . 1 = cos x
Sehingga diperoleh teorema :
dx
d
sin x = cos x
Dengan cara yang sama akan diperoleh teorema :
b.
dx
d
cos x = - sin x
c.
dx
d
tan x = sec
2
x
d.
dx
d
cot x = - csc
2
x
e.
dx
d
sec x = sec x . tan x
f.
dx
d
csc x = - csc x . cot x
22
Teorema diatas dapat dikembangkan, misalkan y = sin u dimana u
fungsi x yang dapat diturunkan, maka didapat rumus-umus umum yaitu :
1)
dx
d
sin u = cos u .
dx
du
2)
dx
d
cos u = - sin u .
dx
du
3)
dx
d
tan u = sec
2
u .
dx
du
4)
dx
d
cot u = - csc
2
u .
dx
du
5)
dx
d
sec u = sec u . tan u .
dx
du
6)
dx
d
csc u = - csc u . cot u .
dx
du
Contoh :
Jika y = cos
2

2
1 x + ; tentukan
dx
dy
Penyelesaian :
Misalkan u = cos
2
1 x + ; v =
2
1 x + dan w = 1 + x
2
maka
dx
dy
= 2 cos
2
1 x + .
dx
d
cos
2
1 x +
= 2 cos
2
1 x + . sin
2
1 x + .
dx
d
2
1 x +
= 2 cos
2
1 x + . sin
2
1 x + .
2
1 x
x
+
=
2
1
2
x
x
+

. cos
2
1 x + . sin
2
1 x +
4. Turunan Fungsi Logaritma dan Eksponen
23
Untuk mempelajari turunan fungsi logaritma , kita gunakan rumus
mengenai bilangan e yaitu :

0
lim
h

n
n
)
1
1 ( +
= e = 2,718281828459 ..
Bilangan e adalah bilangan irasional. Logaritma dengan e sebagai
basis disebut logaritma natural.
Fungsi y =
e
log x = ln x disebut fungsi logaritma natural, fungsi ini
merupakan invers dari y = e
x
. Fungsi y = e
x
disebut fungsi eksponen.
Selanjutnya akan ditentukan turunan dari y = ln x dengan cara
sebagai berikut :
dx
dy
=
0
lim
x

x
x x x

+ ) ( ln ) ( ln
=
0
lim
x

x
x
x

+
1
)
1
1 ( ln
=
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
]
1

x
x
x
x
x
x
1
1
)
1
1 ( lim ln

=
1
1
1
1
1
]
1

1
1
1
1
]
1

x
x
x
x
x
x
x
1
)
1
1 ( lim ln
= x
e
1
ln
=
x
1
Sehingga diperoleh teorema :
dx
d
( ln x ) =
x
1

Karena ln e =
e
log e = 1 maka untuk logaritma biasa yaitu :
24

dx
d
( log x ) =
x
1
log e
Dengan demikian untuk fungsi eksponen diperoleh :
dx
d
( e
x
) = e
x

dx
d
( a
x
) = a
x
ln a
Untuk selanjutnya jika u fungsi x yang dapat diturunkan dan u > 0
maka dengan aturan berantai diperoleh rumus-rumus :
a.
dx
d
( ln u ) =
u
1
dx
du
b.
dx
d
(
a
log u ) =
u
1

a
log e
dx
du
untuk a > 0
c.
dx
d
( e
u
) = e
u

dx
du
d.
dx
d
( a
u
) = a
u
ln a
dx
du
untuk a > 0 dan a 1
Contoh :
Jika y =
5 2
3 3
) 1 3 2 (
1
+

x x
x
; tentukan
dx
dy
Penyelesaian :
ln y =
3
1
ln ( x
3
1 ) 5 ln ( 2 x
2
3 x + 1 )
y
1

dx
dy
=
1 3 2
) 3 4 ( 5
1
2 3
2
+

x x
x
x
x
dx
dy
= y
1
]
1

1 3 2
) 3 4 ( 5
1
2 3
2
x x
x
x
x
5. Turunan Fungsi Implisit dan Fungsi Parametrik
25
a. Turunan Fungsi Implisit
Apabila suatu fungsi yang didefinisikan secara implisit tidak dapat
dinyatakan secara eksplisit atau pernyataan eksplisitnya sangat sukar
maka untuk mencari turunannya dapat ditentukan dengan menggunakan
teorema turunan untuk jumlah dan perkalian dua fungsi dan aturan
berantai, misalnya persamaan : y
5
+ x
3
y + y = x
2
x +3
maka diperoleh :
5 y
4

dx
dy
+ 3 x
2
y + x
3

dx
dy
+
dx
dy
= 2 x 1
dx
dy
[ ] 1 5
3 4
+ + x y = 2 x 1 + 3 x
2
y
dx
dy
=
1 5
3 1 2
3 4
2
+ +
+
x y
y x x
b. Turunan Fungsi Parametrik
Persamaan-persamaan x = u(t) dan y = v(t) disebut persamaan-
persamaan parametrik.
Jika dipandang y fungsi x dan x funsi t maka :
dt
dy
=
dx
dy

dt
dx
atau
dx
dy
=
dt
dx
dt
dy
Contoh :
Jika x =
2
1
t
2
dan y = t -
3
1
t
3
; tentukan
dx
dy
Penyelesaian :
26
dx
dy
=
dt
dx
dt
dy
=
t
t
2
1
= t
-1
t
6. Turunan Tingkat Tinggi
Perhatikan fungsi dengan persamaan y = f(x) maka :
y

=
dx
dy
=
dx
x f d ) (
disebut turunan pertama
Jika y

dapat diturunkan lagi maka :


y

=
dx
dx
dy
d ) (
=
2
2
dx
y d
disebut turunan kedua
y

=
dx
dx
y d
d ) (
2
2
=
3
3
dx
y d
disebut turunan ketiga
dan seterusnya.
2
2
dx
y d
,
3
3
dx
y d
, . . . disebut juga turunan tingkat tinggi dari y = f(x)
Jika s = f(t) menyatakan posisi suatu obyek yang bergerak sebagai
fungsi waktu , maka kecepatan ditentukan oleh : v = f

( t ) sedangkan
turunan v

dari kecepatan disebut percepatan yang dinyatakan dengan a .


Jadi a = v

= s

= f

(t)
Contoh :
1. Tentukan turunan ketiga dari : f(x) = x
4
2 x
2
+
x
1
- x
2/3
; x 0
Dengan aturan pangkat dan sifat aljabar dari turunan didapat :
27
f

(x) = 4 x
3
4 x -
2
1
x
-
3
2
x
- 1/3

f

(x) = 12 x
2
4 +
3
2
x
+
9
2
x
- 4/3
dan akhirnya : f

(x) = 24 x
4
6
x
-
27
8
x
- 7/3

2. Jarak yang ditempuh suatu gerakan partikel mempunyai persamaan :
s = 2 t
3
- 4 t
2
+ t 6
tentukan kecepatan dan percepatan partikel itu pada saat t.
Penyelesaian :
Kecepatan = v = s

= 6 t
2
8 t + 1
Percepatan = a = v

= s

= 12 t - 8
Latihan 2 :
7. Jika f(x) = (x
2
-1)
2
( x
2
+1)
2
tentukan f

(x)
8. Misalkan y = x
2
6x +2 , tentukan persamaan garis singgung y = f(x)
di titik ( 1,-3 )
9. Jika f(x) =
1
2
2
3
+
+
x
x x
tentukan f

(x)
10. Tentukan dy , jika y = ( 5 x )
3

11. Hitunglah
dx
dy
jika y = z
2
+ 2z 5 dan z = x
2
7
12. Tentukan y

, jika y =
a x
a x
+

ln
13. Tentukan y

, jika y = e
sin x

28
14. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva :
x
2
2xy + y
2
= 11 di titik ( -1,2 )
15. Tentukan
dx
dy
dari x = 3 cos 2t di t = 0
y = 4 sin 2t
16. Tentukan turunan ketiga dari f(x) =
x
x
1
+
untuk x > 0
17. Tentukan f

(x) jika f(x)= x(x 1)(x + 2)


18. Hitunglah
2
2
dx
y d
dari xy + x 2y 1 = 0
19. Posisi suatu gerakan partikel adalah : s = 2 sin 3t - 3 cos 2t
Tentukan kecepatan dan percepatan partikel itu pada saat t.
29

Anda mungkin juga menyukai