Anda di halaman 1dari 1

IRONI MALAM TAKBIRAN DAN LEBARAN DI INDONESIA Inilah ironi yang terjadi pada saat malam takbiran yang

mungkin jarang terjadi di belahan dunia manapun (maaf kalau lebay). . . Di Indonesia, tua-muda, besar-kecil berbondong-bondong menghabiskan waktunya di mall-mall untuk berbelanja kebutuhan lebaran dibandingkan bertakbir di rumahnya ataupun di rumah Allah. Di Indonesia, bisa dibilang malam takbiran adalah malam yang paling sepi jamaahnya dibandingkan malam 1 Ramadhan. Di Indonesia, masjid bahkan lebih sedikit jamaahnya daripada di mall, bahkan lebih sedikit daripada di kuburan. Di Indonesia, anak-anak lebih memilih membunyikan petasan daripada membunyikan bedug sambil mengumandangkan takbir. Di Indonesia, malam takbiran adalah malam di mana toleransi terhadap lingkungan sangat rendah, apalagi tenggang rasa terhadap sesama. Nyatanya, sampah yang terkumpul di Kota Jakarta saja bisa mencapai 3,1 ton saat malam takbiran. Banyak yang membunyikan petasan dan kembang api, tanpa berpikir bahwa saudara-saudara di sekitarnya ada yang sedang sakit ataupun bersedih karena tidak bisa berlebaran yang lebih layak. Di Indonesia, lebaran lebih diidentikkan dengan segala hal duniawi yang baru, seperti baju baru, uang baru, gadget baru, dll. Di Indonesia, . . . . (apalagi ya????kalian bisa menambahkan?)

Anda mungkin juga menyukai