Anda di halaman 1dari 6

IP Routing dengan Protokol ARP ( Address Resolution Protocol ) untuk Mapping IP Address ke Alamat Ethernet Oleh 1. I Gst.

Agung Wahyu Pradipta .W(0604405063)/ black_wah@yahoo.com 2. Cok. Bagus Dharma Samaja (0604405066)/ cox_rocx@yahoo.com 3. Anak Agung Bagus Widyaningrat (0604405067)/ wede06@yahoo.com Abstrak Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi pengalamatan (addressing). Setiap frame ethernet (Ethernet II) mengandung alamat tujuan dan asal, tipe protokol, dan data. Alamat tujuan dan asal adalah sebuah bilangan 48 bit. Setiap card ethernet memiliki alamat ethernet yang unix (MAC address). Agar datagram dapat diterima oleh sebuah host tujuan, datagram harus dimasukan dalam frame dengan alamat ethernet tujuan yang sama dengan alamat card ethernet host tujuan. Proses ini juga bagian dari routing Untuk keperluan mapping IP address ke Alamat Ethernet maka di buatlah protokol ARP (Address Resolution Protocol). Proses mapping ini dilakukan hanya untuk datagram yang dikirim host karena pada saat inilah host menambahkan header. Ethernet pada datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamat Ethernet dilakukan dengan melihat sebuah tabel yang disebut sebagai cacheARP,cache ini diberi umur. Setiap umur entri tersebut terlampaui, entri ARP dihapus dari tabel dan untuk mengisi tabel. Jika host akan mengirimkan datagram ke host yang sudah dihapus dari cache ARP, host kembali perlu melakukan langkah-langkah diatas. Dengan cara ini dimungkinkan terjadinya perubahan isi cache ARP yang dapat menunjukkan dinamika jaringan.

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Saat ini pemakaian jaringan dalam pengolahan data sudah sangat luas, tidak hanya dipakai oleh perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah saja, tetapi sudah diaplikasikan pada semua bidang. Karena dengan jaringan mempermudah dan mempercepat selesainya suatu pekerjaan. Fungsi utama dari jaringan adalah untuk mengintegrasikan data sehingga dapat diolah dengan tepat oleh komputer pusat (server) dan mengirimkan informasi secara lengkap dan cepat ke terminal-terminal tujuan. Meskipun tujuannya sederhana tetapi terdapat beberapa masalah dalam jaringan, antara lain : mahal-nya fasilitas komunikasi, jalur transmisi yang diguna-kan yang sering terdapat kendala atau gangguan transmisi (noise) dan keterbatasan baik dari jumlah maupun kualitas sumber daya manusia yang menguasai teknologi jaringan. Proses pengiriman datagram IP selalu menggunakan tabel routing. Tabel routing berisi informasi yang diperlukan untuk menentukan ke mana datagram harus di kirim. Datagram dapat dikirim langsung ke host tujuan atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel routing.

Pada saat mengirimkan datagram, host harus memeriksa apakah alamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang sama atau tidak. Jika alamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang sama , datagram dapat langsung disampaikan. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak terletak pada jaringan yang sama, datagram tersebut harus disampaikan melalui host lain yang bertindak sebagai router. Pada saat menerima datagram host harus memeriksa apakah ia merupakan tujuan dari datagram tersebut. Jika memang demikian maka data diteruskan ke lapisan transport. Jika ia bukan tujuan dari datagram tersebut, maka datagram tersebut dibuang. Bagaimanakah cara mengoptimalkan pengirimin datagram yang bertujuan meminimalisasi kesalahan pengiriman datagram ? Salah satunya adalah dengan pemilihan metode konfigurasi routing yang tepat dan sesuai dengan banyaknya gateway dalam network dan kompleksitasnya. Bila menggunakan teknologi Ethernet bagaimanakah agar datagram dapat diterima oleh host tujuan? Datagram harus dimasukan dalam frame dengan alamat ethernet tujuan yang sama dengan alamat card ethernet host tujuan. Proses ini juga bagian dari routing, yaitu pada saat mengirimkan datagram IP

bagaimana menentukan alamat Ethernet host tujuan datagram tersebut? Maka untuk itu diperlukan sebuah pembahasan yang lebih mendalam mengenai permasalahan permasalahan tersebut. Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan IP Routing dan Routing Protokol? 2. Bagaimanakah optimalisasi dalam pengirim datagram dengan teknologi Ethernet? 3. Apakah yang dimaksud dengan Protocol ARP? 4. Bagaimanakah penerjemahan IP address ke alamat Ethernet Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan artikel ini antara lain : 1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai IP Routing dan Protokol Routing 2. Untuk mengetahui konsep routing di jaringan TCP/IP dengan menggunakan teknologi Ethernet 3. Untuk mengetahui fungsi dari Protocol ARP dan pemahaman tabel routing 4. Untuk mengetahui lebih dalam penerjemahan IP address ke alamat Ethernet Manfaat Manfaat dari pembuatan artikel ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai IP Routing terutama konsep routing di jaringan TCP/IP dengan menggunakan teknologi Ethernet dan Protocol ARP. Bab 2. Teori Penunjang Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual. Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus

memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis biasa diterapkan di jaringan skala besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator. Tujuan utama dari routing protokol adalah untuk membangun dan memperbaiki table routing. Dimana tabel ini berisi jaringan-jaringan dan interface yang berhubungan dengan jaringan tersebut. Router menggunakan protokol routing ini untuk mengatur informasi yang diterima dari router-router lain dan interfacenya masingmasing, sebagaimana yang terjadi di konfigurasi routing secara manual. Routing protokol mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang terbaik ke table routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut sudah tidak valid lagi. Router menggunakan informasi dalam table routing untuk melewatkan paket-paket routed prokol. Algoritma routing adalah dasar dari routing dinamis. Kapanpun topologi jaringan berubah karena perkembangan jaringan, konfigurasi ulang atau terdapat masalah di jaringan, maka router akan mengetahui perubahan tersebut. Dasar pengetahuan ini dibutuhkan secara akurat untuk melihat topologi yang baru. Pada saat semua router dalam jaringan pengetahuannya sudah sama semua berarti dapat dikatakan internetwork dalam keadaan konvergen (converged). Keadaan konvergen yang cepat sangat diharapkan karena dapat menekan waktu pada saat router meneruskan untuk mengambil keputusan routing yang tidak benar. Sebagian besar algoritma routing dapat diklasifikasikan menjadi satu dari dua kategori berikut: - Distance vector - Link-state Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung langsung

Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi. Konfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu: 1. Minimal Routing Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja. 2. Static Routing Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada masingmasing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya. 3. Dynamic Routing Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapai tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan. Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan

routing protokol ini bisa memakan resource komputer. Pada layer internet TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi: - RIP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma distance vector. Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell. RIP memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu (atau dengan kata lain naik satu hop). RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau. Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking. Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan OSPF yang akan diterangkan berikut ini. - IGRP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma Cisco distance vector - OSPF menggunakan protokol routing interior dengan algoritma linkstate. Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer. Dengan protokol ini, route dapat dapat dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua atau lebih rute secara paralel. - EIGRP menggunakan protokol routing interior dengan algoritma advanced Cisco distance vector - BGP menggunakan protokol routing eksterior dengan algoritma distance vector Dasar RIP diterangkan dalam RFC 1058, dengan karakteristik sebagai berikut: - Routing protokol distance vector - Metric berdasarkan jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur - Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang - Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik IGRP adalah protokol routing yang dibangun oleh Cisco, dengan karakteristik sebagai berikut: - Protokol routing distance vector

- Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability - Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut: - Protokol routing link-state - Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328 - Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah - Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan karakteristik sebagai berikut: - Menggunakan protokol routing enhanced distance vector - Menggunakan cost load balancing yang tidak sama - Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan linkstate - Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek - Update routing dilakukan secara multicast menggunakan alamat 224.0.0.10 yang diakibatkan oleh perubahan topologi jaringan Border Gateway Protocol (BGP) merupakan routing protokol eksterior, dengan karakteristik sebagai berikut: - Menggunakan routing protokol distance vector - Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client - Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system Bab 3. Metode Penelitian Melakukan kajian pustaka mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu mengenai IP Routing dengan Protokol ARP ( Address Resolution Protocol ) untuk Mapping IP Address ke Alamat Ethernet Membuat gambaran mengenai Jaringan TCP/IP yang menggunakan teknologi Ethernet Berapa titik yang diperlukan dan gambaran lintasan dari jaringan tersebut. Proses mapping ini dilakukan hanya untuk datagram yaang dikirim host karena pada saat inilah host menambahkan header Ethernet pada datagram Bab 4. Pembahasan Jaringan TCP/IP yang menggunakan teknologi Ethernet. Setiap frame ethernet (Ethernet II) mengandung

alamat tujuan dan asal, tipe protokol, dan data. Alamat tujuan dan asal adalah sebuah bilangan 48 bit. Setiap card ethernet memiliki alamat ethernet yang unix (MAC address). Agar datagram dapat diterima oleh sebuah host tujuan, datagram harus dimasukan dalam frame dengan alamat ethernet tujuan yang sama dengan alamat card ethernet host tujuan. Untuk keperluan mapping IP address ke Alamat Ethernet maka di buat protokol ARP ( Address Resolution Protocol). Proses mapping ini dilakukan hanya untuk datagram yaang dikirim host karena pada saat inilah host menambahkan header Ethernet pada datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamat Ethernet dilakukan dengan melihat sebuah tabel yang disebut sebagai cacheARP, lihat tabel 1. Entri cache ARP berisi IP address host beserta alamat Ethernet untuk host tersebut. Tabel ini diperlukan karena tidak ada hubungan sama sekali antara IP address dengan alamat Ethernet. IP address suatu host bergantung pada IP address jaringan tempat host tersebut berada, sementara alamat Ethernet sebuah card bergantung pada alamat yang diberikan oleh pembuatnya.

Mekanisme penterjemahan oleh ARP dapat dijelaskan sebagai berikut. Misal suatu host A dengan IP address 132.96.11.1 baru dinyalakan, lihat Gambar 1. Pada saat awal, host ini hanya mengetahui informasi mengenai interface-nya sendiri, yaitu IP address, alamat network, alamat broadcast dan alamat ethernet. Dari informasi awal ini, host A tidak mengetahui alamat ethernet host lain yang terletak satu network dengannya (cache ARP hanya berisi satu entri, yaitu host A). Jika host memiliki route default, maka entri yang pertama kali dicari oleh ARP adalah router default tersebut. Misalkan terdapat datagram IP dari host A yang ditujukan kepada host B yang memiliki IP 132.96.11.2 (host B ini terletak satu subnet dengan host A). Saat ini yang

diketahui oleh host A adalah IP address host B tetapi alamat ethernet B belum diketahui.

adalah milik saya, sekarang saya berikan alamat ethernet saya.

Agar dapat mengirimkan datagram ke host B, host A perlu mengisi cache ARPdengan entri host B. Karena cache ARP tidak dapat digunakan untuk menerjemahkan IP address host BB menjadi alamat Ethernet, maka host A harus melakukan dua hal a. Mengirimkan paket ARP request pada seluruh host di network menggunakan alamat broadcast Ethernet (FF:FF:FF:FF:FF:FF) untuk meminta jawaban ARP dari b. Menempatkan datagram IP yang hendak dikirim dalam antrian. Paket ARP request yang dikirim host A kirakira berbunyi Jika IP addressmu adalah 132.96.11.2, mohon beritahu alamat Ethernet-mu. Karena paket ARP request dikirim ke alamat broadcast Ethernet, setiap interface Ethernet komputer yang ada dalam satu subnet (jaringan) dapat mendengarnya. Setiap host dalam jaringan tersebut kemudian memeriksa apakah IP addressnya sama dengan IP address yang diminta oleh host A.

Paket ARP request dari host B tersebut diterima oleh host A dan host A kemudian menambahkan entri IP addresss host B beserta alamat Ethernet-nya ke dalam cache ARP, lihat gambar 4.

Saat ini host A telah memiliki entri untuk host B di tabel cache ARP, dengan demikian datagram IP yang semula dimasukkan ke dalam antrian dapat diberi header Ethernet dan dikirim ke host B. Secara ringkas proses ARP adalah: 1. Host mengirimkan paker ARP request dengan alamat broadcast Etehrnet. 2. Datagram IP yang dikirim dimasukkan ke dalam antrian. 3. Paket ARP respon diterima host dan host mengisi tabel ARP dengan entri baru. 4. Datagram IP yang terletak dalam antrian diberi header Ethernet. 5. Host mengirimkan frame Ethernet ke jaringan. Setiap data ARP yang diperoleh disimpan dalam tabel cache ARP dan cache ini diberi umur. Setiap umur entri tersebut terlampaui, entri ARP dihapus dari tabel dan untuk mengisi tabel. Jika host akan mengirimkan datagram ke host yang sudah dihapus dari cache ARP, host kembali perlu melakukan langkah-langkah diatas. Dengan cara ini dimungkinkan terjadinya perubahan isi cache ARP yang dapat menunjukkan dinamika jaringan. Jika sebuat host di jaringan dimatikan, maka

Host B yang mengetahui bahwa yang diminta oleh host A adalah IP address yang dimilikinya langsung memberikan jawaban dengan mengirimkan paket ARP response langsung ke alamat ethernet pengirim (host A), seperti terlihat pada gambar 3. Paket ARP request tersebut kirakira berbunyi IP address 132.96.11.2

selang beberapa saat kemudian entri ARP untuk host tersebut dihapus karena kadaluarsa. Jika card ethernetnya diganti, maka beberapa saat kemudian entri ARP host berubah dengan informasi alamat ethernet yang baru. Referensi http://bhawantu.googlepages.com/dasardasarJaringan-01.doc

http://student.eepisits.edu/~izankboy/laporan/Jaringan/ccna26.pdf http://ict.pontianak.go.id/ebook/suse/suse14. pdf http://www.smkn13bdg.sch.id/elearning/smkn13/tkj/lan/modu l2IPRouting2.pdf

Anda mungkin juga menyukai