Anda di halaman 1dari 29

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan terdepan,

kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat. Disamping itu, keberadaan Puskesmas disuatu wilayah dimanfaatkan sebagai upaya-upaya pembaharuan (inovasi) baik di bidang kesehatan masyarakat maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitarnya, sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu keberadaan Puskesmas dapat diumpamakan sebagai agen perubahan di masyarakat sehingga masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan-gerakan upaya kesehatan yang bersumber pada masyarakat. Program Promosi Kesehatan termasuk satu dari program pokok Puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang berada di wilaya kerja puskesmas. Program ini terbagi menjadi dua yaitu program UKBM (Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) dan PKM (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat). Kegiatannya meliputi Posyandu, Kelurahan Siaga Aktif, Poskestren, TOGA, BATTRA, UKK, PHBS serta kegiatan penyuluhan. Namun dalam pelaksanaannya Puskesmas Andalas masih menghadapi berbagai masalah seperti keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal. Lalu sumber daya manusia yang terlatih , dana serta kerjasama dengan lintas sektoral yang belum optimal. Hal ini juga disertai dengan paradigma masyarakat yang datang ke puskesmas hanya untuk pengobatan kuratif. Berdasarkan uraian diatas,maka penulis mengangkat topik makalah promosi kesehatan di Puskesmas Andalas sebagai perbandingan bagi puskesmas lain dan sebagai evaluasi bagi puskesmas Andalas sendiri untuk melakukan kegiatan promosi kesehatan yang lebih baik di masa yang akan datang.

1.2

Batasan Masalah Makalah ini membahas mengenai promosi kesehatan dan kegiatan- kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Andalas.

1.3

Tujuan Penulisan a. Tujuan Umum Mengetahui program promosi kesehatan di puskesmas secara umum b. Tujuan Khusus Mengetahui program promosi kesehatan di Puskesmas Andalas

1.4

Metode Penulisan Metode penulisan ini merujuk ke berbagai literatur, laporan tahunan Puskesmas Andalas,

diskusi dengan Kepala Puskesmas Andalas serta penanggung jawab program Promosi Kesehatan di Puskesmas Andalas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Promosi Kesehatan Puskesmas Setiap masalah kesehatan, pada umumnya disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu lainnya, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan lingkungannya. Menurut Teori Bloom faktor perilaku ini merupakan faktor kedua terbesar yang pengaruhi status kesehatan. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi kesehatan maka peran promosi kesehatan sangat diperlukan dalam meningkatkan perilaku masyarakat agar terbebas dari masalah-masalah kesehatan. Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dan, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Berdasarkan definisi tersebut serta sejalan dengan visi, misi Departemen Kesehatan dan fungsi Puskesmas khususnya dalam penggerakkan dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dapat dirumuskan bahwa promosi kesehatan puskesmas adalah upaya puskesmas melaksanakan pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan

meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat. Secara operasional, upaya promosi kesehatan di puskesmas dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya, baik masalah-masalah kesehatan yang diderita maupun yang berpotensi mengancam, secara mandiri. Disamping itu, petugas kesehatan puskesmas diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS.
3

2.2.Strategi Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah (1) Pemberdayaan (2) Bina Suasana dan (3) Advokasi, serta dijiwai semangat (4) Kemitraan. Berdasarkan strategi dasar tersebut diatas, maka strategi promosi kesehatan puskesmas juga dapat mengacu strategi dasar tersebut dan dapat dikembangkan sesuai sasaran, kondisi puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.

1. Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setipa upaya kesehatan. Pemberdayaan terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang diselenggarakan puskesmas harus memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. Beberapa yang harus dilakukan oleh puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat yang berwujud UKBM : Upaya kesehatan Ibu dan anak : Posyandu, polindes, Bina keluarga balita. Upaya pengobatan : Pos obat desa, Pos kesehatan desa. Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, Keluarga sadar gizi (Kadarzi). Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada, Pos Kesehatan Pesantren. Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan.

Disamping

itu

puskesmas

juga

berfungsi

sebagai

pusat

penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan yaitu : Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha diwilayah kerjanya agar

menyelenggarakan pembangunan yanag berwawasan kesehatan. Memantau dan melaporkan secara aktif dampak kesehatan dan penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

2. Bina Suasana Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga, dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan.

3. Advokasi Advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat. Dalam upaya memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat, Puskesmas membutuhkan dan dukungan dari pihak-pihak lain, sehingga advokasi perlu dilakukan. Misalnya, dalam rangka mengupayakan lingkungan puskesmas yang bebas asap rokok, Puskesmas perlu melakukan advokasi kepada pimpinan daerah setempat untuk diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dilingkungan kerja Puskesmas seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat ibadah. 4. Kemitraan Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan Puskesmas dengan sasarannya (para pasien atau pihak lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Disamping itu, kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan
5

efektivitas promosi kesehatan, petugas kesehatan puskesmas harus bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti misalnya kelompok profesi, pemuka agama, LSM, media massa, dan lainlain. Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan dan dipraktikkan adalah (1) kesetaraan, (2) keterbukaan, dan (3) saling menguntungkan. Kesetaraan. Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat hirarkies (atas-bawah). Semua harus diawali dengan kesediaan menerima bahwa masing-masing berada dalam kedudukan yang sederajat. Keadaan ini dapat dicapai bila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan kekeluargaan, yaitu yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan bersama. Keterbukaan. Dalam setiap langkah menjalin kerjasama, diperlukan adanya kejujuran dari masing-masing pihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai dengan itikad yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup-nutupi sesuatu. Saling menguntungkan. Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan disemua pihak (win-win solution). Misalnya dalam hubungan antara tenaga kesehatan Puskesmas dengan kliennya/pasien, maka setiap solusi yang ditawarkan hendaknya juga berisi penjelasan tentang keuntungannya bagi si pasien/klien. Demikian juga dalam hubungan antara puskesmas dengan pihak donatur.

2.3.Pendukung Dalam Pelaksanaan Promosi Kesehatan Dalam pelaksanaannnya, strategi promosi kesehatan harus diperkuat dengan (1) Metode dan media yang tepat, serta tersedianya (2) Sumber daya yang memadai. 1. Metode dan Media Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi. Pada prinsipnya, baik pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi adalah proses komunikasi. Media atau sarana informasi juga perlu dipilih mengikuti metode yang telah ditetapkan, memperhatikan sasaran atau penerima informasi.

2. Sumber Daya Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan promosi kesehatan puskesmas adalah tenaga (sumber daya manusia/SDM), sarana/peralatan termasuk media komunikasi, dan dana atau anggaran. Untuk dana atau anggaran promosi kesehatan puskesmas memang sulit ditentukan standar, namun demikian diharapkan puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota dapat menyediakan dana/anggaran yang cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan promosi kesehatan Puskesmas. 2.4. Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas Yang dimaksud dengan promosi kesehatan didalam gedung puskesmas adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan dilingkungan dan gedung puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium kamar obat, dan halaman puskesmas. 2.5. Kegiatan Promosi Kesehatan di luar Gedung Puskesmas Promosi kesehatan di luar gedung adalah promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas di luar gedung puskesmas. Artinya promosi kesehatan dilakukan untuk masyarakat yang berada di wilayah kerja puskesmas. Pelaksanaan promosi kesehatan diluar gedung puskesmas yang dilakukan oleh puskesmas sebagai suatu upaya untuk meningkatkan PHBS melalui pengorganisasian masyarakat. Pengorganisasian masyarakat merupakan suatu proses penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat yang meliputi pelaksanaan, pencatatan, dan penilaian dalam membangun masyarakat untuk mau dan mampu mengatasi masalahnya sendiri secara swadaya sesuai kemampuannya, khususnya yang berkaitan dengan PHBS. Diharapkan masyarakat dapat bersama petugas kesehatan melaksanakan hal-hal sebagai berikut : a. Mempersiapkan dan mengusulkan rencana aksi program PHBS berdasarkan prioritas masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi b. Menggali dan mendorong partisipasi masyarakat c. Bersama-sama melaksanakan program secara efektif dan efisien d. Ikut memantau dan membina e. Melaporkan perkembangan pelaksanaan dan keberhasilan promosi kesehatan di instansi terkait tingkat kecamatan

Pelaksanaan promosi kesehatan di luar gedung dilakukan oleh puskesmas bekerja sama dengan berbagai pihak potensial lainnya, dengan menerapkan ABG (Advokasi, bina suasana dan Pemberdayaan masyarakat), yaitu : a. Promosi Kesehatan melalui pendekatan individu b. Promosi Kesehatan melalui pendekatan kelompok (Tim penggerak PKK, posyandu, karang taruna, Saka Bakti Husada, majelis taklim). c. Promosi Kesehatan melalui pendekatan organisasi massa (seperti kelompok kesenian tradisional dan lain-lain). d. Penggerakkan dan pengorganisasian masyarakat. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah dilakukan petugas kesehatan puskesmas sebagai tindak lanjut dan upaya promosi kesehatan didalam gedung Puskesmas yang telah dilakukan kepada pasien/keluarga. Terutama pasien/keluarga yang memiliki masalah kesehatan cukup berat dan atau mereka yang sepakat untuk melaksanakan langkah-langkah tindak lanjut dirumah tangganya (misalnya menyemen lantai rumah, membuat jamban keluarga, membuat TOGA, dan lain-lain). Pemberdayaan Berjenjang Promosi kesehatan di masyarakat secara menyeluruh sebaiknya tidak ditangani sendiri oleh petugas kesehatan Puskesmas. Masyarakat begitu luas dan terdiri dari beberapa tatanan. Oleh karena itu, untuk menjangkaunya, Puskesmas lebih baik bekerja sama dengan mitra-mitra yaitu para pemuka masyarakat dan kader-kader. Untuk itu, disetiap tatanan harus diidentifikasi pemuka-pemuka masyarakatnya dan siapa saja yang sekiranya dapat direkrut sebagai kader.

Selanjutnya sesuai dengan tatanan yang akan digarap, diselenggarakan pemberdayaan secara berjenjang, yaitu : a. Petugas kesehatan atau petugas PKM Puskesmas mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para pemuka masyarakat, dilanjutkan dengan b. Para pemuka masyarakat memilih dan merekrut kader, lalu memberdayakan para kader, dan akhirnya c. Para kader memberdayakan masyarakatnya.

Proses pemberdayaan secara berjenjang ini umumnnya diselenggarakan melalui pendekatan yang dikenal dengan sebutan Pengorganisasian Masyarakat.
8

Pengorganisasian Masyarakat Pengorganisasian masyarakat (community organization) dengan demikian dapat diterapkan ditatanan manapunyang akan digarap : disuatu RT/RW, di suatu sekolah, di suatu pondok pesantren, di suatu kantor, disuatu pabrik, dan seterusnya. Proses pemberdayaan berjenjang tersebut adalah sebagai berikut : Diawali dengan para petugas puskesmas membantu para pemuka masyarakat, dengan langkah-langkah : 1. Survey Mawas Diri (SMD) Dalam langkah ini, para pemuka masyarakat (misalnya para pengurus RW/RT, Pemuka Agama, Tim penggerak PKK) dibimbing untuk melakukan pengenalan masalah-masalah kesehatan yang sering melanda masyarakatnya. Disini diobservasi dan digali penyebabpenyebab dari masalah tersebut (termasuk aspek perilakunya) serta potensi-potensi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah. 2. Musyawarah Masyarakat (MM) Dalam langkah ini para pemuka masyarakat dibimbing membahas hasil SMD dalam musyawarah kecil diantara mereka, untuk dirumuskan dan direncanakan jalan keluarnya (pemecahannya). Dalam hal ini petugas kesehatan juga dapat membantu melakukan advokasi ke berbagai pihak untuk menggalang dukungan (kebijakan/sumber daya). Hasil rumusan para pemuka masyarakat ini kemudian dibahas lebih lanjut dengan masyarakat dalam musyawarah besar. Musyawarah besar dapat berlangsung beberapa kali sampai dihasilkan suatu rencana kongkrit mengatasi masalah yang ada. Selanjutnya para pemuka masyarakat dibimbing untuk memberdayakan para kader melalui langkah : a. Persiapan Pelaksana Kegiatan (PPK) Dalam langkah ini para pemuka masyarakat dibimbing untuk menetapkan

Pengurus/Pengelola UKBM (sesuai untuk mengatasi masalah, yaitu : misalnya Poskesdes), dan pelaksana UKBM (yaitu tenaga kesehatan dan kader). Jika pengurus dan pelaksana sudah ditetapkan, maka selanjutnya dilakukan : Pelatihan Kader oleh Pemuka Masyarakat (dibantu petugas kesehatan) tentang caracara mengatasi masalah kesehatan yang ada (sebagai latar belakang pengetahuan) dan cara-cara melaksanakan tugas-tugas kader di UKBM yang dibentuk.
9

Pelaksanaan Kegiatan (PK) Dalam langkah ini, petugas kesehatan dan para kader mulai melakukan

pelayanannya kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan UKBM (misalnya Poskesdes). Umumnya para kaderlah yang akan lebih banyak melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memfasilitasi proses pemecahan masalah-masalah yang dihadapi indidu, keluarga atau kelompok. b. Dukungan, Pemantauan, dan Bimbingan (DPB) Dalam langkah ini, Puskesmas dibantu Dinas Kesehatan Kabuapten/Kota melaksanakan bina suasana dan avokasi. Selain itu, bersama pemuka masyarakat, juga dirumuskan dan dilaksanakan upaya-upaya guna memotivasi kader melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan mereka.

2.6.

Pemantauan dan Evaluasi

A. Pemantauan Pemantauan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas. Pemantauan dapat dilakukan pada pelaksanaan program aksi baik di puskesmas dan juga pembinaan serta membantu memecahkan masalah-masalah yang ada. Mekanisme pemantauan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : 1. Pelaporan yang bersih dan realisasi pelaksanaan dan pencapaian progam promosi kesehatan di puskesmas, yang disampaikan oleh pengelola promosi kesehatan di puskesmas kepada kepala puskesmas setiap bulannya. 2. Kunjungan/peninjauan lapangan dilakukan ke beberapa lokasi/daerah terpilih.

B. Evaluasi Evaluasi sebaiknya dilakukan disetiap tahapan manajerial mulai dari perencanaan , pelaksanaaan dan hasil. Evaluasi dilakukan pada setiap pertengahan dan akhir tahun untuk menilai proses dari hasil pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas. Hal tersebut dimaksudkan untuk menilai sejauh mana kemajuan kegiatan dan hasil yang dicapai. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator keberhasilan yang terdiri dari indikator masukan, proses, keluaran dan dampak. Semua indikator tersebut dapat dijadikan sebagai
10

masukan sekaligus bahan untuk perbaikan dan pemanfaatan kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas. C. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan perlu dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi promosi kesehatan Puskesmas. Oleh karena itu, indikator keberhasilan ini sesungguhnya cenderung menjadi perhatian dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai Pembina Puskesmas. Agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan secara paripurna, maka indikator keberhasilan ini mencakup indikator masukan (input), indikator proses, indikator keluaran (output), dan indikator dampak (outcome).

1.

Indikator Masukan Masukan yang perlu diperhatikan yang berupa komitmen, sumber daya manusia, sarana/peralatan, dan dana. Indicator ini mencakup : a. Ada/tidaknya komitmen kepala puskesmas yang tercermin dalam Rencana umum pengembangan promosi kesehatan Puskesmas b. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana operasional promosi kesehatan puskesmas c. Ada/tidaknya tenaga PKM puskesmas sesuai dengan acuan dalam standar SDM Promkes Puskesmas d. Ada/tidaknya tenaga PKM dan tenaga-tenaga kesehatan lain di Puskesmas yang sudah dilatih e. Ada/tidaknya sarana dan peralatan promkes puskesmas sesuai dengan acuan dalam standar sarana/peraltan promosi kesehatan puskesmas f. Ada/tidaknya dana di Puskesmas yang mencukupi penyelenggaraan promkes puskesmas

2.

Indikator Proses Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promkes puskesmas yang meliputi promkes didalam gedung dan promkes di masyarakat. Indicator yang digunakan meliputi

11

a.

Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan promkes didalam gedung (setiap tenagan kesehatan melakukan promosi atau diselenggarakannya klinik khusus, pemasangan poster dan lain-lain) dan atau frekuensinya.

b.

Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, spanduk dll), yaitu masih bagus atau sudah rusak.

c.

Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan promkes di masyarakat (kunjungan rumah dan pengorganisasian masyarakat).

3.

Indikator Keluaran Keluaran yang dipantau adalah kaluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan baik secara umum atau khusus. Indikator yang digunakan berupa cakupan dari kegiatan misalnya : a. b. Apakah semua tenaga kesehatan puskesmas telah melaksanakan promkes Berapa banyak pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan promkes dalam gedung (konseling, biblioterapi, dan lain-lain) c. d. Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh puskesmas Berapa banyak kelompok masyarakat yang sudah digarap puskesmas dengan pengorganisasian masyarakat. e. Puskesmas sebagai model institusi Kesehatan yang ber PHBS, yaitu dengan : Puskesmas bebas rokok Lingkungan bersih Bebas jentik Jamban sehat

4.

Indikator Dampak Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya promkes puskesmas yaitu terciptanya PHBS di masyarakat, tatanan yang dianggap mewakili evaluasi adalah tatanan rumah tangga (dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan disebutkan bahwa Tahun 2010, target rumah tangga PHBS adalah 65%). Indikator dampaknya adalah persentase keluarga atau rumah tangga yang telah mempraktikkan PHBS.

12

Indikator PHBS ditatanan rumah tangga, yaitu : a. b. c. d. e. f. f. g. h. i. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Memberi bayi ASI ekslusif Menimbang balita Menggunakan air bersih Mencuci tangan dengan air bersih dan memakai sabun Menggunakan jamban sehat Memberantas jentik Makan buah dan sayur Melakukan aktivitas fisik Tidak merokok di dalam rumah

13

B A B III ANALISIS SITUASI

Gambaran Umum 3.1 Keadaan Geografis Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan wilayah kerja meliputi 10 kelurahan dengan luas 8.15 Km2dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan penulisan makalah ini berupan tinjauan

pustaka yang merujuk kepada berbagai literatur, analisis data Puskesmas Pauh dan Padang Utara,Kuranji Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur 3.2 Keadaan Demografi Data kependudukan Kecamatan Padang Timur sebagai wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah : Tabel 1 : Distribusi Penduduk Menurut Kelurahan NO 1 2 3 4 5 6 7 KELURAHAN Kelurahan Sawahan Kelurahan Jati Baru Kelurahan Jati Kelurahan Sawahan Timur Kelurahan Simpang Haru Kelurahan Andalas Kelurahan Kubu Marapalam JUMLAH 6387 6707 10134 5360 5835 8980 6309 : Kecamatan Padang Selatan : Kecamatan Padang Barat : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

14

8 9 10

Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah Kelurahan Parak Gadang Timur Kelurahan Ganting Parak Gadang Jumlah

10134 7594 10132 77572

3.3 Sarana dan Prasarana 1. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah Puskesmas pembantu dan 1 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Andalas, yaitu : 1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat 2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah 3. Puskesmas Pembantu Tarandam 4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan 5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung 6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak 7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam 8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian 9. Poskeskel Kubu Marapalam

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas mempunyai: 1 buah kendaraan roda empat ( Puskel ) 5 buah kendaraan roda dua

15

Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu : Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta Klinik Swasta Dokter Praktek Umum Dokter Praktek Spesialis Bidan Praktek Swasta Dukun Terlatih Kader aktif Pos KB Posyandu Balita Posyandu Lansia : 3 : 6 : 6 : 51 Orang : 15 Orang : 30 Orang : 2 Orang : 352 Orang : 12 Pos : 88 : 12

2.

Sarana dan Prasarana Umum : 33 : 35 : 13 : 11 : 15 : 4 : 112 : 34 : 2

Taman Kanak-kanak SD Negeri SD Swasta SMP SMU/SMK Perguruan Tinggi Tempat Ibadah Salon/Pangkas Rambut Pasar

16

BAB IV PEMBAHASAN Program promosi kesehatan terbagi menjadi 2, Peran Serta Masyarakat (PSM) dan PKM (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat). PSM memiliki 7 program Promosi Kesehatan, yaitu : 4.1 Posyandu Puskesmas Andalas memiliki 88 Posyandu yang tersebar di 10 kelurahan. Dibawah ini adalah data posyandu masing-masing kelurahan : Tabel 2 : Jumlah dan tingkat perkembangan Posyandu JUMLAH NO KELURAHAN POSYANDU 6 11 11 6 PRATAMA MADYA 1 2 3 1
PURNAMA

STRATA MANDIRI 2 3

1 2 3 4

SAWAHAN JATI BARU JATI SAWAHAN TIMUR

5 9 6 2

5 6

SP.HARU KB.MARAPAL AM

3 6

2 2

1 1

7 8

ANDALAS KD.PRK.KARA

9 11

2 -

5 8

2 3

17

KAH 9 10 PR.GD.TIMUR GT.PRK.GDG JUMLAH 11 14 88 2 2 16 8 6 53 1 6 19

Berikut ini proporsi posyandu meurut strata :

19

PURNAMA

16
53

MADYA MANDIRI

Jumlah kadar Posyandu seluruhnya adalah 352 orang. Untuk sarana dan prasarana Posyandu antara lain: Tabel 3 : Data sarana/prasarana Posyandu NO 1 2 3 4 SARANA/PRASARANA Gedung Posyandu Timbangan (Dacin) Timbangan Kamar Mandi (Dewasa) Kain Timbangan JUMLAH 12 88 10 42

18

5 6 7 8

Tripot (Kaki timbangan) Meja/kursi Tensimeter Stetoskop

35 20/20 -

Kegiatan posyandu dilakukan 1 kali satu bulan disetiap Posyandu. Setiap posyandu dibina oleh 2 orang petugas puskesmas dan kader yang berjumlah rata-rata 4 orang. Tetapi dalam pelaksanaannya, kadang posyandu hanya dihadiri oleh 1-2 orang kader. 4.2 Kelurahan Siaga Aktif Kelurahan siaga aktif meliputi 3 aspek / komponen Desa dan Kelurahan Siaga : 1. Pelayanan Kesehatan Dasar 2. Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya surveilans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan. 3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dibawah ini adalah tabel perkembangan Kelurahan Siaga Aktif. Tabel 4 : Tabel perkembangan kelurahan Siaga Aktif. BIDAN NO 1 2 KELURAHAN SAWAHAN JATI BARU 1 DILATIH AKTIF TIDAK AKTIF SARANA POSKESKEL BANGUNAN ADA OBAT2AN

19

3 4 5 6 7 8 9 10

JATI SAWAHAN TIMUR SP.HARU KB.MARAPALAM ANDALAS KD.PRK.KARAKAH PR.GD.TIMUR GT.PRK.GDG

1 -

1 1

Dalam pelaksanaanya terdapat beberapa kendala , seperti kurangnya tenaga bidan yang dilatih dan kurangnya bangunan untuk pelaksanaan Kelurahan Siaga Aktif ini. 4.3.POSKESTREN POSKESTREN (Pos Kesehatan Pesantren) dilaksanakan di 2 pesantren kecamatan Padang Timur yaitu Pesantren Abdullah dan Al Munawarah. Tabel 5 : Data Pesantren NO Nama Pesantren Jumlah Santri Jumlah Guru yang sudah dilatih tentang Poskestren 1 2 Abdullah Al Munawarah 621 80 701 Jumlah Kader Poskestren

20

Kegiatan Pembinaan Pesantren antara lain : Tabel 6 : Kegiatan Pembinaan Pesantren NO 1 2 3 4 URAIAN KEGIATAN Penyuluhan Kesehatan : 2 kali Pemeriksaan Kesehatan Santri : 675 orang Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan Pesantren : 2 kali Pembinaan PHBS : 2 kali

Kegiatan POSKESTREN ini memiliki kerterbatasan dalam masalah dana. Di Pesantren Abdullah tidak dilanjutkan lagi POSKESTREN akibat keterbatasan dana tersebut. 4.4 TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Tabel 7 : Data TOGA NO Kelurahan Jumlah KK yang ada TOGA 1 2 3 4 Sawahan Jati Baru Jati Sawahan Timur 5 Simpang 30 18 10 2 30 30 75 125 52 20 40 75 30 4 20 45 16 6 15 5 6 30 75 125 52 <10 10-25 >25 Jenis TOGA yang ada di Kelurahan (Macam) Jumlah KK yang memanfaatkan TOGA

21

Haru 6 7 8 Marapalam Andalas 47 56 24 26 20 15 25 15 8 5 10 47 56 45

Kubu Dalam 45 Parak Karakah

Parak Gadang Timur

50

28

10

12

50

10

Ganting Parak Gadang

65

45

12

65

575

326

168

81

575

KEGIATAN PEMBINAAN TOGA Tabel 8. Kegiatan Pembinaan TOGA NO 1 2 3 URAIAN KEGIATAN Penyuluhan tentang peemanfaatan TOGA : 10 kali Pembinaan tentang penambahan jenis TOGA : 10 kali Pembinaan tentang budidaya TOGA : 5 kali

22

Tanaman yang ditanam pada program TOGA ini minimal 5 jenis pada masing-masing keluarga. Program ini sudah berjalan cukup baik dimasing-masing kelurahan ditandai dengan sudah banyaknya keluarga yang memiliki TOGA ini. Kelurahan Jati mempunyai jumlah terbanyak untuk keluarga yang memiliki TOGA 4.5 BATTRA BATTRA (Pengobatan Tradisional) ini bertujuan untuk membina pengobatan tradisional yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Tabel 9 : Daftar Pengobatan Tradisional N O
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

PUSKESMAS

JUMLAH PENGOBATAN TRADISIONAL

Jlh

ANDALAS Keterangan : 1 Akupuntur 2 Tabib 3 Shinshe 4 Dukun bayi terlatih 5 Dukun bayi Belum terlatih 6 Patah tulang

- - - - -

56

10

69

7 Tukang Gigi 8 Jamu Gendong 9 Battra Urut Pijat 10 Battra becam 11 Battra ramuan

13 Battra Paranormal 14 Battra Tenaga Dalam 15 Battra Tusuk Jari 16 Battra Pijat refleksi 17 Battra Mata

12 Battra pendekatan agama

23

Tabel 10 : Kegiatan Pembinaan BATTRA NO 1 2 3 URAIAN KEGIATAN Pemeriksaan Kesling BATTRA : 3 kali Pembinaan tentang kebersihan alat-alat serta ramuan yang digunakan 15 kali Jenis BATTRA yang dibina : jamu gendong 15 kali

Pada pelaksanaannya, BATTRA ini lebih ditujukan ke pengobatan tradisional yang jamu gendong. Sebagian besar jamu gendong ini terdapat di kelurahan jati. Program ini juga masih terbatas karena kurangnya tenaga kesehatan untuk melakukan pembinaan ini. 4.6 UKK Usaha Kesehatan Kerja baru dilaksanakan di 13 pos UKK . Syarat dari didirikannya UKK ini adalah minimal memiliki 10 orang pekerja. Kegiatan pembinaan terhadap UKK meliputi : Tabel 11 : Kegiatan Pembinaan UKK NO URAIAN KEGIATAN FREKUENSI (KALI) 1 2 3 Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Penyuluhan PHBS 2x 2x 20 20 JUMLAH YANG DIPERIKSA

Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan 3x Kerja

Penyuluhan tentang Alat Pelindung 2x Diri (APD)

20

24

Penyuluhan tentang penyakit yang 4x berkaitan dengan pekerjaannya

27

Kegiatan UKK ini masih kurang karena sulitnya advokasi terhadap perusahaan tempat akan dilaksanakannya UKK. 4.7 PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Pelaksanaan kegiatan PHBS ini di Puskesmas Andalas pada tahun 2011 dilakukan survey pada semua kelurahan. Tabel 12 : PHBS NO Nama Kelurahan Jumlah RT yang disurvey 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sawahan Jati Baru Jati Sawahan Timur Simpang Haru Kubu Marapalam Andalas Kubu dalam Parak Karakah Parak Gadang Timur Ganting Parak Gadang JUMLAH 210 210 210 210 210 210 210 210 210 210 2100 9 39 6 11 7 15 12 2 25 8 134 4,2 18,5 2,85 5,2 3,3 7,1 5,7 0,9 11,9 3,8 6380 RT BerPHBS % RT sehat

25

Pada PHBS ini survey lapangannya terkendala Sumber daya manusia dan dananya. Pada tahun 2012 ini survey PHBS baru dilakukan pada 3 kelurahan di padang timur, dilakukan pada persentase RT sehat 3 terendah pada 2011. 4.8 PKM - Penyuluhan Tabel 13 : Penyuluhan Kesehatan Masyarakat NO Judul/Program Puskesmas Penyuluhan dalam Gedung Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 NAPZA PHBS HIV AIDS Bahaya Rokok Flu Burung/babi DBD Rabies Malaria TB Paru Filariasis Kusta IMS Imunisasi 2 8 2 6 4 8 4 2 4 4 2 6 Jumlah 45 151 32 143 86 185 92 37 73 56 41 128 Penyuluhan Luar Gedung Frekuensi 4 10 10 10 8 15 15 4 15 88 6 88 Jumlah 75 235 215 265 197 325 285 135 306 2008 128 2065 Frekuensi 2 4 2 4 4 4 2 2 2 4 2 4 Penyuluhan Keliling

26

14 15 16

Diare Gizi keluarga Kekurangan yodium

5 6 2

105 112 57

88 88 20

2115 1098 560

2 2 -

17 18

Peny. Mata Pemanfaatan TOGA

2 5

54 124

88 88

2080 3011

2 2

19 20

Kesehatan Ibu Kesehatan dan DDTK Anak

8 2

149 48

88 88

2020 2036

21

Keluarga berencana

37

88

1068

22 23 24 25 26

Diabetes Mellitus Campak ISPA ASI ekslusif Materi lainnya Jumlah

4 4 4 4 12 112

87 68 82 78 189 2239

20 88 66 88 25 1208

480 2085 2000 2045 1024 28661

2 2 4

Pada pelaksanaan penyuluhan dalam gedung, ditemukan kendala berupa paradigma masyarakat yang berkunjung ke puskesmas hanya untuk berobat bukan untuk mengikuti penyuluhan. Sedangkan untuk penyuluhan luar gedung, kendalanya berupa sulitnya mengumpulkan masyarakat, dana serta tempat pemberian penyuluhan.
27

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 1. Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan di puskesmas Andalas telah didasarkan pada strategi promosi kesehatan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Indonesia seperti pemberdayaan individu, pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta kegiatan penyuluhan. Beberapa program promosi kesehatan di Puskesmas Andalas adalah : 1. Posyandu 2. Kelurahan Siaga Aktif 3. Poskestren 4. TOGA 5. BATTRA 6. UKK 7. PHBS 2. Setiap program memiliki beberapa kendala.Yang sering menjadi kendala dalah berupa kurangnya sumber daya manusia, dana serta kerjasama lintas sektor serta kemitraan. 5.2 Saran 1. Meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan pelatihan atau menambah jumlah SDM yang bergerak di bidang promosi kesehatan. 2.Meningkatkan peran aktif kader dalam kegiatan posyandu. 3. Menjalin kemitraan dengan instansi lainnya dalam upaya pengembangan UKK 4.Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dalam upaya peningkatan PHBS di masyarakat.

28

DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes RI No. 1193/Menkes/SK/X/2004.2005. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. Kepmenkes RI No. 585/MENKES/SK/V/2007. 2008. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI. Kepmenkes RI No. 1114/Menkes/SK/VII/2005.2006. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah. Jakarta. Depkes RI. Notoatmodjo,Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Laporan Tahunan Puskesmas Pauh 2011.

29

Anda mungkin juga menyukai