Anda di halaman 1dari 2

Keracunan Karbon Monoksida Terjadi melalui inhalasi (menghirup) gas karbon monoksida.

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna. Setelah dihirup akan berikatan dengan hemoglobin dalam darah. Kekuatan ikatan karbon monoksida dengan hemoglobin lebih besar daripada ikatan hemoglobin dengan oksigen. Lama kelamaan hemoglobin dalam darah kita tidak lagi berikatan dengan oksigen melainkan dengan karbon monoksida. Organ tubuh tidak mendapat asupan oksigen. Akhirnya bisa menimbulkan kematian.

Berulangnya peristiwa meninggalnya para pengendara mobil karena diduga keracunan gas karbonmonoksida yang berasal dari kebocoran AC mobil, tentunya mengundang keprihatinan. Apa yang menyebabkan kebocoran tersebut, dan apa yang bisa dilakukan pemilik mobil untuk menghindari hal tersebut? Pemilik sekaligus teknisi AC mobil dari Umara Auto, di Pasar Mobil Kemayoran, Abu menjelaskan, kebocoran tersebut disebabkan ada kebocoran pada selang AC. Penyebab kebocoran, tentu saja karena kurang perhatian dan perawatan terhadap AC mobil. Bagaimana mendeteksinya? Biasanya kebocoran itu karena jarang diservis, jarang diteliti. Seharusnya freon, cek oli di dallam kompresor AC, kadang suka membeku. Orang punya mobil kalau terlalu sibuk, kadang kurang memperhatikan, taunya bawa doang. Mendeteksinya memang susah, selang bocor itu biasanya karena meledak. Nah, pas meledaknya itu kadang nggak tahu, karena seringnya nggak ada suara apaapa, jelas Abu yang ditemui di bengkelnya. Teknisi lainnya dari Hering Auto di lokasi yang sama, Sarno berpendapat, kebocoran AC mobil biasanya disebabkan kerapuhan pada ekspansi AC. Usia ekspansi, menurutnya hanya 1 tahun. Selebihnya berisiko rapuh dan menyebabkan kebocoran pada selang AC. Tapi inilah yang kurang diperhatikan. Kita paham, pemilik mobil mungkin nggak tahu detil sampai ke sana. Yang paling baik, ya servis biar semuanya diteliti. Apalagi ekspansi. Paling tidak minimal 1 tahun sekali harus diganti. Penyakit pemilik kendaraan kan, kalau AC belum berasa panas, nggak akan dicek, kata Sarno. Menandai kebocoran selang AC, selain tercium bau menyengat menurut Abu seperti bau gas elpiji juga kadang muncul suara berisik dari AC mobil. Saat terjadi seperti ini, kedua teknisi tersebut menyarankan agar segera mematikan AC dan membuka kaca mobil. Kalau terjadi kebocoran, lebih berbahaya saat mobil berhenti. Kenapa? Karena kalau dalam kondisi mobil berjalan, masih ada sirkulasi udara yang berputar. Kalau berhenti, gas karbon itu akan terkurung gitu aja, ujar Sarno. Sementara Abu menambahkan, Kalau lagi istirahat, seringnya orang itu ya, mesin nyala, AC nyala, kendaraan berhenti. Ini lebih bahaya. Kalau mau istirahat, mesin dan AC tidak perlu dinyalakan, sudah buka kaca mobil saja. Pas mobil berhenti, dengan

keadaan mesin dan AC menyala juga memberi peluang meledaknya selang AC, kata dia. Baik Sarno maupun Abu menyatakan tak sepakat bahwa kebocoran gas karbon yang terhirup pemilik kendaraan berasal dari knalpot. Menurut mereka, tak ada hubungannya sama sekali dengan knalpot. Nggak ada hubungannya dengan knalpot. Yang mematikan itu hanya dari AC. Selang AC bocor, baunya (gas karbon) ke dalam, gas karbon terhirup, ini yang menyebabkan kematian, ujar Abu. Solusinya? Tak ada pilihan lain, selain melakukan servis AC mobil secara rutin. Minimal 6 bulan sekali. Jika seseorang menghirup gas karbonmonoksida, akan menghambat pengikatan oksigen oleh darah. Hal ini dapat mengakibatkan darah kekurangan oksigen, sehingga menimbulkan pusing pada si penghirup. Tak hanya pusing, bahkan dapat mengakibatkan pingsan dan kematian.

Anda mungkin juga menyukai