Anda di halaman 1dari 8

4.

KRITERIA PENILAIAN

Agar penilaian secara substantif dapat dilakukan dengan obyektif, maka komponen yang dinilai dan indicator penilaian untuk masing-masing Bidang atau Sub Bidang ditetapkan oleh Satminkal terkait setelah berkoordinasi dan mendapat masukan dari Tim Penilai Teknis, dan atau Asosiasi Profesi. Namun demikian pemberian jumlah bobot pada setiap komponen atau indikator tersebut harus didasarkan atas analisa yang dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Saat ini bobot penilaian akan lebih dititikberatkan pada komitmen daerah dalam kontribusi pembiayaan; pengaturan kelembagaan; kesiapan sumber daya manusia; serta komitmen dalam menggerakkan dan melibatkan potensi masyarakat, untuk menuju pembangunan prasarana dan sarana berkelanjutan. Dengan adanya pengelompokan baru dari Bidang, Sub Bidang, dan Kategori, maka kriteria yang digunakan untuk penilaian mengalami penyesuaian dan perubahan. Namun demikian perubahan ini tetap mengedepankan prinsip obyektif, transparansi dan akuntabillitas. Kriteria penilaian dari masing-masing Sub Bidang/Kategori adalah sebagai berikut:

4.1 Kriteria Penilaian Bidang Penataan Ruang Penilaian Bidang Penataan Ruang Sub Bidang Penyelenggaraan Penataan Ruang, akan dilakukan dalam beberapa tahap. (1) Penetapan long list, dengan komponen yang dinilai meliputi: (a) Pengaturan (b) Pembinaan (c) Pelaksanaan (d) Pengawasan (2) Penetapan short list, dengan komponen yang dinilai meliputi: (a) Kelembagaan/Organisasi dan Tata Laksana Penyelenggara Penataan Ruang

Page 1 of 8

(b) Ketersediaan perangkat Teknis (NSPK) (c) Kompetensi Penyelenggaraan Penataan ruang (d) Mekanisme dan Prosedur Penyelenggaraan Penataan Ruang (e) Tingkat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) (f) Kemitraan dengan Masyarakat dan Dunia Usaha (stake holder).

(3) Survey dan peninjauan ke provinsi, kabupaten, dan kota untuk melihat konsistensi komponen penilaian pada kriteria penetapan short list. (4) Penetapan peringkat berdasarkan hasil survey dan pembahasan antara Tim Pelaksana dengan Tim Juri. Secara rinci kriteria penilaian terhadap kinerja Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Bidang Penataan Ruang terdapat pada Lampiran L3.

4.2 Kriteria Penilaian Bidang Pekerjaan Umum 4.2.1 Kriteria Penilaian Sub Bidang Sumber Daya Air Sub Bidang Sumber Daya Air, untuk tahun 2010-2014 akan dilakukan penilaian secara bertahap dimulai dari penilaian untuk setiap kelompok dari hasil penilaian setiap kelompok di dapatkan Pemenang kelompok. Selanjutnya dilakukan penilaian antar Pemenang kelompok dengan menggunakan koefisien yang telah ditetapkan. Pembagian kelompok untuk Sub Bidang Sumber Daya Air adalah sebagai berikut:
Kelompok I II III IV Wilayah Sumatera Jawa dan Bali NTB, Kalimantan, Sulawesi NTT, Maluku dan Papua Bobot 1,03 1 1,05 1,1

Page 2 of 8

Nilai tertinggi setelah dikalikan dengan koefisien/bobot kelompok tersebut merupakan pemenang PKPD-PU, yang terdiri dari peringkat 1, peringkat 2 dan peringkat 3 masing-masing Kategori. Aspek-aspek yang dinilai untuk substansi Pengelolaan Sumber Daya Air adalah sebagai berikut: (1) Aspek Non Fisik yang terdiri atas: (a) Peraturan/Kelembagaan dengan indikator penilaian: Peraturan Perundangan dalam 3 aspek Pengelolaan SDA, Organisasi, Sumber Daya Manusia, dan Komitmen Pem-biayaan dalam 3 aspek Pengelolaan SDA. (b) Managemen Pembangunan dengan Indiikator Penilaian: Perencanaan dalam 3 aspek pengelolaan SDA, Pelaksanaan dan Pengendalian dalam 3 aspek Pengelolaan SDA. (c) Peran Serta Masyarakat dengan Indikator Penilaian: Upaya mendorong peran masyarakat, Kecepatan respon terhadap keluhan masyarakat dan penyelenggaraan GNKPA (Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air) tingkat provinsi/kabupaten/kota.

(2) Aspek Fisik yang terdiri atas: (a) Pengelolaan Irigasi/Rawa

Pelaksanaan DAK Irigasi dan Rawa (DI/DR Kewenangan


provinsi/kabupaten/kota) dengan Indikator Penilaian: Jenis pekerjaan, Metode Pelaksanaan Kegiatan, Penyusunan Pri-oritas, Rencana Kegiatan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan.

OP Irigasi dan Rawa (DI/DR Kewenangan provinsi/


kabupaten/kota) dengan Indikator Penilaian: Rencana Kerja, Pelaksanaan Fisik, Pengawasan Teknik/Pengendalian, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan, pembiayaan OP Irigasi dan Rawa.

Page 3 of 8

(b) Pengelolaan Sungai, Penilaian Pengelolaan Sungai hanya dikenakan pada Kategori Provinsi dengan Indikator Penilaian:

Konservasi SDA (Wilayah Sungai dengan kewenangan


Pro-vinsi) dengan indikator penilaian: Pengendalian Daerah Hulu, Pengendalian Daerah Sempadan dan Pencegahan Pencemaran Air.

Pendayagunaan SDA dengan penilaian: Identifikasi ketersediaan air sungai danau dan waduk.

Pengendalian Daya Rusak (Wilayah sungai dengan kewenangan Provinsi) dengan Indikator Penilaian: Pencegahan, Penanggulangan, Pemulihan atau upaya merehabilitasi. Kriteria Penilaian untuk Sub Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air secara lengkap terlampir pada Lampiran L4.

4.2.2 Kriteria Penilaian Sub Bidang Bina Marga Kriteria penilaian Sub Bidang Bina Marga meliputi: panjang jalan, kondisi jalan, mobilitas, aksesibilitas, dan kepedulian (alokasi APBD sektor jalan). Khusus penilaian terhadap kriteria kondisi jalan (persentase kondisi jalan mantap) dikalikan dengan koefisien sesuai dengan kelompok wilayahnya. Adapun seluruh wilayah nasional baik provinsi maupun kabupaten/kota dibagi menjadi 4 (empat) kelompok. Pembagian yang dimaksud didasarkan atas nilai IKK (Indeks Kemahalan Konstruksi) pada tahun yang dinilai. Nilai koefisien dan kelompok wilayah akan berubah setiap tahun sesuai dengan tahun penilaian. Sebagai contoh koefisien dan kelompok wilayah berikut berdasarkan IKK tahun 2010 adalah:

Page 4 of 8

Kelompok

Wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, lampung, Banten, Jawa Barat, Sumatera Barat, Bali, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Bengkulu, NTB, Jambi Sulawesi Barat, Kalimantan Sulawesi Tengah, Gorontalo, Tenggara, N. Aceh Selatan, Sulawesi

Bobot

II

1,06

III

Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Riau, NTT, Sulawesi Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kep. Riau Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua

1,14

IV

1,24

Kriteria-kriteria tersebut di atas selain kriteria kepedulian dipergunakan untuk menghasilkan daftar panjang (long list), dengan memasukkan kriteria kepedulian diperoleh daftar pendek (short list). Selanjutnya dengan short list yang dimaksud dilakukan kunjungan lapangan untuk menentukan peringkat 1, peringkat 2, dan peringkat 3, dengan mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini: (1) Non Fisik, yang terdiri atas Pengaturan/Kelembagaan; Managemen Pembangunan dan Peran Serta Masyarakat; Fisik, meliputi: Kondisi Fisik Prasarana; Kondisi Pemanfaatan Prasarana dan Kondisi Pemeliharaan.

(2)

Secara rinci kriteria Penilaian Sub Bidang Bina Marga terdapat pada lampiran L5.

4.2.3 Kriteria Penilaian Sub Bidang Cipta Karya Penilaian Sub Bidang Cipta Karya pada PKPD-PU tahun 2011 akan disederhanakan, dengan tetap mengedepankan semangat multi komponen yang menjadi domain Direktorat Jenderal Cipta Karya terdiri dari empat komponen (Penyelenggaraan Air Minum, Penyelenggaraan Sanitasi, Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan, dan Pembinaan Bangunan Gedung) menjadi satu substansi yaitu Penyelenggaraan Permukiman, yang didalamnya telah mengandung penilaian untuk keempat komponen diatas.

Page 5 of 8

Pengelompokan Pemerintah Daerah untuk Sub Bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut: (1) (2) (3) (4) Kategori Kabupaten Kategori Kota Metropolitan Kategori Kota Besar Kategori Kota Sedang/Kecil

Untuk penilaian kinerja Kategori Kabupaten akan menggunakan sistem region/kelompok dengan koefisien/bobot adalah sebagai berikut:
Kelompok I II III IV Wilayah Sumatera Jawa dan Bali NTB, Kalimantan, Sulawesi NTT, Maluku dan Papua Bobot 1,03 1 1,05 1,1

Untuk penilaian kinerja Kategori Kota akan menggunakan sistem region/kelompok dengan klasifikasi berdasarkan populasi kota dan koefisien/bobot adalah sebagai berikut:
Kelompok Kota Metropolitan Besar Sedang/Kecil

Populasi 1.000.000 jiwa 500.000 s/d 1.000.000 jiwa 500.000 jiwa

Bobot 1 1 1

Nilai tertinggi setelah dikalikan dengan koefisien / bobot kelompok tersebut merupakan peringkat 1, peringkat 2, dan peringkat 3 PKPDPU. Untuk Sub Bidang Cipta Karya dengan substansi penyelenggaraan Permukiman, yang terdiri dari: (1) Komponen Penyelenggaraan Air Minum, aspek yang dinilai meliputi: (a) Non Fisik (Unsur Pembina/Regulator): Aspek Peraturan; Aspek Kelembagaan; Aspek Manajemen Pembangunan; Aspek Peran Masyarakat dan Swasta;

Page 6 of 8

(b) Fisik (Unsur Penyelenggaraan/Operator): Ketersediaan Sarana dan Prasarana, Kondisi Fisik Prasarana, Kondisi Operasi dan Pemeliharaan. (2) Komponen Penyelenggaraan Sanitasi (Drainase, Persampahan dan Air Limbah), aspek yang dinilai meliputi: (a) Non Fisik: Peraturan, Kelembagaan, Manajemen Pembangunan, Upaya Pemda Dalam Mendorong Peran Serta Masyarakat dan Swasta; (b) Fisik: Data fisik, Fungsi, Kondisi Fisik, Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sarana. (3) Komponen Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan dan Perde-saan, aspek yang dinilai meliputi: (a) Non Fisik (Unsur Pembina/Pemerintah daerah): Perencanaan Program, Peraturan/Kelembagaan, Upaya dan Inisiatif Pemda, Sumber dana dan Pendekatan Tridaya, Keamanan Kepemilikan Hunian dan Kesejahteraan Masyarakat; (b) Fisik: Kualitas Kawasan Permukiman, Kualitas Prasarana. (4) Komponen Penyelenggaraan Pembinaan Penataan Bangunan Gedung, aspek yang dinilai meliputi: (a) Non Fisik: Kelembagaan/Pengaturan; Pembinaan; dan Pengawasan; (b) Fisik: Pelaksanaan Fisik Bangunan Gedung; persyaratan administratif; persyaratan teknis. Kriteria Penilaian untuk Sub Bidang Cipta Karya secara lengkap terlampir pada Lampiran L6.

Page 7 of 8

4.3 Kriteria Penilaian Bidang Jasa Konstruksi Untuk Bidang Jasa Konstruksi dengan Sub Bidang Pembinaan Jasa Konstruksi, aspek-aspek yang dinilai meliputi: (1) Upaya Pembinaan (a) Pengaturan, yang meliputi: Penetapan Unit Pembina Jasa Konstruksi, Pengaturan Jasa Konstruksi Daerah, Pengaturan Penyelenggaraan Forum Jasa Konstruksi Daerah dan Pengaturan tentang Ijin Usaha Jasa konstruksi. (b) Pemberdayaan, yang meliputi: Pemberdayaan Kabupaten/ Kota, Pemberdayaan kepada Lembaga Jasa Konstruksi, Pemberdayaan kepada Penyedia Jasa, Pemberdayaan kepada Pengguna Jasa, Pemberdayaan kepada Masyarakat dan Pemberdayaan kepada lembaga Pengujian (UPTD Lab). (c) Pengawasan, yang meliputi: Pengawasan Tertib Penyelenggaraan Konstruksi, Pengawasan Tertib Pemanfaatan Jasa Konstruksi, Pengawasan Perijinan Jasa Konstruksi, Pengawasan terhadap Ketentuan Keteknikan dan Pengawasan terhadap K3 Kon-struksi. (2) Manfaat Pembinaan Persepsi pemangku kepentingan terhadap kinerja penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi. Secara rinci Kriteria penilaian Bidang Jasa Konstruksi terdapat pada lampiran L7.

Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai