Anda di halaman 1dari 5

Definisi Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus

respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Klasifikasi Klasifikasi pneumonia yang lazim dipakai adalah yang didasarkan kepada faktor inang dan lingkungan. Klasifikasi ini membantu pelaksanaan terapi pneumonia secara empirik. Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Inang dan Lingkungan Pneumonia komunitas Pneumonia nosokomial Pneumonia rekurens Pneumonia pada gangguan imun Sporadic atau endemik; muda atau orang tua Didahului perawatan di RS Terjadi berulangkali, berdasarkan penyakit paru kronik Pada pasien transplantasi, onkologi, AIDS

Histologi Ductus Alveolaris Semakin ke distal pada bronkhiolus respiratorius, jumlah muara dari alveolus semakin banyak. Bronkhioulus respiratorius bercabang menjadi salura ductus aleolaris yang sepenuhnya dilapisi oleh muara alveoli. Dutus alveolaris dan alveolus dilapisi oleh sel alveolus gepeng yang sangat halus. Di lamina yang melapisi tepian alveolus terdapat anyaman sel otot polos yang menghilang diujung distal ductus alveolaris. Sejumlah besar matriks elastin dan kolagen memberikan sokongan pada ductus dan alveolusnya. Ductus alveolaris bermuara ke dalam atrium di dua saccus alveolaris atau lebih. Serat elastin dan retikuler membentuk jalinan rumit yang mengelilingi muara atrium, saccus alveolaris, dan alveolus. Serat serat elastin memungkinkan alveolus mengembang saat inspirasi dan berkontraksi secara pasif selama ekspirasi. Serat serat retikuler berfungsi sebagai penunjang yang mencegah pengembangan berlebih dan kerusakan kapiler kapiler halus dan septa alveolar yang tipis. Kedua serabut tersebut menunjang jaringan ikat yang menampung jalinan kapiler di sekitar setiap alveolus.

Alveolus Secara structural alveolus menyerupai kantong kecil yang terbuka dan berongga mirip dengan sarang lebah. Di dalam struktur alveolus tersebut terjadi pertukaran O 2 dan CO2. Struktur dinding alveolus dikhususkan untuk memudahkan dan memperlancar difusi antara lingkungan luar dan dalam. Umumnya, setiap dinding terletak di antara dua alveolus yang bersebalahan sehingga disebut sebagai septum interalveolaris. Satu septum interalveolaris memiliki sel dan matriks ekstrasel jaringan ikat, terutama serat elastin dan kolagen, yang diperdarahi oleh sejumlah besar jalinan kapiler. Udara dalam alveolus dipasahkan dari darah kapiler oleh tiga komponen yang secara kolektif disebut sebagai membrane respiratorik yaitu lapisan permukaan dan sitoplasma sel alveolus, lamina basal yang menyatu dari sel alveolus dan sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel. Sel endotel kapiler sangat tipis dan sering disalah artikan sebagai sel alveolus tipe I. Lapisan endotel kapiler bersifat kontinu dan tidak bertingkap. Berkumpulnya inti dan organel lain menyebabkan sisi daerah sel menjadi sangat tipis sehingga efisiensi pertukaran gas meningkat. Cirri utama sitoplasma dibagian sel yang sangat tipis adalah banyaknya vesikel pinositotik. Sel alveolus tipe I ( pneumosit tipe I atau sel alveolus skuamosa ) merupakan sel yang sangat tipis yang melapisi permukaan alveolus. Sitoplasma yang tipis mengandung banyak vesikel pinositotik, yang dapat berperan sebagai pergantian surfaktan da pembuangan partikel kontaminan kecil dari permukaan luar. Sel epitel tipe I memiliki taut kedap yang berfungsi mencegah perembesan cairan jaringan ke dalam ruang udara alveolus. Fungsi utama sel ini adalah membentuk sawar dengan ketebalan minimal yang dapat dilalui gas dengan mudah. Sel alveolus tipe II ( pneumosit tipe II ) tersebar diantara sel alveolus tipe I. Sel alveolus tipe II berbentuk bundar yang biasanya berkelompok dengan jumlah dua atau tiga disepanjang permukaan alveolus ditempat pertemuan dinding alveolus. Sel sel ini membelah secara mitosis untuk mengganti populasinya sendiri dan juga mengganti populasi dari sel alveolus tipe II. Sel alveolus tipe II menampilkan cirri sitoplasma bervesikel yang khas atau berbusa. Vesikel ini disebabkan adanya badan lamella. Badan berlamel ini menghasilkan materi yang menyebar di atas permukaan alveolus berupa surfaktan paru, membentuk lapisan ekstrasel yang menurunkan tegangan permukaan. Lapisan surfaktan terdiri atas suatu hipofise aquosa berprotein yang ditutupi oleh selapis tipis fosfolipid monomolekular, terutama terdiri atas fosfatidilkolin dipalmitoil dan fosfatidilgliserol. Surfaktan fusngsi utamanya yaitu mengurangi tegangan permukaan di alveolus. Pengurangan tegangan permukaan berarti bahwa lebih sedikit daya inspirasi yang diperlukan untuk mengisi alveolus sehingga mempermudah kerja pernapasan. Tanpa adanya surfaktan, alveolus cenderung kolaps selama ekspirasi. Dama perkembangan fetus, surfaktan muncul pada minggu minggu terakhir kehamilan saat badan lamella berkembang pada sel tipe II.

Fisiologi Ventilkasi paru Tujuan pernafasan : 1. Menyediakan oksigen bagi jaringan 2. Membuang karbondioksida Fungsi pernafasan : 1. Ventilasi paru 2. Difusi oksigen dan karbon dioksida anatara alveoli dan darah 3. Transport oksigen dan karbon dioksida dalam darah dan cairan tubuh ked an dari sel jaringan tubuh 4. Regulasi ventilasi dan hal lain dari pernafasan

Mekanik Pernafasan

Pernafasan terdiri dari : 1. Inspirasi Terjadi secara aktif Dapat terjadi karena perbedaan tekanan intrathorax dengan udara luar Tekanan intrathorak < tekanan udara luar Pada inspirasi kuat yang bekerja selain diafragma dan M.Intercostalis externus, juga : M. Scalenus (posterior, media, anterior) M. Pectoralis major M. Rhomboideus M. Serratus anterior M. Latissimus dorsi

2. Ekspirasi -

M. Sternocleidomastoideus M. Trapezius M. Levator costarum

Terjadi secara pasif Otot-otot yang bekerja pada inspirasi, pada ekspirasi relaksasi Terjadi karena : Elastisitas paru Relaksasi otot pernafasan

Pada ekspirasi kuat, akan bekerja : M. Intercostalis internus M. Serratus posterior minor M. Rectus abdominis M. Obliqus abdominis externus dan internus

Otot ekspirasi akan menarik iga ke bawah dan dalam, isi perut akan tertekan dan menekan diafragma sehingga rongga dada mengecil Otot-otot yang menarik iga ke bawah selama ekspirasi : Rectus abdominis Interkostalis internus

Pergerakan udara kedalam dan keluar paru-paru dan tekanan yang menyebabkan pergerakan : Paru-paru : Struktur elastis, mengempis seperti balon dan akan mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada yang mempertahankan pengembangannya.

Mengapung dalam rongga thorak, tidak ada perlekatan dengan dinding rangka dada kecuali yang tergantung pada hilumnya di mediastinum Dikelilingi lapisan tipis cairan pleura sebagai pelumas Cairan yang berlebihan akan diisap terus-menerus ke dalam saluran limfatik

Kerja inspirasi dibagi menjadi tiga : 1. Kerja komplians atau kerja elastis 2. Kerja resistensi jaringan 3. Kerja resistensi jalan nafas

Anda mungkin juga menyukai