Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA

KELOMPOK 8

BAB IV
KONVEKSI PAKSA ALIRAN UDARA PIPA HORIZONTAL

4.1 PENDAHULUAN
4.1.1 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari praktikum konveksi paksa aliran udara pada pipa horizontal adalah:
1. Praktikan menemukan korelasi antara bilangan Reynolds untuk menentukan
kecepatan laju aliran dan bilangan Nusselt untuk mengetahui distribusi
temperatur.
2. Praktikan dapat menentukan koefisien perpindahan panas secara keseluruhan
untuk variasi tertentu seperti jalu aliran, temperatur udara keluar dan
temperature dinding.
3. Praktikan mampu memilih konfigurasi dengan koefisien perpindahan panas
yang paling baik.
4. Praktikan mempelajari peristiwa atau fenimena perpindahan panas melalui
percobaan penukar panas didalam saluran dengan jenis kawat filament.
5. Praktikan dapat membandingkan konveksi alami dan konveksi paksa.
(referensi : jobsheet fenomena dasar 2010)

4.1.2 PRINSIP KERJA PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA


Perpindahan kalor secara konveksi paksa terjadi karena adanya pengaruh dari
luar/paksaan yang memaksa fluida untuk mengalir sesuai dengan arah yang
dipaksakan. Contohnya :
Pendinginan kendaraan bermotor dimana kalor yang ditimbulakan dalam
bahan baker dipindahkan ke tempat lain dengan menghembuskan udara ke
bagian yang panas untuk menghembuskan digunakan kipas atau kompresor.
Penggunaan Hair dryer (Pengering rambut) dimana kipas menarik udara di
sekitarnya dan ditiupkannya udara tersebut dengan menggunakan elemen
pemanas sehingga dihasilkan arus konveksi udara panas.
(Yunus A. Cengel ,Heat Transfer, Hal.334)

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Pengertian Aliran Turbulent dan Aliran Laminar


Aliran turbulent adalah aliran yang partikel fluidanya bergerak mengikuti alur
yang tida beraturan baik ditinjau terhadap ruang maupun waktu.

Dan

pengertian yang lain, aliran turbulen adalah aliran yang struktur alirannya
bergerak secara acak, dimana partikel fluidanya bergerak ke segala arah
Aliran laminar adalah aliran yang partikel fluidannya bergerak mengikuti alur
tertentu da aliran tampak seperti gerakan serat-serat yang paralel.

Dan

menurut pengertian yang lain, aliran laminer adalah aliran yang strukturnya
bergerak secara teratur atau halus didalam saluran.

Suhu limbak (bulk-temperature) sangat penting dalam soal-soal perpindahan


kalor yang melibatkan aliran dalam saluran tertutup. Suhu limbak menunjukkan
energi rata-rata atau kondisi mangkuk pencampur. Jadi untuk aliran tabung
seperti pada gambar 4.1, energi total yang ditambahkan dapat dinyatakan dengan
beda suhu limbak :

dengan syarat cp sepanjang aliran itu tetap.

Gambar 4.1 Perpindahan kalor menyeluruh dinyatakan dengan beda suhu limbak
(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. Hal.252)

4.1.3 RUMUS PERHITUNGAN


Rumusan konveksi paksa erat hubungannya dengan angka Reynolds (Re),
Prandtl (Pr), Nusselt (Nu). Bilangan Reynolds dapat menggambarkan apakah
aliran tersebut laminar atau turbulen, sedangkan bilangan Prandtl menunjukkan

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

karakteristik termal fluida, dan bilangan Nusselt menggambarkan karakteristik


proses perpindahan panas. Ketiga bilangan ini membentuk persamaan :

(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.253)

Dimana C, m, dan n adalah konstanta yang harus ditentukan dari percobaan.


Bilangan Reynolds mempunyai rumus sebagai berikut :

(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.195)

Dari rumus diatas dapat dilihat bahwa bilangan Reynolds didapat dari
perbandingan gaya inersia dengan gaya viscous sistem aliran fluida. Dengan
bilangan Reynolds kita dapat mengetahui apakah aliran fluida tersebut laminar
atau turbulen dengan melihat batasan berikut
Re 2300

Aliran laminar

Re 2300

Aliran turbulen
(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.195)

Adapun rumus perhitungan lain yang digunakan dalam konveksi paksa adalah :
Bilangan Reynold
Merupakan bilangan tak berdimensi yang diperoleh dari rasio gaya
inersia dengan viskositas. Bilangan Reynold digunakan untuk menentukan
karakteristik suatu aliran fluida laminar atau turbulen.

Gambar 4.2 Pengembangan daerah aliran lapis batas di atas plat rata.
(Yunus A. ,Changel. Heat Transfer A Practical Aproach. hal.339)

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Bilangan Prandtl
Bilangan prandtl merupakan Bilangan yang digunakan sebagai
perbandingan viskositas kinematik fluida terhadap difusivitas termal fluida.
Viskositas kinematik memberikan informasi tentang laju difusi momentum
dalam fluida dan difusitas termal memberikan informasi tentang difusi kalor
dalam fluida.

Keterangan :

(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.213)

Untuk aliran dalam pipa,seperti halnya aliran melewati plat datar


profil kecepatan serupa dengan profil suhu untuk fluida yang mempunyai
bilangan Prandtl satu.
Bilangan Nusselt
Merupakan bilangan yang digunakan untuk menentukan distribusi suhu
permukaan atau plat.

(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.214)

Selain bilangan Reynold dan Prandtl factor lain yang mempengaruhi


kondisi perpindahan panas dengan cara konveksi paksa adalah ukuran lubang
masuk.Bila salurannya pendek ( L

DH

< 50 ) maka pengaruh lubang masuk

menjadi lebih penting. Bila fluida memasuki suatu saluran dengan kecepatan
seragam maka fluida yang langsung berbatasan dengan dindingnya akan
langsung berhenti bergerak. Jika turbulensi aliran fluida yang masuk besar

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

maka lapisan batas tersebut akan cepat menjadi turbulen. Baik itu lapisan
batas turbulen ataupun laminar, tebalnya akan meningkat sampai lapisan
batas itu memenuhi seluruh saluran.
Aliran Laminar berkembang penuh

( )

Batasan
(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.255)

Aliran Turbulen berkembang penuh


(
Dimana :

= suhu fluida

w = suhu dinding
(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.254)

Untuk aliran turbulen yang sudah jadi atau berkembang penuh (fully
developed turbulent flow) dalam tabung licin, digunakan persamaan berikut :

Batasan:

n = 0,4 pemanas
n = 0,3 pendingin
0,6 < Pr < 100 (untuk aliran turbulen yang tidak berkembang

sepenuhnya di dalam tabung licin dan dengan beda suhu moderat antara
dinding fluida )
(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.252)

Koefisien Perpindahan Kalor

(Holman, J.P. Perpindahan Kalor. hal.212)

Pemanas Heater

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Perpindahan kalor total

Laju aliran massa

(kg/s)

Perhitungan suhu udara yang keluar

Suhu Limbak / Suhu Film

Tf

Tw Tb
2

(Yunus A. Cengel, Heat Transfer, Hal.422)

4.2 ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN


4.2.1 Bagian Bagian Alat Beserta Fungsinya

Gambar 4.3 Alat pengujian konveksi paksa.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

1. Dioda Weatstone
Berfungsi untuk menyearahkan arus listrik

Gambar 4.4 Dioda weatstone.

2. Hot Wire Anemometer


Berfungsi untuk mengukur kecepatan aliran udara (fluida) pada waktu awal.

Gambar 4.5 Hot wire anemometer.

3. Watt meter
Berfungsi untuk mengukur daya yang masuk.

Gambar 4.6 Watt meter.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

4. Asbestos
Berfungsi sebagai peredam panas yang akan merambat keluar melalui celah
sambungan pipa

Gambar 4.7 Asbestos.

5. Gips
Berfungsi sebagai isolator supaya panas dari pipa horizontal tidak keluar ke
lingkungan

Gambar 4.8 Gips.

6. Heater
Berfungsi untuk mendistribusikan panas ke pipa konveksi

Gambar 4. 9 Heater.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

7. Regulator
Berfungsi untuk memberi daya pemanasan pada heater..

Gambar 4.10 Regulator.

8. Pipa Konveksi
Berfungsi untuk arah aliran fluida (udara).

Gambar 4.11 Pipa konveksi.

10. Display sensor Thermokopel


Berfungsi untuk menampilkan suhu terukur pada pipa konveksi (pada 4 titik).

Gambar 4.12 display sensor thermokope.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

11. Blower
Berfungsi untuk memberi hembusan (penghembus) udara ke pipa konveksi.

Gambar 4.13 Blower.


12. Thermo kopel
untuk mengukur suhu pada pipa konveksi (pada 4 titik).

Fine Thermocouple
Gambar 4.14 Sensor Thermokopel.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

4.2.2 Prosedur Pengujian

Prosedur pengujian praktikum konveksi paksa aliran udara pipa horizontal adalah:
1.

Mengeset bukaan dumper blower sampai kecepatan yang dikehendaki


(variasi), dengan menggunakan alat anemometer, pengecekan dilakukan di
ujung pipa.

2.

Mengeset pemanas, dengan menggunakan Regulator sehingga mencapai


temperatur tertentu.

3.

Jika pengesettan laju/alir sudah ditentukan, kemudian mematikan motor


blower.

4.

Mencatat nilai awal posisi steady, temperatur dinding, temperatur keluar.

5.

Mengeset daya pemanas 175 watt

6.

Mencatat kenaikan temperatur dinding, temperatur udara keluar tiap satu


menit hingga mencapai posisi steady.

7.

Setelah steady, mematikan heater kemudian menghidupkan blower sehingga


akan terjadi proses penurunan temperatur.

8.

Mencatat penurunan temperatur dinding, temperatur udara keluar tiap satu


menit hingga mencapai posisi steady.

9.

Jika sudah tidak terjadi penurunan temperatur dinding dan temperatur


keluar, maka pencatatan dihentikan

10. Mematikan motor blower.

4.3 DATA PERHITUNGAN DAN ANALISA


4.3.1

Data Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Kenaikan Temperatur

no

Waktu

1
2
3
4
5
6

30
30
30
30
30
30

T1
32
35
37
38
39
40

T2
32
35
36
38
39
40

suhu dinding (Tw)


T3
T4
T rata-rata
32
33
31
35
37
33
36,5
39
34
37,75
40
35
39
42
36
40
43
37

suhu udara keluar


(T5)
29
29
29
29
29
30

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

41
41
43
44
45
45
46
47
48
48
49
49
50
51
51
52
52
53
54
54
54
55
55
56
56
56
57
57
58
58
58
59
59
59
60
60
60
61
61
61
62

41
42
43
43
44
45
46
46
47
48
48
49
50
50
51
52
52
53
54
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
60
61
61
62
62
62
63
63

43
46
47
48
49
50
50
51
52
53
53
53
54
55
56
57
57
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
66
67
67
68
68
68
69

37
38
38
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
44
45
45
45
45
46
46
47
47
47
47
48
48
48
49
49
49
50
50
50
50
50
51
51
51
51
52

40,5
41,75
42,75
43,5
44,5
45
45,75
46,25
47,25
47,75
48,25
48,5
49,5
50
50,5
51,5
51,5
52,25
53
53,25
53,5
54,25
54,5
55
55,25
55,75
56,25
56,5
57,25
57,5
57,75
58,5
58,75
58,75
59,25
59,5
60
60,5
60,5
60,75
61,5

30
30
30
30
31
31
31
31
31
31
32
32
32
32
32
33
33
33
33
34
34
34
34
34
35
35
35
35
35
35
36
36
36
36
36
37
37
37
37
37
38

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

62
62
62
63
63
63
64
64
64
65
65
65
65
66
66
66
66
66
66
67
67
67
67
68
68
68
68
68
68
68
69
69
69
69
70
70
70
70

63
64
64
64
65
65
66
66
66
67
67
67
67
68
68
68
68
69
69
69
70
70
70
71
71
71
71
71
72
72
72
72
72
72
73
73
73
73

69
70
70
70
71
71
72
72
72
72
73
73
73
74
74
74
75
75
75
75
75
76
76
76
77
77
77
77
77
78
78
78
78
78
79
79
79
79

52
52
52
53
53
53
53
53
53
54
54
54
54
54
54
55
55
55
55
55
55
56
56
56
56
56
56
56
56
57
57
57
57
57
57
57
57
57

61,5
62
62
62,5
63
63
63,75
63,75
63,75
64,5
64,75
64,75
64,75
65,5
65,5
65,75
66
66,25
66,25
66,5
66,75
67,25
67,25
67,75
68
68
68
68
68,25
68,75
69
69
69
69
69,75
69,75
69,75
69,75

38
38
38
39
39
39
40
40
40
41
41
41
41
41
42
42
42
42
42
43
43
43
43
43
43
43
43
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Tabel 4.2 Penurunan Temperatur


no

Waktu

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

T1
60
55
52
49
47
46
44
43
42
41
40
40
39
38
38
37
37
36
36
35
35
35
35
35
34
34
34
34
33
33
33
33
33
33
32
32
32
32

T2
66
63
61
58
56
54
52
51
50
49
48
47
46
45
44
43
43
42
41
40
40
39
39
39
39
38
38
37
37
37
36
36
36
35
35
35
35
34

suhu dinding (Tw)


T3
T4
T rata-rata
63,00
71
55
59,25
66
53
56,75
62
52
54,50
60
51
52,50
57
50
51,00
55
49
49,00
52
48
48,25
52
47
47,25
51
46
46,00
49
45
45,00
48
44
44,50
47
44
43,50
46
43
42,50
45
42
42,25
45
42
41,25
44
41
41,00
43
41
40,00
42
40
39,50
42
39
38,75
41
39
38,75
41
39
38,00
40
38
38,00
40
38
38,00
40
38
37,25
39
37
37,00
39
37
37,00
39
37
36,25
38
36
36,00
38
36
35,75
37
36
35,50
37
36
36
36
36
36
35
35
35

35
35
35
35
34
34
34

35,67
35,67
35,33
35,33
34,67
34,67
34,33

suhu udara keluar


(T5)
40
40
40
39
38
38
38
37
37
37
36
36
36
36
35
35
35
35
34
34
34
33
33
33
32
32
32
32
32
31
31
31
31
31
31
31
30
30

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

39
40
41
42
43
44
45

4.3.2

32
31
31
31
31
31
31

30
30
30
30
30
30
30

34
34
34
33
33
33
33

35
34
34
34
34
34
34

34
34
33
33
33
33
33

34,33
34,00
33,67
33,33
33,33
33,33
33,33

30
30
30
30
30
30
30

Perhitungan
Contoh Perhitungan Konveksi Alami ( Tabel 4.1 No. 1 )
Um

= 0,1 m/s

(Laju aliran udara)

Daya awal = 175 Watt


V

= 79,9 volt

(Tegangan)

= 2,42 A

(Arus)

= 175 cm = 1,75 m

(Panjang pipa)

Dluar

= 6 cm = 0,06 m

(Diameter luar pipa)

Ddalam

= 5,6 cm = 0,056 m

(Diameter dalam pipa)

Tebal pipa = 0,002 m


Tb

= Suhu fluida

Tw

= Suhu dinding

Suhu Awal :
Tabel 4.3 Temperatur Awal konveksi Alami
o

T1.1 ( C)

T1.2 (oC)

T1.3(oC)

T1.4 (oC)

Trata-rata

T1.5 (oC)

32

32

33

31

32

29

Suhu Limbak / Suhu Film

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Dengan melihat tabel A-5 (holman) dan melakukan interpolasi didapat:


= 1.1648 kg/m3
Tabel 4.4 Interpolasi temperatur dengan densitas

T
300
303,5
350

1.1774
X
0.998

cara melakukan interpolasi :

*((

[(

+
]

Dengan cara yang sama maka diperoleh data sebagai berikut :


k = 0,0265 W/moC
= 1,8622 x 10-5 kg/m.s
w = 1,8691 x 10-5 kg/m.s
Pr = 0,7069
Angka Reynold

Bilangan Reynold

2300 maka Alirannya laminer

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Angka Nusselt

( )

Dimana
(

Koefisien perpindahan kalor konveksi

W/m2 oC
Panas heater

Tabel 4.5 Hasil perhitungan data konveksi alami aliran pipa horizontal
Um
No

h
Red

Nud

(m/s)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1

350,2877862
347,3888758
345,9473905
344,7501829
343,5566213
341,654465
337,8777564
339,9976468
339,0540469
338,3478456

3,4596
3,4488
3,4434
3,4389
3,4344
3,4284
3,4180
3,4221
3,4185
3,4158

(W/m
o
C)

Qheater

Tw

Tb

(watt)

(oC)

(oC)

1,51165
3,02675
3,78556
4,41855
5,05212
5,05754
5,32435
5,9464
6,45481
6,83635

32
35
36,5
37,75
39
40
40,5
41,75
42,75
43,5

29
29
29
29
29
30
30
30
30
30

1,63747
1,63934
1,64026
1,64103
1,64179
1,64355
1,64786
1,6446
1,6452
1,64564

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51

0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1

336,4708936
336,0030709
335,302394
334,8359794
333,9048338
333,4401007
332,0492483
331,8179263
330,8940245
330,4329035
329,9723345
328,1355585
328,1355585
327,4490275
326,763724
325,6242704
325,3967864
324,7151459
324,4882024
324,0347198
322,9033663
322,4517636
322,0006959
321,7753623
321,1001616
320,8753609
319,7533487
319,0817303
318,8581216
318,8581216
318,4112997
317,2965463
316,8515631
316,4071032
316,4071032
316,1850691
314,6344775
314,6344775
314,19262
314,19262
312,8701506

3,4098
3,4081
3,4054
3,4036
3,4001
3,3983
3,3941
3,3932
3,3896
3,3879
3,3861
3,3802
3,3802
3,3775
3,3749
3,3716
3,3707
3,3680
3,3672
3,3654
3,3621
3,3603
3,3586
3,3577
3,3551
3,3542
3,3509
3,3483
3,3474
3,3474
3,3457
3,3424
3,3406
3,3389
3,3389
3,3380
3,3330
3,3330
3,3312
3,3312
3,3271

1,64737
1,64766
1,6481
1,64839
1,64897
1,64926
1,65067
1,65081
1,65138
1,65166
1,65195
1,65362
1,65362
1,65404
1,65445
1,65569
1,65582
1,65624
1,65638
1,65665
1,65787
1,65814
1,65841
1,65855
1,65895
1,65908
1,66029
1,66069
1,66082
1,66082
1,66109
1,66228
1,66254
1,6628
1,6628
1,66293
1,66437
1,66437
1,66463
1,66463
1,66593

6,84353
7,09825
7,4805
7,73545
8,24559
8,50079
8,25407
8,38178
8,89284
9,1485
9,40424
9,41374
9,41374
9,79786
10,1822
9,80764
9,93584
10,3206
10,4488
10,7055
10,3307
10,5875
10,8444
10,9729
11,3585
11,487
11,1122
11,4981
11,6268
11,6268
11,8842
11,5091
11,7667
12,0244
12,0244
12,1533
12,0358
12,0358
12,2937
12,2937
12,047

44,5
45
45,75
46,25
47,25
47,75
48,25
48,5
49,5
50
50,5
51,5
51,5
52,25
53
53,25
53,5
54,25
54,5
55
55,25
55,75
56,25
56,5
57,25
57,5
57,75
58,5
58,75
58,75
59,25
59,5
60
60,5
60,5
60,75
61,5
61,5
62
62
62,5

31
31
31
31
31
31
32
32
32
32
32
33
33
33
33
34
34
34
34
34
35
35
35
35
35
35
36
36
36
36
36
37
37
37
37
37
38
38
38
38
39

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85

0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1

312,4303587
312,4303587
310,8951301
310,8951301
310,8951301
309,366161
309,1482457
309,1482457
309,1482457
308,4952602
307,6263837
307,4094801
307,1927024
306,9760506
306,9761
306,9760506
305,6787769
305,2473543
305,2473543
304,8164312
304,6011567
304,6011567
304,6011567
303,7413033
303,5266505
303,0977169
302,8834358
302,8834358
302,8834358
302,8834358
302,2413344
302,2413344
302,2413344
302,2413344

3,3253
3,3253
3,3203
3,3203
3,3203
3,3153
3,3144
3,3144
3,3144
3,3118
3,3094
3,3085
3,3077
3,3068
3,3068
3,3065
3,3027
3,3009
3,3009
3,2992
3,2983
3,2983
3,2983
3,2959
3,2950
3,2933
3,2925
3,2925
3,2925
3,2925
3,2899
3,2899
3,2899
3,2899

1,66618
1,66618
1,6676
1,6676
1,6676
1,669
1,66912
1,66912
1,66912
1,6695
1,67052
1,67064
1,67076
1,67088
1,67088
1,67075
1,67214
1,67238
1,67238
1,67262
1,67274
1,67274
1,67274
1,67375
1,67387
1,6741
1,67422
1,67422
1,67422
1,67422
1,67457
1,67457
1,67457
1,67457

12,3052
12,3052
12,1874
12,1874
12,1874
12,0692
12,1985
12,1985
12,1985
12,5866
12,0802
12,2096
12,339
12,4685
12,4685
12,0819
12,2206
12,4797
12,4797
12,7388
12,8684
12,8684
12,8684
12,3611
12,4907
12,7501
12,8798
12,8798
12,8798
12,8798
13,269
13,269
13,269
13,269

63
63
63,75
63,75
63,75
64,5
64,75
64,75
64,75
65,5
65,5
65,75
66
66,25
66,25
66,5
66,75
67,25
67,25
67,75
68
68
68
68
68,25
68,75
69
69
69
69
69,75
69,75
69,75
69,75

39
39
40
40
40
41
41
41
41
41
42
42
42
42
42
43
43
43
43
43
43
43
43
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Contoh Perhitungan Konveksi Paksa ( Tabel 4.2 No. 1 )


Um

= 4,4 m/s

(Laju aliran udara)

Daya awal = 175 Watt


V

= 79,9 volt

(Tegangan)

= 2,42 A

(Arus)

= 175 cm = 1,75 m

(Panjang pipa)

Dluar

= 6 cm = 0,06 m

(Diameter luar pipa)

Ddalam

= 5,6 cm = 0,056 m

(Diameter dalam pipa)

Tebal pipa = 0,002 m


Tb

= Suhu fluida

Tw

= Suhu dinding

Suhu Awal :
Tabel 4.6 Temperatur Awal Konveksi Paksa
T1.1 (oC)

T1.2 (oC)

T1.3(oC)

T1.4 (oC)

Trata-rata

T1.5 (oC)

60

66

71

55

63

40

Suhu Limbak / Suhu Film

Dengan melihat tabel A-5 (holman) dan melakukan interpolasi didapat:


= 1.0895 kg/m3
Tabel 4.7Interpolasi temperatur dengan densitas

T
300
324,5
350

1.1774
X
0.998

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

cara melakukan interpolasi :

*((

[(

+
]

Dengan cara yang sama maka diperoleh data sebagai berikut :


k = 0,0281 W/moC
= 1,9583 x 10-5 kg/m.s
w = 2,0109 x 10-5 kg/m.s
Pr = 0.7026
Angka Reynold

Bilangan Reynold 2300 maka Alirannya turbulen


Angka Nusselt
(

Dimana
(

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Koefisien perpindahan kalor konveksi

W/m2 oC
Panas heater

TABEL 4.8 HASIL PERHITUNGAN DATA PENURUNAN


TEMPERATUR KONVEKSI PAKSA ALIRAN PIPA HORISONTAL
Um

Red

Nud

No

(W/m
o
C)

(m/s)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4

13708,3019
13850,1432
13950,8639
14079,0094
14197,8099
14257,5277
14337,4832
14407,3548
14447,6424
14498,5419
14579,6507
14599,9888
14640,7381
14681,5855
14732,3729
14773,4411
14784,1351
14825,3284
14887,3052
14917,9634

49,3574
49,8000
50,1187
50,5040
50,8597
51,0466
51,2969
51,4988
51,6248
51,7838
52,0201
52,0836
52,2109
52,3386
52,4798
52,6080
52,6412
52,7698
52,9454
53,0412

Qheater

Tw

Tb

(watt)

(oC)

(oC)

175,2709
147,2787
128,5207
129,1757
111,9400
100,5217
85,2388
87,3092
79,6328
70,0145
70,1390
66,2772
58,5413
50,7889
56,7038
48,9336
46,9888
39,1980
43,1703
37,3121

63,00
59,25
56,75
54,50
52,50
51,00
49,00
48,25
47,25
46,00
45,00
44,50
43,50
42,50
42,25
41,25
41,00
40,00
39,50
38,75

24,7643
24,8630
24,9346
27,0828
25,0878
25,1282
25,1819
25,2204
25,2471
25,2807
25,3257
25,3390
25,3656
25,3922
25,4167
25,4432
25,4500
25,4764
25,5074
25,5270

40
40
40
39
38
38
38
37
37
37
36
36
36
36
35
35
35
35
34
34

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4
4,4

14917,9634
14991,1014
14991,1014
14991,1014
15063,7161
15074,5930
15074,5930
15105,5879
15116,4913
15168,5873
15179,531
15172,795
15172,795
15186,268
15186,268
15214,934
15257,175
15270,714
15270,714
15285,111
15299,519
15313,092
15313,092
15313,092
15313,092

53,0412
53,2510
53,2510
53,2510
52,7970
53,4931
53,4931
53,5898
53,6235
53,7676
53,8015
53,7803
53,7803
53,8226
53,8226
53,9114
54,0244
54,0669
54,0669
54,1114
54,1560
54,1986
54,1986
54,1986
54,1986

25,5270
25,5646
25,5646
25,5646
25,2845
25,6084
25,6084
25,6278
25,6345
25,6583
25,6650
25,6607
25,6607
25,6692
25,6692
25,6868
25,7041
25,7125
25,7125
25,7213
25,7300
25,7385
25,7385
25,7385
25,7385

37,3121
39,3337
39,3337
39,3337
40,8478
39,4010
39,4010
33,5163
31,5530
37,5040
35,5393
36,8495
36,8495
34,2287
34,2287
28,9826
36,9117
34,2865
34,2865
31,6598
29,0314
26,4009
26,4009
26,4009
26,4009

38,75
38,00
38,00
38,00
37,25
37,00
37,00
36,25
36,00
35,75
35,50
35,67
35,67
35,33
35,33
34,67
34,67
34,33
34,33
34,00
33,67
33,33
33,33
33,33
33,33

34
33
33
33
32
32
32
32
32
31
31
31
31
31
31
31
30
30
30
30
30
30
30
30
30

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

4.3.3

GRAFIK DAN ANALISA GRAFIK

a) Grafik hubungan temperature dinding dan waktu


Data kenaikan temperature

75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

suhu dinding

0.5
3
5.5
8
10.5
13
15.5
18
20.5
23
25.5
28
30.5
33
35.5
38
40.5

temperatur oC

Grafik hubungan temperatur dinding dan waktu

waktu ( menit )

Gambar 4.16 Grafik hubungan kenaikan temperatur dinding dangan


waktu
Analisa grafik:
Grafik diatas menunjukkan hubungan kenaikan temperatur dinding
terhadap waktu yang berbanding lurus walaupun pada kenyataannya garis yang
terbentuk tidak linier sempurna. Maka dapat dianalisa bahwa semakin
bertambahnya waktu maka semakin bertambah pula kenaikan temperatur pada
dinding. Hal tersebut terjadi karena adanya perambatan panas pada heater ke
dinding-dinding pipa horizontal, sehingga semakin lama waktu pemanasan
temperatur pada dinding akan sama dengan temperatur heater. Peristiwa pada
dinding tersebut disebut juga perpindahan panas konduksi.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

Data penurunan temperature

65.00
62.50
60.00
57.50
55.00
52.50
50.00
47.50
45.00
42.50
40.00
37.50
35.00
32.50
30.00

20
21.5

18.5

17

15.5

14

12.5

11

9.5

6.5

3.5

Suhu Dinding

0.5

Temperatur oC

Grafik hubungan temperatur dinding dan waktu

waktu (menit )

Gambar 4. 17 Grafik hubungan penurunan temperatur dinding dengan


waktu.
Analisa Grafik:
Grafik diatas menunjukkan hubungan penurunan temperatur dinding
terhadap waktu yang berbanding terbalik secara logaritmik. Walaupun secara
teoritis (ideal) akan berbanding terbalik secara linier. Penurunan temperatur
tersebut dikarenakan adanya pengaruh blower sebagai pendingin yang dialirkan
pada pipa-pipa horizontal sehingga kalor yang keluar pada dinding-dinding
tersebut diserap oleh udara yang dihasilkan oleh blower. perpindahan panas
tersebut disebut juga perpindahan secara konveksi (paksa).

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

b) Grafik hubungan temperature udara keluar dan waktu


Data kenaikan temperature

50
48
46
44
42
40
38
36
34
32
30
28
26
24
22
20

temperatur udara
keluar

0.5
3.5
6.5
9.5
12.5
15.5
18.5
21.5
24.5
27.5
30.5
33.5
36.5
39.5
42.5

tepmperatur oC

Grafik hubungan temperatur udara keluar

Gambar 4.18 Grafik Hubungan kenaikan Temperatur udara keluar


dangan Waktu
Analisa grafik:
Grafik diatas menunjukkan hubungan kenaikan temperatur udara keluar
terhadap waktu yang berbanding lurus walaupun pada kenyataannya garis yang
terbentuk tidak linier sempurna. Dapat dianalisa bahwa semakin bertambahnya
waktu maka semakin bertambah pula kenaikan temperatur pada dinding. Hal
tersebut terjadi karena adanya perambatan panas konveksi secara alamiah
dimana panas yang dihasilkan dinding pipa horizontal mengalir karena adanya
gaya gravitasi (gaya apung) pada udara didalam pipa. Suhu dalam pipa lebih
tinggi dari udara luar, sehingga terjadi aliran secara alamiah dari temperatur
tinggi ke temperatur rendah.
Bentuk grafik diatas berbentuk kasar dikarenakan :
1. Pengisolasian dengan asbes/gips kurang tebal dan merata, sehingga tujuan
dari isolasi kurang maksimal.
2. Praktikan dalam mengambil data percobaan kurang teliti dan terburu-buru.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

3. Dalam percobaan konveksi paksa sensor yang dipasang

kurang peka

terhadap perubahan suhu dan butuh kaliberasi.


Data penurunan temperatur

45
43
41
39
37
35
33
31
29
27
25

temperatur udara
keluar

0.5
2
3.5
5
6.5
8
9.5
11
12.5
14
15.5
17
18.5
20
21.5

temperatur oC

Grafik hubungan temperatur udara keluar

waktu (menit)

Gambar 4. 19 Grafik hubungan penurunan temperatur udara keluar


dengan waktu.
Analisa Grafik:
Grafik diatas menunjukkan hubungan penurunan temperatur udara keluar
terhadap waktu yang berbanding terbalik walaupun pada kenyataannya garis
yang terbentuk tidak linier sempurna. Dapat dianalisa bahwa semakin
bertambahnya waktu maka temperatur udara keluar akan semakin turun. Hal
tersebut terjadi karena adanya perambatan panas konveksi secara paksa dimana
panas yang dihasilkan dinding pipa horizontal mengalir karena adanya gaya
paksaan (blower) pada udara didalam pipa. Suhu dalam pipa yang cukup tinggi
didinginkan dengan hembusan angin blower, sehingga kalor dari udara dinding
sekitar diserap dan terbawa keluar pipa horizontal.
Bentuk grafik diatas berbentuk kasar dikarenakan :
1. Pengisolasian dengan asbes/gips kurang tebal dan merata, sehingga tujuan
dari isolasi kurang maksimal.
2. Praktikan dalam mengambil data percobaan kurang teliti dan terburu-buru.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

3. Dalam percobaan konveksi paksa sensor yang dipasang

kurang peka

terhadap perubahan suhu dan butuh kaliberasi.

4.4 KESIMPULAN DAN SARAN


4.4.1

Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi konveksi paksa adalah kecepatan udara,
panjang pipa, diameter pipa, jenis isolasi, serta besarnya kalor yang dapat
dihasilkan heater.
2. Hasil yang didapat dari percobaan sampel perhitungan konveksi alami:
Red =
Nud =
h

/m 2 C

Tw =

Tb2 = 302 K
3. Hasil yang didapat dari percobaan sampel perhitungan konveksi paksa:
Red = 13708,3019
Nud = 49,3574
h

= 24,7643 W/m 2 C

T w = 336 K
Tb2 = 313 K
4. Dari grafik kenaikan temperatur dapat disimpulkan bahwa temperatur
berbanding lurus dengan waktu, sedangkan pada grafik penurunan
temperatur dapat disimpulkan pula bahwa temperatur berbanding terbalik
terhadap waktu walaupun keduanya tidak membentuk garis linier sempurna.
Pada percobaan kenaikan temperatur terjadi fenomena perpindahan panas
konduksi yaitu dari heater ke dinding pipa horizontal serta konveksi alami
yaitu pada aliran udara keluar dari pipa, sedangkan pada percobaan
pendinginan (penurunan temperatur) terjadi fenomena perpindahan panas
konveksi secara paksa yaitu pada udara yang ditiupkan blower terhadap
panas dalam pipa horizontal.

LAPORAN PARAKTIKUM FENOMENA


KELOMPOK 8

4.4.2. Saran
1. Pengisolasian dengan asbes/gips harus tebal, agar tidak terjadi retak sehingga
kalor tidak menyebar ke luar samping pipa.
2. Praktikan dalam mengambil data percobaan sebaiknya teliti dan tidak
terburu-buru agar data yang diperoleh akurat.
3.

Dalam percobaan konveksi paksa sebaiknya sensor yang dipasang lebih


peka terhadap perubahan suhu.

Anda mungkin juga menyukai