Appendicitis adalah peradangan dari appendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.
Anatomi
Appendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum.
Persarafan
parasimpatis berasal dari berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.mesenterika superior dan a.apendikularis,
Fisiologi
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymfoid Tissue) ialah IgA
Epidemiologi
Insidens appendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang.
Etiologi
1. Faktor sumbatan Faktor obstruksi merupakan faktor terpenting terjadinya apendisitis (90%) yang diikuti oleh infeksi. Sekitar 60% obstruksi disebabkan oleh hyperplasia jaringan lymphoid sub mukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena benda asing dan sebab lainnya 1% diantaranya sumbatan oleh parasit dan cacing.
2. Faktor Bakteri Infeksi enterogen merupakan faktor pathogenesis primer pada apendisitis akut, pada kultur didapatkan terbanyak ditemukan adalah kombinasi antara Bacteriodes fragililis dan E.coli, lalu Splanchicus, lacto-bacilus, Pseudomonas, Bacteriodes splanicus. Sedangkan kuman yang menyebabkan perforasi adalah kuman anaerob sebesar 96% dan aerob<10%.
3. Kecenderungan familiar Hal ini dihubungkan dengan tedapatnya malformasi yang herediter dari organ, apendiks yang terlalu panjang, vaskularisasi yang tidak baik dan letaknya yang mudah terjadi apendisitis.
4. Faktor ras dan diet Faktor ras berhubungan dengan kebiasaan dan pola makanan sehari-hari. Negara berkembang yang dulunya memiliki tinggi serat kini beralih ke pola makan rendah serat, memiliki resiko apendisitis yang lebih tinggi.
5. Faktor infeksi saluran pernapasan Setelah mendapat penyakit saluran pernapasan akut terutama epidemi influenza dan pneumonitis, jumlah kasus apendisitis ini meningkat. Namun, hati-hati karena penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menimbulkan seperti gejala permulaan apendisitis
Patologi
1. 2. 3.
Patologi appendicitis dapat mulai di mukosa dan kemudian melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama.
Usaha pertahanan tubuh adalah membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periapendukuler. Di dalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi.
Four type: Acute simple appendicitis Acute purulent appendicitis Perforation and gangrenous Appendiceal abscess
Gangrenous
Perforation
Appendiceal abscess
Gambaran Klinis
Nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri visceral di daerah epigastrium disekitar umbilikus. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah ke titik McBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya, sehingga merupakan nyeri somatic setempat. Nafsu makan menurun disertai mual dan kadang muntah. Terdapat konstipasi. Pemberian obat pencahar dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Bila terdapat perangsangan peritoneum biasanya pasien mengeluh sakit bila berjalan atau batuk
Pada Dewasa
Pada anak
Pada kehamilan
sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal kanan.
Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses periapendikuler.
2. Palpasi Nyeri terbatas pada region iliaka kanan, bisa disertai nyeri jikaditekan dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri(Blumberg Sign). Defans muskuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale Nyeri tekan perut kanan bawah
sekum ke kraniolaterodorsal oleh uterus, sehingga keluhan nyeri bergeser ke kanan sampai pinggang kanan. Sedangkan tanda pada kehamilan trimester I tidak berbeda dengan orang yang tidak hamil karena itu perlu dibedakan apakah keluhan nyeri berasal dari uterus atau appendiks. Bila penderita miring ke kiri, nyeri akan berpindah sesuai dengan pergeseran uterus, terbukti proses bukan berasal dari appendiks.
didaerah infeksi bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada appendicitis pelvika.
Pada appendicitis pelvika tanda perut sering
meragukan, maka kunci diagnosis adalah nyeri terbatas pada waktu dilakukan colok dubur.
hiperekstensi sendi panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila appendiks yang meradang menempel di m.psoas mayor, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.
apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang akan menimbulkan nyeri pada appendicitis pelvika.
3. Auskultasi Peristalsis usus sering normal. Peristalsis dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforata.
Pemeriksaan Laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang pada appendicitis akut dan perforasi akan terjadi leukositosis yang lebih tinggi lagi. Pemeriksaan Penunjang USG Laparoskopi
Diagnosa Banding Gastroenteritis Limfadenitis Mesenterika Demam Dengue Infeksi Panggul Gangguan alat kelamin perempuan Kehamilan di Luar Kandungan Divertikulosis meckel Intususepsi Ulkus pepticum perforasi Batu ureter Penyakit Saluran Cerna Lainnya
Terapi
Cairan Ringer Laktat harus di infus secara cepat untuk mengkoreksi hipovolemia dan mengembalikan tekanan darah serta pengeluaran urin pada level yang baik.
Terapi Antibiotik Antibiotik: broadspectrum antibiotics ampicillin-sulbactam gentamycin triad drugs metronidazol 3rd generation cefotides
Penatalaksanaan
Apendektomi
Komplikasi 1. Perforasi Perforasi disebabkan keterlambatan penanganan terhadap paslen apendisitis akut. Perforasi disertai dengan nyeri yang lebih hebat dan demam tinggi (sekitar 38C). Biasanya perforasi tidak terjadi pada 12 jam pertama. Pada apendiktektomi yang dilakukan pada pasien usia kurang dari 10 tahun dan lebih dari 50 tahun, ditemukan 50 % nya telah mengalami perforasi. 2. Peritonitis Peritonitis lokal dapat disebabkan oleh mikroperforasi sementara peritonitis umum dikarenakan telah terjadinya perforasi yang nyata. Bertambahnya nyeri dan kekakuan otot, ketegangan abdomen dapat ditemui pada pasien apendisitis dengan perforasi.
3.
Apendikal abses (massa apendikal) Perforasi yang bersifat lokal dapat terjadi saat infeksi periapendikal diliputi oleh omentum dan viseral yang berdekatan . Manifestasi kliniknya sarna dengan apendisitis biasa disertai dengan ditemukannya massa di kwadran kanan bawah. Pemeriksaan USG dan CT scan bermanfaat untuk menegakan diagnosis. 4. Pielofleblitis Pielofleblitis adalah trombofleblitis yang bersifat supuratif pada sistem vena portal. Dernam tinggi, menggigil, ikterus yang samar-samar, dan nantinya dapat ditemukan abses hepar, merupakan pertanda telah tetjadinya komplikasi ini. Pemeriksaan untuk menemukan trombosis dan udara di vena portal yang paling baik adalah CT scan.