Anda di halaman 1dari 5

FIBRINOGENESIS

Disusun oleh : Wim K.T. Dicky N. Annisa Eko Yunita Dwi Aryanti

BAGIAN PATOLOGI ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

PENDAHULUAN Hemostasis adalah pembekuan darah akibat trauma atau disintegrasi pembuluh darah. Proses ini pada dasarnya terdiri dari 4 fase, yaitu : 1. Konstriksi pembuluh darah. 2. Pembentukan trombus putih. 3. Pembentukan trombus merah. 4. Disolusi bekuan. Pembagian diatas adalah pembagian menurut tinjauan biokemis yang menitik beratkan pada reaksi reaksi yang melibatkan pembentukan trombus / bekuan. Trombus dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu : Trombus putih, yaitu bekuan yang tersusun oleh fibrin dan trombosit. Biasanya trombus ini terdapat pada kelainan pembuluh darah atau pada daerah dengan aliran cepat ( arteri ). Trombus merah, yatu bekuan yang tersusun oleh fibrin dan eritrosit. Biasanya trombus ini terdapat pada daerah dengan aliran lambat. Morfologi bekuan ini menyerupai bekuan yang terbentuk pada tabung percobaan. Deposit fibrin, yaitu endapan benang fibrin yang tersebar pada pembuluh kapiler. Fibrinogen adalah glikoprotein dengan berat molekul 340.000 yang terdiri dari 3 pasang ikatan disulfida Aa, Bb, dan g. Fibrinogen dikenal sebagai faktor I dalam pembekuan darah, dan terdapat secara normal dalam plasma sejumlah 1-7 mg per ml plasma darah. Sebagian besar fibrinogen dibentuk dalam hati sehingga pada penyakit hati jumlah fibrinogen yang beredar akan menurun. Trombin adalah suatu protease serin dengan berat molekul 34.000 yang dalam plasma darah berada dalam bentuk protrombin. Trombin bekerja dengan menghidrolisis keempat ikatan peptida pada fibrinogen melepaskan fibrinopeptida dan menghasilkan monomer fibrin. Trombin mempunyai banyak fungsi pada proses pembekuan darah.

FIBRINOGENESIS Fibrinogenesis merupakan pembentukan benang benang fibrin dari fibrinogen melalui sederetan reaksi enzimatis. Pembentukan ini pada dasarnya terdiri dari dua langkah yaitu : 1. Pembentukan benang fibrin primer dari fibrinogen Langkah ini dikatalisis oleh perubahan protrombin menjadi trombin yang bekerja dengan membuang 2 peptida dengan berat molekul rendah dari setiap molekul fibrinogen, sehingga terbentuk monomer yang mempunyai kemampuan otomatis melakukan polimerisasi. Dalam beberapa detik setelah polmerisasi dimulai akan terbentuk benang benang fibrin panjang yang membentuk retikulum baru. 2. Aktivasi faktor XIII menjadi XIIIa sebagai stabilizer factor. Trombin selain mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin juga merubah faktor XIII menjadi XIIIa ( Faktor XIIIa adalah transglutaminase). Transglutaminase secara kovalen menghubungkan silang monomer monomer fibrin dengan membentuk ikatan isopeptida, sehingga fibrin yang terbentuk sebelumnya akan lebih kuat dan stabil. Faktor XIII dapat juga disebut sebagai inhibitor fibrinolisis, karena menghambat disolusi fibrin oleh plasmin. Faktor ini dilepaskan dalam globulin plasma dari trombosit yang terperangkap dalam bekuan.

Protrombin Ca2+ + F.Va + F.Xa Trombin F. XIII Fibrinogen monomer fibrin F.XIIIa benang fibrin

Trombosis Mikrosirkulasi Disseminated Intravascular Coagulation ( DIC ) Pada banyak penyakit terbentuk sedikit trombus yang tersebar luas dalam mikrosirkulasi terutama kapiler dan venula. Trombus ini sebagian besar dibentuk dari fibrin dan agregat trombosit. Trombus ini meskipun bersifat mikroskopis dapat menyebabkan insufisiensi sirkulasi, terutama pada otak, jantung dan ginjal. DIC bukanlah gangguan primer, melainkan bentuk komplikasi dari penyakit yang mengaktifkan proses pembekuan darah. Disisi lain DIC dapat mengakibatkan diatesis hemoragik hebat karena terdapat kenaikan konsumsi trombosit, protrombin, fibrinogen, faktor V, VIII dan X yang cepat. Oleh karena itu DIC disebut sebagai sindrom defibrinasi atau koagulasi konsumtif.

CATATAN : FAKTOR I II IV V VII VIII IX X XI XII XIII NAMA Fibrinogen Protrombin Calsium Proaccelerin Proconvertin ( SPCA ) Anti Hemofilic Globulin Christmas Factor Stuat Prower Factor Plasma Tromboplastin Antecedent Hageman Factor Laki Lorand Factor

Anda mungkin juga menyukai