Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
B. Waktu
1. 2. 3. Tingkat pengayaan mulai semester 1 sampai 3 Kegiatan magang diprogram dari semester 4 sampai 6 Kegiatan mandiri dimulai dari awal semester 7 sampai akhir masa pendidikan
Jumlah kasus minimum Sem 8 P5.A5 Sem 9 P5.A5 G 2 M 2
Jenis Penyakit
Duplikasi intestinal
Q43.4
K6
Kompetensi yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna, warna merah adalah tingkat pengayaan dan pengusaan materi (K6), warna kuning adalah tingkat magang dan pengusaan psikomotor dan attitude (P2A3); sedangkan warna hijau adalah tingat mandiri dan pengusaan psikomotor dan attitude (P5A5). G : Kegiatan magang M : Operasi mandiri
C. Tujuan
1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, topografi dari saluran intestinal ; mampu menegakkan diagnosis dan pengelolaan pasien dengan duplikasi intestinal, melakukan persiapan pra operasi, melakukan tindakan reseksi operatif serta perawatan pasca operasinya. 2. Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4. Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi saluran intestinal. Mampu menjelaskan etiologi, patofisiologi dan gambaran klinis fungsi saluran intestinal Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis duplikasi intestinal Mampu melakukan work-up penderita duplikasi intestinal, yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 5. Mampu menjelaskan tehnik operasi reseksi, fenestrasi atau stripping mukosa dan komplikasinya 6. Mampu melakukan tindakan pembedahan reseksi, fenestrasi atau stripping mukosa 7. Mampu merawat penderita pra operasi, memberi penjelasan kepada keluarga, informed consent dan pasca operasi serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi.
E. Kompetensi
Jenis Kompetensi Tingkat Kompetensi K6
a Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi saluran intestinal b Mampu menjelaskan etiologi, patofisiologi dan gambaran klinis fungsi saluran K6 intestinal c Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang diagnosis K6 d Mampu melakukan work-up penderita duplikasi intestinal, yang meliputi K6 anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang e Mampu menjelaskan tehnik operasi reseksi, fenestrasi atau stripping mukosa K6 dan komplikasinya f Mampu menjelaskan penanganan komplikasi operasi reseksi, fenestrasi atau K6 stripping mukosa g Mampu melakukan tindakan pembedahan reseksi, fenestrasi atau stripping K6 mukosa h Mampu merawat penderita pra operasi, memberi penjelasan kepada keluarga, informed consent dan pasca operasi serta mampu mengatasi komplikasi yang K6 terjadi
P2 P2 P2 P5 P5 P5
A3 A3 A3 A5 A5 A5
F. Persiapan Sesi
(1) Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup a) Anatomi dan fisiologi saluran intestinal. b) Etiologi, patofisiologi dan gambaran klinis fungsi saluran intestinal c) Work-up penderita duplikasi intestinal, yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. d) Tehnik operasi reseksi, fenestrasi atau stripping mukosa dan komplikasinya e) Merawat penderita pra operasi, memberi penjelasan kepada keluarga, informed consent dan pasca operasi serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi. (2) Presentasi teknik operasi (3) Peralatan penunjang untuk materi (Audio-visual)
G. Referensi
1. Grosfeld JL, ONeill JA, Fonkalsrud EW, Coran AG. Alimentary Tract Duplications dalam Pediatric Surgery. 6th ed. 2006. pg 1389-1399 2. ONeill JA, Grosfeld JL, Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Disorders of Alimentary Tract dalam Principles of Pediatric Surgery. 2nd ed. pg 837-850 3. Ashcraft, Holcomb KW, Murphy GW, Patrick J. Alimentary Tract Duplications dalam Pediatric Sugery. 4th ed. 2005. pg 543-551 4. P. Puri, M. Holwarth. Pediatric Surgery. 2006. pg 139-152
H. Gambaran Umum
Duplikasi intestinal adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa duplikasi yang dapat terjadi sepanjang saluran cerna. Keadaaan ini dapat berbentuk kista atau suatu saluran utuh yang terbuka atau tertutup kebagian usus yang lain. Duplikasi intestinal sering terjadi di usus halus terutama di ileocaecal junction. Bila duplikasi terjadi di daerah thorax, biasanya berhubungan dengan kelainan vertebra. Duplikasi intestinal umumnya berbentuk kistik atau massa tubular. Kelainan ini sering terdiagnosis pada usia 2 tahun. Manifestasi klinik yang timbuk bebrbeda sesuai dengan letak duplikasi antara lain batuk, nyeri abdomen, muntah, atau gastroesophageal refluks. Pada pemeriksaan fisik bila duplikasi tejadi di daerah thorax, didapatkan wheezing, pneumonia, dan respiratory distress. Sedangkan jika duplikasi terjadi di abdomen, bisa ditemukan suatu massa yang jika bertambah besar dapat menyebabkan suatu obstruksi. Perforasi intestinal dapat terjadi jika ditemukan mukosa gaster pada duplikasi intestinal. Diagnosis prenatal dapat dilakukan dengan melakukan USG dengan gambaran black holes yang menandakan suatu massa kistik. Foto abdomen polos dengan kontras, CT-Scan abdomen, dan MRI dapat membantu letak dari duplikasi intestinal.
Operasi eksisi, reseksi, fenestrasi, atau stripping mukosa merupakan terapi pada duplikasi intestinal I. Contoh Kasus
Seorang anak datang dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan adanya benjolan di bagian perut, yang disertai dengan rasa nyeri dan muntah. Selain itu ditemukan perut kembung.Dari pemeriksaan fisik didapatkan : Pertanyaan : 1. Apa kemungkinan diagnosis saudara? 2. Bagaimana penatalaksanaan pada penderita ini?
J. Rangkuman
Duplikasi intestinal adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa duplikasi yang dapat terjadi sepanjang saluran cerna. Keadaaan ini dapat berbentuk kista atau suatu saluran utuh yang terbuka atau tertutup kebagian usus yang lain. Duplikasi intestinal sering terjadi di usus halus terutama di ileocaecal junction. Bila duplikasi terjadi di daerah thorax, biasanya berhubungan dengan kelainan vertebra. Duplikasi intestinal umumnya berbentuk kistik atau massa tubular. Kelainan ini sering terdiagnosis pada usia 2 tahun. Manifestasi klinik yang timbul berbeda sesuai dengan letak duplikasi antara lain batuk, nyeri abdomen, muntah, atau gastroesophageal refluks. Pada pemeriksaan fisik bila duplikasi tejadi di daerah thorax, didapatkan wheezing, pneumonia, dan respiratory distress. Sedangkan jika duplikasi terjadi di abdomen, bisa ditemukan suatu massa yang jika bertambah besar dapat menyebabkan suatu obstruksi. Perforasi intestinal dapat terjadi jika ditemukan mukosa gaster pada duplikasi intestinal. Diagnosis prenatal dapat dilakukan dengan melakukan USG dengan gambaran black holes yang menandakan suatu massa kistik. Foto abdomen polos dengan kontras, CT-Scan abdomen, dan MRI dapat membantu letak dari duplikasi intestinal.
Operasi eksisi, reseksi, fenestrasi, atau stripping mukosa merupakan terapi pada duplikasi intestinal K. Evaluasi
Tujuan Pembelajaran Metode Penilaian Mampu menjelaskan embriologi,anatomi dan Ujian lisan dan tulis topografi saluran intestinal Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis duplikasi intestinal Mampu menjelaskan gejala dan tanda klinis untuk diagnosis duplikasi intestinal Mampu menjelaskan komplikasi duplikasi intestinal Mampu menjelaskan penanganan dan indikasi operasi duplikasi intestinal Mampu membuat diagnosis duplikasi intestinal Ujian lisan dan tulis Ujian lisan dan tulis Ujian lisan dan tulis Ujian lisan dan tulis
Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log Mampu melakukan tindakan operasi pada Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, duplikasi intestinal dan penilaian buku log Mampu melakukan perawatan perioperatif dan Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, mengatasi komplikasinya dan penilaian buku log
c. Buku Log
Buku log merupakan buku yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif kompetensi yang didapat dari peserta didik. Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan.
M. Materi Baku
1. Menegakkan diagnosis a) Anamnesis : gejala berbeda sesuai dengan letak duplikasi antara lain batuk, nyeri abdomen, muntah, atau gastroesophageal refluks
b) Pemeriksaan fisik: bila duplikasi tejadi di daerah thorax, didapatkan wheezing, pneumonia, dan respiratory distress. Sedangkan jika duplikasi terjadi di abdomen, bisa ditemukan suatu massa yang jika bertambah besar dapat menyebabkan suatu obstruksi. Perforasi intestinal dapat terjadi jika ditemukan mukosa gaster pada duplikasi intestinal. c) Pemeriksaan penunjang: prenatal dapat dilakukan dengan melakukan USG dengan gambaran black holes yang menandakan suatu massa kistik. Foto abdomen polos dengan kontras, CT-Scan abdomen, dan MRI 2. Pengelolaan Penderita : a. Persiapan operasi Inform Consent Puasa dilakukan 6 jam sebelum pembedahaan Pasang infus, beri cairan standard (NaCl, RL) dengan tetesan sesuai kebutuhan. Antibiotik prabedah diberikan secara rutin.
b. Tehnik Operasi Penderita dalam posisi terlentang, dalam general anestesi. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada seluruh abdomen dan dada bagian bawah, kemudian lapangan operasi dipersempit dengan kain steril. Dilakukan insisi transversal supra umbilikal. Irisan diperdalam sampai dengan peritoneum. Peritoneum dibuka. Identifikasi lesi yang duplikasi. Dilakukan ligasi beberapa pembuluh darah pada salah satu sisi, kemudian enukleasi dari lesi duplikasi. Jika enukleasi tidak berhasil, lakukan reseksi pada lesi yang duplikasi. Dilakukan rekonstruksi dengan anastomosis end to end. Jika segmen yang harus direseksi terlalu panjang, dilakukan metode Wrenn, dengan cara insisi melalui lapisan serosa dan lapisan muskular pada ujung distal dari duplikasi. Mukosa kemudian dipisahkan dari muscular cuff (mirip seperti diseksi rektal pada prosedur Soave). Diseksi ini dilakukan seproksimal mungkin, biasanya sekitar 15 cm. Insisi multipel mungkin dibutuhkan untuk mengelupas mukosa hingga ujung proksimal. Dilakukan perbaikan mukosa dari usus asal. 3. Pasca bedah Komplikasi operasi : perdarahan infeksi luka operasi perforasi mukosa gaster ektopik obstruksi intussusepsi volvulus
N. Algoritme
Tidak ada
KEGIATAN I. Memahami data-data preoperasi yang diperlukan a. Memahami keluhan dan gejala pasien b. Memahami pemeriksaan fisik duplikasi intestinal c. Memahami pemeriksaan penunjang
KASUS
II.
Melakukan tindakan Eksisi/Reseksi a. Penderita dalam posisi terlentang, dalam general anestesi b. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi. Lapangan operasi ditutup dengan doek steril. c. Dilakukan sayatan kulit transversal supra umbilikal. Irisan diperdalam sampai dengan peritoneum. d. Peritoneum dibuka. e. Identifikasi lesi yang duplikasi. f. Ligasi beberapa pembuluh darah. g. Enukleasi dari lesi duplikasi. h. Jika enukleasi tidak berhasil, lakukan reseksi. i. Jika segmen terlalu panjang, dilakukan metode Wrenn, dengan cara insisi melalui lapisan serosa dan lapisan muskular pada ujung distal dari duplikasi. j. Diseksi dilakukan seproksimal mungkin. Penyelesaian a. Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya b. Membuat laporan operasi
III.
DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR OPERASI EKSISI/RESEKSI (diisi oleh pengajar)
PESERTA :
TANGGAL :
Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini: : : Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar
T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih
NILAI
KEGIATAN 2. Menetapkan indikasi operasi 3. Memahami data data preoperasi seperti klinis dan pemeriksaan fisik II. TEHNIK TINDAKAN EKSISI/RESEKSI 4. Melakukan tindakan aseptik dan antiseptik 5. Melakukan insisi di daerah supraumbilikal 6. Melakukan identifikasi lesi 7. Melakukan ligasi pembuluh darah 8. Melakukan enukleasi 9. Melakukan reseksi 10. Melakukan penutupan luka operasi III. PENYELESAIAN 11. Memberitahukan dan menjelaskan keadaan pasien kepada keluarganya 12. Membuat laporan operasi eksisi/reseksi
NILAI
Komentar/Ringkasan: Rekomendasi: