Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI

DAN KOMUNIKASI (TIK)


(Studi Quasi Eksperimental Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Cimahi)

Dikdik Dikrullah Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA UPI dikrullah0912@gmail.com

Dr. H. Munir, MIT Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA UPI munir@upi.edu

Drs. Enjang Ali Nurdin,M.Kom Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA UPI enjang67@yahoo.com

ABSTRAK Model pembelajaran quantum learning merupakan model pembelajaran yang membiasakan belajar menyenangkan. Dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa sehinga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya model quantum learning. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group pretest-Posttest desain. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-I yang berjumlah 40 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata peningkatan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,534 dengan kriteria sedang. Kata Kunci : Quantum Learning, Hasil Belajar. 1. PENDAHULUAN Pembelajaran yang baik ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan siswa secara langsung, komprehensif baik fisik, mental maupun emosi. Hal ini dapat membantu guru dalam menggerakkan dan menjelaskan gambaran ide dari suatu materi. Kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMPN 4 Cimahi diantaranya adalah sarana pendukung yang belum memadai, dan model pembelajaran yang digunakan masih berupa model pembelajaran konvensional. Hal ini menyebabkan siswa pasif sehingga terjadi kejenuhan belajar dan akhirnya motivasi belajar siswa pun menjadi berkurang. Kurangnya motivasi belajar inilah yang menyebabkan tingkat pencapaian kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah masih kurang terutama pada materi non-praktik. Hal ini ditunjukan dari nilai rata-rata siswa sebesar 62 pada materi non-praktik atau sekitar 48% tingkat pencapaian KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Quantum Learning merupakan suatu cara membelajarkan siswa yang digagas oleh DePortter. Melalui quantum learning siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya [3]. 1.1. Rumusan Masalah Berdasarkan paparan tersebut, masalah yang dapat dirumuskan adalah:

1. Bagaimanakah penerapan model quantum learning pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pokok bahasan Peralatan dan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi? 2. Apakah Penerapan Model Pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa? 3. Bagaimanakah aktifitas dan minat belajar siswa SMPN 4 Cimahi terhadap pelajaran TIK dengan diterapkannya Model Pembelajaran quantum learning? 1.2. Batasan Masalah Karena cukup luasnya lingkup permasalahan tidak semua yang diidentifikasi dijadikan bahan kajian, maka peneliti memberikan batas pengkajian sebagai berikut: 1. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk materi pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada pokok bahasan Peralatan dan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan menggunakan model pembelajaran quantum learning, yang terangkum dalam suatu penelitian quasi eksperimental terhadap siswa kelas VII SMPN 4 Cimahi 2. Produk media pembelajaran TIK yang dibuat oleh peneliti hanya untuk dimanfaatkan sebagai media atau alat bantu pembelajaran dan bukan untuk dievaluasi hasil produknya. 3. Target penelitian diarahkan pada siswa kelas VII-I SMPN 4 Cimahi. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu [4]. 2.2. Hasil Belajar Hasil belajar dalam kontesktual menekankan pada proses yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari penampilan siswa sehari-hari ketika belajar. Hasil Belajar dibagi menjadi tiga macam, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. [4] 2.3. Quantum Learning Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning pertama kali

digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan. [3] Belajar dengan menggunakan quantum learning akan didapatkan berbagai manfaat yaitu: 1. Bersikap positif. 2. Meningkatkan motivasi. 3. Keterampilan belajar seumur hidup. 4. Kepercayaan diri. 5. Sukses atau hasil belajar yang meningkat. [3] 2.4. Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Learning dengan cara: 1. Kekuatan Ambak Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan [3]. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru agar siswa dapat mengidentifikasi dan mengetahui manfaat atau makna dari setiap pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam hal ini adalah proses belajar. 2. Penataan lingkungan belajar Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman, dengan perasaan aman dan nyaman ini akan menumbuhlkan konsentrasi belajar siswa yang baik. Dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa. 3. Memupuk sikap juara Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan merasa lebih dihargai. 4. Bebaskan gaya belajarnya Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam quantum learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja. 5. Membiasakan mencatat Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbolsimbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan. 6. Membiasakan membaca Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain. 7. Jadikan anak lebih kreatif 8.

Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya. Melatih kekuatan memori Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga siswa perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik [3].

3. METODOLOGI 3.1. Rancangan dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh quantum learning terhada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajara TIK di SMPN 4 Cimahi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan desain one group pretest-posttest desain yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut [1] Tabel 3.1 Desain penelitian one group pretest posttest design Kelompok Eksperimen Pre Test T0 Treatment X Post Test T1

Percobaan ini dilakukan untuk melihat kebaikan sistem mengajar dengan menggunakan model quantum learning. Metode mengajar dengan model quantum learning adalah suatu perlakuan (treatment) X. pertama-tama diukur mean prestasi belajar dengan pretest T0 sebelum perlakuan X dikenakan. Sesuadah perlakuan X dikenakan, diukur kembali mean prestasi belajar tersebut dengan menggunakan posttest T1. Kemudan dibuat perbandingan antara maen prestasi belajar pretest T0 dan posttest T1 untuk melihat bagaimana pengaruh belajar dengan menggunakan model quantum learning tersebut.

3.2. Populasi Dan Sampel populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut [2]. Berdasarkan beberapa pernyataan diatas populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 4 Cimahi tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 9 kelas, yaitu kelasVIIA sampai VII-I. Berdasarkan informasi dari pihak sekolah, siswa-siswi yang tersebar disembilan kelas tersebut memiliki tingkat kemamuan yang beragam ada yang tergolong berkemampan tinggi, sedang dan ada juga yang tergolong berkemamuan rendah. Dan sampel dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII-I yang dipilih peneliti secara acak (Random)

3.3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian quasi eksperimen ini berupa instrumen non-tes dan instrumen tes.Intrumen tes (pretest dan Posttest) berupa soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Dan instrumen non-tes yaitu Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Angket Siswa, dan Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran. 3.4. Teknik Analisis Instrumen Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes, maka sebelumnya perlu dilakukan serangkaian pengujian dan analisis terhadap instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks kesukaran, uji daya pembeda. 3.5. Prosedur Penelitian Penelitan ini terdiri dari dari 3 tahap, yaitu sebaga berikut: 1. Tahap I ( persiapan Penelitian) Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini meliputi: a. Mengidentfikasi masalah yang akan diteliti yang berkenaan dengan pembelajaran TIK disekolah. b. Studi pendahuluan yaitu dengan studi literatur dan observasi ke lokasi penelitian c. Pembuatan proposal penelitian atau merumuskan masalah. d. Merumuskan anggapan dasar. e. Membuat hipotesis. f. Menentukan metode dan desain penelitian. g. Menentukan variabel dan sumber data. h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. i. Melakukan studi pembuatan media pembelajaran TIK dengan menggunakan software macromedia flash. j. Uji instrument test. k. Analisis instrumen test dan revisi instrumen tes berdasarkan hasil uji coba. 2. Tahap II ( pelaksanaan Penelitan) Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitan quasi eksperimen ini meliputi: Melakukan pretest sebelum proses pembelajaran (treatment) dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Melakukan pembelajaran (treatment) pada kelas quasi eksperimen yaitu dengan menerapkan model quantum learning untuk dua kali pertemuan. Selama proses belajar berlangsung, dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran quantum learning. Memberikan posttest setelah proses pembelajaran (treatment) dilakukan. Memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan quantum learning. Mengumpulkan data. Tahap III ( Analisis data, pengolahan data dan penarikan kesimpulan) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini meliputi: Mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif. Mengolah dan menganalisis data kuantitatif berupa hasil pretest dan posttest. Mengolah dan menganalisis data kualitatif berupa hasil angket dan observasi. Menarik kesimpulan

3.5 Teknik Analisis Data Untuk dapat melihat tingkat efektifitas pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran quantum learning dilakukan analisis terhadap skor gain ternormalisasi. dirumuskan sebagai berikut: <g> = = Keterangan: (g)= gain ternormalisasi (G) = Nilai gain aktual dalam persen (%) (G)max = nilai gain maksimum dalam persen (%) (Sf) = Nilai Posttest dalam Persen (%) (St) = Nilai pretest dalam persen (%) [1] 4. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan memberikan pretes pada kelas sampel penelitian yakni kelas VII-I. Setelah pretest selesai dilaksanakan kemudian melakukan treatment yaitu proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning. Pembelajaran ini dilakukan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama membahas materi sejarah perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada pertemuan ini dilaksanakan diruang kelas dengan menggunakan langkahlangkah quantum learning seperti: AMBAK yaitu memberikan motivasi belajar pada siswa (Sugesti), penataan lingkungan belajar yaitu dengan memutarkan musik klasik dari mozart menggunakan mini sound sistem dan penggunaan gambargambar yang menyangkut pelajaran tersebut, membiasakan mencatat yaitu dengan membuat catatan Tulis Susun( TS), dan memberikan penghargaan atau reward pada siswa yang aktif dan mampu manjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pertemuan kedua yaitu membahas materi peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Proses pembelajaran dalam pertemuan ini dilaksanakan di lab komputer dengan menggunakan gaya belajar quantum learning VA (Visual, Auditorial) yang tertuang dalam sebuah media pembelajaran interaktif. Disini guru hanya berperan sebagai pendamping siswa dalam menggunakan media pembelajaran. Membiasakan membuat catatan yaitu catatan Tulis Susun (TS), dan memberi penghargaan ( Reward) kepada siswa yang berhasil menjawab soal-soal dalam media tersebut dengan baik. Setelah treatment selesai dilaksanakan kemudian dilakukan pengukuran hasil belajar kembali dengan melakukan posttest pada siswa. Dikatakan hasil belajar meningkat apabila terjadi peningkatan signifikan antara skor pretest dan posttest. Setelah selesai dilakasanakan pretest kemudian memberi angket tanggapan siswa tujuannya untuk mengetahui tingkat minat siswa terhadap mata pelajaran TIK setelah diterapkannya model pembelajaran quantum learning. Penelitian ini dibantu oleh tiga orang observer yang mengamati keterlaksanaan proses pembelajaran. Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran quantum learning yang diterapkan dapat dilihat pada tabel berikut.

a.

b.

c. d.

e. 3.

a. b. c. d.

Tabel 4.1 Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran quantum learning Quantum Learning Realisasi Dilaksanakan Yaitu dengan cara memberi motivasi belajar sebelum pembelajaran dimulai. AMBAK (Apa Siswa diajak untuk menghayati dan Manfaat Bagiku) merenungkan manfaat dan kegunaan belajar dari pelajaran yang sudah dipelajari maupun yang akan dipelajarinya. Dilaksanakan Yaitu dengan cara memutar musik latar saat pembelajaran berlangsung guna Penataan lingkungan memberikan rasa santai siswa ketika belajar mengikuti pelajaran. Musik yang digunakan adalah jenis musik klasik yaitu musik dari Mozart. Memasang gambar-gambar sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Membersihkan dan merapihkan tempat belajar yaitu ruang kelas. Dilaksanakan Yang dimaksud membebaskan gaya belajar disini yaitu pembelajaran yang disajikan guru tidak hanya terpaku pada satu gaya belajar tetapi menggunakan Bebaskan gaya beberapa gaya belajar disesuaikan belajar dengan tingkat modalitas siswa yaitu modalitas visual, auditorial, dan kinestetik (VAK). Dalam penelitian ini modalits gaya belajar yang dilaksanakan hanya modalitas VA ( Visual dan Auditorial) yang dituangkan dalam suatu media pembelajaran interaktif Tidak dilaksanakan Tahapan penelitian ini tidak Membiasakan dilaksanakan saat penelitian berlangsung membaca dikarenakan menyesuaikan waktu penelitian. Tahapan ini hanya dilaksanakan dalam pemberian tugas rumah untuk membaca dan mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya. Tidak dilaksanakan Tahap melatih kekuatan memori ini tidak dilaksanakn sesuai langkahMelatih kekuatan langkah quantum learning dikarenakan memori penyesuaian waktu pelaksaan penelitian yang terbatas dan tidak menjadi fokus penelitian ini. Namun sebenarnya melatih kekuatan memori ini dilaksanakan secara sepintas yaitu dengan mengerjakan soal-soal dari media pembelajaran yang dilaksanakan secara serempak oleh siswa tanpa melihat buku. Dilaksanakan Yaitu dengan cara menyuruh siswa agar membuat ringkasan materi yaitu dengan membuat catatan Tulis Susun Membiasakan (TS). Pemilihan jenis catatan TS ini mencatat karena disesuaikan dengan keadaan siswa agar siswa tidak terpaku pada membuat catatan ketika guru menyampaikan materi. Jadi pemilihan

Jadikan siswa lebih kreatif

Memupuk sikap juara

jenis catatan TS ini agar terkesan tidak mewajibkan mencatat sehingga siswa hanya mencatat yang menurutnya penting. Tidak dilaksanakan Tahapan ini tidak dilaksanakan karena menyesuaikan dengan waktu dan materi pelajaran dalam penelitian ini yang kurana mendukung dalam menumbuhkan kekreatifan siswa Dilaksanakan Yaitu dengan cara memberikan penghargaan baik berupa tepuk tangan atau pujian maupun berupa hadiah kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru dan siswa yang memperoleh nilai tertinggi dalam mengerjakan soal latihan yang terdapat dalam media pembelajaran.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperolah data hasil penelitian berupa skor preetest dan posttest kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran TIK. Sampel dalam penelitian ini 40 orang yaitu hanya satu kelas eksperimen tanpa ada kelas kontrol. Pembahasan terperinci mengenai hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut. Dari hasil pembelajaran terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini dilihat dari skor rata-rata preetest dan posttest siswa yang menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Secara garis besar, dari data skor preetest dan posttest yang didapatkan. diperoleh skor minimum (Xmin), skor maksimum (X maks), nilai rata-rata ( ), gain dan gain ternormalisasi <g> seperti pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Rekapitlasi peningkatan hasil belajar siswa Tes Preetest posttest Xideal 100 100 Xmin 25 55 Xmaks 60 90 Gain 43,75 73,375 29,625 <g> 0,524

Rerata peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat pula digambarkan dalam bentuk diagram pada gambar 4.1.

80 60

40
20 0 Skor Pree Skor testPost test Gain < g>

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa setelah diterapkan model pembelajaran quantum learning, terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai ratarata posttest yang lebih besar daripada preetest. Berdasarkan

rata-rata preetest dan posttest tersebut, diperoleh gain sebesar 29,625 dan gain ternormalisasi 0,524. dari nilai gain ternormalisasi tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran quantum learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa ada pada kategori sedang. Jadi, pembelajaran TIK dengan menggunakan model pembelajaran quantum learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan dikelas VII-I SMP Negeri 4 Cimahi mengenai penerapan model pembelajaran quantum learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Peralatan dan Perkambangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diperoleh kesimpulan: 1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pokok bahasan Peralatan dan Perkembangan TIK dengan diterapkannya model pembelajaran quantum learning. Peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran melalui model quantum learning meningkat secara signifikan. Hal ini ditunjukan dari hasil prhitungan rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,524 yang berkeriteria sedang. Peningkatan hasil belajar tersebut tak lepas dari kompleksitas gaya belajar yang ditimbulkan oleh model pembelajaran quantum learning.

2.

3. [1]

REFERENSI Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

[2]

Sugiyono.

(2008).

Metode

Penelitian

pendidikan

(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Penerbit Alfabeta. [3] De Porter, Bobbi dan Mike Hernachi. terjemahan Alwiyah Abdurrahman. 2009. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

[4] Sudjana, N. 2001. Penelitian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Rosda karya.

Anda mungkin juga menyukai