Anda di halaman 1dari 9

1. Pengkajian A. Data Data yang dibutuhkan untuk mengetahui seorang pasien menderita kirosis adalah sebagai berikut : a. Tubuh.

Perubahan warna kulit, perubahan ciri-ciri seks sekunder (alat kelamin luar, distribusi bulu tubuh, jaringan buah dada), perubahan ukuran perut (ukuran pinggang), sejarah udem, dan berbagai keluhan gatal-gatal.

b. Perilaku social. Penggunaan obat-obatan dan alcohol,m jumlah, faktor-faktor penggunaan yang cepat, usaha untuk berhenti, limitasi-limitasi untuk sukses, alasan-alasan kegagalan, waktu terakhir pasien mengkonsumsi alcohol, lingkungan kerja.

c. Sistim gastroenteritis. Keluhan mual, muntah, anoreksia, gangguan pencernaan, masuk angin dan gangguan perut.

d. Sejarah nutrisi. Nutrisi harian selama 3 hari terakhir, perubahan nafsu makan.

e Eliminasi. Perubahan dan jumlah warna urin, perubahan geraan usus, atau perubahan warna faeces.

f. Neuromuscular. Keluhan rasa lemah, lelah, perubahan kemampuan kerja, perubahan koordinasi ingatan,atau perubahan getataran-getaran.

g. Seksualitas. Impotensi (laki-laki), turunnya libido(pria dan wanita), atau perubahan pola menstruasi (wanita).

B. RiwayatKesehatanSekarang Mengapa pasien masuk RumahSakit dan apa keluhan utama pasien,sehinggadapatditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul. Polanutrisi Mual Muntah anoreksia Polaaktivitas lemah letih Polaistirahattidur sulit tidur karna nyeri pada perut dan kembung C. RiwayatKesehatanSebelumnya Apakah pasien pernah dirawat dengan penyakit yang samaatau penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit hati,sehingga menyebabkan penyakit Sirosis hepatis.Apakah pernah sebagai pengguna alcohol dalam jangka waktu yang lama disamping asupan makanan dan perubahan dalam status jasmani serta rohani pasien. D. RiwayatKesehatanKeluarga Adakah penyakit-penyakit yang dalam keluarga sehingga membawa dampak berat pada keadaan atau yang menyebabkan Sirosis hepatis, seperti keadaan sakit DM, hipertensi, ginjal yang ada dalam keluarga.Hal ini penting dilakukan bila ada gejalagejala yang memang bawaan dari keluarga pasien D. PemeriksaanFisik

Kesadaran dan keadaan umum pasien Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari sadar tidak sadar (composmentis - coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien, kekacuan fungsi dari hepar salah satunya membawa dampak yang tidak langsung terhadap penurunan kesadaran, salah satunyadengan adanya anemia menyebabkan pasokan O2 kejaringan kurang termasuk pada otak . Tanda - tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala kaki TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dan lebih focus pada pemeriksaan organ seperti hati, abdomen, limpa dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi,

auskultasi, palpasi, perkusi), disamping itu juga penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan dan LLA untuk mengetahui adanya penambahan BB karena retreksi cairan dalam tubuh disamping jugauntuk menentukan tingakat gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan Nutrisi yang dibutuhkan.

Hati: perkiraan besar hati, bila ditemukan hati membesar tanda awal adanya cirosis hepatis, tapi bila hati mengecil prognosis kurang baik, konsistensi biasanya kenyal / firm, pinggir hati tumpul dana dan nyeri tekan pada perabaan hati. Sedangkan pada pasien ditemukan adanya pembesaran walaupun minimal (USG hepar). Dan menunjukkan sirosis hati dengan hipertensi portal. Limpa: ada pembesaran limpa, dapatdiukur dengan 2 cara : -Schuffner, hati membesar kemedial dan kebawah menuju umbilicus (S-I-IV) dan dari umbilicus ke SIAS kanan (S V-VIII) -Hacket, bila limpa membesar kearah bawah saja. Pada abdomen dan ekstra abdomen dapat diperhatikan adanya vena kolateral dan acites, manifestasi diluar perut: perhatikan adanya spinder nevi pada tubuh bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, caput medussae dan tubuh bagian bawah, perlunya diperhatikan adanya eritemapalmaris, ginekomastia dan atropi testis pada pria, biasa juga ditemukan hemoroid.

2. MasalahKeperawatan yang Muncul 1. Perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan gangguan gastrointestinal. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan penurunan berat badan. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan edema. 4. Pola napas yang tidak efektif berhubungan dengan asites dan restriksi pengembangan toraks akibat aistes, distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga toraks 5. Perubahan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran fungsi hati dan peningkatan kadar amonia. 6. Nyeri berhubungan dengan gejala inflamasi 3. Intervensi DiagnosaKeperawatan 1. : Perubahan status nutrisi, kurangdarikebutuhantubuhberhubungandengan tidakadekuat (anoreksia, nausea, vomitus) Tujuan : Status nutrisi terpenuhi dengan baik dalam waktu 3 x 24 jam Kriteria hasil : Berat badan naik, tidak mual dan klien tidak anoreksia intake yang

Intervensi : Intervensi Rasional Kaji intake diet, Ukurpemasukan Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan diet, timbang BB tiapminggu. kebutuhan diet. Kondisi fisik umum, gejala uremik (mual, muntah, anoreksia, dan ganggguan rasa) dan pembatasan diet dapat mempengaruhi intake makanan, setiap kebutuhan nutrisi diperhitungan dengan tepat agar kebutuhan sesuai dengan kondisi pasien, BB ditimbanguntukmengetahuipenambahandanpenuruanan BB secaraperiodik. Berikan makanan sedikit dan sering Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan sesuai dengan diet status uremik Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi) dengan larutan asetat 25 % sebelum makan. Berikan permen karet, penyegar mulut diantara makan Membran mukosa menjadi kering dan pecah. Perawatan mulut menyejukkan, dan membantu menyegarkan rasa mulut, yang sering tidak nyaman pada uremia dan pembatasan oral. Pencucian dengan asam asetat membantu menetralkan ammonia yang dibentuk oleh perubahan urea (Black, & Hawk, 2005).

Identifikasi makanan yang disukai Motivasi pasien untuk menghabiskan diet termasuk kebutuhan kultural anjurkan makan-makanan lunak. Membantu proses pencernaan dan mudah dalam penyerapan makanan, karena pasien mengalami gangguan sistem pencernaan.

Berikan bahan penganti garam Garam dapat meningkatkan tingkat absorsi dan retensi pengganti garam yang tidak cairan, sehingga perlu mencari alternatif penganti garam mengandung amonium yang tepat. Berikan diet 1700 kkal (sesuai Pengendalian asupan kalori total untuk mencapai dan terapi) dengan tinggi serat dan mempertahankan berat badan sesuai dan pengendalian tinggi karbohidrat. kadar glukosa darah Berikan obat sesuai dengan indikasi Hati yang rusak tidak dapat menyimpan Vitamin A, B : Tambahan vitamin, thiamin, besi, kompleks, D dan K, juga terjadi kekurangan besi dan asam asam folat danEnzimpencernaan. folat yang menimbulkan anemia. Dan Meningkatkanpencernaanlemakdandapatmenurunkandiare. Kolaborasipemberianantiemetic untuk menghilangkan mual meningkatkan pemasukan oral. / muntah dan dapat

Diagnosa Keperawatan 2. : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan Tujuan : Peningkatan energi dan partisipasi dalam aktivitas. Kriteria hasil : aktivitas terpenuhi dan berat badan meningkat Intervensi : Intervensi Rasional Tawarkan diet tinggi kalori, tinggi protein Memberikan kalori bagi tenaga dan protein (TKTP). bagi proses penyembuhan Berikan suplemen vitamin (A, B kompleks, C Memberikan nutrien tambahan dan K) Motivasi pasien untuk melakukan latihan yang Menghemat tenaga pasien sambil mendorong diselingi istirahat pasien untuk melakukan latihan dalam batas toleransi pasien. Motivasi dan bantu pasien untuk melakukan Memperbaiki perasaan sehat secara umum dan latihan dengan periode waktu yang percaya diri ditingkatkan secara bertahap Diagnosa Keperawatan 3. : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan edema. Tujuan : Integritas kulit baik Kriteria hasil : integritas kulit kembali normal Intervensi : Intervensi Batasi natrium seperti yang diresepkan Rasional Meminimalkanpembentukan edema dan penurunan berat badan.

Berikan perhatian dan perawatan yang cermat Jaringan dan kulit yang edematus mengganggu padakulit suplai nutrien dan sangat rentan terhadap tekanan serta trauma. Ubah posisi tidur pasien dengan sering Meminimalkantekanan yang danmeningkatkanmobilisasi edema. lama

Timbang berat badan dan catat asupan serta Memungkinkan perkiraan status cairan dan haluaran cairan setiap hari pemantauan terhadap adanya retensi serta kehilangan cairan dengan cara yang paling baik Lakukan latihan gerak secara pasif, tinggikan Meningkatkan mobilisasi edema ekstremitas edematus

Letakkan bantalan busa yang kecil dibawah Melindungi tonjolan tulang dan meminimalkan tumit, maleolus dan tonjolan tulang lainnya. trauma jika dilakukan dengan benar

Diagnosa keperawatan 4 Pola napas yang tidak efektif berhubungan dengan asites dan restriksi pengembangan toraks akibat aistes, distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga toraks. Tujuan : Perbaikan status pernapasan. Terpenuhi dalam waktu 3 x 24 jam Hasil yang diharapkan : Mengalami perbaikan status pernapasan. Intervensi : Intervensi Rasional Tinggikan bagian kepala tempat tidur Mengurangitekanan abdominal padadiafragmadanmemungkinkanpengembangantor aksdanekspansiparu yang maksimal Hemattenagapasien Mengurangi kebutuhan metabolik dan oksigen pasien Ubahposisidengan interval Meningkatkan ekspansi (pengembangan) dan oksigenasi pada semua bagian paru). Bantupasiendalammenjalaniparasentesisat 1. Berikan dukungan dan pertahankan posisi autorakosentesis selama menjalani prosedur. 2. Mencatatjumlahdansifatcairan yang diaspirasi. 3. Melakukanobservasiterhadapbuktiterjadinyabat uk, peningkatandispnuataufrekuensidenyutnadi.

Diagnosakeperawatan 5 Perubahan berpikirberhubungandengankemunduranfungsihatidanpeningkatankadaramonia. Tujuan :Perbaikan status mental terpenuhidalamwaktu 3 x 24 jam Hasil yang di harapkan :Memperlihatkanperbaikan status mental. Intervensi : Intervensi Batasi protein makanan seperti yang diresepkan Berikan makanan sumber karbohidrat dalam porsi kecil tapi sering Rasional Mengurangisumberamonia (makanansumberprotein).

proses

Meningkatkan asupan karbohidrat yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan energi dan mempertahankan protein terhadap proses pemecahannya untuk menghasilkan tenaga

Berikanperlindunganterhadapi Memperkecilresikoterjadinyapeningkatankebutuhanmetabolikl nfeksi ebihlanjut. Pertahankan lingkungan agar Meminimalkan gejala menggigil karena akan meningkatkan

tetap hangat dan bebas dari angin Pasang bantalan pada penghalang di samping tempat tidur Batasipengunjung Lakukan pengawasan keperawatan yang cermat untuk memastikan keamanan pasien Hindari pemakaian preparat opiat dan barbiturat

kebutuhan metabolik Memberikan perlindungan kepada pasien jika terjadi koma hepatik dan serangan kejang. Meminimalkan aktivitas pasien dan kebutuhan metaboliknya Melakukan pemantauan ketat terhadap gejala yang baru terjadi dan meminimalkan trauma pada pasien yang mengalami gejala konfusi Mencegah penyamaran gejala koma hepatik dan mencegah overdosis obat yang terjadi sekunder akibat penurunan kemampuan hati yang rusak untuk memetabolisme preparat narkotik dan barbiturat. Memberikan stimulasi kepada pasien dan kesempatan untuk mengamati tingkat kesadaran pasien.

Bangunkan dengan interval

Diagnosa keperawatan 6 Nyeri berhubungan dengan gejala inflamasi Tujuan : Skala nyeri pasien berkurang Hasil yang di harapkan :Memperlihatkan perbaikan status mental. Intervensi : Intervensi Rasional Batasi protein makanan seperti Mengurangisumberamonia (makanansumberprotein). yang diresepkan Berikan makanan sumber Meningkatkan asupan karbohidrat yang adekuat untuk karbohidrat dalam porsi kecil memenuhi kebutuhan energi dan mempertahankan protein tapi sering terhadap proses pemecahannya untuk menghasilkan tenaga Berikanperlindunganterhadapi nfeksi Pertahankan lingkungan agar tetap hangat dan bebas dari angin Pasang bantalan pada penghalang di samping tempat tidur Batasipengunjung Lakukan pengawasan keperawatan yang cermat untuk memastikan keamanan pasien Hindari pemakaian preparat opiat dan barbiturat Memperkecilresikoterjadinyapeningkatankebutuhanmetabolikl ebihlanjut. Meminimalkan gejala menggigil karena akan meningkatkan kebutuhan metabolik Memberikan perlindungan kepada pasien jika terjadi koma hepatik dan serangan kejang. Meminimalkan aktivitas pasien dan kebutuhan metaboliknya Melakukan pemantauan ketat terhadap gejala yang baru terjadi dan meminimalkan trauma pada pasien yang mengalami gejala konfusi Mencegah penyamaran gejala koma hepatik dan mencegah overdosis obat yang terjadi sekunder akibat penurunan

kemampuan hati yang rusak untuk memetabolisme preparat narkotik dan barbiturat.

4. Implementasi Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut: 1) Berdasarkan respons klien. 2) Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan. 3) Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia. 4) Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan. 5) Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi keperawatan. 6) Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care). 7) Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan. 8) Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien. 9) Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan. 10) Bersifat holistik. 11) Kerjasama dengan profesi lain. 12) Melakukan dokumentasi

5. Evaluasi 1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan 2. aktivitas terpenuhi dan BB meningkat 3. Integritas kulit kembali normal 4. Memperlihatkan frekuensi respirasi yang normal (12-18/menit) tanpa terdengarnya suara pernapasan tambahan. 5. Memperlihatkan perbaikan status mental.

Anda mungkin juga menyukai