Anda di halaman 1dari 4

1 a) Pengaturan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Bahan Kimia Hal pertama yang perlu dilakukan : 1.

Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki. 2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia. 3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi. 4. Wanita/pria yang berambut panjang harus diikat. Bekerja aman dengan bahan kimia : 1. Hindari kontak langsung dengan bahan Kimia. 2. Hindari mengisap langsung uap bahan Kimia. 3. Dilarang mencicipi atau mencium bahan Kimia kecuali ada perintah khusus. Bahaya Khusus yang Timbul dari Crude Oil Bahaya yang perlu mendapat perhatian di samping hal-hal umum juga tentang adanya bahaya peledakan crude oil yang tinggi. Uap dan gas mudah meledak dan menimbulkan asap racun. Crude Oil juga mengandung sulfur yang tinggi yang dapat menimbulkan bahaya kematian. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA PADA KILANG MINYAK a. Mengurangi faktor resiko kebakaran dari sumber, misalnya hubungan listrik. Pencegahan ini harus dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran yang memadai. b. Penanggulangan kedaruratan termasuk fasilitas komunikasi dan medis c. Pengawasan kesehatan dan mempertahankan personal hygiene yang baik disamping pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat, termasuk penyediaan fasilitas pencegahan keracunan dan pengadaan pertolongan pernafasan. d. Mematuhi peratran K3 e. Pelatihan K3 bagi semua pekerja sesuai dengan bidang kerja dan produk masing masing, termasuk didalamnya emergency dril 1 b)

OSHAs Process Safety Management PSM standard, 29 CFR 1910.119 contains 14 Elements: 1) Employee Participation 2) Process Safety Information (PSI) 3) Process Hazard Analysis (PHA) 4) Operating Procedures 5) Training 6) Contractor Safety 7) Pre-Startup Safety Review (PSSR) 8) Mechanical Integrity 9) Hot Work Program 10) Management of Change (MOC) 11) Incident Investigation 12) Emergency Planning and Response

13) Compliance Audits 14) Trade Secrets

2 Langkah-langkah dalam audit keselamatan : Perencanaan Penyusunan Tim Audit, Prosedur dan daftar periksa Pelaksanaan Audit

Dalam pelaksanaannya, safety audit harus meliputi Justifikasi pernyataan yang tepat dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang diterapkan Kewajiban untuk memberikan perawatan pada karyawan dan orang-orang di sekitar Pengurangan risiko pada kejadian yang tak diinginkan Manajemen yang dipandang serius dalam keselamatan Intepretasi yang konsisten dari kebijakan manajemen Peningkatan keselamatan dengan pelatihan dan pengembangan Kombinasi internal dari pengalaman dan ide-ide Perencanaan Persiapan audit oleh auditor Tim Audit Khusus

Pemimpin - Senior Safety Manager Bertanggung jawab langsung kepada Top Management (misalnya Kelompok Dewan) Tidak bertanggung jawab untuk operasi personil lokal Petugas keamanan lokal dan perwakilan manajemen Pengawas operasi area spesifik dikaji Mengunjungi perwakilan dari situs lain / daerah Lainnya (jika diperlukan) Untuk memberikan pengalaman penuh penutup teknologi spesialis dan operasi umum / teknik (misalnya Chemist + Engineer) Independen Netral (Katakanlah setiap audit yang ketiga atau lebih)

Actions dan tindak lanjut Program Aksi (untuk memperbaiki kekurangan yang diidentifikasi) Tindakan yang telah disetujui (Dimana tim memiliki kewenangan untuk memutuskan)

Rekomendasi Tindakan (Jika otorisasi lainnya yang diperlukan) Sertakan tanggal Sasaran

Ulasan kemajuan program aksi sebelumnya Rekaman Penyelesaian Menyediakan petunjuk awal Sorot tanggal terjawab Rekam keputusan untuk tidak melanjutkan - dengan alasan

Statistik Keselamatan Prosedur Ketersediaan dan Kesesuaian Prosedur Pelatihan Sistem Keselamatan Emergency Procedures dan Response

3. Tahap I : Pengelolaan lingkungan bersifat end of pipe, lebih berorientasi pada upaya pengendalian sumbersumber pencemaran melalui pemasangan, pengoperasian alat pengendalian pencemaran dan pemantauan pentaatan peraturan Tahap II : Pengelolaan lingkungan dilakukan melalui integrasi proses bisnis/aktivitas untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya (energi, air) dan penggunaan proses yg ramah lingkungan. Tahap III : Pengelolaan lingkungan melalui perencanaan fasilitas proses produksi/kegiatan secara menyeluruh (Whole facility planning) untuk meningkatkan efisiensi pemakaian energi dgn upaya-upaya penggunaan bahan baku ramah lingkungan dan lebih sedikit risiko thd lingkungan. Tahap IV : Pengelolaan lingkungan melalui kerjasama antar unit usaha/bisnis dalam pemanfaatan limbah atau produk samping, dikenal dengan istilah Industrial ecology Tahap V : Pengelolaan lingkungan melalui penciptaan produk lebih ramah lingkungan untuk ikut serta mendorong masyarakat menggunakan produk yg ramah lingkungan, dengan tujuan untuk melibatkan masyarakat

sebagai bagian dari transformasi budaya, membentuk Sustainable communities; dimana pola produksi dan konsumsi yg berkelanjutan telah menjadi bagian dari budaya dan gaya hidup. 4. ILO: "Penerapan ilmu biologi manusia dalam hubungannya dengan ilmu perancangan untuk mencapai penyesuaian optimal antara pria / wanita dengan pekerjaannya, manfaat yang diukur dalam hal efisiensi manusia dan kesejahteraan".

IEA (International Ergonomics Association) mendefinisikan ergonomi sebagai ilmu yang mengaplikasikan pengetahuan mengenai kemampuan fisik maupun mental manusia untuk merancang produk, proses, stasiun/tempat kerja (workplaces) dan interaksi manusia mesin (juga lingkungan fisik kerja) yang kompleks. Definisi yang paling sederhana dan ringkas dari ergonomi adalah studi tentang kerja, dikaitkan dengan kerja fisik (physical) maupun mental (psychological) manusia. Dalam hal ini pendekatan ergonomi akan fokus pada evaluasi dan perancangan tempat kerja; baik problematik kerja secara fisik (manual lifting, repetitive motion, lighting, noise dan energy expanded) maupun mental-kognitif (perception, attention, decision making, dll).
Hardware Ergonomics/ Human Machine Interface Technology, Teknologi ini menitik beratkan pada : Fisik manusia Karakteristik perseptual manusia Aplikasi ilmu untuk analisa, disain, evaluasi dari control, display, workspace arrangements Sampai saat ini, dan mungkin untuk masa yang akan datang teknologi ini masih merupakan aspek terbesar dalam profesi ergonomi. Environmental Ergonomics/ Human Environment Interface Technology, Teknologi ini menitik beratkan pada: Kemampuan dan Keterbatasan manusia dengan berbagai kondisi lingkungan seperti: pencahayaan, panas, bising, vibrasi, dll). Penerapannya digunakan untuk mendisain lingkungan manusia, termasuk : comfort, health, dan safety. Cognitive Ergonomics/ Human Software Interface Technology, Penerapannya digunakan untuk mendesain dan memodifikasi suatu software system untuk lebih meningkatkan kegunaannya. Macroergonomics/ Human Organizational Interface Technology, Teknologi ini menitik beratkan pada: Operator individual dan Team operator atau sub sistem

Anda mungkin juga menyukai