Anda di halaman 1dari 5

ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik

pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan Asas Kemandirian dalam belajar. 1. Asas Tut Wuri Handayani Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu: Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh) Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat) Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan) 2. Asas Belajar Sepanjang Hayat Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah. 3. Asas Kemandirian dalam Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan. Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

ASAS POKOK PENDIDIKAN DAN PENERAPANNYA

A. ASAS POKOK PENDIDIKAN Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. (Hartoto, 2008) Berdasarkan Bahan Ajar Pengantar Pendidikan UNP (2008), setidaknya ada tiga asas pokok yang harus dipertimbangkan dan dipedomani dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Ketiga asas tersebut ialah asas Tutwuri Handayani, belajar sepanjang hayat, dan kemandirian dalam belajar. 1. Asas Tutwuri Handayani Tutwuri Handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Secara historis Tutwuri Handayani lahir sebagai semboyan yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam sistem pendidikan Taman Siswa. Makna Tutwuri Handayani adalah: a. Tutwuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih tanpa pamrih b. Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, menggairahkan agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi. (Arga, 2011) Berdasarkan asas Tutwuri Handayani ini, kegiatan belajar tidak berpusat kepada guru, akan tetapi berpusat kepada peserta didik sendiri. Dapat dikatakan bahwa asas Tutwuri Handayani merupakan cikal bakal dari pendekatan atau cara belajar siswa aktif. (Tim, 2008) 2. Asas Belajar Sepanjang Hayat Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur. Ada sebuah hadis Nabi Saw yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita, beliau bersabda yang artinya: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia. Di sini Islam telah lama mengenal konsep ini jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya. Konsep tersebut menjadi aktual kembali terutama dengan terbitnya buku An Introduction To Lifelong Education, pada tahun 1970 karya Paul Lengard, yang dikembangkan lebih lanjut oleh UNESCO. Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar mengajar di sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu (1) memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien dan efektif, (2) meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai dasar dari belajar sepanjang hayat. (Rangga, 2011) Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat, maka terjadi perubahan yang amat pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti atau tidak bermanfaat. Sebab apa yang telah dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah kehidupan

yang dihadapinya. Implikasi dari kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau dan mampu belajar sepanjang hayat. (Tim, 2008) 3. Asas Kemandirian Dalam Belajar Di dalam asas Tutwuri Handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung sangat erat kaitannya dengan asas Kemandirian dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, mungkin dapat dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk membantu apabila diperlukan. Adapun dalam asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, oleh karena itu tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain. (Rangga, 2011) B. PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN 1. Keadaan Yang Ditemui Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang: a. Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. b. Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara proporsional. c. Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan. d. Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana pendidikan jasmani. e. Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat f. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur. g. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga. h. Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, keterampilan..serta..ketahanan..mental.

Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui sekarang, yakni a. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. b. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya. c. Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya. d. Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri. e. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal. (Qym, 2009) 2. Permasalahan yang Dihadapi a. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan kebijaksanaan pemerataan pendidikan. Karena peningkatan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan bertujuan membangun sumber daya manusia yang mutunya sejajar dengan mutu sumber daya manusia negara lain. Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan: dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa. b. Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada keterkaitannya dengan: ke-bhineka tunggal ika-an masyarakat, letak geografi Indonesia yang luas, dan pembangunan manusia Indonesia yang multidimensional. Sesuai dengan uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan: dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah melakukan berbagai upaya (1) usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam, (2) usaha pemanfaatan hasil penelitian pendidikan bagi peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan (3)

usaha pengadaan ruang belajar, ruang khusus (bengkel kerja, konseling, pertemuan, dan sebagainya) yang menunjang kegiatan pembelajaran. (Qym, 2009) 3. Pengembangan Penerapan Asas-asas Pendidikan Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, antara lain: (1) Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan, (2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, (3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa, (4) Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa. Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan relevansi penyelenggaraan pendidikan yang efektif dan efisien (1) meningkatkan kemudahan dalam komunikasi informasi antara pusatdaerah, daerahdaerah, agar arus komunikasi informasi pembaharuan pendidikan berjalan lancar, (2) desiminasiinovasi pendidikan: kelembagaan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara terpadu, dan (3) peningkatan kegiatan penelitian untuk memberi masukan dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan. (Qym, 2009)

Anda mungkin juga menyukai