Anda di halaman 1dari 8

PT. ....................................................

PT. BLSI - MAHAR NUSANTARA

KONTRAK INDUK PERJANJIAN KERJASAMA PENDANAAN PROYEK ..............................................................


Nomor : 0......../FUND/ BLSI-MN-............./V/2013 Tanggal : ....... Mei 2013 Antara PT. BUMI LANGITAN SAMUDERA INDONESIA (Pendana Proyek)
Dengan

PT. ............................................... (Pemilik Proyek)


Pada Hari SENIN Tanggal ENAM Bulan MEI Tahun DUA RIBU TIGA BELAS (06-05-2013), bertempat di Jakarta, telah diadakan Perjanjian Kerjasama Pendanaan untuk Proyek Perjanjian Kerjasama Pendanaan untuk Proyek Pabrik Asphalt dan Minyak Industry antara pihak-pihak yang tersebut di bawah ini: 1. Nama : ACHMAD SYAFII Jabatan : Direktur Utama PT. BUMI LANGITAN SAMUDERA INDONESIA No. KTP : 0171081107720010 Pekerjaan : Wiraswasta Alamat Sistem bank : Jl. Percetakan Negara II Rt.10/06 Johar Baru Jakarta Pusat. Yang dalam hal ini bertindak sebagai Pendana Proyek, yang selanjutnya dalam Perjanjian Kerjasama ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA. dengan Nama Jabatan No. KTP Alamat : .................................................. : Direktur Utama PT. .................................................. : .................................................. : Jl. .................................................. ...................................................... Yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama serta mewakili nama institusi dan jabatan pribadinya selaku Direktur Utama PT. .................................................., berdasarkan Akta Pendirian No. ............ Tanggal ................ dan Nomor Pengesahan ....................... Tahun ..... Tanggal ................ Notaris .........., SH, untuk melakukan tindakan yang sah secara hukum melakukan perjanjian dengan PIHAK PERTAMA sebagaimana tersebut di atas, yang selanjutnya dalam Perjanjian Kerjasama ini sebagai PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya disebut PARA PIHAK setelah menerangkan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. b. c. Bahwa dengan tanpa kecualinya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan patuh pada Kontrak ini dan sulruh klausul dan isi yang mengaturnya. Bahwa PIHAK KEDUA mempunyai dan atau menjalankan Proyek ...................... dan untuk itu, PIHAK KEDUA membutuhkan dana untuk merealisasikannya. Bahwa PIHAK KEDUA mempunyai dana cash sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (Sepuluh Milyar Rupiah) untuk biaya proses pengaturan dana proyek dan administrasi perbankan serta sekaligus sebagai landing account proyek, dan atau minimal Rp. 7.000.000.000,00 (Tujuh Milyar Rupiah) Bahwa PIHAK KEDUA memiliki pengalaman dan kesiapan lapangan yang didukung dengan legalitas proyek yang dapat dipertanggung jawabkan dalam pelaksanaannya.
Halaman 1

2.

d.

/Perdatam

PT. ....................................................

PT. BLSI - MAHAR NUSANTARA

e. f.

Bahwa untuk itu, PIHAK PERTAMA bersedia menempatkan dana kepada PIHAK KEDUA untuk keperluan Pembiayaan Proyek ....................... Bahwa untuk pelaksanaan atas perjanjian ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat menunjuk PT. Bank Mandiri (Persero) Cabang ................ sebagai Bank Pelaksana dan atau Bank pelaksana lainnya.

Maka dengan ini PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk saling mengikatkan diri dalam perjanjian kerjasama pendanaan Proyek Pendanaan untuk Proyek ...................... dengan ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur dalam pasal-pasal berikut in PASAL 1 DASAR PERJANJIAN 1. 2. 3. 4. PARA PIHAK setuju untuk saling bekerja sama untuk melaksanakan Proyek. Ruang Lingkup Proyek mengacu pada Artikel 1. Definisi. PARA PIHAK setuju untuk mentaati Surat Pernyataan Bersama. PARA PIHAK setuju untuk mentaati Surat Perjanjian Pendanaan Proyek Dengan Jaminan Cheque Cash / Giro. PARA PIHAK dalam kerjasama proyek pendanaan ini dengan ruang lingkup dan prinsip-prinsip : a. 1.A. Peryataan Para Pihak. b. 1. B. Kerjasama Operasi c. 1.C. Volume dan Nilai Kerjasama Operasional d. 1.D. Jaminan Pelaksanaan e. 1.E. Peralatan Kerja dan Fasilitas f. 1.F. Ruang Lingkup Kerja g. 1.G. Perijinan, Persetujuan dan Kelengkapan Sebelum Pekerjaan Dapat Dimulai dan Selama ........Proyek h. 1.H. Volume Kualitas dan Detail Gambar Prinsip-prinsip kerjasama sebagaimana tersebut di atas dalam perjanjian ini dimaksudkan untuk tercapainya suasana kerjasama yang baik dan lancar sehingga target-target usaha yang ditetapkan bersama antara para pihak dapat terwujud. PASAL 2 KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK 1. 2. 3. PIHAK PERTAMA akan patuh pada Pasal 2.A. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA akan patuh pada Pasal 2.B. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menurunkan dana proyek sesuai dengan jumlah yang telah disepakati bersama berdasarkan Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan Proyek yang telah dibuat dan disusun oleh Konsultan Teknis yang kridibel dan berpengalaman pada bidangnya. PIHAK PERTAMA mendukung sepenuhnya terlaksananya pendanaan proyek kerjasama dan menurunkan Personil Financial Control demi terlaksananya pengaturan pengeluaran dana proyek kerjasama berdasarkan Cash Flow yang telah disepakati bersama. PIHAK KEDUA berkewajiban mempunyai dana cash 1% (satu persen) dari total nilai proyek atau dana sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (Terbilang Sepuluh Milyar Rupiah) sebagai landing account dan biaya survey, administrasi perbankan dan operasional sebesar Rp. 250.000.000,00 (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah). 6. PIHAK KEDUA berkewajiban dan bertanggung jawab melaksanakan Proyek ......................

5.

4.

5.

/Perdatam

Halaman 2

PT. ....................................................

PT. BLSI - MAHAR NUSANTARA

7.

PIHAK KEDUA secara teknis lapangan dapat melakukan pekerjaan Proyek ...................... sesuai jadwal program pekerjaan yang sudah dipersiapkan. PASAL 3 STRUTUR MANAJEMEN PROYEK

PARA PIHAK sepakat bahwa posisi personil dalam pelaksanaan proyek yang dikelola secara bersama, yaitu: 1. 2. 3. POSISI PENGENDALI POSISI PELAKSANA : A. MAHAR NUSANTARA B. PT. BUMI LANGITAN SAMUDERA INDONESIA : A. PT. ..........................

Pengaturan Pengambilan keputusan dan prosedur keuangan mengacu pada Prosedur FCCPS (FINANCIAL CONTROL CORPORATE POLICY STATEMENT ) dan Prosedur SPA (STRATEGIC PARTNERSHIP AGREEMENT). Kedua prosedur akan disertakan setelah penandatanganan Kontrak. PASAL 4 MEKANISME PENDANAAN PROYEK

1. Mekanisme Pendanaan Proyek akan mengacu pada Jadwal 1 Spesifikasi dan Scope of Work 2. Koordinator Lapangan beserta Tim Sukses melakukan negosiasi kepada pemilik proyek atas pendanaan yang akan dilakukan dengan sistem kerjasama dan dilanjutkan penandatangan kontrak perjanjian kerjasama. 3. Pihak Pendana menurunkan Tim Konsultan Lapangan dan Tim Konsultan Perbankan untuk menganalisa atas kelayakan proyek dan legalitasnya dalam waktu 3 (Tiga) hari jam kerja bank. 4. Hasil analisa dibuatkan berita acara serah terima yang ditandatangani oleh Pihak Pemilik Proyek, Tim Konsultan dan Koordinator Lapangan. 5. Hasil analisa proyek lengkap diserahkan kepada pemilik dana untuk dimintakan surat pertanggungjawaban atas hasil analisa dan anggaran yang dipergunakan ke Proyek ...................... dan ditandatangani oleh penanggung jawab PT. ........................... 6. Setelah ayat 4 Pasal 4 Surat Perjanjian ini dilaksanakan, pihak pemilik proyek menyerahkan jadwal (Cash Flow) pencairan per semester selama 6 (Enam) bulan dan dicairkan per triwulan untuk pelaksanaan 3 (Tiga) bulan berjalan ke PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jakarta. Kantor Cabang Utama wilayah proyek kerjasama pendanaan. 7. Sehubungan dengan mekanisme pelaksanaan pendanaan proyek tersebut di atas, maka segala biaya yang timbul akibat proses pelaksanaan menurunkan Tim Konsultan dan Owner serta Personal Garantor terkait kegiatan lapangan maupun perbankan menjadi tanggung jawab pemilik proyek. PASAL 5 NILAI MODAL PENDANAAN 1. 2. PIHAK PERTAMA memberikan dukungan modal pendanaan proyek kerjasama kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. 1.000.000.000.000,00 (Satu Trilyun Rupiah). PARA PIHAK sepakat penggunaan dana sesuai dengan plafon dalam jadwal pencairan yang diberikan secara bersama-sama kepada Bank Pelaksana. PASAL 6 MEKANISME & SISTEM PENEMPATAN MODAL 1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa modal yang digunakan untuk proyek PIHAK KEDUA dilakukan dengan sistem penempatan modal kerja di Rekening Bersama ( Rekening Giro) yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, yaitu di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang ................ sesuai domisili PIHAK KEDUA dan atau wilayah proyek kerjasama pendanaan dengan mekanisme akan
Halaman 3

/Perdatam

PT. ....................................................

PT. BLSI - MAHAR NUSANTARA

diterbitkan Giro yang sudah tertentu nomor serinya dan Nomor Rekening yang dituju, dalam hal ini Rekening Giro atas nama PIHAK KEDUA, yang jatuh tempo pencairannya sesuai jadwal Cash Flow yang telah disepakati bersama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. 2. 3. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa Rekening Bersama (Joint Account) tersebut di atas selain dipergunakan untuk Penempatan Modal Kerja, disebut juga sebagai Rekening Induk Proyek. Rekening yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA tersebut adalah: a. Rekening Bersama atas nama PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang berfungsi sebagai Rekening Penampungan dari dana keseluruhan proyek yang diajukan oleh PIHAK KEDUA.

b. Rekening Pelaksanaan atas nama PIHAK KEDUA yang berfungsi sebagai Rekening Pelaksanaan Proyek yang akan dievaluasi/diaudit oleh PIHAK PERTAMA, yaitu: 4. Nama Perusahaan Alamat Perusahaan No. Tlp. Perusahaan No. Fax. Perusahaan Email Perusahaan NPWP Perusahaan Nama Bank Alamat Bank No. Tlp. Bank No. Fax. Bank Nomor Rekening Giro Bank Officer Kode Swift Penandatangan Specimen : : : : : : : : : : : : : : PT. .......................... Jl. .......................... .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. .............................. ............................. ............................. ..............................

Setelah dana proyek, baik seluruhnya maupun bertahap, efektif di Rekening Bersama (Joint Account) sebagaimana tersebut pada ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 Pasal 6 Surat Perjanjian ini dan sebagai tindakan pengamanan maupun antisipatif terhadap keberadaan dana PIHAK PERTAMA dalam proyek tersebut, maka diatur mekanisme pengamanannya sebagai berikut: a. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat dan setuju menandatangani Cheque atau Biliyet Giro kosong yang sudah tertentu nomor serinya yang dikeluarkan dari Rekening Bersama (Joint Account) tersebut, kemudian Cheque atau Biliyet Giro kosong yang sudah ditandatangani kedua belah pihak tersebut diserahkan/ditipkan kepada PIHAK PERTAMA sebagai jaminan pengambilalihan keuangan proyek dan disimpan di safety box Bank yang ditunjuk, yaitu di PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jakarta, dengan mekanisme penerbitan Berita Acara Serah Terima Penyerahan Biliyet Giro yang ditandatangani Kedua Belah Pihak dan disahkan secara notariat. Huruf (a) ayat 4 Pasal 6 Surat Perjanjian ini berlaku secara otomatis tanpa syarat dengan kondisi sebagai berikut : o Apabila dalam penggunaan dana modal kerja proyek tersebut terjadi penyimpangan oleh PIHAK KEDUA dan setelah dikeluarkan Surat Peringatan sampai tiga kali (SP3) oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, tetapi PIHAK KEDUA selaku Pihak Pemilik Proyek tidak bisa menyelesaikannya sebagaimana tertuang dalam Surat Peringatan yang sudah dikeluarkan tersebut, maka PIHAK PERTAMA selaku Pihak Pendana berhak untuk mengambil alih administrasi keuangan proyek tersebut tanpa syarat. Apabila pada saat proyek sedang berjalan terjadi hal-hal terburuk pada salah satu pihak (kematian, sakit permanen), maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan menunjuk ahli warisnya masing-masing yang dicantumkan pada saat Berita Acara Serah Terima
Halaman 4

b.

/Perdatam

PT. ....................................................

PT. BLSI - MAHAR NUSANTARA

Penyerahan Cheque atau Biliyet Giro ditandatangani Kedua Belah Pihak sebagaimana dimaksud pada huruf (a) ayat 4 Pasal 6 Surat Perjanjian ini. 5. Pencairan dan Pengembalian dana proyek beserta seluruh keuntungan proyek secara umum diatur dengan mekanisme sebagai berikut: a. Cash Out atau Uang Keluar: 1) Pengertian Cash Out atau Uang Keluar dalam hal ini adalah Uang yang dikeluarkan dari Rekening Bersama (Joint Account) dengan menggunakan Biliyet Giro yang ditujukan kepada Rekening Pelaksana Proyek atas nama PIHAK KEDUA, untuk merealisasikan pembayaran biaya pelaksanaan Proyek sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan yang telah disepakati bersama antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA (Rencana Anggaran Pelaksanaan/RAP dan Cash Flow terlampir). 2) PIHAK KEDUA mengajukan permohonan pencairan dana kepada PIHAK PERTAMA sebagai dasar pencairan dana, sesuai dengan jadwal kebutuhan dana proyek sebagaimana tertuang pada ayat 2 Pasal 5 Surat Perjanjian ini. 3) Setelah dana proyek efektif di Rekening Giro PIHAK KEDUA sebagaimana tersebut pada ayat 1 Pasal 5 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA diberikan kewenangan sepenuhnya untuk menggunakan Dana tersebut guna membiayai Pelaksanaan Proyek berdasarkan Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek dan Cash Flow yang sudah disepakati bersama tersebut, dan PIHAK PERTAMA atau yang mewakili PIHAK PERTAMA (Akuntan) berdasarkan Surat Tugas resmi dari PIHAK PERTAMA, berhak dan berwenang untuk melakukan pengawasan secara berkala berdasarkan kesepakatan bersama untuk melakukan pemeriksaan dan Auditing terhadap seluruh transaksi penggunaan Dana Proyek yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. 4) Apabila setelah diadakan pemeriksaan dan Auditing terhadap seluruh transaksi penggunaan Dana Proyek oleh PIHAK KEDUA, ternyata terdapat penyimpangan, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, maka PIHAK PERTAMA dapat memberhentikan sementara PENCAIRAN DANA PROYEK selanjutnya yang bersumber dari Rekening Induk Proyek tersebut di atas, sampai dengan diselesaikannya penyimpangan Dana tersebut oleh PIHAK KEDUA, yang dibuktikan dengan Penyampaian LAPORAN tertulis tentang Penyelesaian Penyimpangan dan Pertanggungjawaban oleh PIHAK KEDUA, dan laporan tersebut diterima dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

b.

Cash In atau Uang Masuk: Pengertian Cash In atau Uang Masuk dalam hal ini adalah Uang yang dihasilkan dari seluruh Penerimaan pembayaran Proyek dari PIHAK PEMILIK PROYEK (Owner Proyek), baik berupa Uang Tunai dengan cara transfer antar rekening atau Pembayaran menggunakan Cheque dan Biliyet Giro ataupun Jaminan Pembayaran Proyek berupa Surat Berharga yang dikeluarkan oleh Bank atau Lembaga Keuangan non bank yang telah ditetapkan dan ditentukan oleh PARA PIHAK yang berwenang di dalam Kontrak Kerja Pelaksanaan Proyek yang dijalankan tersebut. 1. 2. Jumlah keseluruhan hasil Pembayaran Proyek yang dikerjakan dan dikelola tersebut harus disetorkan oleh PIHAK KEDUA kepada Rekening Induk Proyek tersebut di atas. Sebagai Kontrol PIHAK PERTAMA terhadap pelaksanaan penyetoran dana dari hasil Pembayaran Proyek tersebut, PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat dan setuju bahwa Seluruh Permbayaran Proyek tersebut harus diterima melalui Nomor Rekening Induk Proyek yang telah ditentukan tersebut di atas, dan Nomor Rekening Induk tersebut Harus dan Wajib dicantumkan atau menjadi salah satu pasal yang tertulis di dalam Kontrak Kerja Proyek yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dengan PEMILIK PROYEK (Owner Proyek).
Halaman 5

/Perdatam

PT. ....................................................

PT. BLSI - MAHAR NUSANTARA

PASAL 7 SISTEM PEMBAGIAN HASIL PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa pembagian hasil proyek yang dilakukan dari Net Profit 100% (Seratus Persen) setelah dilakukan pengurangan biaya operasional, yang perhitungan detailnya akan dituangkan dalam perhitungan Rugi Laba Proyek yang dilaksanakan, dan Perhitungan Rugi Laba tersebut adalah merupakan Lampiran dan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian ini, dengan pola bagi hasilnya diatur sebagai berikut: a. Jika PIHAK KEDUA mempunyai 1% sebagai landing account Rp. 10.000.000.000 (terbilang sepuluh milyar rupiah) dari nilai proyek tersebut, maka bagi hasilnya: PIHAK PERTAMA 60 % PIHAK KEDUA 40% Jika PIHAK KEDUA tidak mempunyai landing account Rp. 10.000.000.000 (terbilang sepuluh milyar rupiah), maka PIHAK KEDUA mempersiapkan dana sebesar Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah) serta dana survey dan booking transaksi sebesar Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah), dana dengan nilai tersebut akan dicounter dengan cek maximum 3 bulan dan jika nilainya Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) akan dicounter dengan SDB (sertifikat deposito berjangka) selama 6 bulan, adapun untuk sharring/bagi hasilnya: PIHAK PERTAMA 70 % PIHAK KEDUA 30 % Apabila PIHAK KEDUA tidak mempunyai dana sama sekali akan tetapi legal proyeknya lengkap, maka bagi hasilnya adalah: PIHAK PERTAMA 80 % PIHAK KEDUA 20 % PASAL 8 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PENDANAAN

b.

c.

1.

Jangka waktu pelaksanaan pencairan dana kerjasama selama 21 (Dua Puluh Satu) hari jam kerja Bank (sesuai jadwal pencairan dana terlampir) terhitung setelah pihak pemilik proyek menyerahkan biaya untuk menurunkan Team Konsultan dari pihak pendana proyek. perjanjian kerjasama pendanaan ini dilaksanakan oleh PARA PIHAK.

2. System penggunaan dana PARA PIHAK sepakat untuk dilakukan Automatic Roll Over (ARO) selama 3. Selama jangka waktu kerjasama pendanaan dilaksanakan, maka masing-masing pihak tidak dapat
membatalkan secara sepihak.

4. Jangka waktu kerjasama ini dapat diakhiri dan diperpanjang masa pelaksanaannya atas kesepakatan
PARA PIHAK.

5. Apabila pihak pemilik proyek dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka perjanjian ini
dianggap selesai. PASAL 9 FORCE MAJEURE

1.

Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kekuasaan Kedua Pihak atau dalam keadaan pailit atau menyatakan dalam kedaan pailit atau PIHAK PERTAMA menyatakan atau menganggap atau memutuskan dalam kedaan pailit salah satu atau kedua belah pihak yaitu PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan tidak dapat diduga sebelumnya yang mempengaruhi pelaksanaan kewajiban Kedua Pihak yang mengalami keadaan memaksa tersebut seperti gempa bumi, topan, badai, banjir, huru-hara, perang, pemogokan dan lain-lain atau adanya kebijaksanaan peraturan undang-undang dan peraturan pemerintah pusat maupun daerah di bidang moneter yang menyebabkan tidak dapat dilaksanakannya pasal-pasal dari perjanjian ini.

/Perdatam

Halaman 6

PT. ....................................................

PT. BLSI - MAHAR NUSANTARA

a. Apabila tercapai kesepakatan bahwa telah terjadi Force Majeure, maka Kedua Pihak segera merundingkan dan menetapkan cara yang terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Dalam hal ini Pihak yang lain tidak akan menganggap hal tersebut sebagai suatu pelanggaran atas ketentuan Perjanjian. b. Setelah PIHAK PERTAMA secara resmi menerima pemberitahuan dari PIHAK KEDUA, maka KEDUA PIHAK segera membuat kesepakatan bersama untuk menetapkan cara yang terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda. Dalam hal ini Pihak yang lain tidak akan menganggap hal tersebut sebagai suatu pelanggaran atas ketentuan Perjanjian. c. Apabila terjadi Keadaan Memaksa (Force Majeure) yang mengakibatkan tertundanya pekerjaan, Perjanjian ini dapat diperpanjang kembali jangka waktunya apabila terjadi kesepakatan diantara Kedua Pihak.

2. Apabila force majeure, maka pihak yang terkena force majeure diwajibkan melaporkan kepada pihak
lainnya selambat-lambatnya 48 (empat puluh delapan) jam sejak timbulnya force majeure dan pihak yang menerima laporan diwajibkan member jawaban tertulis kepada pihak yang terkena force majeure selambat-lambatnya 48 (empat puluh delapan) jam sejak menerima laporan kejadian force majeure.

3. Apabila pihak yang terkena force majeure lalai atau tidak melaporkan kepada pihak lainnya dalam
jangka waktu sebagaiman dimaksud dari ayat 3 pasal ini, maka kejadian force majeure dianggap tidak ada dan demikian pula apabila pihak yang menerima laporan kejadian force majeure lalai dan atau tidak memberikan jawaban kepada pihak yang terkena force majeure dalam batas waktu sebagaiman dimaksud dalam ayat 3 pasal ini, maka pihak yang menerima laporan dianggap telah menyetujui laporan tersebut. PASAL 10 ADDENDUM

1.

Hal-hal penting lainnya yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama pendanaan proyek ini maka akan dimusyawarahkan bersama antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dan hasilnya akan dituangkan secara tertulis dan ditandatangani oleh PARA PIHAK sebagai addendum. Addendum ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama pendanaan proyek ini.

2. PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sepakat untuk menindaklanjuti dalam pelaksanaan teknis
lapangan akan dibuatkan Addendum Kontrak Kerja Lapangan secara terpadu antara Pemilik Dana sebagai pengendali proyek, Pelaksana Proyek sebagai penanggung jawab teknis lapangan beserta tenaga ahlinya, dan Koordinator Lapangan sebagai pengawas pelaksanaan proyek, baik secara tertutup maupun terbuka yang akan dituangkan dalam Buku Petunjuk Teknis, Buku Petunjuk Pelaksanaan dan Buku Petunjuk Lapangan. PASAL 11 PENUTUP Apabila dikemudian hari ada perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA mengenai perjanjian kerjasama pendanaan proyek ini dan atau sebagian dari isinya maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat tanpa merugikan masing-masing pihak. Hal-hal penting lainnya yang belum cukup diatur dalam perjanjian kerjasama pendanaan proyek ini maka akan dimusyawarahkan bersama antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA dengan mengacu pada Pengambilan Keputusan Dewan Komisaris, dan hasilnya akan dituangkan secara tertulis dan ditandatangani oleh PARA PIHAK sebagai addendum. Addendum ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama pendanaan proyek ini. Addendum ini akan mempunyai kedudukan dan legalitas dan kekuasaan hukum yang lebih tinggi dari Klausul PENYELESAIAN PERSELISIHAN dan klausul HUKUM YANG BERLAKU DAN YURISDIKSI.
Halaman 7

1.

2.

3.

/Perdatam

PT. ....................................................

PT. BLSI - MAHAR NUSANTARA

4.

Demikian perjanjian kerjasama pendanaan proyek ini dibuat dalam rangkap 2 ( Dua), 1 (Satu) rangkap untuk PIHAK PERTAMA, 1 (Satu) rangkap lainnya untuk PIHAK KEDUA, ditandatangani oleh PARA PIHAK masing-masing bermaterai cukup, mengikat PARA PIHAK yang mempunyai kekuatan hukum yang sama. Demikian Perjanjian ini dibuat dengan sebenarnya, dalam rangkap 2 (dua), bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK PERTAMA PT. BUMI LANGITAN SAMUDERA INDONESIA PIHAK KEDUA PT. ..........................

ACHMAD SYAFII Direktur Utama

.................................. Direktur Utama

MENGETAHUI DAN MENYETUJUI MAHAR NUSANTARA GREAT BRITAIN CONSORTIUM INTERNATIONAL INDONESIA Leader Team Penyelesai dan Penuntas Mata Uang IDR/ADR Surat-Surat Berharga dan lain-lain Sebagai Koordinator Personal Garanti Leader Team Pendana Proyek Nasional Internasional

Rd. Drs. H. MAKMUN HARRY Satria Senopati Tamtama / NRPK.101.120365.0001

/Perdatam

Halaman 8

Anda mungkin juga menyukai