Anda di halaman 1dari 5

Definisi Ileus secara umum didefinisikan hanya sebagai obstruksi usus.

Namun, sumber-sumber otoritatif mendefinisikannya sebagai penurunan aktivitas motorik dari saluran GI sebagai penyebab non-mekaniksuatu keadaan akut abdomen berupa kembung (distensi abdomen) karena usus tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas. Peristaltic usus dihambat akibat pengaruh toksin atau trauma yang mempengaruhi pengendalian otonom motilitas usus. Adalah suatu keadaan akut abdomen berupa kembung (distensi abdomen) karena usus tidak berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas Ileus Paralitik adalah isyilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan massif di rongga perut maupun saluran cerna, infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis. Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut. Ileus Paralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralysis dan peristaltic usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologist seperti penyakit Parkinson. Ileus Paralitik adalah keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas), pasien tidak dapat buang air besar. Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti. Dari keempat definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa ileus paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama karena usus tidak dapat bergerak (mengalami motilitas) dan menyebabkan pasien tidak dapat buang air besar. Ileus Paralitik adalah istilah gawat abdomen atau gawat perut menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama. Keadaan ini memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah, misalnya pada obstruksi, perforasi, atau perdarahan masif di rongga perut maupun saluran cerna, infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis. Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut. Ileus Paralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga

tidak mampu mendorong isi sepanjang usus. Contohnya amiloidosis, distropi otot, gangguan endokrin seperti diabetes mellitus, atau gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson. Di Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata, sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Keduanya membutuhkan tindakan operatif.

Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada usus besar. Keduanya memiliki cara penanganan yang agak berbeda dengan tujuan yang berbeda pula. Obstruksi usus halus yang dibiarkan dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi usus dan memicu iskemia, nekrosis, perforasi dan kematian, sehingga penanganan obstruksi usus halus lebih ditujukan pada dekompresi dan menghilangkan penyebab untuk mencegah kematian. Obstruksi kolon sering disebabkan oleh neoplasma atau kelainan anatomic seperti volvulus, hernia inkarserata, striktur atau obstipasi. Penanganan obstruksi kolon lebih kompleks karena masalahnya tidak bisa hilang dengan sekali operasi saja. Terkadang cukup sulit untuk menentukan jenis operasi kolon karena diperlukan diagnosis yang tepat tentang penyebab dan letak anatominya. Pada kasus keganasan kolon, penanganan pasien tidak hanya berhenti setelah operasi kolostomi, tetapi membutuhkan radiasi dan sitostatika lebih lanjut. Hal ini yang menyebabkan manajemen obstruksi kolon begitu rumit dan kompleks daripada obstruksi usus halus. Mengingat penanganan ileus dibedakan menjadi operatif dan konservatif, maka hal ini sangat berpengaruh pada mortalitas ileus. Operasi juga sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang sesuai, skills, dan kemampuan ekonomi pasien. Hal-hal yang dapat berpengaruh pada faktor-faktor tersebut juga akan mempengaruhi pola manajemen pasien ileus yang akhirnya berpengaruh pada mortalitas ileus. Faktor-faktor tersebut juga berpengaruh dengan sangat berbeda dari satu daerah terhadap daerah lainnya sehingga menarik untuk diteliti mortalitas ileus pada pasien yang mengalami operasi dengan pasien yang ditangani secara konservatif. B. Definisi 1. Ileus adalah gangguan pasase isi usus. 2. Ileus Paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara.

ETIOLOGI Sebagian besar kasus ileus terjadi setelah operasi intra-abdomen karena adanya reflek penghambatan peristaltic akibat visera abdomen yang tersentuh tangan. Kembalinya aktivitas usus normal setelah operasi perut mengikuti pola : usus kecil fungsi biasanya kembali dalam beberapa jam, perut kembali kegiatan dalam waktu 1-2 hari, dan usus besar kembali kegiatan-kegiatan dalam 3-5 hari 1. Pembedahan Abdomen

2. Trauma abdomen : Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus 3. Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitis 4. Pneumonia 5. Sepsis 6. Serangan Jantung 7. Ketidakseimbangan elektrolit, khususnya natrium 8. Kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot 9. Obat-obatan: Narkotika, Antihipertensi 10. Mesenteric ischemia Beberapa faktor penyebab ileus obstruktif adalah hernia inkarserata, invaginasi, keganasan, volvulus, malformasi usus dan adhesi. Etiologi dari ileus obstruktif dapat dibagi menjadi 3 yaitu : 3 1. Obstruksi ekstraluminal (lesi ekstrinsik) yang disebabkan oleh adhesi (postoperative), hernia(inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma), dan abses intraabdominal. 2. Obstruksi intrinsik (lesi intrinsik) yang biasanya terjadi karena kongenital (malrotasi, kista), inflamasi (Chrons disease, divertikulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi. 3. Obstruksi intraluminal oleh karena gallstone dan enterolith. faktor penyebab dari ileus paralitik adalah pembedahan abdomen, trauma abdomen serta cedera usus, infeksi (appendisitis, peritonitis & diverticulitis), pneumonia, sepsis, serangan jantung, ketidakseimbangan elektrolit darah (natrium, rendah kalium, tinggi kalsium), kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot, obatobatan (narkotika, antihipertensi), mesenteric ischemia, aterosklerosis (menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus), gagal ginjal, kelenjar tiroid yang kurang aktif. Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ileus ditinjau dari teori Blumn dibedakan menjadi empat faktor, yaitu : faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor biologi, dan faktor pelayanan kesehatan. Dimana Keempat faktor ini saling berhubungan dalam mempengaruhi terjadinya suatu penyakit seperti ileus ini.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Ileus

Faktor Biologi

Faktor Lingkungan

Faktor Perilaku

Faktor Pelayanan Kesehatan

Wanita lebih berisiko dibandingkan dengan laki-laki Usia berkisar antara

Lingkungan dengan kebersihan yang kurang baik atau lingkungan kumuh Lingkungan yang padat

Pola makanan yang tinggi lemak, tinggi karbohidrat dan rendah serat. Serta yang serba instant. Kurangnya

Minimnya pengetahuan petugas kesehatan Kurangnya sarana dan prasarana yang

16-98 tahun Riwayat keluarga untuk penyakit DM Malformasi kongenital usus

penduduk dan tingkat kriminalitas yang tinggi

berolahraga Kegemukan (obesitas) Penggunaan obat-obatan seperti narkotika atau obat antihipertensi jangka panjang Kurangnya kesadaran untuk berobat dini Sulit untuk melakukan pemeriksaan rutin kesehatan jika tidak ada keluhan

memadai Terlambat dalam mendiagnosis dan memberikan penatalaksanaan Keliru dalam mendiagnosis dan memberikan penatalaksanaan

2.2 Etiologi 1) Pembedahan Abdomen

2) Trauma abdomen: Tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor di luar usus menyebaban tekanan pada dinding usus. 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Infeksi: peritonitis, appendicitis, diverticulitis Pneumonia Sepsis Serangan Jantung Ketidakseimbangan elektrolit, khususnya natrium Kelainan metabolic yang mempengaruhi fungsi otot Obat-obatan: Narkotika, Antihipertensi

10) Mesenteric ischemia

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS
a. Obstruksi Usus Halus Gejala awal biasanya berupa nyeri abdomen bagian tengah seperti kram yang cenderung bertambah berat sejalan dengan beratnya obstruksi dan bersifat hilang timbul. Pasien dapat mengeluarkan darah dan mukus, tetapi bukan materi fekal dan tidak terdapat flatus. Pada obstruksi komplet, gelombang peristaltik pada awalnya menjadi sangat keras dan akhirnya berbalik arah dan isi usus terdorong kedepan mulut. Apabila obstruksi terjadi pada ileum maka muntah fekal dapat terjadi. Semakin kebawah obstruksi di area gastrointestinal yang terjadi, semakin jelas adanya distensi abdomen. Jika berlanjut terus dan tidak diatasi maka akan terjadi syok hipovolemia akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma. b. Obstruksi Usus Besar Nyeri perut yang bersifat kolik dalam kualitas yang sama dengan obstruksi pada usus halus tetapi intensitasnya jauh lebih rendah. Muntah muncul terakhir terutama bila katup ileosekal kompeten. Pada pasien dengan obstruksi disigmoid dan rectum, konstipasi dapat menjadi gejala satu-satunya selama beberapa hari. Akhirnya abdomen menjadi sangat distensi, loop dari usus besar menjadi dapat dilihat dari luar melalui dinding abdomen, dan pasien menderita kram akibat nyeri abdomen bawah. 3. Komplikasi Dapat menyebabkan gangguan vaskularisasi usus dan memicu iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi, perforasi tukak peptik yang ditandai oleh perangsangan peritoneum yang mulai di epigastrium dan meluas ke seluruh peritoneum akibat peritonitis generalisata. Perforasi ileum pada tifus biasanya terjadi pada penderita yang demam kurang lebih dua minggu disertai nyeri kepala, batuk, dan malaise yang disusul oleh nyeri perut, nyeri tekan, defans muskuler, dan keadaan umum yang merosot.dan berakhir pada kematian.

Anda mungkin juga menyukai