Anda di halaman 1dari 36

Apa Yang Dimaksud Dengan Kolonoskopi?

Kolonoskopi adalah tindakan untuk memeriksa Saluran Usus Besar dengan menggunakan peralatan canggih berupa Lensa Serat Optik yang sangat lentur yang dimasukkan melalui anus (dubur) sampai menjangkau Usus Besar. Gunanya terutama untuk memeriksa keadaan dinding Usus Besar dari bahaya adanya Polip atau kelainan yang dicurigai sebagai keganasan. Persiapan Yang Harus Dilakukan ? Untuk mendapatkan hasil yang akurat maka Usus Besar harus dibersihkan dari sisa makanan sebelum tindakan. Sehari sebelum tindakan Dokter akan memberikan instruksi mengenai jenis dan jumlah makanan yang boleh dikonsumsi agar dapat membantu pembersihan saluran Usus Besar. Untuk membersihkan saluran Usus Besar, Anda akan diinstruksikan untuk minum larutan pencuci perut pada sore hari dan malam hari sebelum pemeriksaan. Patuhi instruksi tersebut secara cermat karena prosedur akan ditunda atau harus diulang apabila Usus Besar tidak bersih. Kolonoskopi biasanya tidak menyebabkan rasa sakit. Pada saat tindakan, Dokter biasanya memberikan obat suntikan untuk relaksasi untuk mengurangi rasa tidak menyenangkan selama tindakan, yang kadang-kadang hanya berupa rasa kembung, tekanan di perut atau kram perut ringan. Bagaimana Pemeriksaan Dilakukan? Anda akan diinstruksikan untuk berbaring telentang atau menghadap kesamping. Lensa Serat Optik akan dimasukkan perlahan-lahan kedalam Usus Besar melalui anus (dubur). Bagian dalam saluran Usus Besar akan terpantau secara jelas dan cermat oleh kamera pada ujung Serat Optik yang akan menyalurkan gambar hasil pemeriksaan ke layar monitor untuk dianalisa oleh Dokter dan gambar dapat direkam dalam rekaman Video Tape. Prosedur ini biasanya memakan waktu kurang lebih 20 menit atau bisa lebih apabila dilanjutkan dengan tindakan pengangkatan Polip. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya Polip atau bagian Usus Besar yang harus diperiksa lebih detail, maka Dokter akan melakukan pengambilan Polip atau contoh jaringan pada bagian yang dicurigai adanya kelainan tersebut, dengan menggunakan alat yang sama. Contoh jaringan, selanjutnya akan diperiksa di laboratorium Patologi - Anatomi untuk menentukan ada tidaknya sel-sel ganas. Apa Yang Disebut Polip Dan Mengapa Harus Dikeluarkan? Polip adalah pertumbuhan abnormal dari bagian Usus Besar yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Sebagian besar Polip Usus Besar adalah jinak tetapi hal ini tidak dapat ditentukan dari penampakan luar saja melainkan harus diangkat dan diperiksa secara Patologi-Anatomi di Laboratorium. Polip Usus Besar yang dibiarkan dalam waktu lama dapat berubah menjadi sel sel ganas (Kanker) yang jika tidak diketahui secara dini, dapat menjadi fatal bagi pasien (meninggal karena Kanker). Apabila dalam pemeriksaan di Laboratorium Patologi-Anatomi ternyata ada sel-sel ganas, maka dapat secepatnya dilakukan operasi pengangkatan bagian Usus Besar yang telah terserang sel sel ganas (Kanker). Apa Yang Dilakukan setelah Kolonoskopi? Setelah tindakan Kolonoskopi dilakukan, pasien perlu berbaring/ istirahat sekitar 1 jam untuk menghilangkan pengaruh obat penenang yang telah diberikan. Dianjurkan agar pasien waktu pulang tidak sendiri, sebaiknya ditemani anggota keluarga atau orang lain, terutama jangan mengemudikan kendaraan bermotor dalam waktu 4 jam setelah tindakan Kolonoskopi. Umumnya Anda bisa segera makan setelah 2 jam kemudian. kemungkinan Dokter akan membatasi aktifitas Anda dan mengatur diet Anda apabila saat dilaksanakan tindakan

Kolonoskopi juga dilakukan pengangkatan jaringan atau Polip (Polipektomi). Hasil pemeriksaan akan diterangkan oleh Dokter kepada Anda secara jelas dengan menggunakan foto atau hasil rekaman Video Tape. Kemungkinan Komplikasi Kolonoskopi Tindakan Kolonoskopi adalah prosedur yang aman apabila dilakukan oleh Dokter yang sudah mendapatkan pelatihan khusus dan sudah berpengalaman melakukan tindakan Kolonoskopi. Komplikasi jarang sekali terjadi kecuali dalam tindakan pengambilan Polip atau contoh jaringan usus Besar yang dicurigai, bisa terjadi pendarahan kecil yang biasanya berhenti setelah beberapa saat. Dimana Anda bisa melaksanakan Pemeriksaan Kolonoskopi? Anda tidak perlu membuang waktu untuk berobat ke Luar Negeri, karena sarana yang ada di RS Medistra dan Dokter Spesialis Gastro Enterologi (Saluran Cerna) di RS Medistra yang berpengalaman dan dikenal di dalam dan di luar negeri akan membantu Anda dengan ketepatan diagnosa dan terapi.

Disamping semua itu dalam tindakan kolonoskopi inipun juga mempunyai potensial

komplikasi:
1.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit 2.Dehidrasi,anemia,malnutrisi 3.Obtruksi usus dan perforasi 4.Hemoragia 5.Pre syok dan syok 6.Fistula dan peritonitis 7.Depresi nafas dan cardiovaskuler

Apakah pengertian kanker payudara ? Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang paling sering diderita oleh kaum wanita. Penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor dua setelah kanker payudara pada wanita berusia 35-54 tahun. Saat ini angka ketahan hidup penderita kanker payudara telah meningkat karena adanya diagnosis dini dan berbagai pengobatan untuk kanker tersebut. Sebagian besar kanker payudara timbul di bagian atas payudara dekat lengan. Kanker payudara dapat menyebar melalui sistem limpa atau aliran darah ke paru-paru, hati, tulang, dan organ lain, atau langsung ke kulit di sekitar jaringan. Diagnosis kanker payudara Semakin cepat kanker payudara diketahui, maka kesempatan keberhasilan pengobatan akan semakin besar. Cara yang paling mudah untuk mendeteksi kanker payudara adalah dengan periksa payudara sendiri setiap bulan. Tes lain untuk deteksi adanya kanker payudara adalah dengan melakukan memografi (rontgen payudara) dan biopsi (pengambilan jairngan payudara). Gejala dan tanda Tanda adanya kanker payudara adalah sebagai berikut : - adanya massa pada payudara - perubahan ukuran payudara - perubahan pada kulit payudara, sepertu perubahan kulit sekitar puting, kulit menebal, terlihat warna kemerahan/orange - adanya cairan yang tidak biasa yang keluar dari payudara - perubahan suhu kulit dan warna, seperti adanya rasa hangat, panas, dan daerah berwarna kemerahan - perubahan pada puting, seperti adanya rasa panas, - pada lengan terasa ada yang mengganjal - nyeri (pada tumor) Periksa payudara sendiri Waktu yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah satu minggu setelah anda selesai haid. Jika anda tidak memiliki siklus haid yang teratur, maka sebaiknya melakukan periksa payudara sendiri pada waktu yang sama setiap bulannya.
1. Berdirilah didepan kaca. Bandingkan kedua payudara anda, perhatikan lebar dan ukurannya. Jika salah satu payudara anda lebih besar, hal ini menunjukkan hal yang tidak biasa. Periksa tanda yang lainnya seperti adanya cairan yang keluar dari puting, puckering, dimpling, atau scaling of skin. 2. Angkatlah tangan kiri anda. Dengan menggunakan tiga jari tangan kanan anda, rabalah payudara anda dengan seksama, perlahan, dan lembut. Mulailah dengan bagian yang lebih luar, buatlah tekanan dan memutar ke seluruh payudara anda. Pastikan anda memeriksa seluruh bagian payudara, dan juga bagian di bawah payudara anda. 3. Secara lembut tekan puting anda, dan periksa apakah ada cairan yang keluar melalui puting anda. 4. Ulangi langkah no.2 dan no.3 pada payudara kanan anda. 5. Ulangi langkah no.2 dan no.3 pada kedua payudara anda ketika anda sedang tiduran. Posisi anda harus dalam keadaan tidur dengan punggung pada permukaan yang rata, letakkan tangan anda ke atas kepala dengan bantal dibawah bahu payudara anda yang akan diperiksa. Posisi ini akan meratakan payudara, sehingga memudahkan pemeriksaan.

Mammografi Mammogram adalah roentgen dengan sinar X-ray pada payudara. Cara ini dapat mendeteksi adanya tumor yang sangat kecil yang tidak dapat diketahui dengan periksa payudara sendiri. Setiap wanita harus melakukan mamografi awal pada usia antara 3539 tahun. Wanita berusia 40-49 tahun harus melakukan mamografi sekali setiap satu atau dua tahun. Wanita berusia 50 tahun, wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara, atau wanita yang telah memiliki kanker payudara pada salah satu payudaranya, sebaiknya melakukan mamografi setiap tahun. Biposi Biopsi adalah pengambilan jaringan dari payudara. Hal ini dapat juga dilakukan pada pasien rawat jalan. Setelah diberikan suntikan anestesi, melalui suntikan akan diambil jaringan atau cairan payudara yang kemudian akan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. Tindakan biopsi lainnya dapat juga dilakukan di kamar operasi dengan anestesi lokal atau keseluruhan. Penyebab kanker payudara Penyebab kanker payudara belum diketahui. Namun karena kejadian ini lebih banyak terjadi pada wanita, maka diperkirakan estrogen adalah penybabnya. Wanita yang memiliki risiko kanker payudara adalah wanita yang : - memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara - memiliki riwayat menstruasi yang lama (memulai menstruasi pada usia yang sangat muda atau menopausenya terlalu lama) - belum pernah hamil - memiliki kehamilan pertama pada usia 31 tahun - memiliki kanker endometrium atau kanker ovarium - terpapar dengan radiasi ion

Pilhan pengobatan Saat ini terdapat beberapa pilihan pengobatan dengan pembedahan : - Lumpectomy: Lumpectomy ditambah radiasi digunakan untuk kanker yang kecil - Partial mastectomy: Pada operasi jenis ini, dokter akan mengangkat tumor. Nodul limfa dibawah lengan juga akan diangkat. - Total mastectomy Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat seluruh payudara. Operasi ini dilakukan bila kanker berada pada jaringan payudara dan nodul limfa tidak terlibat. - Modified radical mastectomy Dokter akan mengangkat seluruh payudara, nodul limfa di bawah lengan, dan lapisan yang melindungi otot dada.

Beberapa wanita mengalami kanker payudara berulang walaupun sudah dilakukan terapi lokal dengan pembedahan dengan atau tanpa radiasi. Pada beberapa kasus, kanker payudara berulang dapat dicegah dengan penggunaan kemoterapi atau tamoksifen.

wanita yang telah menjalani terapi radiasi untuk payudara yang terkena wanita dengan 2 atau lebih area kanker pada payudara yang sama yang terlalu jauh untuk dihapus melalui 1 sayatan bedah, sekaligus mempertahankan penampilan payudara memuaskan wanita yang awal lumpektomi bersama (satu atau lebih) kembali excisions belum sepenuhnya dihapus kanker wanita dengan penyakit jaringan ikat yang serius seperti skleroderma, yang membuat mereka sangat sensitif terhadap efek samping dari terapi radiasi ibu hamil yang akan membutuhkan radiasi saat masih hamil (bahaya risiko pada janin) wanita dengan tumor yang lebih besar dari 5 cm (2 inci) yang tidak menyusut sangat banyak dengan kemoterapi neoadjuvant wanita dengan kanker yang relatif besar untuk ukuran payudaranya Wanita yang telah diuji positif untuk mutasi merusak pada gen BRCA1 atau BRCA2 dan memilih untuk penghapusan profilaksis dari payudara pasien kanker payudara laki-laki.

d. Kontra indikasi operasi


Tumor melekat dinding dada Edema lengan Nodul satelit yang luas Mastitis inflamatoar

Sebelum pembedahan: Beberapa hari setelah biopsi, Anda akan tahu apakah Anda memiliki kanker, namun sejauh mana perkembangannya tidak akan diketahui sampai setelah operasi. Kemungkinan besar Anda akan bertemu dengan dokter bedah Anda beberapa hari sebelum operasi untuk berbicara tentang apa yang akan terjadi. Anda akan diminta untuk mengisi sebuah formulir persetujuan yang memberikan izin dokter untuk melakukan operasi. Ini adalah saat yang tepat untuk menanyakan pertanyaan apapun yang mungkin Anda miliki. Anda mungkin diminta untuk menyumbangkan darah menjelang waktu, jika anda memerlukannya selama operasi. Dokter Anda juga akan bertanya kepadamu tentang obatobatan, vitamin, atau suplemen yang kita pakai. Anda mungkin harus berhenti memakai beberapa jenis vitamin/supplemen seminggu atau 2 minggu sebelum operasi. Anda juga akan bertemu dengan paramedis profesional yang akan memberikan Anda anestesi (obat untuk membuat Anda tidur dan tidak merasakan sakit) selama operasi Anda. Jenis anestesi yang digunakan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan riwayat kesehatan Anda. Pembedahan: Untuk operasi Anda, Anda mungkin memiliki opsi untuk rawat jalan atau dirawat di rumah sakit. Anestesi umum, biasanya diberikan untuk mastektomi atau pengangkatan kelenjar getah bening, dan yang paling sering digunakan juga untuk operasi konservasi payudara. Anda juga harus diinfus untuk memberikan obat-obatan yang mungkin diperlukan selama operasi. Anda akan terhubung ke sebuah elektrokardiogram (EKG) dan mesin memiliki tekanan darah pada manset lengan Anda, sehingga Anda irama jantung dan tekanan darah dapat diperiksa selama operasi. Berapa lama operasi akan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Sebagai contoh, mastektomi dengan pemindahan kelenjar getah bening akan mengambil waktu sekitar 2-3 jam. Setelah operasi, Anda akan dibawa ke ruang pemulihan, di mana Anda akan tinggal sampai Anda terjaga dan tanda-tanda vital anda (tekanan darah, denyut nadi, dan

pernapasan) yang stabil. Sesudah Pembedahan: Berapa lama Anda tinggal di rumah sakit tergantung pada jenis operasi Anda jalani, keadaan kesehatan Anda secara keseluruhan, apakah Anda mempunyai masalah medis lainnya, seberapa baik Anda lakukan selama operasi, dan bagaimana Anda rasakan setelah operasi. Anda dan dokter Anda harus memutuskan berapa lama Anda harus tinggal di rumah sakit - bukan perusahaan asuransi Anda. Namun, penting untuk memeriksa pertanggungan asuransi Anda sebelum operasi. Sebagai panduan, perempuan yang menjalani mastektomi biasanya tinggal di rumah sakit selama 1 atau 2 malam dan kemudian pulang. Tetapi beberapa perempuan mungkin ditempatkan dalam unit tinggal cepat (23 jam) sebelum pulang. Operasi seperti lumpektomi dan biopsi kelenjar getah bening sentinel biasanya dilakukan secara rawat jalan tidak perlu menginap. Setelah operasi, anda mungkin memiliki sebuah perban di atas lokasi operasi yang ketat membungkus sekitar dada Anda. Anda mungkin memiliki satu atau lebih tabung (mengalir) dari payudara atau daerah ketiak untuk mengangkat cairan yang terkumpul selama proses pemulihan. Prosesnya sekitar 1 atau 2 minggu. Setelah aliran tersebut menyusut hingga tinggal 1 ons perhari, tabung akan diangkat. Kebanyakan dokter ingin Anda mulai menggerakkan tangan Anda segera setelah operasi sehingga tidak kaku. Banyak wanita yang menjalani lumpektomi atau mastektomi terkejut dengan minimnya rasa sakit yang mereka rasakan mdi daerah payudara. Tapi mereka kurang senang dengan rasa aneh (mati rasa, tertarik/tercubit) di daerah ketiak mereka. Bicarakan dengan dokter Anda tentang apa yang harus Anda lakukan setelah pembedahan untuk merawat diri sendiri. Anda harus mendapatkan instruksi tertulis yang akan memberitahu Anda hal-hal berikut: o o o o o o o o o o o o Cara merawat dan menutup luka Cara merawat saluran/tabung Bagaimana mengetahui jika Anda memiliki infeksi Kapan harus memanggil dokter atau perawat Kapan saat mulai menggunakan lengan dan bagaimana latihan menggerakkan lengan untuk mencegah kekakuan Kapan mulai memakai bra lagi Kapan dan bagaimana memakai busa/penyangga payudara (disebut prosthesis) Apa yang harus makan dan makanan yang tidak boleh Obat-obatan yang diperlukan (termasuk obat nyeri dan mungkin antibiotik) Apa kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan Perasaan Anda tentang bagaimana Anda melihatnya (payudara Anda) Kapan harus menghubungi dokter Anda untuk pertemuan tindak lanjut

Jenis Pengobatan Umum Pembedahan untuk Kanker Payudara Radioterapi

Kemoterapi Terapi Hormon Target Terapi Bifosfonat Kanker Payudara Kambuhan Pengobatan Kanker Payudara pada masa kehamilan

Pembedahan untuk Kanker Payudara


Kebanyakan wanita dengan kanker payudara menjalani beberapa jenis pembedahan untuk mengobati tumor primer-nya. Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin sel-sel kankernya. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk: o o o mengetahui apakah sel-sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan, untuk mengembalikan bentuk payudara setelah mastektomi, atau untuk meringankan gejala pada kanker stadium lanjut.

Di bawah ini adalah Jenis-Jenis Operasi Pembedahan kanker payudara yang paling umum. Operasi Konservasi Payudara Pada tipe pembedahan ini, hanya sebagian dari payudara yang akan diangkat. Besarnya bagian yang akan diangkat amat tergantung pada ukuran dan tempat tumor serta faktor lainnya. Lumpektomi: operasi ini hanya menghilangkan benjolan payudara dan beberapa jaringan normal di sekitarnya. Pengobatan radiasi biasanya diberikan setelah operasi jenis ini. Jika kemoterapi juga akan digunakan, radiasi dapat dinunda sampai kemoterapi selesai. Jika ada kanker di batas tepi dari potongan jaringan yang telah diangkat, ahli bedah mungkin perlu kembali dan mengambil lebih banyak jaringan. Mastektomi Parsial (segmental) atau quadrantectomy: operasi/pembedahan ini menghapus lebih dari jaringan payudara yang dilakukan pada lumpektomi. Hal ini biasanya diikuti dengan terapi radiasi. Tapi radiasi mungkin tertunda jika kemoterapi juga akan diberikan. Efek samping dari operasi ini dapat berupa rasa sakit, pembengkakan dalam jangka pendek, tekstur payudara lembek dan keras karena jaringan parut yang terbentuk akibat pembedahan. Semakin banyak bagian payudara yang diangkat, maka semakin besar kemungkinan adanya perubahan bentuk payudara setelah itu. Jika payudara terlihat sangat berbeda setelah operasi, Anda mungkin dapat menjalani beberapa jenis operasi rekonstruksi payudara diatas atau membuat payudara pada sisi lainnya lebih kecil agar kedua payudara terlihat sama. Hal ini bahkan mungkin dilakukan selama operasi pertama. Jadi sebaiknya diskusikan dengan dokter bedah Anda untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk payudara Anda setelah operasi dan opsi/ pilihan yang ada bagi Anda. Mastektomi Mastektomi melibatkan mengangkat semua jaringan payudara, kadang-kadang jaringan

terdekat lainnya juga ikut diangkat. Mastektomi Total atau Sederhana: Dalam operasi ini seluruh payudara diangkat, tetapi tidak termasuk kelenjar getah bening di bawah lengan atau jaringan otot di bawah payudara. Kadang-kadang kedua buah payudara diangkat, terutama bila dilakukan mastektomi untuk mencegah terjadinya kanker. Jika diperlukan, pasien dapat tinggal di RS dan pulang keesokan harinya. Bagi wanita yang berencana melakukan rekonstruksi, skin-sparing mastektomi dapat dilakukan. Untuk itu, sebagian besar kulit payudara (selain dari puting dan areola) tersisa utuh. Ini juga dapat dilakukan untuk mastektomi sederhana. Jumlah jaringan payudara diangkat adalah sama dengan mastektomi sederhana. Meskipun pendekatan ini tidak digunakan melebihi standar mastektomi, metode ini lebih disukai karena hanya ada sedikit jaringan parut bekas luka dan payudara yang direkonstruksi akan tampak lebih alami. Mastektomi radikal termodifikasi: Operasi ini melibatkan pengangkatan seluruh payudara serta beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan. Ini adalah operasi yang paling umum untuk wanita dengan kanker payudara yang seluruh payudaranya diangkat. Mastektomi radikal: Ini adalah operasi besar di mana ahli bedah menghapus seluruh payudara, kelenjar getah bening di bawah ketiak (aksila) , dan otot dinding dada di bawah payudara. operasi ini dulu sangat umum, tetapi jarang dilakukan sekarang karena mastektomi radikal termodifikasi telah terbukti bekerja sama baiknya. Namun operasi ini masih dapat dilakukan untuk tumor besar yang tumbuh ke dalam otot di bawah payudara.

Efek Samping Yang Mungkin Selain rasa sakit setelah operasi dan perubahan bentuk payudara (s), efek samping yang mungkin dari mastektomi dan operasi konservasi payudara, adalah termasuk diantaranya: luka karena infeksi, terbentuknya darah pada luka, terbentuknya cairan bening dalam luka. Jika kelenjar getah bening aksila juga dihapus, efek samping lain yang mungkin terjadi adalah pembengkakan pada lengan dan dada (lymphedema). Memilih antara Lumpektomi dan Mastektomi Banyak wanita dengan kanker stadium awal dapat memilih antara Operasi Konservasi Payudara dan Mastektomi. Satu keuntungan dari lumpektomi adalah bahwa ia akan menyelamatkan cara payudara terlihat. Kelemahannya adalah dibutuhkan waktu berminggu-minggu untuk radiasi setelah operasi pembedahan dilakukan. Di sisi lain, beberapa wanita yang menjalani mastektomi masih memerlukan radiasi.

Ketika memilih antara lumpektomi dan mastektomi, pastikan Anda mendapatkan semua faktanya. Tetapi kenyataannya adalah bahwa untuk sebagian besar wanita dengan stadium I atau II kanker payudara, lumpektomi (plus radiasi) dapat menjadi sebaik mastektomi. Tidak ada perbedaan dalam tingkat kelangsungan hidup wanita yang diperlakukan dengan 2 metode tersebut. Lumpektomi tidak menjadi pilihan untuk semua wanita dengan kanker payudara. Dokter Anda akan memberitahu Anda jika ada alasan-alasan mengapa lumpektomi tidak disarankan untuk Anda. Operasi Kanker Payudara Lainnya Pemotongan kelenjar getah bening di daerah aksila: Operasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah kanker payudara telah menyebar ke kelenjar getah bening di bawah lengan. Beberapa node dihapus dan diperiksa di bawah mikroskop. Tes ini dilakukan untuk menentukan jenis pengobatan kanker selanjutnya yang diperlukan Anda. Sebuah efek samping yang mungkin timbul dari pemindahan ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening pada lengan, disebut lymphedema. Hal ini terjadi pada sekitar 3 dari 10 perempuan yang menjalani prosedur tersebut. Kadang-kadang pembengkakan hanya berlangsung selama beberapa minggu dan kemudian mereda. Kali lain, pembengkakan berlangsung lama. Cara untuk membantu mencegah atau mengurangi efek lymphedema dibahas dalam bagian, "Apa yang terjadi setelah perawatan untuk kanker payudara?" Jika tangan Anda bengkak, tegang, atau sakit setelah prosedur ini, pastikan Anda segera menginform paramedis Anda. Biopsi Nodul Getah Bening Sentinel: sebuah biopsi kelenjar getah bening sentinel adalah cara untuk melihat kelenjar getah bening tanpa harus mengangkat semuanya. Untuk tes ini, suatu zat radioaktif dan/atau pewarna disuntikkan di dekat tumor. Ini akan dibawa oleh sistem getah bening ke nodul (sentinel) pertama yang mendapatkan getah bening dari tumor. Nodul inilah yang paling mungkin berisi sel-sel kanker jika kanker telah menyebar. Nodul ini (seringkali 2 atau 3 nodul) kemudian diperiksa oleh ahli patologi. Jika nodul sentinel mengandung kanker, maka kelenjar getah bening selanjutnya akan dihapus. Jenis biopsy ini memerlukan keahlian sangat tinggi, karena itu pastikan dilakukan oleh tim yang sudah berpengalaman. Rekonstruktif atau operasi implantasi payudara: Setelah mastektomi (atau beberapa breast-conserving surgery), seorang wanita mungkin ingin berpikir tentang memiliki bentuk payudaranya kembali. Operasi ini tidak dimaksudkan untuk mengobati kanker. Mereka dilakukan untuk mengembalikan cara payudara terlihat. Jika Anda mengalami operasi payudara dan berpikir tentang memiliki rekonstruksi payudara, Anda harus berbicara dengan seorang ahli bedah plastik sebelum operasi Anda. . Anda dapat memperoleh informasi lebih rinci tentang berbagai jenis operasi dan efek samping yang mungkin mereka dalam dokumen kami, Rekonstruksi Payudara Setelah Mastektomi. Anda juga mungkin akan membantu untuk berbicara dengan seorang wanita yang memiliki jenis rekonstruksi yang Anda pikirkan. Reach kami untuk relawan Pemulihan dapat membantu Anda dengan ini. Hubungi kami jika Anda ingin berbicara dengan salah satu relawan. Apa yang diharapkan dengan Pembedahan ? Bagi banyak orang, berpikir tentang operasi pembedahan dapat menakutkan. Tetapi mengetahui apa yang akan terjadi sebelum, selama, dan setelah itu dapat membantu mengurangi rasa takut Anda.

Sebelum pembedahan: Beberapa hari setelah biopsi, Anda akan tahu apakah Anda memiliki kanker, namun sejauh mana perkembangannya tidak akan diketahui sampai setelah operasi. Kemungkinan besar Anda akan bertemu dengan dokter bedah Anda beberapa hari sebelum operasi untuk berbicara tentang apa yang akan terjadi. Anda akan diminta untuk mengisi sebuah formulir persetujuan yang memberikan izin dokter untuk melakukan operasi. Ini adalah saat yang tepat untuk menanyakan pertanyaan apapun yang mungkin Anda miliki. Anda mungkin diminta untuk menyumbangkan darah menjelang waktu, jika anda memerlukannya selama operasi. Dokter Anda juga akan bertanya kepadamu tentang obatobatan, vitamin, atau suplemen yang kita pakai. Anda mungkin harus berhenti memakai beberapa jenis vitamin/supplemen seminggu atau 2 minggu sebelum operasi. Anda juga akan bertemu dengan paramedis profesional yang akan memberikan Anda anestesi (obat untuk membuat Anda tidur dan tidak merasakan sakit) selama operasi Anda. Jenis anestesi yang digunakan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan dan riwayat kesehatan Anda. Pembedahan: Untuk operasi Anda, Anda mungkin memiliki opsi untuk rawat jalan atau dirawat di rumah sakit. Anestesi umum, biasanya diberikan untuk mastektomi atau pengangkatan kelenjar getah bening, dan yang paling sering digunakan juga untuk operasi konservasi payudara. Anda juga harus diinfus untuk memberikan obat-obatan yang mungkin diperlukan selama operasi. Anda akan terhubung ke sebuah elektrokardiogram (EKG) dan mesin memiliki tekanan darah pada manset lengan Anda, sehingga Anda irama jantung dan tekanan darah dapat diperiksa selama operasi. Berapa lama operasi akan tergantung pada jenis operasi yang dilakukan. Sebagai contoh, mastektomi dengan pemindahan kelenjar getah bening akan mengambil waktu sekitar 2-3 jam. Setelah operasi, Anda akan dibawa ke ruang pemulihan, di mana Anda akan tinggal sampai Anda terjaga dan tanda-tanda vital anda (tekanan darah, denyut nadi, dan pernapasan) yang stabil. Sesudah Pembedahan: Berapa lama Anda tinggal di rumah sakit tergantung pada jenis operasi Anda jalani, keadaan kesehatan Anda secara keseluruhan, apakah Anda mempunyai masalah medis lainnya, seberapa baik Anda lakukan selama operasi, dan bagaimana Anda rasakan setelah operasi. Anda dan dokter Anda harus memutuskan berapa lama Anda harus tinggal di rumah sakit - bukan perusahaan asuransi Anda. Namun, penting untuk memeriksa pertanggungan asuransi Anda sebelum operasi. Sebagai panduan, perempuan yang menjalani mastektomi biasanya tinggal di rumah sakit selama 1 atau 2 malam dan kemudian pulang. Tetapi beberapa perempuan mungkin ditempatkan dalam unit tinggal cepat (23 jam) sebelum pulang. Operasi seperti lumpektomi dan biopsi kelenjar getah bening sentinel biasanya dilakukan secara rawat jalan tidak perlu menginap. Setelah operasi, anda mungkin memiliki sebuah perban di atas lokasi operasi yang ketat membungkus sekitar dada Anda. Anda mungkin memiliki satu atau lebih tabung (mengalir) dari payudara atau daerah ketiak untuk mengangkat cairan yang terkumpul selama proses pemulihan. Prosesnya sekitar 1 atau 2 minggu. Setelah aliran tersebut menyusut hingga tinggal 1 ons perhari, tabung akan diangkat.

Kebanyakan dokter ingin Anda mulai menggerakkan tangan Anda segera setelah operasi sehingga tidak kaku. Banyak wanita yang menjalani lumpektomi atau mastektomi terkejut dengan minimnya rasa sakit yang mereka rasakan mdi daerah payudara. Tapi mereka kurang senang dengan rasa aneh (mati rasa, tertarik/tercubit) di daerah ketiak mereka. Bicarakan dengan dokter Anda tentang apa yang harus Anda lakukan setelah pembedahan untuk merawat diri sendiri. Anda harus mendapatkan instruksi tertulis yang akan memberitahu Anda hal-hal berikut: o o o o o o o o o o o o Cara merawat dan menutup luka Cara merawat saluran/tabung Bagaimana mengetahui jika Anda memiliki infeksi Kapan harus memanggil dokter atau perawat Kapan saat mulai menggunakan lengan dan bagaimana latihan menggerakkan lengan untuk mencegah kekakuan Kapan mulai memakai bra lagi Kapan dan bagaimana memakai busa/penyangga payudara (disebut prosthesis) Apa yang harus makan dan makanan yang tidak boleh Obat-obatan yang diperlukan (termasuk obat nyeri dan mungkin antibiotik) Apa kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan Perasaan Anda tentang bagaimana Anda melihatnya (payudara Anda) Kapan harus menghubungi dokter Anda untuk pertemuan tindak lanjut

Kebanyakan pasien menemui dokter mereka sekitar 7 hingga 14 hari setelah operasi. Dokter Anda harus menjelaskan hasil laporan patologi Anda dan berbicara kepada Anda tentang apakah Anda akan memerlukan perawatan lebih. Nyeri Pasca Mastektomi Nyeri saraf setelah mastektomi atau lumpektomi disebut sindrom nyeri pasca mastektomi atau PMPs. Tanda-tanda PMPs adalah dinding dada nyeri dan kesemutan bawah lengan. Nyeri juga bisa dirasakan di bahu, bekas luka, lengan, atau ketiak. Keluhan umum lainnya termasuk mati rasa, nyeri tertusuk/tajam, atau rasa gatal tak tertahankan. Adalah penting untuk berbicara dengan dokter tentang sakit yang Anda alami. PMPs dapat menyebabkan Anda tidak menggunakan lengan Anda seharusnya dan dari waktu ke waktu Anda mungkin tidak dapat menggunakannya secara normal. PMPs dapat diobati. Obat yang biasanya digunakan untuk mengobati nyeri mungkin tidak bekerja dengan baik untuk nyeri saraf. Tapi ada obat-obatan dan perawatan lain yang bekerja untuk jenis nyeri ini. Bicarakan dengan dokter Anda untuk mendapatkan penanganan nyeri yang Anda butuhkan.

Perawatan pasca bedah Pasca bedah penderita dirawat di ruangan dengan mengobservasi produksi drain, memeriksa Hb pasca bedah. Rehabilitasi dilakukan sesegera mungkin dengan melatih pergerakan sendi bahu. Drain dilepas bila produksi masing-masing drain < 20 cc/24 jam. Umumnya drain sebelah medial dilepas lebih awal, karena produksinya lebih sedikit. Jahitan dilepas umumnya hari ke10 s/d 14. Follow up Tahun 1 dan 2 kontrol tiap 2 bulan Tahun 3 s/d 5 kontrol tiap 3 bulan Setelah tahun 5 kontrol tiap 6 bulan Pemeriksaan fisik : tiap kali kontrol Thorax foto : tiap 6 bulan Lab. Marker : tiap 2-3 bulan Mammografi kontralateral : tiap tahun atau ada indikasi USG abdomen : tiap 6 bulan atau ada indikasi Bone scanning : tiap 2 tahun atau ada indikasi

C. LANDASAN ASUHAN KEPERAWATAN Analisa Kasus Ny. E (44 th), datang ke poliklinik bedah RS. Dr. M. Djamil padang pada tanggal 18 November 2009 dengan keluhan adanya benjolan dan nyeri pada payudara kanan. Tanggal 19 November 2009, Ny E dirawat diruang bedah wanita. Menurut pernyataan Ny E benjolan dan nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, benjolan awalnya sebesar kelereng, 3 bulan terakhir ini benjolan dirasakan semakin bertambah besar. Sebelum masuk RS Ny E berobat ke dukun dan diberikan obat ramuan untuk diminum. Saat pengkajian oleh mahasiswa PSIK, Ny E merasakan nyeri pada payudara kanan, nyeri bertambah bila mengangkat dan mengerakkan tangan kanan, sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri, dan tidak

nafsu makan. Ny E menanyakan perawatan setelah operasi nanti. Ny E operasi MRM tanggal 20 November 2009.

TD

: 120/90 mmHg

Nadi :100x/menit TB/BB :155 cm/ 58 kg S RR : 37,5 0C : 20 x/menit

Pengkajian post mastektomi pada tanggal 23 November 2009, Ny E menyatakan nyeri pada daerah post mastektomi, luka operasi 15 cm melintang pada payudara kanan. Luka jahitan masih lembab, merah, terpasang drain di dada sebelah kanan sebanyak 2 buah berjarak 2 cm. Klien mengungkapkan saya merasa malu karena salah satu dengan salah satu kondisi saat ini, apakah suami saya masih menyayangi saya dan mau menerima saya, apakah setelah pulang nanti saya tidak dijauhi oleh orang lain. Ny E tampak tegang dan menutup mata ketika balutannya dibuka saat perawat akan merawat lukanya. Ny E tidak mau bergerak atau mobilisasi karena kawatir jahitannya terlepas, tidak mau makan telur atau ikan karena takut lukanya gatal dan lama sembuh.

a. PENGKAJIAN A. Identitas pasien Pasien (diisi lengkap) Nama Umur Jenis Kelamin Agama : Ny E : 44 tahun : perempuan :

Pendidikan Pekerjaan Alamat Tgl Masuk RS

: : : : 18 November 2009

Penanggung Jawab (diisi lengkap)

B. Riwayat kesehatan 1. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian) Preoperasi: Saat pengkajian oleh mahasiswa PSIK, Ny E merasakan nyeri pada payudara kanan, nyeri bertambah bila mengangkat dan mengerakkan tangan kanan, sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri, dan tidak nafsu makan. Ny E menanyakan perawatan setelah operasi nanti. Postoperasi: Ny E menyatakan nyeri pada daerah post mastektomi, luka operasi 15 cm melintang pada payudara kanan. Luka jahitan masih lembab, merah, terpasang drain di dada sebelah kanan sebanyak 2 buah berjarak 2 cm. Klien mengungkapkan saya merasa malu karena salah satu dengan salah satu kondisi saat ini, apakah suami saya masih menyayangi saya dan mau menerima saya, apakah setelah pulang nanti saya tidak dijauhi oleh orang lain. Ny E tampak tegang dan menutup mata ketika balutannya dibuka saat perawat akan merawat lukanya. Ny E tidak mau bergerak atau mobilisasi karena kawatir jahitannya terlepas, tidak mau makan telur atau ikan karena takut lukanya gatal dan lama sembuh.

2. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit)

Ny. E (44 th), datang ke poliklinik bedah RS. Dr. M. Djamil padang pada tanggal 18 November 2009 dengan keluhan adanya benjolan dan nyeri pada payudara kanan. Benjolan dan nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, benjolan awalnya sebesar kelereng, 3 bulan terakhir ini benjolan dirasakan semakin bertambah besar. Sebelum masuk RS Ny E berobat ke dukun dan diberikan obat ramuan untuk diminum.

3. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien) Apakah klien ada riwayat pribadi tentang kanker payudara, menarke dini, riwayat Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama, menopause pada usia lanjut, riwayat penyakit tumor payudara jinak, Obesitas. Apakah klien pernah menggunakan terapi penggantian hormon. Apakah klien juga mengkonsumsi alkohol atau diet tinggi lemak.

4. Riwayat kesehatan keluarga (Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga yang lain atau riwayat penyakit lain baik bersifat genetis maupun tidak) Apakah klien adalah anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara. Resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun; resiko 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung.

b. ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI i. Pengkajian 11 Fungsional Gordon

1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan Biasanya klien tidak menyadari penyakit yang dideritanya bahkan dia tidak mengetahui penyakitnya. Ketika telah diketahui sednag menderita penyakit, klien berusaha untuk mengetahui penyakitnya tersebut. Pada kasus Ny E sudah merasakan benjolan dan nyeri di payudara sebelah kanan sejak 3 tahun yang lalu, Sebelumnya Ny E hanya berobat ke dukun saja dan diberikan obat ramuan untuk diminum,

namun penyakitnya tidak sembuh benjolannya semakin membesar sejak 3 bulan terakhir ini. Akhirnya Ny E baru pergi ke RS untuk berobat. Sebelum dioperasi, Ny E menanyakan bagaimana perawatan setelah dia di operasi nantinya.

2) Pola Nutrisi Metabolik Klien mengeluh tidak nafsu makan. Biasanya klien akan mengalami pada nutrisinya karena adanya hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker yang dideritanya. Biasanya klien juga mengalami ketidakmampuan mengontrol nyeri yang dapat menyebabkan intake makanan klien tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun.

3) Pola Eliminasi Adakah perubahan eliminasi : perubahan detekasi (darah dan pada feses, nyeri detekasi konsistensi, bising usus) perubahan eliminasi urine (atau) rasa terbakar.

4) Pola Aktivitas Latihan Kaji bagaimana klien melakukan aktivitasnya sehari-hari sebelum menghadapi pembedahan, apakah klien dapat melakukannya sendiri atau malah dibantu keluarga, dan apakah aktivitas terganggu karena perasaan cemas yang dirasakan. Klien merasakan nyeri pada payudara kanan, nyeri bertambah bila mengangkat dan mengerakkan tangan kanan. Hal ini membuat klien sulit untuk melakukan aktivitas.

5) Pola Istirahat Tidur Klien sulit tidur dan sering terbangun karena nyeri. Biasanya tidur klien juga terganggu karena adanya rasa cemas sebelum melakukan operasi.

6) Pola Kognitif Persepsi

Apakah klien ada mengalami gangguan pada penglihatan, pendengaran, maupun indra lainnya karena kanker mammae yang dideritanya?

7) Pola Persepsi Konsep Diri Biasanya klien akan merasa rendah diri dengan penyakitnya. Klien merasa kawatir kalau setelah di operasi nanti, apakah suami maupun orang lain dapat menerima keadaannya. Persiapan psikologis bertujuan untuk membantu klien mempersiapkandiri dalam memhadapi operasi, perawta diharapkan mengetahui informasi dokter kepada pasien maupun keluarga, tentang macam tindakan yang akn dilakukan manfaat dan akibat yang mungkin muncul dan terjadi serta memberikan penjelasan tentang prosedur-prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi.

8) Pola Peran Hubungan Selama dirawat di rumah sakit karena, klien tidak dapat menjalankan perannya dalam keluraganya maupun di dalam hubungan dengan masyarakat. Persiapan psikologis bertujuan untuk membantu klien mempersiapkandiri dalam menghadapi operasi, perawat diharapkan mengetahui informasi dokter kepada pasien maupun keluarga, tentang macam tindakan yang akn dilakukan manfaat dan akibat yang mungkin muncul dan terjadi serta memberikan penjelasan tentang prosedur-prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi. Persiapan psikososial di tujukan menghindari adanya gangguan hubungan sosisal dan interpersonal dan peran dimasyarakat, akibat perubahan kondisi kesehatan dimana klien seolah-olah klien tidak mampu menerima simpati dariorang lain, meraik diri dari pergaulan dan merasa canggung dan bersoislaisasi dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

9) Pola Coping Toleransi Stress Pada pasien preoperasi dapat mengalami berbagai ketakutan . Takut terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuan atau takut tentang derformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer and Bare, 2002).

Biasanya klien untuk mengatasi stres tersebut akan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya dan bagaimana kelanjutan perawatannya setelah operasi.

10) Pola Reproduksi Seksualitas Selama dirawat di rumah sakit klien tidak dapat menjalankan aktivitas seksualitas karena kondisi penyakit klien

11) Pola Nilai Keyakinan Biasanya klien selain dengan menjalani pengobatan, akan berdoa kepada Tuhan demi kesembuhannya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERASI 1. Nyeri kronik berhubungan dengan proses penyakit, sulit tidur dan ekspresi nyeri 2. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian, ancaman konsep diri , perubahan gambaran diri , perubahan status kesehatan 3. Berduka antisipasi berhubungan dengan kehilangan karena payudara seperti hilangnya payudara, kesehatan, penghasilan, pekerjaan inti, hubungan dan harapan hidup. 4. Takut berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, perubahan gambaran payudara atau kehilangan karena pengobatan dan pronosisi yang tidak pasti. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kanker payudara dan pilihan pengobatan.

ii.

NANDA, NOC,NIC

NANDA

1. Nyeri (kronik) b.d proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), , klien sulit tidur, dan ekspresi nyeri. Domain 12 Kelas 1 Defenisi : Kenyamanan : Kenyamanan Fisik : Ketidaknyamanan sensori dan ekspresi emosional akibat gangguan jaringan actual dan

potensial dan dideskribsikan dengan dengan sustu gangguan (IASP) ; serangan mendadak atau lambat dari berbagai intensitas dari yang ringan hingga hebat , konstan atau berulang tanpa antisipasi atau prediksi terakhir dan waktunya >6 bulan. Batasan karakteristik : Anorexia Perubahan pola tidur Fatigue Gangguan interaksi social Ekspresi verbal tentang nyeri

NOC 1 Control nyeri p. 326 Defenisi: perilaku individu dalam mengontrol nyeri. Indicator: Mengakui factor penyebab Mengetahui nyeri Menggunakan obat analgesic Menjelaskan gejala nyeri

Melaporkan control nyeri yang telah dilakukan

NOC 2 Level nyeri p. 328 Defenisi : Indicator : Ekspresi nyeri Frekuensi nyeri Ekspresi wajah terhadap nyeri

NIC Pain management (Manajemen nyeri) p. 412 Aktivitas: o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi o Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan o Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien o Kaji budaya yang mempengaruhi respion nyeri o Determinasi akibat nyeri terhadap kualitas hidup o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan o Control ruangan yang dapat mempengaruhi nyeri o Kurangi factor presipitasi nyeri

o Pilih dan lakukan penanganan nyeri o Ajarkan pasien untuk memonitor nyeri o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi o Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri o Evaluasi keefektifan control nyeri o Tingkatkan istirahat o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

2.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b.d kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi. Domain 5 Kelas 4 Defenisi : Persepsi/ Kognitif : Kognitif : Kehilangan atau defesiensi informasi kognitif b.d topic spesifik

Batasan Karakteristik : Prilaku yang berlebihan Petunjuk yang diikuti tidak akurat Pengungkapan masalah Factor yang berhubungan : Keterbatasan kognitif Miss interpretasi informasi Tidak familiar dengan sumber informasi

NOC Pengetahuan : Proses Penyakit p.262 Defenisi : Pemahaman yang mendalam tentang proses penyakit spesifik Indicator : Familiarnya tentang nama penyakit Deskripsi proses penyakit Deskripsi factor yang berhubungan dengan penyakit Deskripsi factor resiko Deskripsi effek dari penyakit Deskripsi tanda dan gejala Deskripsi komplikasi Deskripsi kewaspadaan untuk mencegah komplikasi

NIC Pendidikan : Proses Penyakit Defenisi : Membantu bantuan untuk memahami informasi yang berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik Aktivitas : o Menghargai tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit o Menjelaskan patofisiologi penyakit dan bagaiman hubungan denagn anatomy dan fisiologi o Medeskripsikan tanda dan gejala penyakit

o Mendeskripsikan proses penyakit o Identifikasi factor penyebab o Menyediakan informasi sesuai dengan kondisi pasien o Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang dibutuhkan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan atau konyrol dari proses penyakit o Mendiskusikan pilihan terapi/pengobatan o Mendeskripsikan komplikasi kronik yang mungkin terjadi

c. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI i. Pengkajian 11 Fungsional Gordon

1) Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan Tanyakan pada klien bagaimana pandangannya tentang penyakit yang dideritanya dan pentingnya kesehatan bagi klien? Bagaimana pandangan klien tentang penyakitnya setelah pembedahan? Apakah klien merasa lebih baik setelah pembedahan?

2) Pola nutrisi metabolic Untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan kondisi pasien setelah operasi, maka klien perlu dianjurkan: a. Makan makanan bergizi b. Konsumsi makanan (lauk pauk) berprotein tinggi, seperti : daging, telur, ayam, ikan. c. Minum sedikitnya 8-10 gelas sehari Namun pasien tidak mau makan telur atau ikan karena takut lukanya gatal dan lama sembuh. Maka perawat perlu memberitahukan kepada klien tentang pentingnya konsumsi protein seperti telur dan ikan untuk penyembuhan luka pasca operasi.

3) Pola eliminasi Control eliminasi urin klien pasca operasi, baik warna, bau, frekuensi. Lihat apakah klien kesulitan dalam BAB maupun BAK. Perawat juga harus memperhatikan pemakaian drain redonm. Drain redonm harus tetap vakum dan diukur jumlah cairan yang tertampung dalam botol drain tiap pagi, bila drain buntu, misalnya terjadi bekuan darah, bilain drain dengan PZ 5-10 cc supaya tetap lancar. Pada mastektomi radikal atau radikal modifikasi, drain umumnya dicabut setelah jumlah cairan dalam 24 jam tidak melebihi 20-30 cc, pada eksisi tumor mamma tidak melebihi 5 cc.

4) Pola aktivas latihan Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk mencegah atropi otot-otot kekakuan dan kontraktur sendi bahu, untuk mencegah kelainan bentuk (diformity) lainnya, maka latihan harus seimbang dengan menggunakan secara bersamaan.

5) Pola istirahat tidur Kaji perubahan pola tidur klien selama sehat dan sakit, berapa lama klien tidur dalam sehari? Biasanya pasien mengalami gangguan tidur karena nyeri pasca operasi.

6) Pola kognitif persepsi Kaji tingkat kesadaran klien, Kaji apakah ada komplikasi pada kognitif, sensorik, maupun motorik setelah pembedahan.

7) Pola persepsi diri dan konsep diri Payudara merupakan alat vital seseorang ibu dan wanita, kelainan atau kehilangan akibat operasi payudara sangat terasa oleh klien. Klien akan merasa kehilangan haknya sebagai wanita normal, ada rasa kehilangan tentang hubungannya dengan ssuami, dan hilangnya daya tarik serta serta pengaruh terhadap anak dari segi menyusui.

8) Pola peran hubungan Klien merasa malu dalam berhubungan dengan orang lain karena kondisinya saat ini, hal ini juga tampak pada reaksi Ny E yang tegang dan menutup mata ketika balutannya dibuka saat perawat akan merawat lukanya. Klien kawatir setelah pulang nanti dia akan dijauhi oleh orang lain dan apakah suaminya masih menyayangi dan mau menerimanya.

9) Pola reproduksi dan seksualitas Setelah operasi, akan adanya gangguan pada seksualitas pasien. Hal ini dapat terjadi karena klien merasa rendah diri ketika berhubungan dengan suaminya karena kondisinya saat ini.

10) Pola koping dan toleransi stress Kaji apa yang biasa dilakukan klien saat ada masalah? Apakah klien menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stres? Diperlukan dukungan keluarga dan orang sekitar termasuk perawat untuk menghilangkan kecemasan dan rasa rendah diri klien terhadap keadaan dirinya.

11) Pola nilai dan kepercayaan Kaji bagaimana pengaruh agama terhadap klien menghadapi penyakitnya? Apakah ada pantangan agama dalam proses penyembuhan klien? Diperlukan pendekatan agama supaya klien dapat menerima kondisinya dengan lapang dada.

DIAGNOSA KEPERAWATAN POST OPERASI Diagnosa keperawatan yang dapat muncul adalah: 1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan biofisikal : prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psikososial , masalah tentang ketertarikan seksual

2.

Kerusakan integrasi kulit/ jaringan berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit/ jaringan , perubahan sirkulasi, adanya edema, drainase , perubahan pada elastisitas kulit, sensasi, dekstrusi jaringan ( radiasi )

3. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan ,trauma jaringan , interupsi saraf, diseksi otot. 4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular , nyeri / ketidaknyamanan , pembentukan edema ditandai dengan : 5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis ,dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan/ mengingat, salah interpretasi/ informasi 6. Perubahan pola seksual berhubungan dengan dampak kehilangan payudara/ kehilangan gambaran dan atau proses penyakit terhadap hubungan seksual.

NANDA 1. Gangguan citra tubuh b.d kehilangan payudara P.197 Domain 6 : Persepsi/Kognitif Kelas 3 Defenisi : Citra Tubuh : Kebingungan tentang gambaran mental fisik pribadi

Batasan karakteristik : Prilaku menghindar akibat kehilangan salah satu organ tubuh Respon non verbal akibat perubahan actual tubuh Respon non verbal terhadap penerimaan perubahan tubuh Kehilangan organ tubuh Tidak mau melihat bagian tubuh Tidak mau menyentuh bagian tubuh

NOC 1 Citra Tubuh p. 123 Defenisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi pribadi tubuh Indicator: Gambaran internal tubuh Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubuh Kepuasan penmapilan tubuh Pengaturan penampilan fisik tubuh Pengaturan perubahan fungsi tubuh

NIC 1 Perbaikan Citra Tubuh : 145 Defenisi : Peningkatan persepsi sadar dan ketidaksadarn dan sikap ke depan terhadap tubuhnya Aktivitas: o Menentukan dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan perkembangannya o Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi akibat penyakit dan pembedahan o Membantu pasien memelihara perubahan tubuh o Membantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari perasaan yang beharga o Membantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang sama penampilan tubuh. o Monitoring pandangan diri secara berkala o Monitoring apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh

o Montoring pernyataan tentang persepsi identitas diri sehubungan denagn bagian tubuh dan berat badan o Menentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi dalam isolasi social o Membantu pasien dalam mengidentifikasi penampilan yang akan meningkat

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan biofisikal : prosedur bedah yang mengubah gambaran tubuh, psikososial , masalah tentang ketertarikan seksual Domain 6 Kelas 1 Defenisi : Persepsi-Diri : Konsep Diri

: ketidakmampuan dalam memelihara persepsi diri yang terintegrasi dan kompleks Batasan Karakteristik :

Gangguan citra tubuh Gangguan peran hubungan Perasaaan kosong Gender confusion Koping yang tidak efektif Penampilan peran yang tidak efektif

NOC Identitas p. 237 Defenisi : kemampuan untuk membedakan pribadi awal dan akhir dan mengkarakteristikkannya. Indicator : Penguatan secara verbal tentang identitas diri

Penjelasan secara verbal tentang identitas diri Membedakan diri dengan manusia lainnya Menampilkan peran social Mengungkapkan secara verbal tentang system nilai Mengungkapkan kepercayaan diri

NIC Perbaikan Harga Diri p.492 Defenisi : membantu pasien untuk meningkatkan penilaian pribadi tentang harga dirinya Aktivitas : o Monitor pernyataan pasien tentang harga dirinya o Menentukan kepercayaan diri pasien o Mendorong pasien untuk menguatkanj identitasnya o Membantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain o Menahan diri terhadap kritikan negative o Menahan diri dari godaan o Menyampaikan kepercyaan pasien dalam menghadapi situasi o Mendorong meningkatkan tanggung jawab o Mendorong pasien untuk untuk menerima tantangan baru o Monitor tingkat perbaikan diri setiap waktu

D. EDUKASI PASIEN PREOPERASI Penyuluhan pre operasi didefinisikan sebagai tindakan suportif dan pendidikan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien bedah dalam meningkatkan kesehatannya sendiri sebelum dan sesudah pembedahan. Tuntutan klien akan bantuan keperawatan terletak pada area pengambilan keputusan, tambahan pengetahuan, keterampilan,dan perubahan perilaku. Dalam memberikan penyuluhan klien pre operasi perlu dipertimbangkan masalah waktu, jika penyuluhan diberikan terlalu lama sebelum pembedahan memungkinkan klien lupa, demikian juga bila terlalu dekat dengan waktu pembedahan klien tidak dapat berkonsentrasi belajar karena adanya kecemasan atau adanya efek medikasi sebelum anastesi. Beberapa penyuluhan atau instruksi pre operasi yang dapat meningkatkan adaptasi klien pasca operasi di antaranya :

1. Latihan Nafas Dalam, Batuk dan Relaksasi Salah satu tujuan dari keperawatan pre operasi adalah untuk mengajar pasien cara untuk meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. Hal ini dapat dicapai dengan memperagakan pada pasien bagaimana melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas dengan lambat pasien dalam posisi duduk untuk memberikan ekspansi paru maksimum. Setelah melakukan latihan nafas dalam beberapa kali, pasien di instruksikan untuk bernafas dalam-dalam, menghembuskan melalui mulut, ambil nafas pendek, dan batukkan. Selain meningkatkan pernafasan latihan ini membantu pasien untuk relaksasi. Pada insisi abdomen perawat memperagakan bagaimana garis insisi dapat dibebat sehingga tekanan diminimalkan dan nyeri terkontrol. Pasien membentuk jalinan kedua telapak tangannya dengan kuat diletakkan diatas insisi dan bertindak sebagai bebat yang efektif ketika batuk. Pasien di informasikan bahwa medikasi diberikan untuk mengontrol nyeri. Tujuan melakukan batuk adalah untuk memobilisasi sekresi sehingga mudah dikeluarkan. Jika pasien tidak dapat batuk secara efektif, pnemonia hipostatik dan komplikasi paru lainnya dapat terjadi.

2.

Perubahan Posisi dan Gerakan Tubuh Aktif Tujuan melakukan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pos operasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah stasis vena dan untuk menunjang fungsi pernafasan yang optimal. Pasien ditunjukkan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi ke sisi lainnya dan cara untuk mengambil posisi lateral. Posisi ini digunakan pada pos operasi ( bahkan sebelum pasien sadar) dan dipertahankan setiap dua jam. Latihan ekstrimitas meliputi ekstensi dan fleksi lutut dan sendi panggul (sama seperti mengendarai sepeda selama posisi berbaring miring). Telapak kaki diputar seperti membuat lingkaran sebesar mungkin menggunakan ibu jari kaki (Gambar 2.4 dan2.5 ). Siku dan bahu juga dilatih ROM. Pada awalnya pasien dibantu dan diingatkan untuk melakukan latihan , selanjutnya di anjurkan untuk melakukan secara mandiri. Tonus otot dipertahankan sehingga mobilisasi akan lebih mudah dilakukan.

3.

Kontrol dan Medikasi Nyeri Disamping penyuluhan diatas pasien di berikan penjelasan tentang anastesi (bagian anastesi akan menjelaskan lebih rinci), diberikan penjelasan mengenai obat-obatan untuk mengontrol nyeri dan mungkin akan diberikan antibiotik profilaksis sebelum pembedahan.Kontrol kognitif atau strategi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan, ansietas yang berlebihan dan relaksasi, strategi yang di gunakan seperti Imajinasi,pasien dianjurkan untuk berkonsentrasi pada pengalaman yang menyenangkan atau pemandangan yang menyenangkan. Distraksi, Pasien di anjurkan untuk memikirkan cerita yang dapat dinikmati atau berkesenian, puisi dan lain-lain.Pikiran optimis-diri Menyatakan pikiran pikiran optimistik semua akan berjalan lancar di anjurkan.

4.

Informasi Lain Pasien mungkin perlu diberikan penjelasan kapan keluarga atau orang terdekat dapat menemani setelah operasi. Pasien dianjurkan berdoa.Pasien diberi penjelasan kemungkinan akan dipasang alat post operasinya seperti ventilator, selang drainase atau alat lain agar pasien siap menerima keadaan post operasi

E. PERSIAPAN PREOPERASI MASTEKTOMI 1. Persiapan psikologis Persiapan psikologis bertujuan untuk membantu klien mempersiapkandiri dalam memhadapi operasi, perawat diharapkan mengetahui informasi dokter kepada pasien maupun keluarga, tentang macam tindakan yang akn dilakukan manfaat dan akibat yang mungkin muncul dan terjadi serta memberikan penjelasan tentang prosedur-prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi.

2. Psikososial Persiapan psikososial di tujukan menghindari adanya gangguan hubungan sosisal dan interpersonal dan peran dimasyarakat, akibat perubahan kondisi kesehatan dimana klien seolah-olah klien tidak mampu menerima simpati dariorang lain, meraik diri dari pergaulan dan merasa canggung dan bersoislaisasi dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari

3. Persiapan fisik yang baik,seperti : a. perawatan ulkus pada kanker payudara Adanya bau yang tidak sedap yang dapat mengganngu lingkungan sekitaranya, karena itu perlu adanya perawatan yang intensif sebelum operasi, bau ini terjadi karena adanya jaringan nekrotik yang disertai dengan infeksi sekunder, untuk mengurangi bau tersebut dapat dilakukan nekrotomi dan pencucian luka, bisa dengan BWC 3 %, betadine 10%, dan antiseptik lainnya, dan jangan lupa mengerjakan kultur pus dan sensitifitas tes bakterinya.

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan atau komplikasi yang timbul kerena intervensi anesthesii maupun trauma pembedahannya. b. Mengontrol data-data laboratorium Seperti pemeriksaan darah, fungsi lever, fungsi normal, faal hemostasis, gula darah, , urine. c. Menontrol kelengkapan data-data radiologi

Seperti fhoto thorak, USG mamma, Mammografi, bone scan. d. Pengosongan saluran pencernaan 6-8 jam dipuasakan kemudian 3-4 jam dilakukan lavemen, e. Pencukuran rambut ketiak dilakukan 2 jam sebelum operasi f. Mandi bersih dan keramas.

BAB III PENUTUP

Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal : 39-40) Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

DAFTAR PUSTAKA

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby YearBook. Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGC

Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC Sjam sulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta. Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

Anda mungkin juga menyukai