DIARE - Miftakhul Huda (08-072)
DIARE - Miftakhul Huda (08-072)
Defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan / tanpa darah dan atau lendir dalam tinja
Seven day fourthy day
Acut Diarrhea
Prolonged Diarrhea
DIARE
sindroma disentri
ETIOLOGI
1.
Faktor infeksi Infeksi enteral (infeksi primer) Infeksi Bakteri Infeksi virus
POLA DEFEKASI
Pola defekasi (frekuensi defekasi & konsistensi tinja) pada neonatus dan bayi :
sampai usia 4-6 bulan seringkali bayi masih defekasi > 3 kali sehari dan konsistensinya masih cair atau lembek. Sejauh tumbuh kembangnya baik, hal ini tidak digolongkan sebagai diare.
CARA PENULARAN
4F
(Food, faeces, finger, fly)
GANGGUAN OSMOTIK
Terdapatnya makanan / zat yang tidak dapat diserap tekanan osmotik dlm rongga usus , terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
GANGGUAN SEKRESI
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare juga.
PATOGENESIS
Virus
Traktus digestivus bersama makanan dan minuman
Akibatnya sel-sel epitel ini tidak dapat berfungsi dengan baik Gangguan penyerapan makanan dan air
Sel epitel usus halus bagian apikal diganti sel kripta belum matang
DIARE
Bakteri
Traktus digestivus
toksin
HIPEROSMOLARITAS
Merangsang sekresi Cl, Na, dan H2O dari dalam sel ke lumen usus Menghambat absorbsi Cl, Na, dan H2O dari lumen usus
DIARE
Bakteri non patogen normal didalam lumen usus halus, dapat pula menyebabkan diare. Misalnya pada keadaan bakteri tumbuh lampau yang terjadi akibat stasis usus, obstruksi, malnutrisi.
1. Dehidrasi - Output lebih banyak dari pada input kematian pada diare 2. Metabolik Asidosis - Kehilangan natrium bicarbonat melalui tinja - Ketosis kelaparan - Produk-produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan - Pemindahan ion natrium dari cairan ekstraselular kedalam cairan intraseluler - Penimbunan asam laktat
Kerusakan
mukosa
usus
yang
Pemberian
makanan
tambahan
Ketidaktersediaan ASI
Tidak cukup tersedianya air bersih Kurangnya sarana MCK Higiene perseorangan dan lingkungan yang buruk Cara penyimpanan dan penyediaan makanan yang tidak higienis Cara penyapihan bayi yang tidak baik Sosial ekonomi yang kurang baik Pendidikan ibu yang kurang Budaya yang tidak sesuai dengan kenyataan
yang keluar.
Anamnesis & pemeriksaan fisik Menentukan derajat dehidrasi Memilih rencana pengobatan yang sesuai
ANAMNESA
Keadaan umum
Asupan peroral
Aktivitas anak Frekuensi miksi/ urine
Data kunjungan ke
tempat penitipan anak, daerah endemik diare. Penggunaan antibiotik
GEJALA KLINIS
Cengeng Gelisah Suhu mungkin meningkat Nafsu makan menurun Dehidrasi : BB menurun, ubun-ubun besar cekung (pada bayi), tonus & turgor kulit menurun. Selaput lendir mulut & bibir tampak kering Tinja : darah - lendir (ada/ tidak) Muntah Keadaan lanjut : sesak, kejang, kesadaran menurun
DEHIDRASI
Diakibatkan kehilangan air (output) lebih banyak dibanding masukan air (input)
Dehidrasi berat
Dehidrasi Isotonik
A Baik, sadar Normal Minum biasa, tidak haus Kembali dengan cepat Tanpa dehidrasi
C Letargi, tidak sadar Layu/ cekung Minum dengan lemas/ tidak mampu minum Kembali sangat lambat
Kembali lambat
Dehidrasi ringan - Dehidrasi berat sedang Bila terdapat 2/ lebih Bila terdapat 2/ lebih tanda di C tanda di B Rencana terapi B Rencana terapi C Segera !!
Tatalaksana:
Rencana terapi A
PRINSIP PENGOBATAN
1.
2. 3. 4.
TUJUAN PENGOBATAN
Mencegah dehidrasi
Mengatasi dehidrasi yang telah ada Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan setelah diare.
Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan memberikan suplemen zinc.
RENCANA TERAPI A
DILAKSANAKAN DI RUMAH
Berikan cairan lebih Teruskan pemberian makanan Beri suplemen Zinc elemental (10 mg untuk anak usia <6 bulan dan 20 mg untuk anak usia > 6 bulan), selama 10-14 hari. Membawa anak ke dokter bila terdapat tandatanda dehidrasi atau masalah lainnya.
RENCANA TERAPI B
Pada dehirasi ringan-sedang CRO diberikan dengan pemantauan selama 3 jam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pemantauan, yaitu:
Jumlah CRO yang diberikan Cara pemberian CRO Pemantauan kemajuan terapi rehidrasi oral Penghentian terapi CRO Kapan rehidrasi oral dianggap gagal Pemberian Zinc Pemberian Makanan
RENCANA TERAPI C
Pada dehidrasi berat Bila anak dapat minum, CRO dapat diberikan sampai cairan parenteral dapat diberikan. Cairan parenteral yang diberikan adalah Ringer Laktat sebanyak 100 ml/kgBB.
GANGGUAN ELEKTROLIT
Hipernatremia
TERAPI DIETETIK
1. 2.
3. 4.
Pemberian makanan sedikit dan sering Setelah diare berhenti, pemberian makanan minimal 1 x lebih banyak dari biasanya (tiap hari dalam 1 minggu) .
Jenis makanan :
Susu yg mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh Makanan setengah padat (bubur susu)/ makanan padat (nasi tim)
Caranya : Hari 1 :
Setelah rehidrasi segera diberikan makanan peroral. Bila diberi ASI atau susu formula, diare masih sering, hendaknya diberikan tambahan oralit atau air tawar selang-seling dengan ASI.
Hari 2-4 :
ASI/susu formula rendah laktosa, penuh.
Hari 5 :
Dipulangkan dengan ASI/ susu formula sesuai dengan kelainan yang ditemukan (dari hasil pemeriksaan laboratorium). Bila tidak ada kelainan, dapat diberikan susu seperti biasanya.
Jenis makanan :
Makanan padat atau makanan cair/susu
Caranya:
Hari 1 : Setelah rehidrasi segera berikan makanan seperti buah,
biscuit, Breda, dan ASI diteruskan, di tambah oralit. Hari 2 : Breda, buah, biscuit, ASI Hari 3 : Nasi tim, buah, biscuit, ASI Hari 4 : Makan biasa dgn ekstra kalori (1 kali kebutuhan) Hari 5 : Dipulangkan dgn nasehat makanan seperti hari 4
Pada umumnya antibiotik tidak diperlukan pada semua kasus diare akut. Antibiotika hanya boleh diberikan kalau :
Bakteri patogen + : mikroskopik / biakan
Tabel : Simptoms, gejala klinis, dan sifat tinja penderita diare karena infeksi usus.
Rotavirus Simtom & gejala Mual & muntah Panas Sakit Sifat Tinja Volume Frekuensi Konsistensi Mukus Darah Bau Warna Leukosit Sedang Sampai 10/ lebih Berair Jarang Hijau kuning Sangat banyak Hampir terus menerus
Vibrio cholera
Salmonella
Shigella
E. coli
enterotoksigenik
E. coli
enteroinvasif
Jarang Kolik
+ + Tenesmus Kolik
Kadangkadang
+ Tenesmus Kolik
Agen Antimikroba Tetrasiklin (40-50 mg/ kgBB/ hari) Trimethoprim/Sulfamethoxazole (TMP/SMX) ({10 mg TMP + 50 mg SMX}/ kgBB/ hari) Kloramfenikol (50-100 mg/ kgBB/ hari) TMP/SMX ({10 mg TMP + 50 mg SMX}/ kgBB/ hari) Ampicillin (100 mg/ kgBB/hari) Asam Nalidiksat (55 mg/ kgBB/ hari) TMP/SMX ({10 mg TMP + 50 mg SMX}/ kgBB/ hari) TMP/SMX ({10 mg TMP + 50 mg SMX}/ kgBB/ hari)
Salmonella
Shigella
Escherichia coli
KOMPLIKASI
Gangguan elektrolit asam basa (hipernatremi, hiponatremi, hiperkalemi, dan asidosis metabolic) bila larutan elektrolit digunakan untuk mengobati dehidrasi. Kegagalan upaya rehidrasi oral (URO) Kejang Beberapa kemungkinan penyebab kejang-kejang adalah sebagai berikut : Hipoglikemi, hiperpireksi, hipernatemi atau hiponatremi Keadaan SSP yang tidak berhubungan dengan diare
TERIMA KASIH