Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI SEKTOR YANG DAPAT MENJADI MITRA KERJA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Di susun oleh kelompok 9 Kelas A.64 1. I Made Edy Dwi Permana 2. Santi Talib 3. Indah Pangestu W. 4. Herman Bandet 5. Maria Olinda Cardoso (09130161) (09130153) (10130165) (09130036) (09130176)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2012

A. Pengertian Kerja Sama Lintas Program dan Lintas Sektor Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas program yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program terkait yang ada di puskesmas. Tujuan khusus kerja sama lintas program adalah untuk menggalang kerja sama dalam tim dan selanjutnya menggalang kerja sama lintas sektoral.1 Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor kesehatan yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal pengesahan, tetapi juga ikkut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan interpretasi informasi serta mengevaluasi. Lintas sektor kesehatan merupakan hubungan yang dikenali antara bagian atau bagian-bagian dari sektor yang berbeda, dibentuk utnuk mengambil tindakan pada suatu masalah agar hasil yang tercapai dengan cara yang lebih efektif, berkelanjutan atau efisien disbanding sektor kesehatan bertindak sendiri (WHO 1998). Prinsip kerja sama lintas sektor melalui pertalian dengan program di dalam dan di luar sektor kesehatan untuk mencapai kesadaran yang lebih besar terhadap konsekuensi kesehatan dari keputusan kebijakan dan praktek organisasi sektor-sektor yang berbeda.1 Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kerjsasama lintas sektor penganggulangan yang meliputi anggaran, peraturan, komunikasi, komitmen, peran, dan tanggung jawab. Masalah anggaran sering membuat beberapa institusi membentu kerja sama. Pengendalian melalui manajemen lingkungan memerlukan kejelasan yang efektif antara sektor klinis, kesehatan lingkungan, perencanaan pemukiman, institusi akademis, dan masyarakat setempat. 1 Komitmen memerlukan pembagian visi dan tujian seta penetapan kepercayaan yang lebih tinggi dan tanggung jawab timbale balik untuk tujuan bersama. Peran dan tanggung jawab menunjuk masalah siapa yang akan melakukan keseluruhan kerjasa. Semua kerja sama memerlukan struktur dan proses untuk memperjelas tanggung jawab dan bagaimana tanggung jawab tersebut dikerjakan.

B. Pengertian Kemitraan Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi: a. Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan mitra atau partner. b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan bersama. c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masingmasing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan.(Ditjen P2L & PM, 2004).1

C. Prinsip Kemitraan Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraan oleh masing masing naggota kemitraan yaitu: Prinsip Kesetaraan (Equity)

Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati. Prinsip Keterbukaan

Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota lain. Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan

saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu diantara golongan (mitra). Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)

Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi.

D. Manfaat dan Tujuan kerjasama lintas sektoral 1. Mempermudah pencapaian keberhasilan rancangan kegiatan 2. Dapat memberikan gambaran tekhnis antar lintas sektoral dan lintas program 3. Kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan 4. Saling menguntungkan kedua pihak antara rencana program 5. Dapat memberikan perizinan dalam rujukan 6. Dapat memberikan kontribusi fasilitas ,sarana, dan dana 7. Terdokumentasi dalam perizinanan dan kegiatan

E. Institusi/intansi yang terkait dalam lintas sektoral Komunitas 1. Puskesmas pembantu 2. Puskesmas keliling 3. Bidan /paramedis, Dokter yang ditugaskan 4. Puskesmas 5. DKK Kabupaten/Kodya 6. Pendidikan negri/swasta

7. BKKBN/Bapermas 8. Wilayah (Desa,Rt,Rw, Kecamatan,Kab) 9. PT,CV,dll 10. Kantor yang terkait 11. Pemuda /tomas,toga dll

F. Gambaran Institusi/intansi yang terkait dalam lintas sektoral Komunitas 1. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).

2. Kodya Kotamadya merupakan sebuah kota menengah (madya dalam bahasa Jawa). Istilah ini digunakan untuk membedakan antara kota besar (bahasa Inggris: city) dan kota kecil/menengah (bahasa Inggris: town) Dalam konteks Indonesia, istilah ini merujuk pada istilah lama untuk Kota. Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sebutan kotamadya secara resmi diganti dengan Kota.
Pengertian "kota" sebagaimana yang diterapkan di Indonesia mencakup pengertian "town" dan "city" dalam bahasa Inggris. Selain itu, terdapat pula kapitonim "Kota" yang merupakan satuan administrasi negara di bawah provinsi. Artikel ini membahas "kota" dalam pengertian umum (nama jenis, common name). Kota dibedakan secara kontras dari desa ataupun

kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. [rujukan?] Desa atau kampung didominasi oleh lahan terbuka bukan pemukiman.

Fungsi Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang lebih luas lagi antara lain sebagai berikut :

Sebagai pusat produksi (production centre). Contoh: Surabaya, Gresik, Bontang Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce). Contoh: Jakarta, Bandung, Hong Kong, Singapura

Sebagai pusat pemerintahan (political capital). Contoh: Jakarta (ibukota Indonesia), Washington DC (ibukota Amerika Serikat), Canberra (ibukota Australia)

Sebagai pusat kebudayaan (culture centre). Contoh: Yogyakarta dan Surakarta Sebagai pusat pendidikan kesehatan komunitas. Kota berfungsi sebagai lintas sector dari keperawatan komunitas karena berkaitan dengan terjun langsung ke masyarakat

3. BKKBN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dahulu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional), disingkat BKKBN, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera. Kepala BKKBN saat ini adalah Dr. Sugiri Syarief, MPA. BKKBN pernah sukses dengan slogan dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja. Namun, untuk menghormati hak asasi manusia, kini BKKBN memiliki slogan dua anak lebih baik. Tugas Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Fungsi 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN. 3. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, LSOM dan masyarakat dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. 4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Kewenangan 1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya. 2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak. 4. Penetapan sistem informasi dibidangnya. 5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga

4. Sekolah Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa / murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun). Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode non-tradisional. Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta mungkin untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah khusus bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen, hawzas, yeshivas dan lain-lain, atau sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga pelatihan perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer. Isu-isu tentang masalah kesehatan sering terdapat pada siswa-siswi di sekolah yang rata-rata masih memiliki sikap emosional yang labil yang perlu dibina baik aspek jasmani dan rohani sehingga diperlukan sebagai wadah atau tempat dalam keperawatan komunitas yang dapat memberikan berbagai penyuluhan kesehatan sehingga dengan dilakukannya penanganan dari awal diharapkan mampu mengurangi masalah-masalah kesehatan siswa-siswai di sekolah.

G. Contoh Kegiatan Dan Kontribusi Masing-Masing Lintas Sektor Lintas Sektor Kegiatan Penyuluhan Kunjungan rumah Pemeriksaan bulin, o bufas RB Swasta Pergerakan penggunaan o buku KIA Kontribusi Tenaga Tenaga bumil, Sarana dan tenaga Sarana dan tenaga Sarana dan tenaga Sarana dan tenaga Mengirim surat

Membantu PIN

pelaksanaan

o himbauan Mengirim surat o himbauan Mengirim surat o himbauan

Imunisasi rutin Program PHBS Membantu gerakan PSN

Penyuluhan Muslmat NU Membantun pelaksanaan PIN Bag Sos Pemda Administrasi linsek Perencanaan penyuluhan

Sarana dan tenaga Sarana dan tenaga

kerjasama Tenaga

Koordinator Sarana dan koordinator Koordinator

Perencanaan pe sarana Koordinator Bapekab yankes Perencanaan Fogging Perencanaan UKS perluasan Sarana, tenaga & dana Sarana, tenaga & dana Dana lingkungan Sarana, tenaga & dana

trayek angkutan umum PAUD (Pengemb Anak Sarana, tenaga & dana Diknas Usia Dini) PIN Lomba sekolah sehat Penyuluhan Info kesehatan melalui Media, tenaga & dana Humas Pemda radio dan tabloid Pelaksanaan PIN Penyuluhan Upaya Perbaikan Gizi Diperta Keluarga (UPGK) Penyuluhan flu burung & Sarana dan tenaga Sarana bibit Sarana, tenaga & dana Sarana dan tenaga

penyemprotan unggas BKB DKBKC BKR

kandang

Sarana, tenaga & dana Sarana, tenaga & dana Sarana, tenaga & dana Tenaga Sarana, tenaga & dana Sarana, tenaga & dana Tenaga Sarana, tenaga & dana

Membantu Alkon & KIE Pemantauan jentik Suscatim Depag Sosialisasi KRR Sosialisasi TT Santri Husada

Anda mungkin juga menyukai