Anda di halaman 1dari 14

Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa

By. Tulus Setiono

Tahapan dalam Proses Keperawatan


Tahapan dalam proses keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, pengidentifikasian outcome, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Stuart and sundeen, 1995).

Pengertian
Suatu metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991). Metode pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sitematis, berfokus pada respon yang unik dari individu atau kelompok individu terhadap masalah kesehatan yang aktual dan potensial (Rosalinda, 1996).

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Pengelompokkan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap tressor, sumberkoping dan kemampuan koping yang dimiliki oleh klien (Stuart dan Sundeen, 1995).

2. Penentuan Diagnosis : Definisi


Menurut NANDA diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan potensial (hasil konferensi NANDA ke 9 tahun 1990).

Penentuan Diagnosis :
Keuntungan Penggunaan Label Diagnosa

Menurut Doengoes (1998) keuntungan penggunaan label diagnosa adalah :


memberikan bahasa yang standar bagi perawat meningkatkan komunikasi Meningkatkan identifikasi tujuan yang tepat membantu dalam memilih intervensi keperawatan yang tepat Memberi informasi yang tajam Dapat menciptakan standar untuk praktik keperawatan; Peningkatan kualitas, para klinisi, administrator, pendidik dan para peniliti

Penentuan Diagnosis :
Tipe Diagnosa Keperawatan

Ada 3 tipe diagnosa keperawatan menurut NANDA yaitu : Diagnosa Keperawatan Aktual Diagnosa Keperawatan Risiko Diagnosa Keperawatan Kesejahteraan

Penentuan Diagnosis : Komponen Pernyataan Diagnosa Keperawatan

Problem Etiologi Sign and Symtoms

Penentuan Diagnosis :
Pemberian Sifat untuk Label Diagnosa

Akut Perubahan Kronik Menurun Defisien Deplesi Disfungsional Gangguan Kelebihan Meningkat Kerusakan Tidak efektif Intermiten Potensial terhadap peningkatan

4. Perumusan Outcome
Setelah perawat menyelesaikan pengkajian, perawat kemudian menyeleksi outcome menggunakan pengukuran dan mengidentifikasi ratting yang diinginkan untuk bisa dicapai melalui intervensi Tujuan dalam kriteria hasil akan memberikan petunjuk bagi perawat untuk tidakan keperawatan dan untuk meningkatkan evaluasi dari perawatan. Pada saat ini sudah terdapat standar kriteria hasil dalam bentuk Nursing Outcome

Classification (NOC).
NOC adalah klsifikasi dari kriteria hasil pasien yang komprehensif dan terstandarisasi untuk mengevaluasi efek dari intervensi keperawatan.

5. Perencanaan
NIC adalah standar intervensi yang komprehensif dan berdasarkan riset. NIC sangat berguna untuk dokumentasi, komunikasi banyak seting, integrasi pada system dan seting yang berbeda, riset yang efektif, pengukuran produktifitas dan evaluasi kompetensi, pembiayaan dan rancangan kurikulum. Klasifikasi NIC meliputi intervensi yang dilakukan perawat baik intervensi mandiri atau kolaborasi dan perawatan langsung maupun tidak langsung.

5. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendy, 1995). Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan interpersonal, intelektual, teknikal sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan, perawat melakukan kontrak dengan klien dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peran serta klien yang diharapkan.(Nurjannah, 2000)

6. Evaluasi
Stuart dan Sundeen (1995) menyebutkan beberapa kondisi dan perilaku perawat yang diperlukan pada saat melakukan evaluasi dalam proses keperawatan, yaitu: Kondisi perawat : supervisi, analisis diri, peer review, partisipasi pasien dan keluarga Perilaku perawat ; membandingkan respon pasien dan hasil yang diharapkan, mereview proses keperawatan, memodifikasi proses keperawatan sesuai yang dibutuhkan, berpartisipasi dalam peningkatan kualitas dari aktifitas yang dilakukan.

Dokumentasi
Pencatatan proses keperawatan ini harus dilaksanakan secara lengkap, ditulis dengan jelas, ringkas dengan istilah baku dan luas dilakukan selama pasien di rawat inap, rawat jalan, dan kamar tindakan, dilakukan segera setelah melakukan tindakan, catatan menggunakan formulir yang baku, disimpan sesuai peraturan yang berlaku, dan setiap melakukan tindakan keperawatan mencantum paraf/nama jelas dan tanggal, jam, dan dilasanakannya tindakan tersebut (Depkes RI, 1996).

Anda mungkin juga menyukai