Anda di halaman 1dari 11

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

1. Pengertian a. Skizofrenia 1) Skizofrenia adalah gabungan jiwa yang penderitanya tidak mampu menilai realitias (Reality Testing Ability/RAT) dengan baik dan pemahaman diri (self inside )yang buruk (Dadang Hawari,2001 ; 43) 2) Skizofernia merupakan suatu prikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala. Meskipun demikian pengetahuan kita sebab musabab dan patogenesanya sangat kurang (W.E.Maramis.1998 ; 215) 3) Skizonfrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area funsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi, menerima, dan menginterpretasikan relitas, merasakan dan menunjukan emosi, dan perilaku dengan sikap yang dapat diterima secara social (Ann Issac. Ahli bahasa Dean Praty. Cetakan 1. 2004 :151). 4) Skizonfrenia adalah sekelompok gabungan psikotes dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirnya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya, dan autisme. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biayanya tidak tergantung (Arif Mansjoer. Jilid 1.2000 :196). 5) Skizofernia adalah penyakit otak yang menetap dan serius yang menimbulkan perilaku psikotik, berpikir konkret, edan kesulitan pada proses pengolahan informasi, interpretasi hubungan dan pemecahan masalah (Stuart and Laraia. Edisi 3. 1998 : 406). 6) Skizofrenia menurut Eugen Bleuler adalah suatu keadaan yang menandakan adanya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi, dan perilakkku pada pasien yang terkena (Kaplan dan Saddock. Alih bahasa Dr. Widjaja Kusuma. Jilid I. 1997 : 686). Dari pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa skiofrenia adalah gangguan jiwa seseorang yang menandkan adanya perpecahan pikiran, emosi dan perilaku yang menimbulka perilaku psikotik, berfkir konkret, kesulitan berkomunikasi, pemecahan masalah dan tidak mampu menilai realitas. b. Skizofrenia Hebrefrenik 1) Skizofrenia Hebrefrenik adalah perilaku yang khas, regresi, primitive, afek tidak sesuai denan karakteristik umumnya wajah dungu, tertawa aneh-aneh, menangis dan menarik diri secara ekstrim (Mary C. Towsend dalam Novy Helena C, 1998 : 143). 2) Skizofrenia Hebrefrenik adalah Percakapan dan perilaku yang kacau, serta afek yang datar atau tidak tepat, gangguan asosiasi juga banyak terjadi. (Ann Isaac, 2004 : 153) 3) Skizofrenia Hebrefrenik permulaanya subakut dan sering timbul pada masa remaja antara 1525 tahun. Gejala yang mencolok ialah gangguan proses fikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personalitty. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisem atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat pada herbefrenia, waham dan halusinasi banyak sekali. (Maramis, 1998 : 223) Seseorang yang menderita skizofrenia herbefrenik, disebut juga disorganized type atau kacau balau yang ditandai dengan gejala-gejala antara lain sebagai berikut : 1) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa maksudnya. 2) Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidakserasi atau ketolol-tololan.

3) Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri. 4) Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai suatu kesatuan. 5) Halusinasi yang terpecah-pecaj yang isi temanya tidak terorganisasi sebagai satu kesatuan. 6) Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan cenderung untuk menarik diri secara akstrim dari hubungan sosial (Dadang Hawari, 2001 :640. Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan skizofenia hebrefrenik adalah gangguan jiwa dengan perilaku yang khas regresi dan primitif, afek tidak sesuai, dengan karakteristik umum wajah dungu, tertawa-tawa aneh, meringis, percakan dan perilaku yang kacau, permulaanya perlahan-lahan atau subakut, sering timbul pada masa remaja atau antara 15-25 tahun yang disertai adanya gangguan kemauan, gangguan psikomotor seperti manerisme, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan, waham, dan halusinasi. 2. Psikodinamika Skizofrenia a. Rentang Respon Neurobiologis Gambar 1 : Rentang Respon Neurologis Respon Adaptif Respon Maladaptif Pikiran logis Pikiran Menyimpang Kelainan pikiran/delusi Persepsi akurat Ilusi Halusianasi Emosi konsisten Reaksi emosional berlebihan Ketidak mampuan Dengan pengalaman atau kurang untuk mengalami emosi Perilaku sesuai Perilaku ganjil atau tak lazim Ketidakteraturan Hubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial Sumber : (Stuart and Sudeen, 1998 : 302) b. Proses Terjadinya Skizofrenia Herbefrenik 1) Faktor Predisposisi Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain : a) Faktor Genetis Telah diketahui bahwa secara genets skizofrenia diturunkan melaluui kromosom-kromosom tertentu. Tetapi kromosom yang ke berapa menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen skizofrenia ada dikromosom no. 6 dengan kontribusi genetik tambahan no. 4, 8, 15 dan 22. Anak kembar identik memilki kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika dizigote peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia, ssementara bila kedua orang tuany skizofreia maka peluangnya menjadi 35%. b) Faktor Neeurologis Ditemukan bahwa korteks prefrotal dan korteks limbik pada klien skizofrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otakyang banormal. Neurotransmitter yang ditemukan tidak normal khususnya dopamine, serotonine, dan glutamat. c) Studi Neurotransmiter Skizofrenia diduga juga disebkan oleh adanya ketidakseimbangan neurotransmtter dopamine

yang berlebihan. d) Teori Virus Paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan dapat menjadi faktor predispossisi skizofrenia. e) Psikologis Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu melindungi, dingin dan tidak berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya. 2) Faktor Presipitasi Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis meliputi : a) Berlebihannya proses inflamasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses informasi di thalamus dan frotal otak. b) Mekanisme penghantaran listrik di saraf terganggu. c) Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkunga, sikap da perilaku. Gejala-gejala pencetus respon biologis : (1) Kesehatan : nutrisis kurang, kurang tidur, ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obatan sistem saraf pusat, kurangnya latihan dan hambatan untuk menjangkau layanan kesehatan. (2) Lingkungan : lingkungan yang memusuhi, masalah rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup, pola aktivitas sehari-hari, kesukaran berhubungan dengan oran lain, isolasi sosial, kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja, stigmasisasi, kemiskinan, kurangnya alat transportasidan ketidakmampian mendapatkan pekerjaan. (3) Sikap/perilaku : merasa tidak mampu, putus asa, merasa gagal, kehilangan kendali diri(demoralisasi), merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala tersebut, merasa malang, bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan sosialisasi, perilaku agresif, perilaku kekerasan, ketidakadekuatan pengobatan dan ketidakadekuatan penanganan gejala. c. Tanda dan Gejala Skizofrenia Herbefrenik 1) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa maksudnya. 2) Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa maksudnya. 3) Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidakserasi atau ketolol-tololan. 4) Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri. 5) Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai suatu kesatuan. 6) Halusinasi yang terpecah-pecaj yang isi temanya tidak terorganisasi sebagai satu kesatuan. 7) Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan cenderung untuk menarik diri secara akstrim dari hubungan sosial (Dadang Hawari, 2001 :640.) BAB III TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN 1. Identitas klien

Nama : Tn. C Umur : 44 tahun TTL : Agama : Islam Status : Duda Pendidikan : SD Pekerjaan : Wiraswasta Tanggal masuk : 2 Oktober 2007 Kelas / Ruangan : Flamboyan No. CM : 008xxx Diagnosa Medis : Skizofrenia Hebefrenik Alamat : Jl.C Identitas penagggung jawab Nama : Tn. M Umur : 76 tahun Jenis Kelamin : Laki laki Agama : Islam Pekerjaan : Wirasswata Hubungan dengan klien : Ayah angkat Alamat : Jl. C 2. Alasan masuk Klien mengatakan di rumah sering pusing, tidak bisa tidur, suka arah marah sambil membawa golok, merusak barang, bicara kacau, gelisah. Pada saat dikaji klien tampak gelisah, kepala sering menunduk, kontak mata kurang saat berkomunikasi dengan perawat 3. Faktor Presdiposisi a. Riwayat gangguan jiwa Menurut keterangan yang diperoleh dari klien, klien mengatakn bahwa sudah pernah dirawat di rumah sakit jiwa sebelumnya sebanyak 4 kali. 3 kali dirawat di rumah sakit jiwa bandung dan satu kali dirawat di rumah sakit jiwa bogor b. Riwayat aniaya fisik ataupun aniaya seksual, penolakan dan kekerasan dalam keluarga Klien mengatakan ia tidak pernah mengalami penganiayaan dalam keluarganya begitu pula dalam lingkungan masyarakat, klien mengatakan tidak mengalami penolakan dalam keluarganya, dan menurut keterangan dari status klien bahwa klien sering marah marah dan melempar barang barang. Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan yang ditujukan pada orang lain c. Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga Menurut keterangan klien didalam anggota keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan 1. Kehilangan

Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa ia tidak pernah merasa kehilangan Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah 2. Kegagalan Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa ia pernah mengalami kegagalan yaitu klien merasa gagal karena klien tidak bisa melanjutkan sekolahnya, hal ini disebabkan ekonomi keluarga tidak mapu. pada saat berbicara klien menunjukan tanda-tanda seperti tampak sedih, murung, sering menunduk dank lien mengatakan malu karena tidak melanjutkan sekolah. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah berduka disfungsional 3. Trauma selama tumbuh kembang a. Masa dalam kandungan dan persalinan menurut data yang diperoleh dari klien bahwa selam dikandung sembilan bulan tidak mengalami gangguan, hambatan dalam persalinan, proses persalinan ditolong oleh paraji. Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah b. Masa bayi klien mengtakan bahwa klien tidak ingat berat badan klien saat lahir. Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah c. Masa kanak-kanak klien mengatakn bahwa klien sekolah sampai SMP dan lulus Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah d. Masa remaja klien mengatakan pada usia remaja ia sudah mulai bekerja sebagai pedagang, klien tidak menunjukan kelainan / gejala sakit jiwa Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah e. Masa dewasa awal menurut keterangan klien, ia belum menikah. klien mengatakan pada tahun 2000 klien sering mendengar suara suara yang selalu menyuruh klien untuk sholat, setelah itu klien menjadi lebih sering melamun, mnyendiri dikamar, tidak mau mengobrol dengan orang lain dan tidak mau bergaul dengan orang lain. Masalah keperawatan : isolasi soisal : menarik diri Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Tanda Tanda Vital Suhu : 36, 5 C Nadi : 80 x / menit Tekanan Darah : 120 / 70 mmHg Respirasi Rate : 18 x / menit Berat Badan : 56 kilogram Tinggi Badan : 157 cm 2. Pemeriksaan Fisik Persistem a. Sistem Integumen Inspeksi : Kulit : warna sawo matang , tidak sianosis, terdapat lesi di pergelangan tangan kanan bekas

restrain Rambut: warna rambut hitam, terlihat kotor ( belum keramas ), terdapat ketombe, distribusi rambut merata Kuku : bentuk kuku datar, tidak terdapat kelaianan ( cluubing of the finger ), kuku kotor, panjang Palpasi : Kulit teraba hangat, turgor kulit kurang baik ( agak kering ), tidak terdapat edema, tidak terdapat nyeri tekan, tekstur kulit kasar. Masalah keperawatan : deficit perawatan diri b. Sistem Pernapasan Inspeksi : Hidung : bentuk simetris, tidak ada peradangan pada conca, tidak ada polip, mukosa hidung merah muda, terdapat sedikit sekret Dada : bentuk dada normal,pergerakan teratur Palpasi : Saat dikaji vocal vremitus, getaran teraba sama anatara paru kanan danparu kiri, tidak ada nyeri tekan pada daerah dada dan punggung Auskultasi; Suara nafas vesikuler di seluruh lapang paru, tidak terdapat suara tambahan Perkusi : Batas paru terdengar normal. Masalah keperawatan : tidak ditemukan masalah c. Sistem Kardiovaskuler Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat sianosis Auskultasi; Irama jantung teratur Bunyi jantung I Lub terdengar di ICS 4 Linea Sternalis kiri dan ICS 5 Linea mid clavicularis kiri Bunyi jantung Dub tunggal, terdengar jelas di ICS 2 Linea Sternalis kanan dan kiri Tekanan darah : 120 / 70 mmHg HR : 18 kali / menit Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah d. Sistem Persarafan Klien sadara penuh, tidak ada disorientasi tempat dan waktu, klien tidak ada keluhan Nervus nervus kranial : 1. Nervus I ( olfaktorius ) : klien dapat mengidentifikasi bau minyak kayu putih 2. Nervus II ( optikus ) : klien dapat membaca nama perawat pada jarak 30 cm tanpa menggunakan alat bantu kacamata, reflks pupil + / + diameter 3 mm 3. Nervus III, IV, VI ( okulomotorius, troklearis, abdusen ) : bola mata kanan dan kiri dapat bergerak ke segala arah 4. Nervus V ( trigeminus ) : klien dapat menunjukan letak goresan kapas di pipi saat mata klien dalam keadaan terpejam

5. Nervus VII ( fasialis ) : klien mampu merasakan manisnya gula,klien dapat tersenyum simetris 6. Nervus VIII ( vestibulokoklearis ) : klien mampu mendengar suara gesekan tangan perawat 7. Nervus IX, X ( glosofaringeus, vagus ) : klien mampu menelan ludah 8. Nervus XI ( Assesorius ) : klien mampu mengangkat kedua bahunya 9. Nervus XII ( hipoglosus ) : klien mampu menjulurkan lidah Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah e. Sistem Mukuloskeletal Ekstremitas atas dan bawah terlihat simetris,kekuatan otot : 5 , ROM : bebas Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah f. Sistem Penginderaan Klien mengatakan sering mendengar suara suara ( suara seorang laki laki ), melihat ( bayangan hitam ), mencium sesuatu yang orang lain tidak ketahui. Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori dengar PSIKOSOSIAL 1. Genogram Klien Keterangan : : Laki-Laki : Perempuan 2. Konsep Diri a. Citra tubuh : klien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya b. Identitas diri : klien mengatakan ia seorang laki laki yang berumur 44 tahun dan klien merasa puas menjadi laki laki. c. Peran : peran klien saat di rumah sebagai seorang anak yang tugasnya membantu membantu usaha orang tuanya ( wiraswasta ) d. Ideal diri : klien mengatakn ingin cepat pulang dan membantu usaha ayahnya e. Harga diri : saat dikaji klien mengatakan merasa malu karena klien hanya sekolah samapi SD. Masalah Keperawatan : HDR ( harag Diri Rendah ) 3. Hubungan Sosial a. Orang terdekat : Klien mengatakan di rumah dekat dengan orang tuanya terlebih dengan ayahnya b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di lingkungan karena malu Masalah Keperawatan : HDR ( harag diri rendah ) c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain Sejak klien mangalami gangguan jiwa klien sering berada di rumah dan tidak berhubungan dengan orang lain.

4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan Klien mengatakan mengakui adanya Tuhan, percaya bahwa yang terjadi pada dirinya sekarang adalah takdir b. Kegiatan Ibadah Klien mengatakan sebelum sakit selalu sholat 5 waktu, dan sampai sekarang masih melakukan sholat 5 waktu STATUS MENTAL 1. Penampilan Cara berpakaian klien rapisesuai dengan keadaannya,memakai baju tidak rangkap, baju tidak terbalik, sikap tubuh tegap. Masalah Keperawatan : Tidak ditemukan masalah 2. Pembicaraan Pada saat dikaji cara berbicara klien lamabat dan jelas, klien tidak apatis dan mau berbicara dengan perawat, isi pembicaraan klien menyambung, pesan yang disampaikan bisa dimengerti Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah 3. Aktifitas motorik Klien tampak lesu Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah 4. Alam perasaan Pada saat dikaji klien menceritakan bahawa merasa sedih jauh dari keluarganya, klien tampak sering melamun dengan tatapan mata kosong Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah 5. Afek Saat menceritakan masalahnya klien tampak kelihatan tenang. Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah 6. Interaksi selama wawancara Saat berkomunikasi klien tampak tidak konsen, kontak mata denagn perawat kurang Masalah Keperawatan : kerusakan interaksi sosial : menarik diri 7. Persepi Klien mengatakan selama di rumah sakit ini tidak pernah mendengar suara suara atau melihat sesuatu yang orang lain tidak bisa lihat atau dengar. Tetapi sebelunya klien suka mendengar suara orang ( seorang laki laki ) mengajak bicara dan sering melihat bayangan bayangan hitam. Masalah Keperawata : gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar 8. Proses pikir Saat komunikasi bicara klien lancar, tidak ada sirkumtansial, tangensial, kehilangan asosiasi, flight of idea, blocking maupun perseverasi Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah 9. Tingkat kesadaran Saat berkomunikasi sadar penuh, dan tingkat kesadaran klien baik ditndai klien dapat menyebutkan hari ini adalah ahri jumat, dan klien mengetahui bahwa ia sedang berada di rumah sakit jiwa Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah 10. memori

saat dikaji, klien mengatakan bahwa ia sudah 6 hari di rawat di rumah sakit. Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah 11. Daya tilik diri Klien mengatakan dirinya dalam keadaan sakit dan perlu pengobatan di rumah sakit jiwa.. Klien menerima keadaan sakitnya Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan bantuan minimal Klien mengatakan makan 3 kali sehari, habis satu porsi. Sebelum makan tidak cuci tangan dan sesudah makan biasanya cuci tangan, 2. BAB / BAK bantuan minimal BAB : saat dikaji klien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB 3. Mandi bantuan minimal Klien mengatakan mandi 1 kali sehari. Klien mengatakan mandi dengan menggunakan sabun, menggosok gigi dan keramas 4. Berpakaian bantuan minimal Klien mengatakan dapat berpakaian dan menyisir sendiri 5. Istirahat dan tidur Klien mengatakan tidur siang lamanya 2 jam Klien mengatakan tidur malam lamanya 8 jam Klien mengatakn sebelum dan sesudah tidur tidak pernah gosok gigi. Dan cuci muka 6. penggunaan obat bantuan minimal klien mengatakan dapat meminta dan meminum obat sendiri setelah makan 7. Pemeliharaan kesehatan Perawatan lanjutan Klien mengatakan akan minum obat secara teratur Sistem pendukung Klien mengatakan akan meminta bantuan ayah dan saudaranya untuk mengingatkan meminum obat 8. Aktifitas di Rumah Klien mengatakan di rumah klien membantu usaha ayahnya ( bongkar pasanga kursi kursi ( sofa ) 9. Aktifitas di luar rumah Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di lingkungannya MEKANISME KOPING Apabila klien ada masalah klien suka memecahkannya dengan marah marah, tapi kadang hanya diam MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalah dengan dukunagn kelompok Klien mengatakan jarang bergaul dengan oranag lain Masalah yang berhubungan dengan lingkungan Klien mengatakanjaranga mengikuti kegiatan di lingkungan di rumahnya

Masalah dengan pendidikan Klien mengatakan sekolah tamat SD Masalah dengan pekerjaan Klien mengatakan membantu usaha ayahnya KURANG PENGETAHUAN Klien mengatakan bahwa tidak mengetahui fungsi dan efek samping obat yang diminumnya ASPEK MEDIK 1. Govotil 5 mg 3 x 1 tablet / peroral / hari 2. Thryhexipenidil 2 mg 3 x 1 tablet / peroral / hari 3. Chlorpromazine 100 mg 1 x 1 tablet / peroral / hari 4. Nudep 50 mg 1 x 1 tablet / peroral / hari DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN 1. Gangguan persepsi sensori halusinasi dengar 2. Isolasi menarik diri 3. Gangguan konsep diri harga diri rendah 4. Deficit perawatan diri 5. Koping individu inefektif ANALISA DATA NO DATA MASALAH 1 2 DS : - Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang mengatakan untuk selalu sholat dan suara tersebut mengaku sebagai nabi DO : - Klien tampak sering tersenyum sendiri - Klien tampak sering melamun - Klien sering menunduk - Klien tampak menyendiri DS : - Klien mengatakan lebih senang menyendiri - Klien mengatakan tidak suka bergaul dengan orang lain DO : - Klien tampak menyendiri di pojok - Klien tampak menunduk - Klien tampak sering melamun Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar Isolasi sosial : menarik diri

POHON MASALAH Gangguan persepsi sensori : Halusinasi dengar Deficit perawatan diri Kurang motivasi Isolasi sosial : menarik diri Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi dengar berhubungan dengan menarik diri 2. Isolasi social : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 3. deficit perawatan diri : kebersihan kulit dan rambut berhubungan dengan kurang motivasi

Anda mungkin juga menyukai