Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XI/2013 Akte Kelahiran I. PEMOHON H. Sholeh Hayat, SH, H.

Subroto Kalim, dan Bambang Juwono SH. M.Hum. II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan terhadap UUD 1945. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Pemohon dalam permohonan sebagaimana dimaksud menjelaskan bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji adalah: 1. Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 menyatakan, Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi 2. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UU Dasar, 3. Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menyatakan Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk : (1) menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Pasal 29 ayat (1) huruf a Undang-Undang nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan : Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. 5. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan memutus permohonan pengujian UU ini. IV. KEDUDUKAN PEMOHON (LEGAL STANDING) Dalam permohonannya, pemohon menyatakan dirinya perorangan warga Negara Indonesia dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur yang merasa dirugikan hak dan/atau kewenangan konstitusionalnya dengan berlakunya Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan

V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DIUJI A. NORMA MATERIIL Norma yang diujikan, adalah: Pasal 32 ayat (2) UU Nomor 23 Tahun 2006 Pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan berdasarkan penetapan pengadilan negeri B. NORMA UUD 1945 Norma yang dijadikan sebagai penguji, yaitu: 1. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya 2. Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum 3. Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu VI. Alasan-alasan Pemohon UU a quo Bertentangan Dengan UUD 1945, karena: 1. Norma yang terkandung dalam Pasal 32 ayat (2) UU No. 23 Tahun 2006 yang mensyaratkan perlu adanya Keputusan Pengadilan Negeri merupakan norma yang diskriminatif karena bertentangan dengan hak-hak konstitusional Pemohon, selain itu dengan adanya klausul beban biaya dan denda adalah hal yang tidak sejalan dengan Pasal 28 ayat (3) UU Perlindungan Anak; 2. Pengurusan akte kelahiran yang terlambat 1 tahun dan harus dengan penetapan Pengadilan negeri tersebut telah menjadi kesulitan secara nasional setelah dikeluarkannya SE Mahkamah Agung No. 06 Tahun 2012; 3. Menurut Pemohon, pembedaan pengurusan akte kelahiran yang terlambat 1 tahun ini merupakan diskriminatif bagi Pemohon. PETITUM 1. Menerima dan mengabulkan permohonan pemohon 2. Menyatakan Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lambang Negara RI nomor 124. Tambahan lembaran Negara RI nomor 4674) khususnya frasa-frasa pencatatan kelahiran yang melampaui batas waktu 1 (satu) tahun, dilaksanakan berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri bertentangan dengan pasal 27 ayat (1), pasal 28 D ayat (1) dan lebih khusus pasal 28 D ayat (4) UUD 1945 3. Menyatakan pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (lembaran Negara RI nomor 124, Tambahan Lembaran Negara RI 4674) khususnya frasa melampaui

VII.

batas waktu 1 (satu) Tahun, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya 4. Tindakan hukum dengan memberikan beban biaya persidangan di Pengadilan Negeri dan beban biaya di Dispenduk Capil, adalah bentuk kesewenang- wenangan yang dapat memberikan beban kepada rakyat secara ekonomis, dan bertentangan dengan prinsip dasar yang digariskan UUD 1 9 45 Pasal 28D ayat (4) sebagai hak dasar setiap warga negara yang sudah dijabarkan oleh Pasal 53 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Demikian juga sudah dijabarkan dalam Pasal 28 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak bahwa akte kelahiran tidak dikenai biaya. Maka dimohon untuk membebaskan semua beban biaya penerbitan akte kelahiran 5. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam berita Negara, sebagaimana mestinya Atau apabila Majelis Hakim Mahkamah berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) Catatan: - Pengujian Pasal 32 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan belum pernah diujikan di Mahkamah Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai