Anda di halaman 1dari 6

utannya di Buku Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari AIDS Se-Dunia Tahun 2008 mengatakan bahwa kepemimpinan pemuda dalam

upaya menanggulangi epidemi ganda AIDS dan narkoba di tanah air akan mengubah jalannya epidemi. Oleh karena itu, secara nasional pemerintah menetapkan peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun ini dengan tema Yang Muda Yang Membuat Perubahan. Secara internasional, Hari AIDS Sedunia (HAS) yang diperingati setiap tahun pada 1 Desember mengambil tema Kepemimpinan. Bagaimana HIV Menular? HIV terdapat di daerah seseorang yang terinfeksi (termasuk darah haid), air susu ibu, air mani, dan cairan vagina. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom. Diantaranya : HIV dapat menular dari darah orang yang terinfeksi air mani atau cairan vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis, atau dubur. HIV dapat menular melalui transfuse darah yang mengandung HIV atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar. HIV dapat disalurkan ke bayi saat kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Bila tidak ada intervensi, kurang lebih sepertiga bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu dengan HIV akan tertular. 2.5 Bagaimana HIV Tidak Dapat Ditularkan? HIV hanya dapat hidup di dalam tubuh manusia yang hidup dan hanya bertahan beberapa jam saja di luar tubuh. HIV tidak dapat menular melalui air ludah, air mata, muntahan, kotoran manusia dan air kencing, walaupun jumlah virus yang sangat kecil terdapat di cairan ini. HIV tidak ditemukan di keringat. HIV tidak dapat dapat menembus kulit yang utuh dan tidak menyebar melalui sentuhan dengan orang yang terinfeksi HIV, atau sesuatu yang dipakai oleh ODHA, saling menggunakan perabot makan atau minum, toilet dan air mandi secara bergantian. Perawatan seseorang dengan HIV tidak membawa resiko apabila tindakan pencegahan diikuti seperti membuang jarum suntik secara aman dan menutupi luka. HIV tidak dapat menular melalui nyamuk atau serangga pengisap darah yang lain. Kebanyakan serangga tidak membawa darah dari satu orang ke orang lain ketika mereka menggigit manusia. Parasit malaria memasuki aliran darah dalam air ludah nyamuk, bukan darahnya. 2.6 Tujuan Penanggulangan HIV/AIDS 2.6.1 Tujuan Umum Penanggulangan HIV/AIDS 1. Mencegah dan mengurangi penularan HIV/AIDS 2. Meningkatkan kualitas hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) 3. Mengurangi dampak sosial ekonomi akibat HIV/AIDS 2.6.2 Tujuan Khusus Penanggulangan HIV/AIDS 1. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi serta menciptakan suasana kondusif melalui pencegahan pada populasi beresiko dari lingkungannya 2. Menyediakan pelayanan perawatan pengobatan, dukungan, dan konseling kepada ODHA 3. Meningkatkan peran serta remaja perempuan, keluarga dan masyarakat umum termasuk ODHA dalam berbagai kegiatan 4. Menciptakan dan mengembangkan kemitraan antara lembaga pemerintah, LSM, sector swasta, dan dunia usaha, organisasi profesi, lembaga donor Nasional, maupun Internasional di pusat maupun daerah untuk meningkatkan respon nasional terhadap HIV/AIDS 5. Meningkatkan koordinasi kebijakan nasional dan daerah serta inisiatif dalam penang-gulangan HIV/AIDS. BAB III PEMBAHASAN

A.Pengertian HIV (Human Immunodeficiensi Virus) adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan menimbulkan AIDS. (Hendra T.L, 2003:155) AIDS adalah runtuhnya tentang pertahanan tubuh yaitu system kekebalan alamiah melawan bibit penyakit runtuhnya oleh virus HIV, yaitu dengan hancurnya sel limfosit (sel T) (Tambayong, 2000) AIDS adalah kompleks gejala yang terjadi akibat infeksi virus HIV (H + LV III) yang menyebabkan kehilangan kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri, parasit, L virus tertentu, serta lebih mudah terkena keganasan. (Hendra, T.L.2003) B. Etiologi HIV merupakan retrovirus penyebab penyakit defisiensi imun HIV ditemukan oleh Montaguren, dkk pada tahun 1983. Faktor yang mempengaruhi AIDS : Faktor Sosial (meliputi factor perilaku manusia) Misalnya : hubungan sexsual, penggunaan obat-obatan terlarang dan narkotika secara rutin. Faktor Ekonomis Meliputi perubahan dan negara agraris menjadi negara industri akan memberi dampak sosial ekonomi yang terkait dengan penyebaran infeksi. HIV yang ditandai dengan perubahan pada hidup keluarga dan masyarakat. Perubahan ini akan meningkatkan mobilitas penduduk serta perubahannya menjadi masyarakat industri yang bisa rentan terhadap ancaman infeksi HIV. Faktor Demografi Jumlah penduduk yang besar dapat memungkinkan terjadinyanperluasan penyebaran epidemi HIV yang lebih besar ruang lingkupnya dan dampaknya dibandinf dengan epidemi HIV atau AIDS di negara lain. C. Patofisiologi HIV masuk tubuh manusia terutama melalui darah, semen dan sekret vagina, serta transmisi dari ibu ke anak Tiga cara penularan HIV adalah : 1) Hubungan sexsual, baik secara vagina, oral, maupun anal dengan seorang pengidap 2) Kontak langsung dengan darah, produk darah, atau jarum suntik, tranfusi darah atau produk darah yang tercemar mempunyai resiko sampai >90 % ditemukan 3-5 % total khusus sedunia. 3) Tranmisi secara vertikal dari ibu hamil pengidapn HIV kepada bayi melalui plasenta. D. Tanda dan Gejala 1. Demam sedang dan terus menerus 2. Anoreksia 3. Penurunan berat badan 4. Kelelahan dan berkeringat di malam hari

5. 6. 7.

Batuk kering Kemerahan Sakit kepala dan gangguan tidur

E. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan diagnostik a) Serologis b) Tes Antibidi : screning HIV dengan ELISA. Hasil positif mungkin akan mengidentifikasi adanya HIV tapi bukan merupaka diagnosa. c) Tes Bold Western : mengkonfirmasi diagnosa HIV Sel T- Limfosit : penurunan jumlah total. Sel T4- helper (indikator sistem imun yang menjadi media banyak proses imun menandai sel B untuk menghasilkan antibodi terhadap bakteri asing. Jumlah yang kurang dari 200 mengindikasikan respon definisi imun berat). T8 ( sel supresos sitopatik) : rasio terbalik (2:1 atau lebih besar) dari sel supresor pada sel helper (T8 ke T4) mengidentifikasikan sel imun. Pemeriksaan Neurologis Misal : EEG, MRI, Scan CT otak : EMG / pemerisaan konduksi saraf. Sinar X data : mungkin normal pada awalnya/ menyatakan perkembangan infiltrasi interstitial dari PCP tahap lanjut. Tes fisik pulmonal : digunakan pada deteksi awal pnemonia interstitial. Scan Gallium : ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dan bentuk pnemonia lainnya. F. Fokus Pengkajian 1) Aktivitas atau istirahat Gejala : mudah lelah, letih, malaise Tanda : kelemahan otot, masa otot menurun, respon fisiologis terhadap aktivitas 2) Intregitas ego Gejala : faktor stres berhubungan dengan kehilangan dukungan Tanda : cemas, depresi, menangis, marah, menarik diri 3) Eliminasi Gejala : nyeri perut saat BAB Tanda : lesi/ abses rectal dan perinal, perubahan bentuk, warna, bau feses 4) Makanan/cairan Gejala : tidak nafsu makan, mual, muntah Tanda : berat badan menurun, turgor kulit jelek, kesehatan gigi/gusi buruk 5) Hygiene Gejala : tidak dapat menyelesaikan personal hygiene sendiri Tanda : penampilan tidak rapi, kurang dalam perawatan diri 6) Neurosensori Gejala : pusing, perubahan status mental, kehilangan kemampuan mengatasi masalah Tanda : perubahan status mental, tremor 7) Nyeri/ kenyamanan Gejala : nyeri umum, lokal, sakit kepala Tanda : nyeri pada kelenjar, nyeri tekan 8) Sexsualitas

Gejala : penurunan pola sex Tanda : herpes pada genitalia 9) Interaksi sosial Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosa terserang HIV, misal: kerabat / orang terdekat, isolasi, kesepian Tanda : perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat 10) Pernafasan Gejala : nafas pendek yang progresif Tanda : takipnea, perubahan bunyi nafas

G. Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Tujuan, dan Rasionalisasi Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan sekunder Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko infeksi dapat diminimalkan dengan Kriteria hasil : Pasien bebas dari infeksi Sistem imun tubuh meningkat Pasien memperlihatkan pengetahuan tentang faktor resiko dan cara pencegahan infeksi Intervensi : a) Identifikasi individu yang beresiko infeksi b) Kurang antigen masuk ke dalam individu c) Batasi pengunjung dan anjurkan cuci tangan d) Dorong dan pertahankan kalori dan protein dalam diet e) Beri antibiotik kolaborasi) Rasioalisasi : a) Untuk mengetahui penyebab dan faktor predisposisi HIV dan mencegah / menghambat penularannya. b) Mencegah perkembangan dan pertumbuhan infeksi c) Meningkatkan imunitas tubuh d) Mematikan / melemahkan mikroorganisme infeksi Kurang pengetahuan berhungan dengan ketidaktahuan tentang informasi pengetahuan tentang informasi dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : Pasien dapat mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, penyakit, proses, dan tindakannya Pasien dapat melakukan perubahan gaya hidup yang sehat Pasien dapat ikut berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan Intervensi : a) Kaji kemampuan individu dalam memahami intruksi dan informasi b) Berikan informasi yang realitis dan optimis bila kontak dengan penderita c) Anjurkan individu untuk mempertahankan personal hygiene d) Dorong untuk kontak dengan orang terdekat Rasionalisasi:

a) Memberi kesempatan individu untuk mengklasifikasikan tentang penyakit dan membuat pilihan berdasarkan informasi untuk mengembangakan renpra b) Memberi harapan yang realistis untuk mengurangu resiko bunuh diri c) Mencegah resiko infeksi dan komplikasi d) Kontak akan meningkatkan rasa mendukung, mempertahankan kebersamaan dan memahami masalah Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan masalah intoleransi aktivitas dapat berkurang / teratasi dengan Kriteria hasil : Pasien dapat mengidentifikasi faktor yang menurunkan toleransi aktivitas Pasien memperlihatkan kemajuan dalam beraktivitas Pasien melaporkan penurunan gejala dan intoleransi aktivitas Intervensi : a) Kaji TTV b) Anjurkan istirahat c) Tingkatkan aktivitas secara bertahap d) Motivasi pasien untuk beraktivitas ringan Rasionalisasi: a) Mengetahui tingkat mobilitas b) Istirahat memulihkan kembali energi untuk beraktivitas c) Mendorong peningkatan kemampuan untuk beraktivitas d) Menumbuhkan percaya diri pasien untuk beraktivittas Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan masalah bersihan jalan nafas tidak efektif dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : Pasien memperlihatkan frekuensi nafas efektif dan mengalami perbaikanpertukaran gas pada paru-paru Menyatakan faktor penyebab dan cara mengatasinya Intervensi : a) Ajarkan tehnik relaksasi distraksi b) Ajarkan nafas dalam c) Ajarkan batuk efektif Rasionalisasi: a) Mengurangi rasa nyeri b) Meningkatkan asupan O2 c) Batuk efektif dapat mengeluarkan sekret Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake in adekuat Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan di harapkan masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : Pasien memperlihatkan masa otot yang adekuat Pasien dapat mempertahankan BB 0,9 1,35 kg dari sebelum sakit Pasien melaporkan perbaikan tingkat energi

Intervensi : a) Ukur BB dan antropometri pasien sebelum didiagnosa b) Tentukan masukan nutrisi yang lengkap c) Ciptakan lingkungan yang mendukung untuk makan Rasionalisasi: a) Membantu memantau penurunan dan menentukan kebutuhan nutrisi sesuai perjalanan penyakit b) Mengidentifikasi nutrisi yang dapat memantau untuk memenuhi kebutuhan individu c) Lingkungan yang menarik akan menumbuhkan nafsu makan yang baik sehingga memperbaiki kebituhan nutrisi individu Kerusakan memori berhubungan dengan perubahan sistem syaraf pusat sekunder akibat penyakit degeneratif otak Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, di harapkan masalah kerusakan memori dapat teratasi dengan Kriteria hasil Pasien dapat mempertahankan orientasi realita umum dan faktor kognitif yang optimal Intervensi : a) Pantau tanda infeksi ssp, misal : sakit kepala b) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan c) Dorong untuk bersosialisasi Rasionalisasi: a) Untuk mengetahui gejala menginitis b) Membantu mempertahankan orientasi realitis dengan orang terdekat

Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status kesehatan Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kerusakan isolasi sosial dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : Pasien menunjukkan peningkatan harga diri Pasien mau berpartisipasi dalam aktivitas Intervensi : a) Batasi penggunaan masker, baju, sarung tangan bila mungkin b) Dorong untuk kunjungan terbuka c) Dorong hubungan aktif dengan orang terdekat Rasionalisasi: a) Mengurangi perasaan penderitaan akan isolasi fisik dan menciptakan hubungan sosial yang positif, meningkatkan percaya diri b) Meningkatkan kebersamaan c) Membantu memantapkan partisipasi dan hubungan sosial mengurangi resiko untuk bunuh diri

Anda mungkin juga menyukai