Anda di halaman 1dari 3

CASE STUDY (SCM) : DELL Inc : IMPROVING THE FLEXIBILITY OF THE DESKTOP PC SUPPLY CHAIN CYNTHIA PUSPITASARI LIMIARTO

& NICO LINGGI PONGMASANGKA_WM68 OPERATION Dell merupakan perusahaan yang memproduksi PC yangnilai sahamnya naik dua kali lipat karena adanya fenomena dot-com. Kenaikan harga saham ini juga dibarengi dengan kenaikan revenue dan income, serta juga ada kenaikan dari biaya manufaktur. Perlu diketahui untuk memproduksi sebuah PC, Dell harus melakukannya dalam 10 level, dan 2 komponen utama dalam proses perakitan ini adalah motherboard dan chasis. Ke dua komponen ini tidak dikerjakan oleh Dell, namun dikerjakan oleh Contract Manufactirer di China. Setelah diselidiki oleh Tom Wilson, divisions director ternyata kenaikan biaya manufaktur terjadi di Level 5 (L5). L5 ini merupakan kegiatan merakit chasis dengan floppy disk drive dan fan. Chassis yang telah dirakit ini kemudian akan dilanjutkan ke proses selanjutnya, yaitu dirakit dengan motherboard di level 6 (L6). Namun di dalam proses L5 dan L6 terjadi kegiatan yang melibatkan komponen yang sama, chassis dan motherboard. Oleh karena itu pihak Dell ingin membandingkan mengapa L5 lebih fektif daripada L6. 1. Why does L5 incur higher manufacturing and logistics cost than L6? What are some of the costs that are incurred in L5 but not in L6? Are there any costs that apply to only L6 but not L5? Faktor yang menyebabkan biaya L5 > L6 adalah : 1. Biaya transportasi udara untuk Motherboard 2. Pemisahan biaya logistik untuk Motherboard dan Chasis 3. Penggunaan integrator pihak ketiga Cost dari L5 : Motherboard packaging cost, motherboard airfreight/expedite cost, motherboard US transportation cost, motherboard inventory holding cost at SLC, chassis & motherboard US transportation cost (from SLC to local/regional integrator and back), local/regional integration cost, motherboard rework cost at dell. Cost dari L6 : China assemblers cost (Foxconn performing L6).

2. Which one of the six proposed manufacturing solutions should Dell implement, based on the survey result (Table 6-1) Why ? What ate the pro and cons of this recommendation ? Berdasarkan pendapat kelompok kami, opsi yang kami pilih adalah opsi 3, karena berdasarkan tabel skor kompleksitas yang paling kecil. Dan dari opsi ini terlihat bahwa masalah mengenai supplies dan quality lebih mudah dikendalikan (skor 1 untuk worldwide procurement dan untuk supllier quality engineering ). Masalah supplies (terutama supplies chipset) dan quality ini merupakan masalah utama yang ada di Dell (berdarakan gambar 6-7), oleh karena itu kami mencoba memecahkannya dari ke dua masalh utama ini. Dengan supplied dan kualitas yang dapat

CASE STUDY (SCM) : DELL Inc : IMPROVING THE FLEXIBILITY OF THE DESKTOP PC SUPPLY CHAIN CYNTHIA PUSPITASARI LIMIARTO & NICO LINGGI PONGMASANGKA_WM68 OPERATION dikendalikan, maka masalah di bidang produksi, operasi pun dapat bisa dikendalikan, sehingga inventory untuk motherboard dan chassis pun lebih mudah dikendalikan (karena satu pintu di SLC). Sedangkan kontra dari pilihan ini adalah cost accounting yang tinggi, hal ini menjadi masuk akal karena di pilihan ini ada opsi worldwide procurement, sehingga dalam pencatatannya akan membingungkan, karena ada supply dari China, dari SLC, dari 3PI. 3. How easily sustainable is your recommendation for the previous question if the chipset supply shortage further deteriorates ? Dell kebanyakan menjual produknya sesuai dengan permintaan customer, dengan ini dapat dikategorikan bahwa Dell menganut sistem pull. Dengan sistem ini maka kebutuhan akan chipset dan chassis sangat penting. Oleh karena kelangkaan chipset akan sangat mengganggu pemenuhan permintaan customer tersebut (sesuai point 2). Dengan adanya opsi 3, dimana tingkat kompleksitas untuk worldwide procurementnya rendah, jadi ketika ada masalah kekurangan chipset, dengan mudah Dell mampu mencari supplier pengganti, dengan tingkat kualitas yang baik. Walaupun supply chipset diambil dari worldwide, namun tingkat kompleksitasnya untuk logistiknya dan inventorynya sedang. Jadi chipset dari worldwide dapat didistribusikan dengan cukup baik, sehingga chipset dapat digunakan cukup tepat waktu, dan pada akhirnya inventory chipsetchassis dapat dikendalikan dengan cukup mudah.

4. How good is the methodology employed by the BPI team to determine the optimal manufacturing option for Dell? Are there more effective approaches? Metodologi yang digunakan oleh tim BPI Dell untuk menentukan pilihan manufaktur optimal untuk Dell, sudah baik. Dalam metodologi tersebut sudah mempertimbangkan : 1. Kelancaran dan keberlanjutan proses 2. Biaya per box 3. Kualitas produk 4. Modal investasi 5. Material handling 6. Logistik Pendekatan efektif yang dapat dipertimbangkan : 1. Strategi push-pull

CASE STUDY (SCM) : DELL Inc : IMPROVING THE FLEXIBILITY OF THE DESKTOP PC SUPPLY CHAIN CYNTHIA PUSPITASARI LIMIARTO & NICO LINGGI PONGMASANGKA_WM68 OPERATION 2. Lokasi geografis pemasok

5. How can Dell effectively address the root causes contributing to the increase of L5 manufacturing ? Dell mengatehui secara cukup efektif akar permasalahan kenaiakan biaya manufakutur di L5 melalui: Informasi kenaikan biaya yang terjadi di L5 dari Tom Wilson, dimana jika ditelusuri dapat dibukutikan dengan adanya: Ketersediaan chipset yang lebih sedikit daripada chassis (60% motherboards were not available for L6 manufacturing) --- leadtime +/- 13 minggu. Maka muncullah pengiriman melalui pesawat yang biayanya lebih mahal (mengatasi keterlamabatan pemenuhan jumlah kontrak). Adanya proses handling yang berlebihan dalam menangani chipset hingga proses perakitan (China - SLC 3PI).

Anda mungkin juga menyukai