Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Keberadaan industri, baik itu industri kecil, menengah maupun


industri besar, memiliki banyak manfaat bagi suatu Negara. Mereka
dapat menambah devisa dengan produk-produk yang berkualitas yang
mereka ekspor, membuka lapangan kerja, hingga menambah penghasilan
Negara lewat pajak. Industri sudah berkembang dan tumbuh di dunia ini,
bermula sejak ketika terjadinya revolusi industri di Inggris. Di Indonesia,
industri juga berkembang pesat, mulai dari industri kecil hingga besar.
Keberadaan industri tidak selalu membawa dampak positif, keberadaan
industri juga dapat memberi dampak negatif, khususnya bagi masyarakat
atau penduduk yang tinggal di daerah dekat industri. Problema utama
yang akan timbul adalah mengenai masalah limbah dari proses industri.
Apabila limbah-limbah itu tidak mendapat perhatian yang khusus dari
pihak industri dan dibiarkan begitu saja, maka akan membahayakan
masyarakat disekitarnya. Bila ikut terlarut dalam air, limbah tersebut akan
mencemari air dan berbahaya bagi lingkungan sekitar. Dan bila terserap
dalam tanah, akan menyebabkan polusi tanah serta mencemari air tanah
yang berimbas pada kesehatan masyarakat di sekitar industri tersebut.
Masalah lain yang akan timbul adalah masalah lahan, hingga masalah
kecemburuan sosial yang timbul di masyarakat. Masalah ini dipilih karena
berkaitan erat dengan bidang teknik kimia dan masalah ini dapat
menimbulkan konflik yang berlarut-larut jika tidak dapat dicarikan solusi
yang tepat.

B.TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dari pembahasan pemecahan masalah


diantaranya:

1. Menumbuhkembangkankan keadaan kondusif baik di dalam industri


dan masyarakat agar kehidupan yang harmonis dapat berjalan.

2. Memperbaiki hubungan dan komunikasi yang baik antara pihak


industri dan pihak masyarakat.

3. Mempererat rasa persaudaraan antara masyarakat industri dengan


masyarakat sekitar.

4. Menghindari konflik yang menjurus ke arah anarkis.


BAB II

MASALAH KEBERADAAN INDUSTRI

DI SEKITAR ZONA KEPENDUDUKAN

A.OBJEK FORMAL

1. Ditinjau dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Setiap orang yang memeluk Agama pasti dianjurkan oleh


agamanya sendiri untuk berbuat baik ke sesama manusia dan
menjaga lingungan tempat mereka tinggal. Setiap industri sendiri
baik itu industri rumahan ataupun industri besar berupa pabrik-
pabrik kimia, memiliki struktur pengelolaan masing-masing yang
jabatan-jabatannya tentunya diisi oleh individu yang memiliki
kualifikasi yang sangat baik. Sudah seharusnya jika orang-orang
yang mengisi kedudukan penting di industri adalah orang yang
cerdas dan berpendidikan tinggi dan sepatutnya juga memiliki
perilaku, budi pekerti, dan pemikiran yang baik. Contohnya dalam
masalah pengelolaan limbah, sehingga limbah yang seharusnya
ingin dibuang sudah terproses dengan baik agar tidak mengganggu
lingkungan sekitar, baik itu untuk ekosistem maupun para
penduduk disekitar. Pengetahuan, kesadaran, dan kepercayaan
(iman) akan Agama akan sangat berpengaruh, karena jika
seseorang pimpinan dalam suatu pabrik akan melakukan sesuatu
yang salah, dalam konteks ini ingin membuang limbah yang masih
berbahaya sembarangan, hati nuraninya akan tersentuh, ia pasti
akan sadar karena itu perbuatan yang salah karena melanggar apa
yang agamanya ajarkan, dan perbuatan itu akan dibalas nanti di
alam akhirat oleh Tuhan-Nya.

2. Ditinjau dari sila Kemanusiaan yang Adil dan


Beradab

Salah satu masalah lain yang timbul di masyarakat yang


tinggal di sekitar wilayah perindustrian adalah masalah
kecembururan sosial. Kita tidak bisa menutup mata begitu saja
terhadap masalah ini. Kecemburuan sosial penduduk muncul jika
industri tidak memperhatikan dan tidak peduli terhadap masyarakat
sekitar. Hal ini mungkin bisa dibilang adalah sesuatu yang wajar jika
masyarakat mengharapkan ada sebuah timbal balik dari industri
yang tumbuh di sekitar mereka. Namun menjadi tidak wajar jika
espektasi masyarakat terlalu berlebihan. Karena dalam pandangan
masyarakat, mereka berpikir bahwa harus ada timbal balik demi
pengorbanan lahan ataupun kebebasan hidup masyarakat yang
akan terbatas, polusi udara yang mungkin timbul atau suara bising
kendaraan. Sebuah industri yang berdiri di sekitar wilayah
penduduk, biasanya akan memberikan solusi dengan alokasi
lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar. Dalam sudut pandang
industri, mereka seharusnya tidak akan bermasalah jika mengambil
sikap tersebut, mereka bisa menarik orang-orang yang memiliki
kualifikasi bagus di masyarakat sekitar, karena orang-orang
tersebut akan memberi kemudahan kepada mereka dalam hal
transportasi karena jarak rumah mereka dekat, sehingga tidak perlu
ada angkutan bus baru ataupun tidak perlu asrama camp pekerja
baru karena telah memiliki tempat tinggal yang dekat. Pihak
industri akan merasa rugi jika tidak ada orang yang memiliki
kualifiasi bagus di masyarakat dan masyarakat malah menginginkan
posisi-posisi kerja yang tinggi. Sudah sepatutnya jika kedua pihak
bersikap adil terhadap pihak yang lain. Bagi masyarakat juga
bersikap adil terhadap diri sendiri serta bagi industri harus memiliki
rasa kemanusiaan yang tinggi. Artinya bagi masyarakat, jika
sesuatu tersebut tidak bisa kita lakukan atau di atas kemampuan
kita biarkan orang lain yang mengatasinya. Dan bagi Industri, dapat
memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat dengan
membuka kantin ataupun memfasilitasi sebuah koperasi yang akan
dikelola oleh masyarakat.

3. Ditinjau dari sila Persatuan Indonesia

Sebagai manusia yang satu bangsa dan satu tanah air. Semua
masalah yang timbul seharusnya dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan persatuan, tidak sepatutnya ada margin yang membedakan
antar sesama manusia. Dengan persatuan juga, tindakan-tindakan
anarkis dapat dihindari karena rasa persaudaraan yang erat. Setiap
manusia yang bersatu juga harus dapat saling menghormati dan
menghargai atas kepentingan masing-masing dan mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan individu, sehingga
kesatuan yang kokoh antara masyarakat dan industri, yang
didalamnya sendiri adalah orang-orang yang bersaudara, dapat
terlaksana. Hal ini dapat terwujud dengan rasa integritas yang
tinggi sesama manusia dan rasa kebangsaan dan kecintaan atas
tanah air, yang menyadarkan mereka bahwa tidak boleh ada
permusuhan di antara mereka meskipun berbeda.

4. Ditinjau dari sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh


Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan

Penyelesaian setiap masalah, baik itu masalah limbah industri


atau masalah apapun, antara pihak industri dan pihak masyarakat
dapat diselesaikan dengan musyawarah antara perwakilan masing-
masing dari setiap pihak. Penyelesaian dengan jalur hukum
sebaiknya dapat dihindari dahulu, melalui musyawarah mufakat.
Setiap pihak diwakili oleh beberapa orang yang kemudian akan
memberikan aspirasi suara dari pihaknya masing-masing di dalam
musyawarah atas masalah yang sedang terjadi. Dengan
melaksanakan musyawarah dengan baik dan rasa saling
menghargai atas pendapat masing-masing, solusi yang tepat dalam
bentuk putusan musyawarah diharap dapat memberikan harapan
baru bagi setiap pihak untuk menyelesaikan masalahnya.
5. Ditinjau dari sila Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia

Jika setiap individu saling menghormati antara hak dan


kewajiban masing-masing, mungkin semua masalah dapat dihindari
antara masyarakat dan industri. Tetapi kadang memang terjadi
friksi-friksi antara hak dan kewajiban setiap pihak masing-masing.
Masyarakat berhak memiliki kehidupan yang bebas gangguan,
seperti gangguan polusi, baik itu limbah, asap ataupun kebisingan,
tetapi pabrik dalam industri wajib menjalankan produksinya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat lain akan kebutuhan barang
produksinya dan hasilnya untuk menghidupi kehidupan para pekerja
industri. Jika antara satu pihak dapat saling menghormati dan
bersikap sabar, masalah tidak akan terlalu panjang dan berlarut-
larut. Durasi produksi pabrik diharap tidak terlalu lama dalam satu
hari, karena jika setiap hari penuh mereka beroperasi tentu hal itu
akan mengganggu masyarakat dan membebani pekerja.
Pengelolaan limbah industri juga harus diatasi dengan baik, tidak
boleh dibuang begitu saja jika limbah belum aman untuk lingkungan
dan manusia. Dan jika pihak industri ingin menggunakan lahan yang
berada di daerah masyarakat karena lahan parkir ataupun
transportasi sudah seharusnya jika mereka meminta ijin terlebih
dahulu dan tidak bertindak seenaknya. Jika memang kebutuhan
lahan sangat penting dan dalam penggunaannya adalah permanen
maka pihak industri harus menjajaki kemungkinan negosiasi untuk
membeli lahan yang dimiliki masyarakat. Dan mereka harus
memiliki maksud dan tujuan yang jelas untuk penggunaan lahan
tersebut dan agar tidak disalahgunakan, karena masalah tanah juga
termasuk maslah yang sensitif. Masyarakat juga diharap
ketenangannya dan diharapkan tidak bertindak atas emosi mereka
jika merasa terganggu. Setiap manusia yang hidup berdampingan
tentu harus padat saling menghormati atas hak dan kewajiban
masing-masing agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
akibat masalah yang terjadi karena terbenturnya hak dan kewajiban
antara pihak masing-masing tersebut.

B.OBJEK MATERIAL

Dalam objek material ini akan dijelaskan mengenai masalah


pengelolaan limbah berkenaan dengan disiplin ilmu teknik kimia.

Beberapa limbah-limbah industri diantaranya adalah:

• Limbah industri kimia dan bahan bangunan

Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya


membutuhkan air sangat besar, mengakibatkan pula besarnya limbah cair
yang dikeluarkan kelingkungan sekitarnya. Air limbahnya bersifat
mencemari karena didalamnya terkandung mikroorganisme, senyawa
organik dan anorganik baik terlarut maupun tersuspensi serta senyawa
tambahan yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung.

Industri ini mempunyai limbah cair selain dari proses produksinya


juga, air sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil
perasan, endapan CaSO4, gas berupa uap alkohol. Kategori limbah industri
ini adalah limbah bahan beracun berbahaya (B3) yang mencemari air dan
udara.

Industri fermentasi seperti alkohol disamping bisa membahayakan


pekerja apabila menghirup zat dalam udara selama bekerja apabila tidak
sesuai dengan Threshol Limit Valued (TLV) gas atau uap beracun dari
industri juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar.

• Limbah industri pangan

Sektor Industri pangan yang mencemari lingkungan antara lain :


tahu, tempe, tapioka dan pengolahan ikan (industri hasil laut). Limbah
industri pangan dapat menimbulkan masalah dalam penanganannya
karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-
garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam
pengolahan dan pembersihan. Sebagai contohnya limbah industri tahu,
tempe, tapioka industri hasil laut dan industri pangan lainnya, dapat
menimbulkan bau yang menyengat dan polusi berat pada air bila
pembuangannya tidak diberi perlakuan yang tepat. Air buangan (efluen)
atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan Biological Oxygen
Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah, larutan
alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu
perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologi dan
bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya.

• Limbah industri logam dan elektronika

Bahan buangan yang dihasilkan dari industr besi baja seperti mesin
bubut, cor logam dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian
besar bahan pencemarannya berupa debu, asap dan gas yang mengotori
udarasekitarnya. Selain pencemaran udara oleh bahan buangan,
kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam)
mengganggu ketenangan sekitarnya. Kadar bahan pencemar yang tinggi
dan tingkat kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan
manusia baik yang bekerja dalam pabrik maupun masyarakat sekitar.

Walaupun industri baja/logam tidak menggunakan larutan kimia,


tetapi industri ini memcemari air karena buanganya dapat mengandung
minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari proses pickling
untukmembersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat
dimanfaatkan kembali.

• Limbah industri sandang kulit dan aneka

Sektor sandang dan kulit seperti pencucian batik, batik printing,


penyamakan kuit dapat mengakibatkan pencemaran karena dalam proses
pencucian memerlukanair sebagai mediumnya dalam jumlah yang besar.
Proses ini menimbulkan air buangan (bekas proses) yang besar pula,
dimana air buangan mengandung sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar
minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi).

Oleh karena itu masalah limbah ini memerlukan perhatian dan


penanganan yang cukup serius. Pada prinsipnya sebelum di buang ke
lingkungan,limbah-limbah tersebut perlu mengalami proses pengolahan
limbah,dan atau di manfaatkan kembali pada proses produksi.

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara


kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah
domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan
dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih
harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.
Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan
polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik
pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum
terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

1. pengolahan secara fisika


2. pengolahan secara kimia
3. pengolahan secara biologi
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut
dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara kombinasi.

Pengolahan Secara Fisika

Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air


buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan
yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan
terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan
murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan
tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan
proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses
pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi
hidrolis di dalam bak pengendap.
Gambar 1. Skema Diagram Pengolahan Fisik

Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang


mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses
pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara
penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur
endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air
flotation).

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan


untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan
dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari
dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat
membran yang dipergunakan dalam proses osmosa.

Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk


menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik
terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air
buangan tersebut.

Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk


unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk
menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat
mahal.

Pengolahan Secara Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk


menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-
bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-
bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan
(flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan
juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.

Gambar 2. Skema Diagram pengolahan Kimiawi

Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan


dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan
dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut,
sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa
fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya)
sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan
hidroksiapatit. Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5
dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5. Khusus untuk krom heksavalen,
sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu
direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4,
SO2, atau Na2S2O5).

Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida


pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan
klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida.

Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan


pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal
karena memerlukan bahan kimia.

Pengolahan secara biologi

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi.


Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai
pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah
berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala
modifikasinya.

Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan


atas dua jenis, yaitu:

1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);

2. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh


dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang
banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus
berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan
kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional,
oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan
BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang
dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak
stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total
lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan
BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga
tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan
pendahuluan.

Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga
termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis
seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam
oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai
kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam
lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.

Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas


media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan
dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara
lain:

1. trickling filter

2. cakram biologi

3. filter terendam

4. reaktor fludisasi

ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%.

Ditinjau Seluruh modifikasi dari segi lingkungan dimana berlangsung


proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua
jenis:

1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;

2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat
dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000
mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.
Gambar 3. Skema Diagram pengolahan Biologi

BAB III

KESIMPULAN

Pembangunan industri dapat memberikan dampak positif maupun


negative, dampak positif diantaranya adalah:
1. Menambah devisa dengan produk-produk yang berkualitas yang
mereka ekspor.
2. Membuka lapangan kerja.
3. Menambah pendapatan Negara lewat pajak
4. Memasok kebutuhan Negara.

5. Berperan dalam berbagai penyuluhan tentang masalah teknologi


aplikatif bagi penduduk di sekitar pemukiman.

Dampak negative yang akan ditimbulkan adalah:

1. Menghasilkan Polusi

2. Mengganggu kenyamanan di sekitar pemukiman

3. Menimnulkan kecemburuan social

Agar masalah tidak bertambah parah dan tidak berlarut-larut setiap


pihak industry maupun pihak masyarakat harus dapat saling menghormati
dan menghargai terhadap hak dan kewajiban masing-masing dan memiliki
kesadaran akan perilaku mereka. Setiap pihak diharapkan agar
mengamalkan nilai-nilai pancasila yang berkaitan dengan kehidupan mereka
di lingkungan mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai