Anda di halaman 1dari 10

IDENTITAS PASIEN Nama Umur Pekerjaan Alamat : : : : Ny. S 75 Th Petani Ds. Sidoharjo Kec.

Jambon Ponorogo

KELUHAN UTAMA :

Susah bicara

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Sejak satu minggu yang lalu pasien mengalami kekakuan pada mulut sebelah kiri sehingga kesulitan untuk berbicara. Selain mulut terdapat juga kekakuan pada kaki dan tangan kirinya yang menyebabkan pasien tidak bisa berjalan dan badannya menjadi sangat lemah. Gejala ini tiba-tiba dirasakan mendadak saat pasien sedang memasak makanan di dapur pada waktu pagi hari dan semakin lama gejalanya semakin memberat. Sehari sebelumnya pasien mengeluh nyeri kepala dan demam tinggi disertai mual-mual sehingga mengalami penurunan nafsu makan. Oleh keluarga, pasien langsung dibawa ke puskesmas setempat. Saat di puskesmas didapatkan tekanan darah 190/60 mmHg dan suhu badan 39C, oleh perawat di puskesmas hanya diberi obat penurun panas. Setelah 2 jam dalam keadaan sadar pasien langsung dirujuk ke Rumah Sakit umum daerah setempat, Pasien dirawat inap sekitar 6 hari di Rumah sakit tersebut.

Anamnesis Sistem : Sistem cerebrospinal Sistem kardiovaskuler Sistem respirasi Sistem digestive : demam (+), kejang (-), nyeri kepala (+) : berdebar-debar (-), nyeri dada (-) : Sesak nafas (-), batuk (-) : mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun, BAB normal Sistem uropoetika : BAK normal

Sistem integumentum

: bengkak kaki(-), kemerahan (-)

Sistem musculoskeletal

: kaku tangan (+) kiri, kaku kaki(+) kiri

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien tidak pernah mengalami sakit serupa sebelumnya Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus atau Hipertensi Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala sebelumnya

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Kakaknya dahulu meninggal karena stroke yang memiliki riwayat hipertensi Tidak ada keluarga yang memilki riwayat Diabetes Mellitus

RIWAYAT LINGKUNGAN/ KEBIASAAN Dari masih usia muda pasien tidak suka makan daging-dagingan, sering mengkonsumsi sayur mayur dari hasil panennya sendiri Gemar makan yang sayur yang bersantan dan asin Tidak merokok Jarang olahraga Masih bekerja menjadi petani sampai saat ini

PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Keadaan Umum Kesadaran Tanda vital : lemah : sadar : TD: 190/100 mmHg Nadi: 62 x/ menit Respirasi: 28 x/ menit Suhu: 39 C

1) Kepala

: muka tampak pucat

2) Leher 3) Thorak

: tidak ada kelainan : Inspeksi Palpasi Perkusi : sesak nafas (-) : nyeri tekan (-) : perbesaran organ (-)

Auskultasi : bising (-) 4) Abdomen : Inspeksi :-

Auskultasi : bising (-) Perkusi Palpasi :: nyeri tekan abdomen / epigastrium (+),

nyeri tekan pada perut kuadran kanan bawah 5) Ekstremitas : Edema ekstremitas bawa (-)

PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN A. Respon membuka mata(E) Spontan : B. Respon verbal (V) Tidak tepat ( dapat mengucapkan kata-kata namun tidak berupa kalimat dan tidak tepat) : 2 4

C. Respon motorik (M) Reaksi Fleksi (dekortikasi) :4

Kesimpulan tingkat kesadaran pasien E4V2M4 (Soporo komatus) PEMERIKSAAN NEUROLOGIS Refleks Babinskie (-)

DIAGNOSIS KERJA : Stroke Hemoragik intraserebral

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. CT scan otak 2. EKG 3. Glukosa darah 4. elektrolit serum 5. Tes fungsi ginjal 6. Hitung darah rutin 7. Prothrombin Time (PT) / Activated Partial Thromboplastin Time (aPTT)

PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI - Labetalol dengan dosis 20-80 mg iv bolus setiap 10 menit atau 2 mg/menit, infus kontinyu - Citicholin - Ranitidin - B1 B6 B12 - Paracetamol tablet

NON FARMAKOLOGI Mengatur pola makan yang sehat Menghindari merokok Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat Melakukan olahraga yang teratur

Menghindari stress dan beristirahat cukup

PEMBAHASAN A. Diagnosis Kerja Stroke hemoragik biasanya terjadi karena cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi yang berarti terjadi ruptur salah satu dari arteri kecil yang menebus ke jaringan otak. Awalnya pasien ini merasakan nyeri kepala dengan tekanan darah mencapai 190 mmHg (Hipertensi Grade3). Sebenarnya untuk menentukan diagnosis pasti harus dilakukan pemeriksaan CT scan namun karena keterbatasan biaya pasien belum bisa untuk melaksanakannya. Untuk mengggantikan CT scan dilakukan penentuan diagnosis menggunakan algoritma stroke Gajahmada yang keakuratannya mencapai 95 %. Yang dinilai di algoritma ini adalah tingkat kesadaran, nyeri kepala, dan reflex Babinskie. Dari pemeriksaan Glasgow Coma Scale didapatkan E4M2V4 yang hasilnya soporo komatus yang berarti terjadi penurunan kesadaran, pasien juga mengalami nyeri kepala, dan dari pemeriksaan reflex Babinskie didapatkan hasilnya negatif. Menurut Algoritma ini jika kedua dari tiga yang dinilai diatas positif maka disimpulkan pasien mengalami stroke perdararahan(Hemoragik) intraserebral.

B. pemeriksaan penunjang CT scan dilaksanakan untuk menyingkirkan patologi struktural nonvaskular sebagai penyebab gejala dan menegakkan patologi vascular yang mendasari dan etiologinya. Perdarahan intraserebral akan disalahartikan sebagai stroke iskemia jika CT scan tidak dilakukan 10-14 hari setelah stroke. Pemeriksaan penunjang selain stroke dilakukan dengan tujuan menentukan regio anatomis dan struktur yang terlibat dan sebagai penyebab infark karena intervensi awal dan prevensi sekunder selanjutnya akan bervariasi sesuai dengan hasil. mengidentifikasi apakah ada koagulasi. Sedangkan pemeriksaan PT/ aPTT untuk

C. PENATALAKSANAAN Farmakologi Obat- obat anti hipertensi diberikan jika tekanan darah sisitolik > 180 mmHg dan diastole > 100 mmHg. Labetalo adalah salah satu obat yang diberikan dalam bentuk parenteral yang aman untuk kegawatdarutan hipertensi. Labetalol adalah gabungan penyekat alfa dan beta. Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita gagal jantung akut. Hati- hati pada jantung lemah, asma atau riwayat spasme bronkus. Obat ini mula kerja 5-10 menit dan lama kerjanya mencapai 3-6 jam. Efek samping dari obat ini adalah nausea, vomitus, hipotensi, blok atau gagal jantung, kerusakan hati, bronkospasme. Citicholin merupakan salah satu obat neuroproteksi untuk mencegah terjadinya atau meluasnya daerah infark yang ada di otak. Mekanisme kerja utamanya adalah meningkatkan pembentuka Choline dan menghambat perusakan metabolism phosphatydilcholin neuron ( menhghambat ambilan phospholipase). glikosa, Pada

meningkatkan

menurunkan

pembentukan asam laktat, mempercepat pembentukan asetilkolin dan menghambat radikalisasi asam lemak. Pemberian obat ini secara intravena harus dilakukan perlahan-lahan. Efek sampingnya adalah reaksi

hipersensitifitas yaitu ruam kulit, insomnia, sakit kepala pusing, kejang, mual, anoreksia, nilai fungsi hati abnormal pada pemerisaan laboratorium, perubahan tekanan darah sementara dan malaise. Untuk sroke hemoragik 150-200 mg/hari i.v terbagi dalam 2-3 kali/hari selama 2-14 hari. Ranitidine untuk mengobati rasa mualnya, serta ditambahkan vitamin B1B6B12 dan parasetamol untuk menurunkan panas badanya yang tinggi.

Non Farmakologi Stroke adalah akibat dari penyakit dan keadaan yang banyak berhubungan dengan gaya hidup. Pengaturan pola makan yang sehat untuk pasien stroke disini adalah makanan yang membantu menurunkan atau menjaga agar kolesterol tidak meninggi.

Merokok dapat menyebabkan peninggian koagubilitas, viskositas darah, meninggikan level fibrinogen mendorong agregasi platelet, meninggikan tekanan darah, menaikkan hematokrit dan menurunkan HDL.

Penyalahgunaan obat seperti kokain, heroin, penilpropanolamin. Dan mengkonsumsi alkohol akan memudahkan dan berlanjutnya penyakit stroke.

Melakukan aktifitas fisik yang mempunyai nilai aerobik (jalan cepat, bersepeda, berenang) secara teratur minimal 3 kali per minggu tiap kali melakukan latihan 20-30 menit akan dapat menurunkan tekanan darah, memperbaiki kebiasaan makan dan menurunkan berat badan.

Istirahat cukup dan tidur teratur antara 6-8 jam sehari. Mengendalikan stress dengan cara berfikir positif dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

PROGNOSIS Prognosis stroke dapat dilihat dari 6 aspek yakni death, disease, disability, discomfort, dissatisfaction, destitution ( Asmedi& Lamsudin, 1998). Pasien harus dimonitor dengan hati-hati secara terus menerus selama 24 jam setelah serangan stroke terjadi.prognosis jangka panjang sangat dipengaruhi oleh usia, diabetes, hipertensi stroke sebelumnya, dan penyakit arteri karotis yang menyertainya.

KOMPLIKASI Edema perifokal dan perluasan perdarahan Komplikasi ini paling sering terjadi pada stroke perdarahan intraserebral yang meliputi edema perifokal, perluasan intraventrikel, pergeseran linea mediana, dan pelebaran ventikel. Konstipasi Konstipasi dapat memberi dampak negative terhadap rehabilitasi karena dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, penurunan kesadaran, obstruksi usus, nyeri

abdomen, mual, dan muntah. Untuk itu dibbutuhkan manajemen konstipasi untuk memastikan intake cairan, makanan padat dan serat yang mencukupi dengan jalan mobilisasi dini, hidrasi yang adekuat, penggunaan formulasi diet NGT yang tepat. Bronkhopneumonia Komplikasi ini berhubungan dengan usia yang lebih tua, disatria atau tidak ada bicara karena aphasia, tingkat keparahan disabilitas pasca stroke, gangguan kognitif, dan hasil tes menelan air yang abnormal. Depresi Stroke memiliki efek neuropsikologis yang menyebabkan depresi dan memilki komponen reaktif yang berhubungan dengan disabilitas ( Saxena et al, 2008). Afasia Afasia sering berhubungan dengan kerusakan di hemisfer kiri dari pada pasien yang mengalami gangguan di hemisfer kanan ( Townend et al, 2007).

PENUGASAN BLOK SARAF STROKE HEMORAGIK

DISUSUN OLEH: NAMA NIM TUTORIAL TUTOR : Riza Puspita Hardiani : 08711108 : 19 : dr. Torana Kurniawan

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2010

DAFTAR PUSTAKA

. Gogir Abdul. Manajemen Stroke. 2009. Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Seri ketiga. 2004. Jakarta.

Mardjono. M et Sidharta Priguna cetakan 14. 2009. Jakarta: Dian Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai