Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS STASE ILMU PENYAKIT DALAM Nama : Aviv Aziz Triono NIM : 20080310209 RSUD : Panembahan Senopati

Bantul 1. Pengalaman

Seorang pasien laki-laki, Bp. S usia 45 tahun datang dari UGD mengeluhkan buang air kecil yang tidak lancar dan kadang-kadang terasa nyeri selama beberapa bulan terakhir. Pancaran air kemih kadang-kadang menetes tetapi air kemih tetap berwarna jernih berkemih. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada pinggang kiri yang dirasakan hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan Nyeri Ketok Ginjal Kiri (+). Pasien juga mengatakan mempunyai riwayat operasi BPH sekitar 5 tahun yang lalu. Setelah dilakukan USG, didapatkan hasil pasien menderita Cystitis dengan Vesicolitiasis
2. Masalah yang dikaji 1. Bagaimana Bagaimanakah penatalaksanaan pada terjadinya batu saluran kemih?

2.

Dimana sajakah batu saluran kemih dapat terjadi?

3. Apakah komplikasi yang bisa terjadi akibat dari adanya batu saluran kemih?

3. Analisa Kritis

1. Medikamentosa Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar. Untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberikan analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin (intravena, intramuskular, atau supositoria). ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) Alat ESWL adalah pemecah batu yang dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah dengan gelombang kejut menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan m elalui saluran kemih. Endourologi

Tindakan endourologi adalah merupakan tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Sedangkan pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi itu adalah : -PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) Yaitu mengeluarkan batu yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kaliks melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu. -Litotripsi, yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukkan alat pemecah batu (Litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik. Ada dua macam yaitu Ureteroskopi dan Ekstraksi Dormia. -Bedah Terbuka Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotripsor, ESWL, atau cara nonbedah tidak berhasil. Batu ginjal yang terletak di kaliks selain oleh indikasi umum, perlu dilakukan tindak bedah bila terdapat hidrokaliks. 2. Tempat terjadi BSK: -Pelvis Ginjal Batu pelvis dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat. Umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi. -Ureter Anatomi ureter mempunyai beberapa tempat penyempitan yang memungkinkan batu ureter terhenti. Karena peristaltis, akan terjadi gejala kolik. -Kandung kemih Karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan leher kandung kemih, aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes disertai rasa nyeri. -Prostat Pada umumnya batu prostat juga berasal dari kemih yang terdorong secara retrograde ke dalam saluran prostat dan mengendap dan akhirnya menjadi batu prostat yang kecil. Pada umumnya tidak memberikan gejala sama sekali. -Urethra Umumnya merupakan batu yang berasal dari ureter atau kandung kemih yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, dan kemudian menyangkut di sana.

3. Komplikasi Komplikasi batu saluran kemih biasanya obstruksi, infeksi sekunder, dan iritasi yang berkepanjangan pada urothelium yang dapat menyebabkan tumbuhnya keganasanyang sering berupa karsinoma epidermoid. Sebagai akibat obstruksi, khususnya di ginjal atau ureter, dapat terjadi hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Hal yang sama dapat juga terjadi akibat batu kandung kemih. Khusus pada batu uretra, dapat terjadi diverticulum uretra. Bila obstruksi berlangsung lama, dapat terjadi ekstravasasi kemih dan terbentuklah fistula yang terletak proksimal dari batu ureter

4. Dokumentasi

A. IDENTITAS PASIEN No RM Nama Umur Alamat Agama Pekerjaan : 21 66 33 : Bp. S : 45 tahun : TegalKenongo, RT 03, Tirtonirmolo, Kasihan : Islam : Petani

Tanggal masuk RS: 27 April 2013 Ruang perawatan : Bakung A. ANAMNESA 1. Keluhan Utama 2. Keluhan Tambahan: 3. Riwayat Penyakit Sekarang : 4. Seorang pasien laki-laki, Bp. S usia 45 tahun datang dari UGD mengeluhkan buang air kecil yang tidak lancar dan kadang-kadang terasa nyeri selama beberapa bulan terakhir. Pancaran air kemih kadang-kadang menetes tetapi air kemih tetap berwarna jernih berkemih. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada pinggang kiri yang dirasakan hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan Nyeri Ketok Ginjal Kiri (+). Pasien : pasien merasa sangat kesakitan pada pinggang kiri dan mengeluhkan apabila berkemih menetes sedikit-sedikit

juga mengatakan mempunyai riwayat operasi BPH sekitar 5 tahun yang lalu. Setelah dilakukan USG, didapatkan hasil pasien menderita Cystitis dengan Vesicolitiasis 5. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat alergi: disangkal Riwayat penyakit paru-paru, tekanan darah tinggi (Hipertensi), DM: disangkal Riwayat penyakit paru-paru: disangkal Riwayat penyakit jantung: disangkal Riwayat hipertensi: disangkal Riwayat DM: disangkal Riwayat asma: disangkal

6. Riwayat Penyakit Keluarga

B. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status Generalis Keadaan umum: CM, sadar, nampak kesakitan Vital sign: TD = 130/70 N = 72x/menit R = 20x/menit S = 36,20C Kepala : Mesochepal, rambut hitam, tidak mudah dicabut. Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem palpebra (-/-). Hidung: dbn Telinga: dbn Mulut: dbn Leher: JVP tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar Thoraks Jantung: I = Ictus cordis tidak tampak Pa = Ictus cordis kuat angkat Pe = redup (+) A = S1 > S2 murni, tidak ada bising Pulmo: I = simetris tidak ada ketinggalan gerak, retraksi dada tidak ada Pa = vocal fremitus ka = ki Pe = sonor seluruh lapang paru

A = suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan (-) Ekstermitas: nadi teraba kuat, simetris, oedem -/-, varises -/-, turgor kulit normal, capillary refill <2 Status Urogenital Suprapubik: bulging (-), NT (+) Nyeri Ketok Ginjal (+)

5. Referensi Eichel L, Allende R, Mevorach RA, Hulbert WC, Rabinowitz R. Bladder calculus formation and urinary retention secondary to perforation of a normal bladder by a ventriculoperitoneal shunt. Urology. Aug 2002;60(2):344.

Dokter Pembimbing Refleksi

(dr. Waisul Choroni Trenggono, Sp.PD)

Anda mungkin juga menyukai