Anda di halaman 1dari 8

MODUL MALROTASI INTESTINAL INTESTINAL

Kode Modul : MBA 026 A. Definisi


Malrotasi intestinal adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan pada proses rotasi midgut pada minggu ke sepuluh kehidupan embrio. Kelainan ini dapat menyebabkan volvulus midgut pada minggu minggu pertama setelah lahir. Kelainan ini dibagi 2 tipe yaitu nonrotasi dan inkomplit rotasi.

B. Waktu
1. 2. 3. Tingkat pengayaan mulai semester 1 sampai 3 Kegiatan magang diprogram dari semester 4 sampai 6 Kegiatan mandiri dimulai dari awal semester 7 sampai akhir masa pendidikan
Jumlah kasus minimum Sem 8 P5.A5 Sem 9 P5.A5 G 2 M 5

Jenis Penyakit

ICD 10 PBD (3bl)

Tahap I Sem 1 K6 Sem 2 K6 Sem 3 K6 Sem 4 P5.A3 Sem 5 P5.A3

Tahap II Sem 6 P5.A3 Sem 7 P5.A5

Malrotasi intestinal

Q43.3

K6

Kompetensi yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna, warna merah adalah tingkap pengayaan dan pengusaan materi berdasarkan Taksonomi Bloom adalah K6, warna kuning adalah tingkat magang dan pengusaan psikomotor adalah P2, attitude adalah A3; sedangkan warna hijau adalah tingat mandiri dan pengusaan psikhomotor adalah P5 dan attitude adalah A5. G : Kegiatan magang M : Operasi mandiri

C. Tujuan
1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, dan fisiologi dari gastrointestinal, patologi dan patogenesis dari malrotasi intestinal, memahami dan mengerti kelainandari malrotasi intestinal, dapat menegakkan diagnosis, melakukan persiapan pra operasi, melakukan tindakan laparotomi reduksi volvulus, ladds procedure, appendektomi serta perawatan paska operasi. 2. Tujuan Khusus 1. Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan fisiologi dari gastrointestinal. 2. Mampu menjelaskan pathologi, patogenesis, etiologi, klasifikasi, dan gambaran klinis pada malrotasi intestinal. 3. Mampu menjelaskan indikasi operasi pada malrotasi intestinal baik dengan komplikasi maupun tanpa komplikasi. 4. Mampu menjelaskan, melakukan operasi laparotomi reduksi volvulus, ladds procedure, appendektomi dan mengatasi komplikasinya 5. Mampu melakukan perawatan paska laparotomi reduksi volvulus, ladds procedure, appendektomi. 6. Mampu mengenal dan menangani komplikasi paska operasi laparotomi reduksi volvulus, ladds procedure, appendektomi baik komplikasi dini maupun lanjut

D. Strategi dan Metoda Pembelajaran


1. Pengajaran dan kuliah pengantar 2. Tinjauan Pustaka Presentasi teori dasar Presentasi kasus malrotasi intestinal 3. Diskusi Kelompok 4. Bed side teaching 5. Bimbingan Operasi Operasi magang Operasi mandiri 50 menit 1 kali, telaah kepustakaan 1 kali 2 x 50 menit, diskusi kasus menyangkut diagnosis, teknik operasi, penyulit, dsb 2x ronde Minimal 2 kasus Minimal 3 kasus

E. Kompetensi
Jenis Kompetensi a b c d
e

Tingkat Kompetensi K6

Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan fisiologi dari gastrointestinal.

Mampu menjelaskan pathologi, patogenesis, etiologi, klasifikasi, dan gambaran K6 klinis pada malrotasi intestinal. Mampu menjelaskan indikasi operasi pada malrotasi intestinal baik dengan K6 komplikasi maupun tanpa komplikasi. Mampu menjelaskan, melakukan operasi laparotomi reduksi volvulus, ladds K6 procedure, appendektomi dan mengatasi komplikasinya Mampu melakukan perawatan paska laparotomi reduksi volvulus, ladds proceK6 dure, appendektomi. Mampu mengenal dan menangani komplikasi paska operasi laparotomi reduksi K6 volvulus, ladds procedure, appendektomi baik komplikasi dini maupun lanjut P2 P2 P5 P5 A3 A3 A5 A5

F. Persiapan Sesi
(1) Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup a. Embriologi, anatomi danfisiologi dari gastrointestinal. b. Pathologi, patogenesis, etiologi, klasifikasi, dan gambaran klinis pada malrotasi intestinal. c. Indikasi operasi pada malrotasi intestinal baik dengan komplikasi maupun tanpa komplikasi. d. Perawatan paska laparotomi reduksi volvulus, ladds procedure, appendektomi. e. Komplikasi paska operasi laparotomi reduksi volvulus, ladds procedure, appendektomi baik komplikasi dini maupun lanjut (2) Presentasi teknik operasi (3) Peralatan penunjang untuk materi (audio-visual)

G. Referensi
1. Grosfeld JL, ONeill JA, Fonkalsrud EW, Coran AG. Disorder of Intestinal Rotation and Fixation dalam Pediatric Surgery. 6th ed. 2006. pg 1342-1355 2. ONeill JA, Grosfeld JL, Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Rotational Anomalies and volvulus dalam Principles of Pediatric Surgery. 2nd ed. pg 477-482
2

3. Ashcraft, Holcomb KW, Murphy GW, Patrick J. Malrotation dalam Pediatric Sugery. 4th ed. 2005. pg 435-448 4. Oldham, KT, et al. Malrotation. Dalam Principles and Practice of Pediatric Surgery 4th edt.. Lippincott Williams & Wilkins. 2005. p 1284-1293 5. Ziegler MM, Azizkhan RG, Weber TR. Inguinal and Femoral Hernia. Dalam Operative Pediatric Surgery. McGraw-Hill. 2003. p. 543-554

H. Gambaran Umum
Malrotasi intestinal adalah fiksasi abnormal colon ke peritoneum posterior.Ini menghasilkan rotasi yang tidak lengkap dari usus saat kembali kedalam abdomen pada umur kehamilan 10 minggu. Secara normal perkembangan usus manusia meliputi rotasi dan fiksasi dari midgut. Mall 1898 dan oleh Dott 1923, menjelaskan secara detail tentang proses rotasi ini. Pada tahun 1941 William E Ladd dalam buku Abdominal Surgery of infancy and childhood menjelaskan tentang kelainan rotasi dan fiksasi midgut. Volvulus midgut terjadi karena karena proses fiskasi dan rotasi mengalami hambatan sehingga mesenterium tidak terfiksasi atau tidak melebar Patofisiologi malrotasi intestinal : Obstruksi oleh karena malrotasi intestinal terjadi karena 3 mekanisme : 1. Ostruksi duodenum oleh karena kompresi dari peritoneal bands (Ladds bands) memotong dari letak caecum yang abnormal pada kanan atas abdomen 2. Volvulus mid gut. Perputaran dari midgut (jejunum sampai pertengahan colon tansversum) pada mesenterium karena kegagalan fiksasi dari duodenojejunal junction ke kuadran kanan bawah. Volvulus midgut menyebabkan terjadinya oklusi vaskuler dan strangulasi 3. Hernia interna kebelakang mesenterium yang salah fiksasi Riwayat penyakit : gejala terjadi pada awal minggu ke 2-4 berupa muntah hijau, distensi abdomen, anak rewel akibat nyeri, BAB (-). Pemeriksaan fisik didapatkan sesak nafas jika terdapat aspirasi, distensi disebelah proksimal umbilicus oleh karena pembesaran gaster, dapat ditemukan perut skapoid, tanda tanda dehidrasi Pemeriksaan penunjang antara lain darah rutin dan fungsi ginjal. Rontgent foto ditemukan double bubble dilatasi gaster dan bulbus duodenum dengan udara dan cairan didalamnya dengan gambaran udara usus di distalnya . BNO polos dan dengan kontras barium (upper gastrointestinal series) menunjukkan duodenojejunal junction terletak pada sebelah kanan . Dilanjutkan ditemukannya obstruksi pada pars 2 dan 3 duodenum dengan spiral break atau corkscrew appearance. Ditemukan proksimal jejunum pada sebelah kanan abdomen. Dengan colon in loop ditemukan letak caecum yang tidak disebelah kanan bawah. Penderita harus segera dilakukan dekomprasi gaster, pemberian cairan sesuai derajat dehidrasi, pemasangan urine cateter. Pengelolaannya adalah laparotomi reduksi volvulus, Ladd procedure, dan appendektomi

I. Contoh Kasus
Seorang bayi usia 2 minggu, datang dengan keluhan perut kembung, muntah berwarna hijau dan anak menjadi rewel sejak 4 hari SMRS. Dari pemeriksaan fisik didapatkan os dalam keadaan dehidrasi berat, bentuk abdomen yang scapoid.Pada pemeriksaan foto BNO didapatkan ileus obstruksi letak tinggi. Pertanyaan: 1. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini? 2. Bagaimana penatlaksannan pada pasien ini?

J. Rangkuman
Malrotasi intestinal adalah fiksasi abnormal colon ke peritoneum posterior.Ini menghasilkan rotasi yang tidak lengkap dari usus saat kembali kedalam abdomen pada umur kehamilan 10 minggu. Secara normal perkembangan usus manusia meliputi rotasi dan fiksasi dari midgut. Mall 1898 dan oleh Dott 1923, menjelaskan secara detail tentang proses rotasi ini. Pada tahun 1941 William E Ladd dalam buku Abdominal Surgery of infancy and childhood menjelaskan tentang kelainan rotasi dan fiksasi midgut. Volvulus midgut terjadi karena karena proses fiskasi dan rotasi mengalami hambatan sehingga mesenterium tidak terfiksasi atau tidak melebar Patofisiologi malrotasi intestinal : Obstruksi oleh karena malrotasi intestinal terjadi karena 3 mekanisme : 1. Osbtruksi duodenum oleh karena kompresi dari peritoneal bands (Ladds bands) memotong dari letak caecum yang abnormal pada kanan atas abdomen 2. Volvulus mid gut. Perputaran dari midgut (jejunum sampai pertengahan colon tansversum) pada mesenterium karena kegagalan fiksasi dari duodenojejunal junction ke kuadran kanan bawah. Volvulus midgut menyebabkan terjadinya oklusi vaskuler dan strangulasi 3. Hernia interna kebelakang mesenterium yang salah fiksasi Riwayat penyakit adalah gejala terjadi pada awal minggu ke 2-4 berupa muntah hijau, distensi abdomen, anak rewel akibat nyeri, BAB (-). Pemeriksaan fisik didapatkan sesak nafas jika terdapat aspirasi, distensi disebelah proksimal umbilicus oleh karena pembesaran gaster, dapat ditemukan perut skapoid, tanda tanda dehidrasi Pemeriksaan penunjang antara lain darah rutin dan fungsi ginjal. Rontgent foto ditemukan double bubble dilatasi gaster dan bulbus duodenum dengan udara dan cairan didalamnya dengan gambaran udara usus di distalnya . BNO polos dan dengan kontras barium (upper gastrointestinal series) menunjukkan duodenojejunal junction terletak pada sebelah kanan . Dilanjutkan ditemukannya obstruksi pada pars 2 dan 3 duodenum dengan spiral break atau corkscrew appearance. Ditemukan proksimal jejunum pada sebelah kanan abdomen. Dengan colon in loop ditemukan letak caecum yang tidak disebelah kanan bawah. Penderita harus segera dilakukan dekomprasi gaster, pemberian cairan sesuai derajat dehidrasi, pemasangan urine cateter. Pengelolaannya adalah laparotomi reduksi volvulus, Ladd procedure, dan appendektomi

K. Evaluasi
Tujuan Pembelajaran Metode Penilaian Ujian lisan dan tulis Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan fisiologi dari gastrointestinal. Mampu menjelaskan pathologi, patogenesis, Ujian lisan dan tulis etiologi, klasifikasi, dan gambaran klinis pada malrotasi intestinal. Mampu menjelaskan indikasi operasi pada Ujian lisan dan tulis dan diskusi malrotasi intestinal baik dengan komplikasi maupun tanpa komplikasi. Mampu menjelaskan, melakukan operasi lapa- Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, rotomi reduksi volvulus, ladds procedure, ap- dan penilaian buku log pendektomi dan mengatasi komplikasinya Mampu melakukan perawatan paska laparoto- Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, mi reduksi volvulus, ladds procedure, appen- dan penilaian buku log dektomi. Mampu mengenal dan menangani komplikasi Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, paska operasi laparotomi reduksi volvulus, dan penilaian buku log ladds procedure, appendektomi baik komplikasi dini maupun lanjut

L. Instrumen Penilaian 1. Ujian Pretest


Ujian ini dilaksanakan pada awal stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan operasi.

2. Ujian Post test


Ujian ini dilakukan pada akhir stase sebelum peserta didik pindah ke sub bagian lain. Materi ujian merupakan pengembangan dari ujian pretest dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Hasilnya dibandingkan dengan hasil pretest untuk melihat kemampuan daya tangkap peserta didik terhadap materi modul yang diajarkan dalam waktu 3 bulan ini. Setelah ujian post test, dilakukan diskusi antara pengajar dan peserta didik, untuk membahas hasil ujian dan berdiskusi lebih lanjut tentang kekurangan dari peserta didik dari hasil ujian tulis.

3. Buku Log
Buku log merupakan buku yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif kompetensi yang didapat dari peserta didik. Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan.

M. Materi Baku
1. Menegakkan diagnosis a. Riwayat penyakit adalah gejala terjadi pada awal minggu ke 2-4 berupa muntah hijau, distensi abdomen, anak rewel akibat nyeri, BAB (-). b. Pemeriksaan fisik didapatkan sesak nafas jika terdapat aspirasi, distensi disebelah proksimal umbilicus oleh karena pembesaran gaster, dapat ditemukan perut skapoid, tanda tanda dehidrasi

2. Pengelolaan Penderita : a. Persiapan operasi 1. Inform Consent 2. Puasa dilakukan 4 jam sebelum pembedahaan 3. Pasang infus, beri cairan standard N4 dengan tetesan sesuai kebutuhan. 4. Antibiotik prabedah diberikan secara rutin. b. Tehnik Operasi Laparotomi reduksi volvulus, Ladd procedure Dilakukan narkose umum dengan intubasi endotrakeal. Pasien diletakkan dalam posisi supine. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian ditutup dengan kain steril kecuali lapangan operasi. Irisan dibuat pada 4 cm diatas umbilicus sebelah kanan secara

transversal mulai dari linea axilaris anterior sampai linea mediana. Irisan diperdalam sampai rongga abdomen kemudia mengeluarkan seluruh mid gut dari rongga abdomen. Identifikasi letak caecum dan colon kanan pada daerah kanan bawah, tidak ditemukannya struktur ini mengindikasikan malrotasi intestinal. Identifikasi terdapatnya volvulus, jika terdapat dilakukan reduksi melawan jarum jam. Identifikasi viabilitas usus dengan menggunakan kasa hangat. Identifikasi band yang melewati duodenum pada daerah kanan atas, jika terdapat dilakukan insisi (pemotongan) sehingga duodenum tidak dalam keadaan obstruksi.Dilanjutkan dilakukan milking isi usus kearah distal untuk melihat pasase usus. Dilanjutkan pelebaran dari mesenterium. Terakhir dilakukan appendektomi.Jika ditemukan nekrosis pada segmen usus dilakukan reseksi semen yang nekrosis dan kemudian dilakukan anastomosis.Cuci rongga abdomen. Tutup luka operasi lapis demi lapis
3. Pasca bedah

Komplikasi: perdarahan infeksi luka operasi cedera usus N. Algoritma


Malrotasi

Kondisi stabil

Kondisi tidak stabil

Laparotomi Ladd's procedure

Perbaikan keadaan umum

Laparotomi Ladd's procedure

O. Penuntun Belajar Dan Daftar Tilik


PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR OPERASI LAPAROTOMI REDUKSI VOLVULUS LADDS PROCEDURE Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: 1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan) 2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal 3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

KEGIATAN I. Memahami data-data preoperasi yang diperlukan a. Memahami keluhan dan gejala pasien b. Memahami pemeriksaan fisik hipospadia Melakukan tindakan Orthoplasty a. Dilakukan narkose umum dengan intubasi endotrakeal. b. Pasien diletakkan dalam posisi supine. c. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik, kemudian ditutup dengan kain steril kecuali lapangan operasi. d. Irisan dibuat pada 4 cm diatas umbilicus sebelah kanan secara transversal mulai dari linea axilaris anterior sampai linea mediana. Irisan diperdalam sampai rongga abdomen kemudia mengeluarkan seluruh mid gut dari rongga abdomen. e. Identifikasi letak caecum dan colon kanan pada daerah kanan bawah, tidak ditemukannya struktur ini mengindikasikan malrotasi intestinal. Identifikasi terdapatnya volvulus, jika terdapat dilakukan reduksi melawan jarum jam. f. Identifikasi viabilitas usus dengan menggunakan kasa hangat. g. Identifikasi band yang melewati duodenum pada daerah kanan atas, jika terdapat dilakukan insisi (pemotongan) sehingga duodenum tidak dalam keadaan obstruksi. h. Dilanjutkan dilakukan milking isi usus kearah distal untuk melihat pasase usus. i. Dilanjutkan pelebaran dari mesenterium. Terakhir dilakukan appendektomi. j. Jika ditemukan nekrosis pada segmen usus dilakukan reseksi semen yang nekrosis dan kemudian dilakukan anastomosis. Cuci rongga abdomen. k. Tutup luka operasi lapis demi lapis Penyelesaian a. Memberitahukan dan menjelaskan keadaanpasien kepada keluarganya b. Membuat laporan operasi

II.

III.

DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR OPERASI LAPAROTOMI REDUKSI VOLVULUS LADDS PROCEDURE (diisi oleh pengajar) Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini: : : Memuaskan: Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau panduan standar Tidak memuaskan: Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai dengan prosedur atau panduan standar T/T: Tidak Ditampilkan: Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih

PESERTA :

TANGGAL : KEGIATAN NILAI

I.

PENDAHULUAN 1. Memberikan penjelasan dan ijin tindakan 2. Menetapkan indikasi operasi 3. Memahami data data preoperasi seperti klinis dan pemeriksaan fisik

II.

TEHNIK TINDAKAN ORTHOPLASTY 4. Melakukan tindakan a dan antisepsis pada pasien 5. Melakukan drapping pada pasien 6. Melakukan insisi supra umbilikus 7. Melakukan identifikasi letak caecum dan colon kanan 8. Melakukan identifikasi viabilitas usus 9. Melakukan identifikasi dan pemotongan band 10. Melakukan milking 11. Melakukan appendektomi 12. Melakukan penutupan luka oprasi

III.

PENYELESAIAN 13. Memberitahukan dan menjelaskan keadaanpasien kepada keluarganya 14. Membuat laporan operasi

Komentar/Ringkasan: Rekomendasi: Tanda tangan Pelatih _______________________________Tanggal _______________

P. Kata Kunci :Malrotasi intestinal, Laparotomi reduksi volvulus, Ladd procedure, appendektomi

Anda mungkin juga menyukai