Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat PENCEMARAN UDARA

Oleh : Kelompok 3 Andini Marisyah Putri Ayu Lestari Jasra Diana Halim Eeng Heinie Foir Cila Firza Melidha Nurfitria Yulantri Restira Vianti Sonya Leonari Tiara Afdelita Yania Febsi

PROGRAM DIII JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN PADANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2012

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pencemaran udara di Indonesia, masih terbatas sifatnya. Sampai saat ini pencemaran udara baru ditemukan di beberapa kota besar saja dan itupun disebabkan terutama oleh kendaraan bermotor. Mudah dimengerti karena lulus uji kendaraan bermotor di tanah air tidak begitu memperhatikan kadar CO yang dihasilkan. Disamping itu system lalu lintas serta jalur jalan raya dikota kota besar tersebut, jik ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan ternyata kurang menguntungkan. Demikian dari beberapa data yang pernah diumumkan, tercatat untuk Jakarta pada daerah-daerah yang ramai seperti bagian dikota misalnya, ditemukan kadar CO sekitar 100 ppm per hari. Pengukuran yang dilakukan di bandung mencatat kadar CO di stasiun kendaraan bermotor sekitar 50 sampai 150 ppm, sedangkan di Denpasar angka ini mencapai 100 sampai 150 ppm. Sekalipun nilai ambang batas pencemaran CO belum di punyai di Indonesia, namun jika diperhatikan angka-angka diataskeadaannya cukup mencemaskan. untuk Amerika Serikat misalnya ditetapkan nilai yang dibenarkan hanya 9 ppm tiap 28 jam, untuk jepang sekitar20 ppm tiap 8 jam, Unisoviet sekitar 0,9 ppm tiap 24 jam, dan Canada sekitar 15 ppm tiap 8 jam .
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pengertian pencemaran udara? 2. Bagaimanakah penyebab pencemaran udara? 3. Bagaimanakah akibat atau dampak dari pencemaran udara? 4. Bagaimanakah penyakit yang terkait dari pencemaran udara? 5. Bagaimanakah cara penanganan akibat yang ditimbulkan dari pencemaran udara?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka didapatkan tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengertian pencemaran udara.

2. Menjelaskan penyebab pencemaran udara. 3. Menjelaskan akibat atau dampak dari pencemaran udara. 4. Menjelaskan penyakit yang terkait dari pencemaran udara. 5. Menjelaskan cara penanganan akibat yang ditimbulkan dari pencemaran udara.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran adalah suatu proses yang terjadi dalam lingkungan yngsifatny membahayakan kehidupan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan ini, yng dihasilkan oleh tingkah laku manusia. Yang dimaksud dengan pencemaran udara ialah terdapatnya segala sesuatu yang sifatnya membahayakannya kelangsungn hidup manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan serta hal-hal yang lain yng berhubungan dengan itu pada udara yang berada diluar rumah, sebagai akibat tingkah laku manusia (umumnya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) ataupun yang terjadi secra alamiah. Klasifikasi Pencemar Udara : 1. Pencemar primer : pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. 2. Pencemar sekunder : pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Contoh: Sulfur dioksida, Sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan asam sulfurik.
B. Penyebab Pencemaran Udara

faktor-faktor yang mempunyi sifat mencemarkan dinamakan pollutant. adapun pollutant yang terdapat di alam secara umum dapat dibedkan atas tiga macam yakni :
1. berupa satu jenis zat atau unsure kimia saja, seperti misalnya timah hitam, dan air raksa. 2. berupa senyawaan zat

atau unsure kimia, sebgaimana yang ditemukan pada karbon

monoksida dan DDT.


3. berupa gabungan dari pelbagai bahan atau material yang lebih kompleks. di sini

pembicaran tidak lagi membatasi diri pada zat atau unsure kimia,tetapi telah lebih luas, sebagaimana yang ditemukan pada pelbagai jenis sampah. kadang kala ke dalam pembagian yang ketiga ini dimasukkan bising, panas, ataupun radiasi, yang dianggap sebagai suatu pollutan yang kompleks pula.

Adapun hal-hal menimbulkan pencemaran pada udara beberapa macam, yakni :


1. aerosol

(pollutant) dapat dibedakan atas

yng dimaksud dengan aerosol ialah suatu suspense diuadra yang dapat bersifat padat (debu), tau pun bersifat cair (kabut, asap, dan uap). debu dalah hasil pengahancuran dari benda-benda organic ataupun an organic yang sifatnya tidak merekat , serta mempunyai garis tengah sekitar 20 mikron. pada umumnya debu tidak melayang, kecuali yang beridiameter sekitar 5 mikron, krena dapat membentuk suspense yang satbil diudara. debu bergerak dari suatu tempet ke tempat lain karena tiupan angin, jika tidak ia akan mengumpul dibawh mengikuti gaya gravitasi bumi. yang dimaksud dengan kabut adalah partikel-partikel yang terbentuk sebagai hasil kondensasi dri gas. ukuran garis tengahhnya 1 sampai denga 40 mikron. yang dimaksud dengan asap ialah partikel-partikel karbon yng berterbangan di udara dengan garis tengah sekitar 1 mikron. sedangkan yng dimaksud dengan uap adalah partikel-partikel padat yang dihasilkan oleh proses kondensasi dari gas. uaap mempunyai sift merekat dn dapat bersenyawa antara satu partikel dengan partikel lainya.
2. gas

yang dimaksud dengan gas adalah uap yang dihasilkan oleh zat padat ataupun zat cair, baik karena dipanaskan , ataupun karena proses penguapan sendiri. contoh terbentuknya gas karena pemanasan ialah sulfur dioksida yang terjadi karena pembakaran bensin. sedangakan contoh gas yang terbentuk dariproses penguapan sendiri ialah gas bensin yakni perubahan bensin dari bentuk cair ke bentuk gas. pada saat ini mcam gas yang mencemrkan udara beraneka ragam. antara lain dapat disebutkan misalnya hydrogen sulfide, hydrogen florida, aldehida, dan karbon monoksida.
3. interaksi bahan-bahan kimia

pada akhir-akhir ini diketahui bahwa pencemaran udaradapatpula terjadi karena interaksi pelbagai bahan kimia yang terdapat di alam. tetapi bagaimna proses tersebut berlngsung belumlah sepenuhnya terungkap. yang diketahuihanyalah proses akan terjadi jika pada waktu yang akan terjadi jika pada waktu yang bersamaan ditemukan juga adanya radiasi dari sinar matahari, kondisi cuca tertentu, serta tersedianya bahan kimia dalam kosentrasi tertentu. Adapun macam-macam pollutant yang sering ditemukan sebagai penyebab pencemaran udara (air pollution) ialah :
1. Karbon monoksida (C0)

Gas Coterbentuk karna pembakaran yang tidak sempurna dari zat carbon,bik yang terdapat pada bensin, ataupun pada bahan bakar lainnya, termasuk lainnya, termasuk kayu, batu bara dan lain sebagainya.CO adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna dan sedikit ringan dari

udara.Di Amerika serikat diketahui bahwa sekitar 64 % dari CO yang terdapat diudara adalah sebagi hasil pembakaran bensin yang tidak sempurna dari pelbagai jenis kendaraan bermotor dijalan,sektar 17 % berasal dari kebakaran hutan, sekitar 10% sebagai hsil sampingan industry dan selebihnya berasal dari sumber-sumber lain seperti pembangkit tenaga listrik. Gas CO ini sangat bersifat racun, karena jika gas ini terhirup maka ia bereaksi dengan haemoglobin dan membentuk COHb yang menghalangi pengambiln oksigen. Akibatnya seseorang akan merasa pusing, lemas dan bahkan sampai meninggal dunia. Untuk mencegah terbentuknya CO, telah banyak usaha yang dilakukan, antara lin dengan mengalirkan udara yang cukup didalam tungku pembakaran, sehingga gas CO yang terbentuk dapat diubah menjadi CO2. hanya saja jikamelakukan pembakaran ini, suhu tidak boleh terlalu tinggi, karena gas CO2 yang telah terbentuk akan terurai lagi menjadi gas CO dan O2 bebas.
2. Sulfur Oksida (Su)

SO terbentuk jika bahan bakar yang dipergunakan banyak mengandung sulfur, biasanya ditemukan pad bensin yang berkualitas rendah atau batubara. dengan demikian jika suatu pabrik menggunakan bensin berkualitas rendah atau batu bara sebagai pembangkit tenag, harus berhati-hati, karena SO yang terntuk akan meracuni pekerja. tiga cara mencegah terbentuknya SO :
a) mengusahkan agar bensin yang dipergunakan tidak mengandung sulfur lebih dari 1%.

pekerjaan ini tidaklah mudah untuk dilakukan, karena dibtuhkn pengolahan bensin lebih lanjut yang dalam banyak hal mengahbiskan biaya tidak sedikit.
b) menggunakan bensin atau batu bara yang tidak mengandung sulfur. sama halnya dengan

macam pertama, maka pekerjaan ini tidaklah mudah untuk dilakukan, karena sangat sulit mendapatkan bensin tanpa sulfur, juga untuk menghilngkaan sulfur dari bensin atau batu bara, membutuhkan pembiayaan yang amat besar.
c) Mencuci atau membersihkan SO yang dihasilkan,sebelum dibuang keudara. Untuk ini

biasanya dimasukkan batu kapur kedalam tungku pembakar, sehingga terbentuk butiran yang dapat dibuang, tau dapat pula dipergunkan sebagai aluminium oksida yang akan menyerap SO.
3. Hidro Carbon (CHO)

Hidro Carbon terbentuk karna pembakaran bensin yang tidak sempurna. Gas ini sebenarnya tidak begitu berbahaya terhadap kesehatan, karena secara normal terdapat di alam. Peranannya pada pengotoran udara ialah pengaruh sinar matahari dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida membentuk polutan baru yang disebut photochemical oksidan.
4. Nitrogen Oksida (N2O)

Nitrogen oksida terbentuk jika berlangsung pembakaran bensin pada suhu yang amat tinggi. Gas ini dengan pengaruh sinar matahari akan bereaksi dengan hidro karbon dan membentuk photochemical oksidan, yakni penyebab pengotoran udara yang ditemukan pertama kali dikota los angeles.
5. Partikel

Berbagai macam partikel baik yang bersifat padat ataupun cair dapat menjadi penyebab pengotoran udara. Ukuran partikel ini sangat bervariasi, ada yang hanya bias dilihat dengan memakai mikroskop khusus, ada yang tembus pandang (seperti asap), ataupun ada yang dapat dilihat dengan mata biasa. Partikel yang berukulan kecil, dapat menetap diudara membentuk suspense dan dapat berpindah dari satu tempat ketempat lain karena tiupan angin. Untuk mengawasi partikel ini banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan menyaring, memisahkan dengan putaran memusat ( centrifugal ceparation) ataupun dengan memakai listrik (elektrostatik precipitation).

C.

Akibat / Dampak

Adapun pelbagai polutan tersebut diatas terhadap kesehatan bermacam-macam. Seseorang yang keracunan CO akan mengalami gejala kekurangan oksigen, karena gas CO akan mengalami gejala kekurangan oksigen, karena gas CO mempunyai kemampuan bereaksi dengan Hb 200 smpai 300 kali lebih besar dari pada gas oksigen. Seseorang yang menghirup SO akan mengalami kerusakan pada saluran pernafsannya. Sedangkan keracunan hidro karbon bersama nitrogen oksida yang membentuk photochemical oksidan, diketahui akan mengurangi daya tahan seseorang terhdap serangan penyakit influenza dan common cold. gejala yang timbul karena keracunan partikel, tergantung dari macam partikel tersebut. Debu asbes yang berterbangan diudara misalnya dapat menimbulkan penyakit asbestosis pada paru. Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan sama dengan pengaruh pencemaran yang lain, yakni dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung. Untuk ini hubungan antara pencemaran udara dengan kesehatan dapat dibedakan atas dua macam yakni :
a. Akibat yang ditimbulkan segera

Artinya pengotoran udara tersebut dapat menimbulkan penyakit mendadak, dan bahkan mendatangakan kematian.
b. Akibat yang ditimbulkan tidak segera

Keadaan ini hanya terjadi jika kontaminasi manusia dengan udara yang telah tercemar dalam waktu yang cukup lama, serta polutan yang mendatangkan kelainan tersebut

bersifat komulatif. Banyak ditemukan misalnya kelainan paru-paru pada pekerja di pabrik tekstil.

D.

Penyakit yang Terkait

1.

Penyakit Silikosis

Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama sama dengan partikel lainnya, seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu. Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam jumlah banyak. Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati. Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung. Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan yang ketat sebab penyakit silicosis ini belum ada obatnya yang tepat. Tindakan preventif lebih penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silicosis akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu dicatat untuk pemantulan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu waktu diperlukan. 2. Penyakit Asbestosis Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratapasbesdanlainsebagainya.

Debu asbes yang terhirup masuk ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak napas dan batuk-batuk yang disertai dengan dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar / melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan tampak adanya debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan lingkungan agar jangan sampai mengakibatkan asbestosis ini. 3. Penyakit Bisinosis Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya. Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terasa berat pada dada, terutama pada hari Senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Secara psikis setiap hari Senin bekerja yang menderita penyakit bisinosis merasakan beban berat pada dada serta sesak nafas. Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pernapasan juga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema. 4.Penyakit Antrakosis Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara. Masa inkubasi penyakit ini antara 2 4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit-penyakit pneumokonisosi lainnya, penyakit antrakosis juga ditandai dengan adanya rasa sesak napas. Karena pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis. Penyakit antrakosis murni disebabkan debu batubara. Penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjadi berat, dan relatif tidak begitu berbahaya. Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian. Kalau terjadi emphysema maka antrakosis murni lebih berat daripada silikoantraksosis yang relatif jarang diikuti oleh emphysema. Sebenarnya antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya.

Perbedaan ini mudah dilihat dari fototorak yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang paru-paru. 5. Penyakit Beriliosis Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir. Selain dari itu, pekerja-pekerja yang banyak menggunakan seng (dalam bentuk silikat) dan juga mangan, dapat juga menyebabkan penyakit beriliosis yang tertunda atau delayed berryliosis yang disebut juga dengan beriliosis kronis. Efek tertunda ini bisa berselang 5 tahun setelah berhenti menghirup udara yang tercemar oleh debu logam tersebut. Jadi lima tahun setelah pekerja tersebut tidak lagi berada di lingkungan yang mengandung debu logam tersebut, penyakit beriliosis mungkin saja timbul. Penyakit ini ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. Oleh karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja-pekerja yang terlibat dengan pekerja yang menggunakan logam tersebut perlu dilaksanakan terus menerus. E. Cara Penanganan Pada akhir-akhir ini telah diketahui aerosol dapat mengganggu kehidupan, karena aerosol dapat menambah lapisan ozon dibumi yang menghalangi sinar ultraviolet serta berfungsi sebagai sumber panas. Karena itulah penilaian aerosol sebagai kebutuhan rumah tangga (kosmetik) mulai dibatasi. Untuk mengawasi pencemaran udara ada beberpa hal yang harus dilkukan yakni :
1. Mengurangi sumber pencemaran

Misalnya mempergunakan bahan bakar yang tidak terlalu banyak menghasilkan aldehida, sulfur oksida, dan lain sebagainya.Kecualai mempergunakan mesin yang dirancang sehingga tidak terlalu banyak menghasilkan gs sisa. Dalam upaya mengurangi sumber pencemaran udara dapat pula dengan mencegah pembakaran sampah yang sembarangan. tau jika membakar sesuatu harus diusahakan tersedia cukup oksigen, yakni dalam upaya mencegah dihasilkannya karbon monoksida yang bersifat racun bagi manusia.
2. Membersihkan udara yang telah tercemar

Ini adalah salah satu yang dihasilkan oleh pemerintah kepada perusahaan industry yang mempergunkan mesin-mesin, yakni mengolah dahulu udara kotor yang dihasilkan sebelum dibuang ke alam.

Cara membersihkan udara bermacam-macam, yang tergantung dari jenis polutan yang terdapat didalamnnya. Jika polutan tersebut berupa debu, maka dapat dilakukan beberapa hal misalnya :
a. Membangun kamar mengendap

Udara yang mengandung debu, dialirkan ke kamar pengendap, dengan demikian diharapkan terjadinya endapan debu, dan kemudian debu tersebut dipindahkan.
b. Membangun ruangan yang berhawa lembab

Udara yang mengandung debu dialirkan kedalam rungan yang dilembabkan. Debu akan menyerap cairan, sehingga lebih mudah untuk mengendap atau dibelokkan ketempat lain, sedangkan udara yang yang bebasdari debu di buang keluar.
c. Saringan

caraini hanya efektif jika partikel debu mempunyai diameter yang cukup besar.
d. Mengalirkan udara yang mengandung debu pada ruangan yang dibangun melingkar

(Cyclon) partikel debu akan menempel pada dinding ruangan


e. Membantu pengendapan debu secara mekanis ataupun dengan aliran listrik

Pada cara mekanis dipergunakan baling-baling yang diputar dengan kecepatan tinggi. debu akan menempel pada baling-baling tersebut. sedangkan pada cara listrik, dialirkan aliran listrik, sehingga debu mengandung muatan dan karena itu dapat mengendap. Jika polutan berupa gas atau uap yang bersifat racun, maka cara membersihkan udara yang dapat dilakukan misalnya :
a. Mencuci udara

Udara kotor dialirkan melalui air atau cairan lain dalam bak ; gas dapat dipisahkan karena reaksi yang terjadi dengan air atau cairan itu.
b. Membakar udara

Hanya dapat dilakukan jika polutan tersebut bersifat mudah dibakar Selanjutnya udara yang dibersihkan dengan pelbagai cara diatas dialirkan ke luar, sebaiknya mempergunakan cerobong asap yang dibangun tinggi, sehingga kalaupun dalam udara tersebut masih terdapat sisa-sisa polutan, diharapkan bias dibuang jauh oleh angin. Seperti misalnya pengotoran oleh CO pada jalanan akan dapat dibersihkan oleh udar yang mengalir dengan kecepatan 5 meter perdetik.

3. Dengan perencanaan kota

Perencanaan kota yang baik, akan dapat mengurangi akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara terhdap kesehataan. misalnya dengan membangun daerah industry jauh dari tempat tinggal, atau dengan penghijuan kota. Dari pelbagai penelitian telah berhasil dibuktikkan bahwa taman sebesar 300x400 meter dapat menurunkan konsentrasi debu dalam udara dari 7000 partikel perliter menjadi 4000 partikel perliter jika taman tersebut dibangun seluas 10
km2 , konsentrasi debu dapat diturunkan sampai 3/50 nya.

Kecuali dapat menyaring debu, maka penghijauan bermanfaat pula untuk membersihkan udara dari CO2, dan bersamaan dengan itu menghasilkan O2 yang bermanfaat untuk kehidupan.

BAB III KESIMPULAN Pencemaran adalah suatu proses yang terjadi dalam lingkungan yngsifatny membahayakan kehidupan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan ini, yng dihasilkan oleh tingkah laku manusia. Yang dimaksud dengan pencemaran udara ialah terdapatnya segala sesuatu yang sifatnya membahayakannya kelangsungn hidup manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan serta hal-hal yang lain yng berhubungan dengan itu pada udara yang berada diluar rumah, sebagai akibat tingkah laku manusia (umumnya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi) ataupun yang terjadi secra alamiah. Macam-macam pollutant yang sering ditemukan sebagai penyebab pencemaran udara (air pollution) ialah :
1. Karbon monoksida (C0) 2. Sulfur Oksida (Su) 3. Hidro Carbon (CHO)

4. Nitrogen Oksida (N2O) 5. Partikel

Pengaruh pencemaran udara terhadap kesehatan sama dengan pengaruh pencemaran yang lain, yakni dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung. Untuk ini hubungan antara pencemaran udara dengan kesehatan dapat dibedakan atas dua macam yakni :
a. Akibat yang ditimbulkan segera b. Akibat yang ditimbulkan tidak segera

DAFTAR PUSTAKA

Soerjani, Mohammad: Suatu Tinjauan dalam Menghadapi Berbagai Krisis Lingkungan Hidup;Universitas Indonesia, Jakarta, 1997 Wartomo : Ilmu Kesehatan Lingkungan, Mimeograf, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan FKUI, Jakarta, 1978 Sumamur PK : Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung, Jakarta, 1976.

Anda mungkin juga menyukai