Anda di halaman 1dari 38

7 Langkah Diagnosis Okupasi

1. Diagnosis Klinis

Anamnesis

Identitas pasien
nama penderita, nomor induk pokok, umur, jenis kelamin, jabatan, unit/bagian kerja, lama bekerja, nama perusahaan, jenis perusahaan dan alamat perusahaan.

Anamnesis
Keluhan utama : Wanita, 30 tahun batuk pilek berulang sejak tiga minggu yang lalu Keluhan tambahan : Demam yang hilang timbul, mata sering panas, mual, nyeri di seluruh badan dan kadang-kadang gatal

Anamnesis
Obat- obatan RPS RPD RPK

Riwayat Pekerjaan: o Sudah berapa lama bekerja sekarang? o Riwayat pekerjaan sebelumnya, dan apakah ada kerja sambilan o Proses kerja, bahan kerja, alatan kerja yg dipakai o Waktu pekerjaan sehari? o Hasil MCU sebelum bekerja? o Kemungkinan pajanan yg dialami fisik, kimiawi, biologis, ergonomis, sosial?

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit berat, sedang,

ringan?
Mental: kesadaran, sikap dan tingkah laku, kontak

fisik, perhatiannya dll.


TTV

TD, Denyut Nadi, Napas, Suhu tubuh, TB, BB

Pemeriksaan Fisik
Penilaian sistematis

Mata : refleks pupil, tanda-tanda iritasi THT : periksa pembesaran tonsil, rhinorrhea, iritasi pada mukosa hidung dan tenggorokan Kulit : periksa turgor kulit dan tanda-tanda lainnya (eritema, facial rash) Cor Pulmo: bentuk thoraks, apakah ada kelainan bunyi jantung dan bunyi pernapasan di paru. Abdominal: inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

Pemeriksaan Laboratorium
CBC Hb, Ht, leukosit, hitung sel darah, Kultur dari sampel (sputum, usap tenggorok, sekret nasopharyngeal, aspirasi trakea, aspirasi paru, cairan pleura, darah, cerebrospinal fluid,) Pemeriksaan Elektrolit hiponatremia

Tes Fungsi paru: tes


provokasi, spirometri (VC, FEV etc), peak flow meter.

Radiologi: roentgen paru

Pemeriksaan Penunjang pada SBS

Pemeriksaan meliputi:
i. Faktor lingkungan (fisik, kimiawi, biuologis dan psikososial) WBGT/ISBB, Luxmeter ii. Faktor cara kerja (proses kerja, peralatan kerja VDU) iii. Waktu paparan nyata (per hari, per minggu) iv. APD yg digunakan

Working diagnose :

Influenza

Different diagnose

Legionnaire's Disease

2. Tentukan Pajanan yang dialami

Pajanan
Faktor

fisik:Pendingin udara, Debu, Karpet Faktor kimiawi: pewangi ruangan Faktor biologis: kutu debu, jamur, bakteri, serbuk sari tanaman, dan organisme lain Faktor fisiologis atau ergonomis Faktor mental-psikologis

3. Hubungan Pajanan dengan penyakit

4. Pajanan yang dialami cukup besar


1.

Patofisiologi penyakit:
Hipotesis kimia: VOC (perabot, karpet, formaldehyde)
induce respons reseptor iritasi >> histamin, degradasi sel mast & >>mediator inflamasi bronkokonstriksi/produksi lendir, pergerakan silia melambat asma/rhinitis alergi Hipotesis bioerosol: riwayat atopi reaksi pada VOCs konsentrasi rendah Faktor Pejamu: kerentanan individu (stress)

2. 3.

Bukti epidemiologis:

National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) tahun 1997 menyebutkan 52% penyakit pernapasan terkait dengan SBS akibat buruknya ventilasi gedung dan kinerja air conditioner (AC) akibat jarang dibersihkan. Penelitian terhadap 350 karyawan dari 18 kantor di Jakarta selama 6 bulan (Juli-Desember 2008) menunjukkan penurunan kesehatan pekerja dalam ruangan akibat udara ruangan tercemar radikal bebas (bahan kimia), berasal dari dalam maupun luar ruangan dan 50% orang yang bekerja dalam gedung perkantoran cenderung mengalami SBS. Penelitian Occupational Safety and Healthy Act (OSHA) mendapatkan dari 446 gedung, penyebab polusi udara dalam gedung karena ventilasi tidak adekuat (52%), alat/bahan dalam gedung (7%), polusi luar gedung (11%), mikroba (5%), bahan bangunan/alat kantor (3%), dan tidak diketahui (12%).

5. Faktor individu

Status Kesehatan Fisik Olahraga, alergi Higiene Perorangan Kerentanan terhadap penyakit, dapat dipengaruhi :
Faktor usia Jenis Kelamin

5. Faktor lain diluar individu

Kebiasaan Hobi Pajanan di tempat tinggal dan di tempat yang pernah dikunjungi Pekerjaan sambilan

5. Diagnosis okupasi

Teliti langkah 1-6, hubungan kausal antara pajanan dengan penyakit: Sick Building Syndrome

Sick Building syndrome


Adalah kumpulan dari gejala yang tidak spesifik penyebabnya Biasanya memiliki karakteristik : Penderita memiliki teman sekerja dengan karakteristik iritasi dari membran mukus ( mata, hidung atau tenggorokan ), sakit kepala, pusing, dan sulit berkonsentrasi, cepat lelah Gejala akan hilang setelah tidak berada di gedung Tidak ditemukan penyebab spesifik

Ketika banyak orang yang memiliki gejala yang mungkin terasosiasi dengan gedung, maka gedung itu mungkin dapat diberi label sakit Masalahnya adalah tidak ada batas yang jelas antara gedung yang sakit dengan gedung yang sehat Tidak ada kesepakatan seperti berapa jumlah, bagaimana pola, tingkat keparahan, frekuensi dari gejala, bagaimana mengukur gejala, atau gejala apa yang diukur.

SBS vs BRI ( Building Related Illness)

SBS
Gejalanya terdiri dari iritasi dari mukus, sakit kepala, pusing, lemas, sulit berkonsentrasi Penyebab tidak spesifik Gejala menghilang setelah meninggalkan gedung

BRI
Gejalanya terdiri dari batuk, Dada terasa sesak,demam, menggigil dan sakit pada otot Penyebab dapat diidentifikasi dengan jelas Penyembuhan lebih lama setelah meninggalkan gedung

Etiologi

Faktor Penyebab
Chemical agents Mechanical ventilation systems and air conditioning Microbacterial agent Faktor psikologi masih diteliti

Penatalaksanaan SBS
Medikamentosa:

NSAID: Aspirin/Parasetamol Dekongestan: pseudoefedrin, efedrin, fenilpropanolamin Antitusif: Kodein, Dekstrometorfan, Noskapin, Difenhidramin Antihistamin

Penatalaksanaan SBS
Non-Medikamentosa:

Tindakan preventif: Penyuluhan/edukasi, komunikasi higiene Menghindari gedung yg dpt timbulkan keluhan Intervensi lingkungan kerja Pemeriksaan skrining kesehatan

Aspek Fisik: mengontrol ventilasi udara, suhu ruangan, kelembapan udara, pencahayaan, susun atur ruangan Aspek kimiawi: perbaiki sumber polutan, pelarangan merokok, pemakaian bhn2 pembersih yang environmentalfriendly, hindari bahan pembersih dgn VOCs, memakai APD Aspek biologis: menjaga hygiene diri &lingkungan, pemeriksaan berkala sistem HVAC, memakai APD, imunisasi Aspek psikososial: stress, mencipta hubungan baik

Pencegahan secara umum PAK:


Pengendalian bahaya baru Pengendalian bahaya yang diketahui Pengendalian pajanan: Pengendalian lingkungan Pengendalian biologis Identifikasi pekerja yang rentan Pengendalian mesin Pengendalian administratif Alat pelindung diri (APD)

Sick building syndrome merupakan kumpulan gejala yang akut pada pekerja di gedung perkantoran dapat berupa nyeri kepala, batuk, sesak, iritasi kulit, membran mukosa dan gejala lain tetapi bukan merupakan penyakit spesifik dan penyebabnya tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. SBS terjadi karena buruknya kualitas udara dalam ruangan (IAQ). Pengenalan SBS mencakup penilaian faktor individu dan lingkungan. Pencegahan dan penatalaksanaan SBS bersifat komprehensif, melibatkan pekerja, manager dan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai