Kegagalan Drainase Kota - Ilmusipil
Kegagalan Drainase Kota - Ilmusipil
com
http://www.ilmusipil.com/kegagalan-drainase-kota
1 of 6
01/05/13 21:21
http://www.ilmusipil.com/kegagalan-drainase-kota
Drainase perkotaan terbagi menjadi dua, yaitu drainase air hujan (storm water drainage) dan drainase air limbah (sewer drainage). Drainase air hujan terletak di atas permukaan tanah dan drainase air limbah terletak di bawah permukaan tanah. Adanya pemisahan antara drainase air hujan dan air limbah ini dikarenakan air hujan yang turun ke bumi masih dapat digunakan untuk kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya, karena tidak mengandung partikel-partikel atau zat-zat yang merugikan. Sedangkan untuk air limbah yang mengandung partikel-partikel atau zat-zat yang merugikan harus dibuat sistem drainase tersendiri di bawah permukaan tanah, agar tidak mengganggu kelangsungan hidup mahluk hidup. Solusi Dr Ing Ir Agus Maryono, pakar teknik sipil UGM menawarkan konsep Drainase ramah lingkungan , drainase ramah lingkungan didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesarbesarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Dalam drainase ramah lingkungan, justru air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai. Namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia. Untuk Kota Bandung sendiri, diperlukan Kebijakan penataan ruang seperti yang didasarkan pada UU no.24/1992 yang memiliki pengertian bahwa penataan ruang tidak saja berdimensi pada perencanaan pemanfaatan ruang saja, tetapi juga termasuk dimensi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam rangka penanganan banjir terdapat empat prinsip pokok penataan ruang yang perlu dipertimbangkan, yaitu : (1) Holistik dan terpadu. (2) Keseimbangan kawasan hulu dan hilir. (3) Keterpaduan penaganan secara lintas sektor dan lintas wilayah. (4) Peran serta masyarakat mulai tahap perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dengan demikian kebijakan penataan ruang dikembangkan untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan wilayah yang mampu mendorong peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup. Kebijakan pengembangan prasarana perkotaan harus didasarkan pada pandangan menyeluruh dalam pengelolaan air hujan. Pembangunan jaringan drainase memang merupakan usaha untuk mengatasi genangan pada suatu wilayah, namun hendaknya diperhatikan pula dampak terhadap wilayah lain di sebelah hilir, jangan sampai penyelesaian masalah banjir dan genangan pada suatu tempat justru menimbulkan masalah serupa di tempat lain di sebelah hilir. Oleh karena itu di samping jaringan drainase perlu pula dibangun sumur resapan, kolam penahan, kolam penyimpan, atau kolam resapan sebagai sarana pengendali air hujan di seluruh daerah tangkapan terutama di daerah perkotaan. Mudah-mudahan saja jika diusahakan dengan baik, fenomena banjir cileuncang tidak akan terjadi lagi di Kota Bandung dan masyarakat bisa beraktivitas dengan lancar tanpa gangguan jalanan yang rusak atau banjir secara umum di beberapa tempat langgangan banjir. Jika Drainase terawat maka akan menjadikan lingkungan aman, nyaman dan sehat. Maka dari warga maupun dari daerah lain dilarang untuk mendirikan bangunan dan membuat bak sampah diatas saluran air karena akan menghalangi jalannya kelancaran air serta menyulitkan untuk membersihkannya. Dan bersatupadu dalam membina dan menjaga lingkungan air yang bersih, sehat, dan bermanfaat secara berkelanjutan. 1. 2. 3. 4. 5. SISTEM SANITARY LANDFILL air pengairan dan lingkungan Analisa dampak reklamasi pada daerah pesisir pantai Cara Mendesain Jaringan Irigasi Cara menentukan luas DAS
Advertisement
2 Komentar
iskandar ibrahim says:
2 of 6
01/05/13 21:21
http://www.ilmusipil.com/kegagalan-drainase-kota
27/08/2011 at 12:35 pm karena perencanaan tidak menghitung koefisien lahan yg tertutup lahan hijau atau benda lainnya dan i (kemiringan saluran) sehingga begitu hujan besar tidak tertampung satu lagi tidak adanya pemeliharaan rutin, berkala bila terjadi penyumbatan seperti sampah, tertutupnya drainase bagian atas. [Reply] ihsan and iman says: 28/01/2012 at 11:07 pm i memang i kalau pekerja saluran tidak patuh sama i atau tidak mementingkan i yah akibatnya saluran drainase kita mengalir mundar mandir alias banjir.i =h/d.kalau taat pada i maka jadi hade. [Reply]
Komentari
Nama * Email *
Comment
Advertisement
ILMU SIPIL
Alat Berat Analisa harga Arsitektur Autocad Baja Baja ringan Bekisting Beton Civil Engineering Elektrikal Gedung Hidrolika Hidrologi ilmu ukur tanah
3 of 6
01/05/13 21:21
http://www.ilmusipil.com/kegagalan-drainase-kota
Infrastruktur Interior Jalan Raya Jasa desain rumah Jembatan Kayu Kontraktor Ilmu lingkungan Manajemen Proyek Bahan Bangunan Mekanika Tanah Mekanika Teknik Metode Kerja Pagar Pelabuhan Pengairan Plumbing Pondasi Anggaran Biaya Rumah Software STM Pembangunan Struktur Taman Teknik Sipil Transportasi
4 of 6
01/05/13 21:21
http://www.ilmusipil.com/kegagalan-drainase-kota
ilmusipil
ilmusipil Rahasia sukses investasi properti nblo.gs/KO3w2
2 hours ago reply retweet favorite
5 of 6
01/05/13 21:21
http://www.ilmusipil.com/kegagalan-drainase-kota
6 of 6
01/05/13 21:21