PENDAHULUAN
Kasus ini diambil dari pasien yang dibawa ke IGD
menimbulkan
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A Umur : 50 tahun Gender : Laki laki Suku : Madura Agama : Islam Pekerjaan : Petani Bahasa ibu : Jawa Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2012
Pasien tidak bisa membuka mulut dan seluruh tubuh terasa kaku sejak 2 hari yang lalu, pasien merasa nyeri jika membuka mulut, nyeri saat menelan makanan dan minuman, punggung terasa nyeri dan terangkat dari kasur, sesak (-), kejang (-), demam (-). Sebelumnya + 15 hari yang lalu pasien terkena clurit di kelingking kanan nya saat bekerja di sawah, kemudian pasien di jahit di puskesmas dan pasien mengatakan tidak di suntik obat anti tetanus.
PEMERIKSAAN FISIK
KU
: Sedang Kesadaran : Compos mentis, GCS 4-5-6 TB / BB : 160 cm/ 62 kg Vital sign
Trismus (+) 2 cm Thoraks : simetris, retraksi (-) Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-) Pulmo : vesikuler/vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : flat, darm contour (-), darm steifung (-), opistotonus (+) Auskultasi : bising usus (+) Normal Perkusi : timpani, pekak hepar (+) Palpasi : Soepel (-), Defance muscular (+) Ekstremitas Akral hangat kering merah, Edema : ekstremitas atas -/-, ekstremtas bawah -/-
Status Neurologis
GCS 4-5-6 Meningeal sign : KK (+), B1 (-), B2 (-), K (-),
L (-) Nervus cranialis : N III : pupil isokor, 3/3mm, reflek cahaya (+) N VII : Lipatan nasolabial simetris
TDL TDL
TDL TDL
TDL TDL
TDL TDL
TDL
TDL
TDL
TDL
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
DL :
Hb 12,3 gr/dL Leuko 12.500/mm3 Ery 4,840,000/mm3 Hitung jenis: Limfosit 16,3% Monosit 5,0% Granulosit 78,7% HCt 35,6% Trombosit 313.000 MCV 76 gr/dl MCH 26,4 gr/dl MCHC 34,4 gr/dl
Diagnosis
Tetanus Generalisata Derajat II (sedang)
PLANNING
- Infus D5 : RL = 2 : 1 21 tpm
jam - Ranitidin 2 x 1 ampul - Diet cair - dirawat di ruang khusus dengan sedapat mungkin mengurangi stimulasi cahaya, taktil dan auditori
Prognosis
Dubia ad bonam
Edukasi
Menjelaskan pada pasien dan keluarga bahwa penyakit
yang di derita adalah tetanus Menjelaskan bahwa pasien akan mengalami kekakuan otot karena racun yang dihasilkan oleh bakteri Jika tidak di tangani secara tepat kekakuan bisa bertambah parah sampai kejang, dan kekakuan bisa mengenai otot pernafasan yang menyebabkan susah bernafas. Pasien diobati dengan menyuntikan obat anti tetanus, obat yang bisa membunuh bakteri Pasien harus dirawat di ruang yang sedikit cahaya dan harus meminimalkan rangsang suara, raba, dan emosi Jika penanganan tepat keadaan pasien bisa membaik